Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 33

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 33 : MEMPEROLEH TAHTA

Ayat 1 : Tahta Yang Tak Diinginkan

Yao ingin menyerahkan tahtanya kepada Xu You, tetapi Xu You yang tak mau menerimannya. Kemudian ia memutuskan untuk menyerahkan tahta kepada Zi Zhai Zhi Fu.

Zi Zhou Zhi Fui berkata : Memang bukan gagasan buruk mengangkatku menjadi putra langit, tetapi saat ini aku sangat cemas karena penyakit serius. Aku akan membereskannya dan tak mempunyai waktu untuk mengurusi kerajaan.

Bagi kebanyakan orang, kedudukan yang paling mulia adalah menjadi penguasa sebuah kerajaan / kepala suatu organisasi. Padahal ada orang yang menghargai dirinya lebih baik dari kedudukan itu, inilah yang membedakan seorang Tao dengan yang lainnya.

Ayat 2 : Tukang Daging Yang Menolak Hadiah

Ketika Raja Zhou dari Chu kehilangan negaranya, penjagal kambingnya Yue ikut bersamannya. Ketika ia berhasil merebut negarannya, ia memberikan hadiah kepada orang yang setia kepadannya termasuk Yue.

Seorang pejabat bertanya kepada Yue : Raja akan memberi penghargaan kepada mereka yang ikut menderita, termasuk kamu.

Yue berkata : Yang mulia kehilangan negara, saya kehilangan pekerjaan. Yang mulia memperoleh negara dan saya memperoleh kembali pekerjaan saya. Mengapa harus menyebut-nyebut hadiah ?

Pejabat itu berkata : Kamu mengikuti Raja dan menderita, tentu saja menawarkan hadiah tidaklah berlebihan.

Yue berkata : Bahwa Raja kehilangan negaranya bukan kesalahan saya. Bahkan ia memperoleh kembali kerajaannya bukan juga karena usaha saya. Saya tak patut mendapatkan hukuman maupun hadiah.

Cara orang menggambarkan watak orang lain dalam masyarakat, merupakan suatu bentuk rekayasa bersama. Bila orang dapat melihatnya demikian, ia akan jujur pada dirinya dan merasa senang. Mengapa harus mendengarkan penilaian orang lain, bila diri sendiri mempunyai penilaian sendiri. Benar dan salah akan ditanggung oleh diri sendiri.

Ayat 3 : Tidak Mencari Jabatan

Kong Hu Cu berkata kepada Yan Hui : Kau hidup dalam kesulitan dan makan sedikit, mengapa tak berkerja di pemerintahan ?

Yan Hui berkata : Guru, saya tak ingin menjadi pegawai. Saya memiliki 50 area tanah dikota, yang cukup untuk kebutuhan saya. Makanan sederhana cukup bagi saya sehari-hari. Saya punya tanah lain seluas 10 area di luar kota yang menghasilkan sutra dan serat rami, itu cukup memberikan pakaian dan sepatu kepada saya. Bila sedang santai, saya mainkan kecapai / berdiskusi dengan guru mengenai hal-hal yang ber hubungan dengan Tao. Saya merasa sangat puas dengan ini. Mengapa saya harus berkerja di pemerintahan ?

Orang tak perlu mengejar hal yang tak diperlukan dalam hidupnya, sebaliknya orang harus membayar harganya. Orang yang tahu cara menjaga kebahagiaan takkan membebani dirinya tanpa guna. Kadang-kadang orang mempunyai kebahagian sendiri-sendiri, tetapi apakah itu bahagia ?

Apakah ketika kamu mempunyai banyak uang, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu mempunyai kekayaan yang lebih, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu berhasil membuat orang takluk, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu membuat orang marah, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu membuat orang binggung, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu membuat orang lain kecewa, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu berhasil membalaskan sakit hatimu, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu membuat susah, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu dapat membuat orang lain menurutimu, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu dapat mengalahkan orang lain, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu berhasil mendapatkan kemuliaan, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu menjadi terhormat, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu membuat orang lain takluk, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu membuat orang lain salah jalan, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu membantu orang lain, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu menyenangkan orang lain, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu memarahi orang yang kamu sayangi, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu melakukan apa yang tak kamu sukai, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu mengunakan orang lain, kamu bahagia ?

Apakah ketika kamu menjadi paling ……………….., kamu bahagia ?

Kebahagian datang dari hatimu sendiri. Bila kamu tak bahagia tetapi berpura-pura bahagia, maka semua orang dapat kamu tipu tetapi dirimu sendiri tak akan bisa.

Ayat 4 : Penjilat

Ada seorang Song bernama Cao Shang yang dikirim dalam misi ke negeri Qin. Raja Qin menyukainya dan memberinya 100 buah kereta kuda. Cao Shang berkata kepada Zhuang Zi : Hidup di gang sempit dan miskin dan lemah, bukanlah nasibku, dihargai seorang raja dan memperoleh 100 kereta kuda itulah kepandaianku.

Zhuang Zi berkata : Ketika raja Qin sakit, tabib yang dipanggil untuk mengobati / memecahkan bisul diberi sebuah kereta kuda. Orang Yang menjilat korengnya menerima lima buah, makin rendah pelayanannya makin banyak hadiahnya. Apakah kau jilat korengnya ? Apa lagi yang kau lakukan sehingga menerima begitu banyak kereta kuda ?

Demi kedudukan dan keuntungan duniawi, orang sering kehilangan sifat aslinya dan melakuakn hal-hal yang merendahkan dirinya. Manusia sejati adalah orang yang bijak dan bermatabat ( bukan sombong / egois ) yang tahu kapan harus bertindak dan kapan harus diam, tak mengikuti kehendak orang lain, tak merayu orang lain, tak memaksa orang lain, dia akan tahu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Tak membela yang salah dan tak menutupi yang benar, meskipun orang itu musuhnya. Ia tahu dan takkan berbuat sia-sia, tak menasehati orang yang egois / fanatik / munafik / yang sengaja berbuat itu dan menghindari masalah serta mencari kehidupan yang tenang.

SELESAI

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 31 -32

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 31 : Xu Wu Gui

Ayat 1 ; Mempelajari Sifat-Sifat Anjing dan Kuda

Xu Wu Gui diperkenalkan oleh anggota keluarga istana Nu Shang kepada pangeran Wu dari Wei.

Pangeran Wu bertanya kepada Xu Wu Gui : Wajahmu sedih sekali, pasti karena hidup terpencilmu di hutan yang membuatmu mencari teman bicara.

Xu Wu Gui berkata : Sayalah yang tuanku perlukan, kesempatan apa yang dapat tuan berikan untuk saya kerjakan ?

Pangeran Wu berkata : Kau benar, memang benar bahwa aku merasa kecapean karena tanggung jawabku.

Xu Wu Gui berkata : Tuanku, saya bisa menilai watak dan penampilan anjing dan kuda.

Pangeran Wu berkata : Ya, saya ingin tahu.

Xu Wu Gui berkata : Ada tiga jenis anjing, jenis yang paling jelek adalah anjing yang hanya mampu mengisi perutnya saja. Jenis pertengahan ia setia dan waspada, kelihatannya berani dan kuat. Jenis yang paling baik adalah yang riang dan bebas, bahkan kita tak tahu apakah benar ia seekor anjing / bukan.

Pangeran Wu berkata : Ho ! Ho ! Ho ! Sangat pandai.

Xu Wu Gui berkata : Saya mengamati kuda lebih baik dari anjing. Ada dua jenis kuda, yang pertama adalah jenis kuda negara dan yang lain adalah kuda angkasa. Tubuh Kuda negara itu serasi dan ia maju / mundur menuruti perintah.

Pangeran Wu bertanya : Lalu kuda angkasa bagaimana ?

Xu Wu Gui berkata : Kuda angkasa mempunyai watak yang hebat. Apapun yang dilakukannya, ia melupakan dirinya. Kuda seperti itu selalu bergerak dan sibuk, tak menghiraukan debu dan tak perduli dimana ia berada.

Pangeran Wu berkata : Gambaran yang bagus sekali.

Anjing yang paling jelek adalah sama dengan orang yang suka menjilat, asal ia mendapatkan makanan ia akan mengikutimu, bila kamu sudah tak punya apa-apa dan tak menguntungkan lagi kamu akan ditinggalkannya.

Anjing jenis pertengahan adalah sama dengan orang yang bodoh tetapi setia , ia diberi makan dan akan membela tuannya tak perduli tuannya benar / salah .

Anjing jenis paling baik adalah sama dengan orang bijak ia akan riang dan bebas , ia akan mencari / memilih tuannya sendiri setia pada orang yang patut disetiai .

Kuda negara adalah sama dengan orang yang patuh dan ia akan menuruti perintah , serta memberi tanda bahaya kepada tuannya .

Kuda angkasa adalah orang yang melakukan sesuatu hal tanpa memikirkan dirinya dan apa yang ia peroleh .

Ayat 2 : Pembicaraan Yang Berarti dan Yang Sia-Sia

Setelah Xu Wu Gui meninggalkan pangeran Wu, Nu Shang bertanya kepadanya : Apa yang kamu bicarakan dengan benar ? Bagaimana beliau merasa begitu gembira ?

Xu Wu Gui berkata : Saya hanya mengatakan tentang seni watak dan penampilan anjing dan kuda.

Nu Shang berkata : Itu benar-benar aneh ! Sebelumnya saya biasa membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kesenian, dengan kegiatan yang menyenangkan dan kemeliteran dengan beliau. Tapi beliau tak pernah kelihatan sebahagia sekarang.

Xu Wu Gui berkata : Tak pernahkah kamu mendengar cerita tentang penjahat yang diusir dari negara Yue ? Baru saya beberapa hari ia keluar dari negara itu, ia gembira ketika berpapasan dengan teman-temannya. Setelah ada diluar negeri selama beberapa bulan, ia merasa gembira ketika bertemu dengan orang yang datang dari negerinnya. Setelah setahun ia gembira ketika bertemu dengan orang yang seperti penduduk Yue.

Xu Wu Gui berkata : Bagi para penjahat yang dibuang ketempat yang terpencil selama beberapa tahun mereka akan gembira walaupun hanya mendengar langkah kaki manusia. Apakah orang itu saudarannya / kerabatnya, tidaklah anda pikir mereka akan jatuh pingsan karena bahagiannya ? Tuanku tak mendengarkan kata-kata yang berarti untuk waktu yang lama, sebab sudah terlalu lama ia tak mempunyai teman orang Tao yang sejati.

Mendengarkan Tao sama menyenangkan dengan bersama orang yang terpercaya. Pembicaraan dunia tak berurusan dengan Tao, karena bila seseorang terlalu lama mendengarkan pembicaraan seperti itu ia akan kehilangan gairah. Terkadang orang yang terlalu banyak mendengarkan pembicaraan yang berarti, ia akan bosan dan sebaliknya bila ia terlalu banyak mendengarkan pembicaraan yang tak berarti ia pun akan bosan.

Jadi seriuslah berbicara bila orang yang diajak menuntut keseriusan dan tak serius bila orang yang diajak bicara tak serius. Jangan memaksakan dan mengunakan keahlian bicaramu untuk mengecoh / mencari sela agar ia diajak bicara, bila ini terjadi kamu akan melihat orang itu tak ada niat untuk bicara dan hanya mengimbangi pembicaraan saja.

Orang yang diajak berbicara sering mengalihkan pembicaraan / pergi dan kembali lagi itu tandanya ia tak mau diajak bicara / ia tak suka pada pembicaraanmu. Jangan berbicara berbelit-belit / penuh dengan sindirian kamu akan terbelit sendiri dan merasa disindir sendiri. Menyangkal apa yang dikatakan akan membuat orang tak percaya kepadamu.

Berbicara tetapi mengunakan arti yang tersembunyi kamu akan tak mencapai maksudmu. Berbicara dengan maksud yang saling berbenturan dari awal sampai akhir / berbolak-balik / Aliran filsafat kuda putih bukan kuda putih. Itu akan membuat dirimu dinilai buruk / kedokmu akan mudah terbuka. Tak membicarakan apa yang dihati akan membuatmu menyesal. Bicara penuh jebakan akan terjebak sendiri.

Berbicara dengan tinggi / sombong tetapi buktinya tak ada, kamu bisa di anggap sombong / egois / sok tahu.

Berbicara halus dan berliku-liku penuh intrik kamu bisa dianggap orang yang licik. Apa yang dikatakan harus dituruti kamu dianggap orang arogan.

Berbicara tak mau kalah dan terus memaksakan kehendak disebut minta maunya sendiri / minta menang sendiri. Berbicara tegas dan tak dapat dibantah itu bicara kenyataan. Bicara tak ada hubungannya dengannya dan menjelek-jelekkan orang lain itu sama dengan menfitnah.

Berbicara dengan orang lain tetapi menyerang orang yang disampingnya itu sama saja menyindir dengan kasar dan ia tak akan mempunyai teman. Bicara hal lain untuk mengalihkan pembicaraan, ia menghindari pembicaraan / tak mau diajak bicara soal itu.

Berbicara bagai dewa / nabi turun dari langit, biasanya orang tersebut sangat penjilat dan menyesatkan / penipu. Kadang halus dan kadang kasar dalam bicara orang itu suka memancing dan menekan orang lain.

Bicara sepertinya ia tahu arah pembicaraannya dan selalu mengunci / mematikan apa yang direncanakan, orang itu sudah tahu cara berpikir kita dan jangan coba-coba berpikir ia akan terjebak.

Ayat 3 : Kematian Kera Congkak

Ketika Raja Wu tiba dihutan untuk berburu kera. Ketika busur dilepaskan, kera-kera itu berlarian dengan panik. Tetapi ada kera yang berayun-ayun menunjukan ketangkasannya.

Raja Wu berkata kepada para prajuritnya : Aku harus menangkapnya, panahlah bersama-sama. Secara bersamaan para prajurit memanah kera tersebut, kera itu akhirnya mati terkena anak panah.

Raja Wu berkata : Kera ini mungkin saja sangat tangkas, tapi karena ia berani memamerkan ketangkasannya, ia mengalami akhir yang mengenaskan .

Janganlah congkak dan memamerkan kepandaian karena sering kali membahayakan, jadi sembunyikan watak aslimu yang mencolok. Orang sombong akan mudah dikalahkan, orang yang tinggi hati akan mudah direndahkan, orang yang suka menekan orang lain akan diremehkan. Orang yang suka menantang orang lain ia akan kalah telak dan tak mendapatkan apa-apa.

Ayat 4 : Tao Sebagai Faktor Senteral

Raja Xing, raja jaman dahulu memahami prinsip utama yang semua benda mengelilinginnya dan dengannya ia dapat mengikuti perkembangannya. Tak ada masa lalu, sekarang maupun masa depan, waktu adalah pikiran.

Menyatu dengan benda-benda tak ada yang terpisahkan mengikuti alam dan tak melakukannya dengan penuh tanpa konsep manusia. Bila seseorang menemukan watak sejatinya, akan ada kesatuan dengan benda. Ia tak melihat adanya awal dan akhir dan ia melalui waktu, tapi didalamnya tak ada perubahan. Ia dapat penuh maupun kosong.

Ada pepatah yang mengatakan : Bila hati bersatu dengan pikiran menjadi kemauan jika kemauan bersatu dengan tekat maka prilaku akan menyatu dengan hati dan pikiran.

Ayat 5 : Menangkap Ikan Paus

Putra Pangeran Ren dengan sebuah kail besar, tali yang kuat dan 50 ekor sapi jantan sebagai umpan berjongkok di gunung Hui Qi dan melemparkan kailnya kelaut timur.

Setelah satu tahun seekor ikan paus menelan kali itu dan ketika ikan itu berusaha melepaskan diri ombak pun menggelora, setinggi bukit. Pangeran mendapatkan ikan besar, memotongnya dan semua rakyat mendapat bagian.

Kejadian ini diceritakan oleh juru donggeng kepada yang lainnya dengan kekaguman, tetapi orang yang biasa memancing dengan tali pancing kecil untuk menangkap ikan kecil sama sekali tak mempercayainya.

Para pengejar ilmu takkan mengenal Tao, karena ia mengunakan pengetahuannya yang terbatas itu untuk memahami Tao yang tersembunyi dibalik pengetahuannya. Pembaca / pelajar yang baik mencari inti yang tersirat bukan menghafal tulisannya. Para guru dan pengajar yang baik memperbaiki apa yang ia ajari dan menerangkan isinya, meskipun tanpa diberi hadiah.

Bab 32 : BAHASA KIASAN

Ayat 1 : Kong Hu Cu mengubah pendapatnya

Kong Hu Cu pada umur 60 tahun telah mengubah pikirannya, apa yang dulu dianggap benar, tak lagi dianggapnya benar. Yang sekarang dianggapnya benar, tak dikatakannya bahkan ia pernah menganggapnya salah.

Hui Zi bertanya kepada Zhuang Zi : Apakah ia masih melaksanakan pengetahuannya dan melatih keinginannya ?

Zhuang Zi berkata : Tidak, ia telah meninggalkannya. Ia merasa bahwa mengatakan kepada orang lain, mana yang benar dan mana yang salah, hanya di terima dimulut dan tak dihati agar mereka menerima dihati, hanya keselarasan dengan Tao bisa mencapainya.

Pengetahuan hanya akan berkembang dalam pikiran bukan kebijakan, orang yang benar-benar bijaksana berada dibalik pengetahuan. Jadi orang yang masih menasehati berulang-ulang, orang yang tak bisa dinasehati adalah orang yang bodoh. Daripada menasehati orang yang fanatik / egois / munafik, lebih baik mengatur diri sendiri, orang hidup dengan tujuan masing-masing.

Daripada kita memaksakan tujuan kita kepada orang lain lebih baik mencari orang yang mempunyai tujuan yang sama dan cara berbikir yang sama. Daripada menghabiskan waktu untuk orang yang tak mempunyai tujuan yang sama lebih baik mencari orang yang mempunyai tujuan yang sama. Itulah kebajikan yang sebenarnya.

Ayat 2 : Kesedihan Yang Tak Perlu

Zeng Zi dua kali berkerja di kantor pemerintahan, tiap kali ia mempunyai pikiran yang berbeda. Zeng Zi berkata : Pertama kali aku berkerja hanya digaji 3 kantong beras, tapi aku gembira sebab orang tuaku bisa makan bersamaku. Sekarang pendapatanku 300 kantong beras, tapi aku sedih karena aku tak bisa menikmatinya bersama orang tuaku.

Murid Kong Hu Cu bertanya kepada Kong Hu Cu : Zeng Zi telah memperbaiki statusnya, seharusnya ia bebas dari kecemasan.

Kong Hu Cu berkata : Dalam Hal pendapatan, ia tak perlu mencemaskannya. Tapi ia mempunyai beban pikiran lain. Bisakah orang yang beanr-benar bebas merasa bahagia / sedih ? Karena beras sebanyak 3 / 300 kantung baginya yak lebih dari seekor bangau / nyamuk yang lewat dimukannya.

Zeng Zi mungkin tak memperdulikan pendapatnya, tapi sangat memperhatikan hubungan dengan orang tuanya. Karena itu merasa bahagia / sedih tak bebas. Terkadang manusia ada yang dipikirkan dan membuatnya sedih / bahagia. Orang miskin sedih tak punya uang, tapi ia bahagia karena dapat berkumpul dengan keluargannya. Orang kaya bahagia mempunyai banyak uang, tapi ia sedih karena ia tak dapat meluangkan waktu berkumpul dengan keluargannya.

Orang akan sedih kalau keluarganya ada yang meninggal / terkena musibah. Orang akan sedih bila orang yang disayanginya meninggalkan dirinya / tak membalas sayangnya. Orang tua akan sedih bila melihat anaknya membuat susah dan mempermalukan keluarganya. Orang kaya sedih bila keinginanya tak dipenuhi. Anak manja / sedih bila kemaunya tak dituruti. Tetapi bila ada orang yang punya cukup uang dan dimanja keluarganya serta orang yang disayanginya / dicintainya menyayanginya dean mencintainya, tetapi ia sedih karena kemauannya yang aneh tak dituruti. Apakah orang seperti itu patut dikasihani / dianggap sudah tidak waras ?

Ayat 3 : Tingkatan Tao

Yan Cheng Zi You berkata kepada Dong Guo Zi Qi :

Saya belajar tentang Tao dari tuan, pada tahun pertama saya menjadi seperti kuda liar.

Tahun kedua saya menjadi patuh.

Tahun ketiga saya bebas dari kecemasan.

Tahun keempat tak ada perbedaan antara saya dengan benda-benda.

Tahun kelima yang banyak menjadi satu.

Tahun keenam saya mendapat semangat.

Tahun ketujuh saya mengikuti kehendak alam.

Tahun ke delapan saya melupakan hidup dan mati.

Tahun kesembilan saya memperoleh kebahagian.

Orang tak boleh berpikir memperoleh kemajuan dalam Tao dengan sengaja, ikuti saja cara alam maka orang tak akan memikirkannya dirinya lagi. Bila seseorang terlalu berharap akan memperoleh hasil pada tahun pertama sampai kesepuluh pun, ia hanya akan menjadi kuda liar.

Bila seseorang terlalu merencanakan sesuatu dan harus sesuai rencananya, ia tak akan memperoleh apa-apa, cepat / lambat suatu rencana tergantung langkah dan hubungan tersebut. Bila pembukaan / awal saja tak terjadi / setatusnya saja tak jelas mengapa harus memaksakan dan mempercepat rencana, maka itu akan menghancurkan / membatalkan rencana yang telah disusun secara otomatis. Jadi awali dahulu langkah awal baru mengadakan kesepakatan, bila tidak 100 tahun lagi kamu tetap berada diawal yang tanpa tahu kapan berakhirnya. Ini benar-benar sangat membosankan !

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 33

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab-30

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 30 : KEBIJAKAN BERKELANA KE UTARA

Ayat 1 : Dapatkah Tao dimiliki ?

Kaisar Shun bertanya kepada Cheng : Dapatkah seseorang berhasil memperoleh Tao ?

Cheng berkata : Tubuh tuan sendiri bukanlah milik tuan, bagaimana mungkin tuan memiliki Tao ?

kaisar Shun bertanya : Bila tubuhku bukan milikku, lalu milik siapa ?

Cheng berkata : Tubuh tuan, hidup tuan, putra dan cucu tuan adalah hasil keserasian kekuatan alam. Bagaimana bisa dianggap milik tuan ?

Mengangap tubuh sebagai milik seseorang merupakan khayalan. Berusaha mencari dan memiliki Tao juga sebuah khayalan. Menganggap orang lain adalah miliknya adalah egois, manusia yang merasa istri / suaminya adalah punyanya yang dapat diapakan / diperlakuakn sesukannya adalah orang yang sangat egois. Manusia diberi pikiran, hati dan tubuh.

Daripada memiliki pikiran dan tubuhnya saja lebih baik memiliki hatinya. Kalau kita sudah tua dan tak bisa apa-apa kita akan ditinggalkannya. Bila ia terpengaruh orang lain dan tak menyukai kita lagi dan kita jatuh dalam kemiskinan kita akan ditinggalkannya juga. Tetapi bila hatinya kita miliki kita akan bisa hidup tenang dan bahagia, tanpa kita marahi / nasehati. Ia akan berbuat sebaik-baiknya, kita tak perlu mengatakan apa-apa / melarangnya, ia tahu mana yang kita sukai dan tidak sukai.

Ayat 2 : Tao Dalam Kotoran.

Dong Guo Zi berkata kepada Zhuang Zi : Apa yang kau sebut tao, dimana ia dapat di temui.

Zhuang Zi berkata : Tak ada dimanapun dan tak dapat di temui.

Dong Guo Zi berkata : Berilah contoh tentang dimana ia bisa di temukan.

Zhuang Zi berkata : Baik, ia ada di dalam semut ini.

Dong Guo Zi berkata : Apa ? Begitu rendahnya ?

Zhuang Zi berkata : Ia juga ada dalam rumput.

Dong Guo Zi berkata : Itu malah lebih rendah.

Zhuang Zi berkata : Ia juga berada dalam keramik ini.

Dong Guo Zi berkata : Masih tetap rendah.

Zhuang Zi berkata : Ia juga ada dalam kotoran dan air kencing.

Dong Guo Zi berkata : Tak ada lagi yang akan dikatakan ?

Zhuang Zi berkata : Pertanyaanmu meleset dari kenyatan Tao. Dari sudut pandang Tao, tak ada yang mulia / rendah diantara benda, semut, rumput, keramik dan kotoran semuannya sama dimata Tao. Tao tak berwujud dan ada dimana-mana.

Bila Tao menghasilkan benda di antara beenda-benda itu akan terdapat kelebihan dan kekurangan. Awal dan akhir, berkumpul / berpisah. Tao sendiri bagaimanapun tak memiliki sifat-sifat ini.

Ayat 3 : Tao Diluar Pengetahuan

Yang transparan menayakan tak terbatas tentang Tao dan berkata : Tahukah kau tentang Tao ?

Si tak terbatas berkata : Tak tahu.

Kemudian ia bertanya kepada si tak berbuat dan berkata : Tahukah kamu tentang Tao.

Si tak berbuat berkata : Tak tahu.

Yang transparan bertanya : Dengan cara apakah kau memberi tanda tentang adanya Tao ?

Si tak berbuat berkata : Ada beberapa tanda, Tao dapat memuliakan, dapat merendahkan, dapat mengikat dan dapat meresap.

Si transparan tak mengerti, ia bertanya kepada tanpa awal dan berkata : Tak terbatas tak mengetahui Tao, sedangkan tak berbuat tahu. Siapakah yang benar / yang salah ?

Tanpa awal berkata : Tak mengetahui adalah dalam mengetahui adalah dangkal.

Si transparan berkata : Ah. Tao itu tak dapat didengar oleh telingga, tak terlihat oleh mata dan tak dapat dijelaskan dengan kata-kata Tao terdapat dibalik semua ilmu.

Dalam Tao tak ada yang perlu dipertanyakan dan dalam pertanyaan tak ada yang harus di jawab.

Bertanya tentang hal yang tak mungkin dijawab adalah sia-sia, memberi jawaban pada yang tak bisa dijawab akan mengurangi inti. Sama halnya dengan bertanya pada orang yang tak mau ditanyai, itu sama saja sia-sia.

Bertanya kepada orang lain, tapi sudah tahu apa jawabannya itu juga sia-sia.

Bertanya kepada orang lain, tetapi orang itu menjawab dengan maksud yang tersembunyi itu adalah membingungkan.

Bertanya kepada orang lain, tetapi jawabannya tak serius dan suka bermain-main itu tak bisa dipercaya.

Bertanya kepada orang lain, tetapi ia tak menjawab itu juga tak akan menemukan jawabannya.

Bertanya kepada orang lain, tetapi jawabannya tak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh matanya ini adalah jebakan.

Pertanyaan Yang bukan urusannya dan tak ada kaitannya olehnya, itu pertanyaan menyelidik.

Pertanyaan Yang penuh jebakan / mengharapkan orang lain yang ditanyai berpikir lain, itu pertanyaan yang membuat orang tersesat / bermimpi.

Pertanyaan yang tak seharusnya ditanyakan dan bukan waktunya, itu pertanyaan yang penuh jebakan.

Pertanyaan yang berputar-putar dan tak mungkin di jawab, itu pertanyaan untuk mencari kesalahan / kelemahan orang lain.

Pertanyaan yang ditanyakan berulang-ulang dengan 1000 metode yang berlainan, itu sama ia ingin memaksakan kehendak.

Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan itu, sama saja ia ingin mengalihkan pembicaraan.

Pertanyaan yang ditanyakan orang lain padahal ia yang ingin bertanya, itu pertanyaan yang tak perlu dijawab.

Jawaban yang tak sesuai pertanyaan ini adalah cara menjebak.

Jawaban yang mempunyai banyak arti itu membingungkan.

Jawaban yang berbelit-belit dan tak berkata sebenarnya itu sama dengan ia lagi menyembunyikan sesuatu.

Jawaban yang tak sesuai kenyataan dan bukti, itu sama saja ia tak mau dimengerti.

Jawaban yang mengalihkan pertanyaan, itu sama saja ia tak mau kalah / tak mau menjawab / tak mau diperhatikan.

Jawaban yang tak terjawab / dia hanya diam saja, itu sama saja ia tak mau ditanyai.

Jawaban yang sesuai pertanyaan yang ditanyakan meskipun ia tahu pertanyaan itu mempunyai maksud yang lain, itu jawaban yang mengunci dan menghilangkan maksud yang tersembunyi.

Jawaban yang sesuai pertanyaan dengan bukti dan kenyataan, itu jawaban yang tak dapat di sangkal.

Jadi salah siapa bila orang yang ditanya dan yang bertanya dapat menilai sifat seseorang ? Maka dari itu hati-hatilah pada orang yang mengenalimu dari waktu yang sangat lama. Kamu tak akan dapat menyangkal dan ia mempunyai bukti. Maka dari itu janganlah suka mengadu / berdebat. Bila kamu bertemu orang yang mengenal, mengendalikan, mengoreksi dan memperbaruhi dirinya sendiri terus-menerus ia akan sulit ditandingi.

Ia bagaikan Bulan yang memantulkan sinar matahari. Ia dapat mengambil dan mempelajari ilmu / pengalaman seseorang tanpa diketahui orang tersebut mempelajari kelemahan dan kekuatan, kegunaan dan ketidak gunaan, tetapi semua itu tak dapat mempengaruhi jati dirinya sendiri seperti magnet bumi yang menarik semua benda diatas bumi, tanpa mempengaruhi bentuk asli maknet tersebut. Jadi bila ia diserang dan ditekan orang, orang yang menekan itu seperti melawan dirinya sendiri. Itulah hasil dari mengenal, mengendalikan, mengkoreksi dan memperbaruhi diri sendiri terus-menerus. Bukan untuk kejahatan karena ini akan membuat apa yang telah dipelajarinya akan melawan dirinya sendiri.

Ayat 4 : Membuat Pedang Dengan Mudah

Pembuat pedang untuk menteri perang telah mencapai usia 80 tahun, tapi kemampuannya tak berkurang. Menteri perang bertanya kepada pembuat pedang : Apakah ini keahlian ? Ataukah ini Tao ?

Pembuat pedang berkata : Ini adalah Tao.

Pembuat pedang bercerita : Ketika saya berusia 20 tahun, saya sangat suka menempa pedang. Saya tak melihat yang lain, saya tak memperhatikan apa-apa kecuali pedang. Sampai-sampai saya mampu berkerja tanpa memikirkan apa yang sedang saya kerjakan. Bila diberi waktu orang memiliki kemampuan dalam setiap seni, apalagi orang yang selalu mengerjakannya ?

Bila seseorang dapat melihat kebenaran tentang sifat aslinya dan dapat melakukan hal yang di sukainya dengan sepenuh hatinya, maka orang itu akan memperoleh kemuliaan tertinggi. Jadi bila kita melupakan teori / rencana yang di tetapkan kita dapat mendapatkan hasil yang sesuai rencana. Tanpa memikirkan apa-apa dan menjalankan / melakukan secara teratur, maka apa yang kita lakukan pasti berhasil.

Ada pepatah yang mengatakan : Buku dan guru mengajarkan teori awal. Keahlian dihasilkan dari latihan dan pengalaman. Jadi tanpa guru / buku kita tak mengetahui cara awal dan terlalu memengang teguh buku / ajaran gurunya kita tak mendapat keahlian.

Jadi bila kita melakukan sesuatu jangan belum-belum berpikir akan gagal / akan berhasil / ragu-ragu, jalani dahulu dan baru mengeroksi.

Ayat 5 : Batas Pengetahuan

Zhuang Zi berkata :

Orang yang ingin belajar harus mempelajari hal yang tak dapat dipelajarinya.

Seorang Pelaku yang sebenarnya, melakukan apa yang tak dapat dilakukannya.

Pendebat yang sebenarnya memperdebatkan hal yang terjadi di belakangnya.

Peneliti yang sebenarnya menyelidiki hal yang tak diketahuinya.

Bila ia tak berbuat seperti itu, maka sifat aslinya akan hilang.

Kegunaan alam adalah untuk tak menghentikan perubahan. Bila seorang selalu melakukan hal-hal yang telah diketahui dan dialaminya dia tak ubahnya dengan orang mati dan tak ingin belajar. Jadi orang yang merasa dirinya paling …… adalah orang yang paling bodoh. Bila orang yang hanya melakukan hal yang sama setiap saat dan tak ingin melakukan / mencoba cara / hal yang lain itu sama saja ia sudah mati / tak berkembang.

Tak mau mengorbankan egonya demi kebahagiannya sendiri / memaksakan kehendak dengan teorinya yang tak masuk akal. Itu saja ia menuju jalan kematian / jalan buntu. Melakukan hal yang sama dan menolak perubahan yang akan terjadi dan serta tak melakukan apa yang harus dilakukan, itu sama saja menuju kehancuran.

Merasa dirinya benardan harus dituruti apa kemaunanya, padahal dirinya tahu kalau tak akan berhasil, ia akan hidup dalam mimpi dan akan menyesal. Keras kepala dan tak mau melakukan / mencoba padahal ia ingin mencoba dan melakukan, tetapi demi egonya ia tak jadi mencobannya, ia akan menyesal seumur hidup. Terus-menerus melakukan hal yang berbeda tetapi seperti urutan peristiwa yang diulang-ulang dengan harapan bisa mengulangi peristiwa / mempermainkan orang lain / memaksakan kehendaknya, itu adalah perbuatan sia-sia.

Ayat 6 : Kebajikan Sejati

Bila seorang menginjak kaki orang lain, ia akan minta maaf.

Bila Seorang yang menginjak kaki kakaknya, ia akan berusaha menyenangkan.

Bila seorang yang menginjak kaki orang tuanya, ia tak perlu minta maaf kepadanya.

Ini bukan disengaja dan bukan mencari perhatian. Tetapi bila dilakukan dengan sengaja kamu akan dimarahi, diperingati dan diberi pelajaran.

Bila ada kesatuan sejati, tak ada perbedaan antara diri sendiri dengan yang lain, bukan berbuat semaunnya sehingga tak mempunyai tata-krama dan bergaul seenaknya.

Bila ada kebajikan sejati, tak ada jarak antara orang tua dan keturunannya, bukan terus tak ada aturan tetapi tak maunya sendiri / bersikap dewasa dan dapat membedakan dimana ia berada.

Bila ada kepercayaan sejati, tak perlu barang berharga sebagai jaminan, bukan menyalah gunakan kepercayaan dan menuduh yang bukan-bukan serta menekan orang lain.

Bila ada kebajikan sejati, tak perlu berisasat dan menyusun jebakan, bukan kebajikan yang ditonjol-tonjolkan tetapi ketulusan dan tak saling menekan.

Saling menyayangi dan mencintai tak perlu adanya strategi / tipuan, cukup dengan ketulusan dan saling menerima / saling mewngerti kekurangan dan kelebihan masing-masing itu sudah cukup. Hidup hanyalah satu kali dan mencari pasangan yang sesuai untuk sisa hidup ini kenapa kita harus menyusun rencana dan setrategi. Kalau ini hanya untuk main-main, bagaimana kamu bisa mengerti tentang kebahagian berumah-tangga ?

Bila kamu suka bermain-main dan membuat orang tuamu / saudaramu marah / sedih atas tingkah lakumu, maka kamu jangan harap ada orang yang baik dan tulus menjadi pasanganmu. Kenapa begitu ? Karena dengan sikapmu, maka orang akan menilaimu buruk dan orang lain meremehkanmu. Ada yang berpikir yang membesarkanmu saja kamu lawan, apalagi yang tak membesarkanmu. Dan ada yang berpikir, orang seperti ini bila ia jatuh cinta akan mudah ditipu dan dimanfaatkan. Bila ia dituruti / dibuat merasa dirinya hebat, maka ia akan memberikan semua yang diminta, ia seperti mesin uang saja ?

Maka bila kamu melakukan itu orang yang baik dan tulus akan mundur dan pergi, orang yang jahat dan licik akan memanfaatkan dan mendekat. Pilih sendiri yang kamu mau ?

Ada pepatah yang mengatakan : Jika dimuka umum / di depan orang lain jadilah orang yang penurut dan sabar kepada orang tuamu. Agar kamu dapat menjaga nama keluargamu dan dirimu sendiri. Kalau hanya ada keluargamu sendiri kamu akan marah / berbeda pendapat itu sudah biasa. Jadi jangan berbuat memalukan didepan umum dalam kondisi apapun, meskipun kamu dimarahi orang tuamu diam saja dan tak membela orang yang tak ada kaitannya. Itulah mencegah ke kurang ajaran orang lain / orang jahat masuk.

Bila kamu melakukan hal yang terbalik diatas maka suami / istrimu akan meremehkan orang tuamu dan dirimu sendiri.

Bila kamu disia-siakan oleh suami / istrimu kemana kamu akan pergi dan siapa yang akan membelamu bila kamu terus-menerus menyalahkan / memarahi / melawan / putus hubungan dengan orang tuamu dan saudaramu ? Siapakah yang salah dalam hal ini ?

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 31

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab-29

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.
Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.
Bab 29 : TIAN ZI FANG
Ayat 1 : Hanya Satu Orang Yang Terpelajar di Lu
Zhuang Zi bertemu dengan pangeran Ai dari Lu. Pangeran Ai berkata kepada Zhuang Zi : Orang-orang dinegara ku adalah ilmuan terpelajar. Sangat sedikit orang Tao seperti tuan.
Zhuang Zi berkata : Di Lu sangat sedikit orang terpelajar.
Pangeran Ai berkata : Tapi di Lu banyak orang berpakaian ilmuwan.
Zhuang zi berkata :
Saya pernah mendengar bahwa orang yang memakai topi bundar adalah orang yang mengetahui sifat-sifat langit. Orang yang memakai sepatu persegi mengetahui ilmu bumi dan orang yang suka berjalan-jalan dengan memakai perhiasan dapat memadamkan perselisihan.
Tapi orang yang sempurna kepandaiannya, tak akan memakai pakaian seperti itu dan orang yang berpakaian seperti itu bukan orang yang berilmu. Mengapa tak dikeluarkan saja peraturan. orang yang tak terpelajar tapi memakai pakaian orang terpelajar akan dihukum untuk mengetahui berapa jumlah orang yang terpelajar.
Pangeran Ai setuju dan mengeluarkan peraturan tersebut. Setelah 5 hari hanya seorang yang memakai jubah terpelajar, ia berdiri di muka pintu gerbang rumah pangeran. Pangeran Ai menanyai tentang peristiwa di negeri itu ia pun terbukti benar-benar terpelajar.
Zhuang Zi berkata : Bila ternyata hanya ada satu orang yang terpelajar di seluruh Lu dapatkah itu dianggap banyak ?
Hal yang terpenting dalam kehidupan ini adalah menjadi manusia murni. Sayangnya banyak orang yang mengejar bentuk luarnya. Orang kebanyakan berpura-pura dan berpenampilan serta bergaya bicara bak pelajar padahal ia hanya ingin mencari kesempatan. Hati-hatilah dengan orang yang seperti itu dan jangan menjadi orang yang seperti itu, karena kalau kamu menjadi orang lain hanya untuk mencari keuntungan saja maka kamu akan ketahuan juga.
Ayat 2 : Kerendahan Hati Bai Li Xi
Pemikiran tentang hina dan rendah tak pernah masuk dipikiran Bai Li Xi, karena itu ketika ia menjadi penjaga ternak, semua ternaknya sehat sekali.
Pangeran Mu dari Qin datang dan setelah mengetahui bahwa Bai tak memperdulikan kedudukannya yang sangat rendah itu. Ia diangkat menjadi menteri dengan tugas sebagai bendahara negara menteri utama. Bai tak pernah memikirkan kemuliaan dan keagungan dan menunjukan dirinya sebagai pengelola yang mampu.
Meskipun orang berkedudukan tinggi dalam pekerjaannya, bila ia tak memikirkan diri sendiri. Bila orang tak mengagungkan status / mencari keuntungan / kemuliaan, bisakah ia gagal menjadi pengelola yang baik ?
Ayat 3 : Pembuat Peta Yang Benar
Penguasa Yuan dari song ingin membuat peta, lalu ia memangil semua juru gambar. Setelah menerima petunjuk mereka memberi hormat, lalu berdiri siap dengan kuas mereka.
Tetapi ada seoarang yang datang terlambat dengan acuh tak acuh dan santai, ia maju ke muka. Setelah menerima petunjuk dan memberi hormat, ia langsung pergi menuju ke bangsal kerjanya.
Di kamar si juru gambar membuka pakaian dan dengan telanjang dada ia duduk di lantai. Betapa kurang ajarnya ! Pikir seorang pengawas. Sang pengawas melaporkan hal itu kepada penguasa Yuan dari Song . Penguasa Song berkata : Hebat sekali ! Dialah juru gambar yang aku cari.
Bila orang tak memikirkan keagungan dan kepentingan sendiri, ia dapat dianggap sebagai manusia yang sempurna. Bila si juru gambar merasa dirinya benar, ia akan menghasilkan pekerjaan yang benar-benar hidup. Jadi jangan menilai orang dari penampilannya, ujilah dan hargailah kemampuannya.
Ayat 4 : Pemanah Yang Bijaksana
Lie Zi sedang mempertunjukan kemahirannya memanah kepada Bo Hun Wu Ren. Dengan sebuah mangkuk berisi air yang diletakannya pada sikunya, ia melepaskan panahnya. Ia berhasil menembakkan beberapa anak panah berturut-turut dengan kecepatan yang luar biasa. Ketika anak panahnya lepas, anak panah yang lain telah terpasang pada busurnya dan setelah yang satu dilepas yang lain telah siap di busurnya. Sementara itu ia berdiri seperti patung dan tak menumpahkan setetes airpun dari mangkuk.
Bo Hun Wu ren berkata : Itulah tembakan seorang pemanah, tapi bukan dari orang yang memanah tanpa memikirkan tembakannya. Ayo ikut aku.
Lie Zi diajak kepuncak gunung dengan tanah yang bisa bergoyang. Bo Hun Wu Ren berkata : Dapatkah kau menembak dengan tenang disini ? Tetapi Lei Zi tak mampu melakukan apa-apa.
Bo Hun Wu Ren berkata : Manusia Tao dapat meloncat kelangit biru / menyelam kedalam air yang kuning / meluncur ke ujung jagat raya tanpa perubahan. Semangat / nafas tuan hanya ada diatas gunung dan sangat menggigit. pikiran tuan jauh dari Tao.
Memanah dengan sengaja memang teknik yang bagus, tapi memanah dengan tak memikirkan panahan adalah kepandaian Tao. Bila seseorang mencapai tingkat tak memikirkan dirinya dan anak panahnya, ia hanya bersatu dengan Tao. Itulah puncak seni memanah.
Ayat 5 : Tak Terpengaruh Oleh Keberhasilan / Kegagalan
Jian Wu bertanya kepada Sun Shu Ao : Tuan talah tiga kali menjadi menteri dan tak terlihat gembira, tuan telah tiga kali dipecat dari kedudukan itu dan tak memperlihatkan kesedihan, mengapa tuan tak terpengaruh ?
Sun Shu Ao berkata : Ketika kedudukan itu saya peroleh, saya berpikir itu harus saya tolak. Ketika diberhentikan saya tak dapat menahannya. Memperoleh / melepaskannya tak sekehendak hati saya, jadi saya tak merasakan kesedihan apa-apa.
Lenih-lebih saya tak tahu apakah kehormatan itu ditujukan kepada kedudukan saya / kepada saya. Bila itu untuk kedudukan saya, hal itu tak berarti apa-apa bagi saya dan bila kehormatan itu bagi saya tak ada hubungannya dengan jabatan saya. Daripada merenungkan ketidak-pastian ini dan melihat ke semua arah, mengapa saya memusingkan diri dengan kecemasan biasa karena kemuliaan / penghinaan ?
Orang bijak tak bergerak oleh kata-kata, tak terpengaruh oleh godaan, tak takut dirampas dan bahkan hidup dan matipun tak menyusahkannya. Alangkah kecilnya nilai kehormatan dan noda di dunia ini, ia tak memperdulikan penilaian orang lain dan ia mempunyai penilaian sendiri yang sesuai aturan.
Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 30

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab-28

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.
Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.
Bab 28 : Hidup penuh pengertian
Ayat 1 : Alam Kebijaksanan
Manusia yang tenaga kebaikannya kuat mempunyai kekuatan gaib. Bila pegunungan terbakar, ia tak merasa panas. Bila sungai membeku, ia tak kedinginan. Badai yang menggoncang pegunungan dan topan yang melanda lautan tak membuatnya panik.
Ia memanfaatkan tenaga udara mengelilingi matahari dan bulan dan bertualang ke seluruh dunia dan luarnya. Ia menyatu dengan proses alam, karena itu hidup dan mati tak mempengaruhinya. Keuntungan dan kerugian yang terjadi tak dipikirkannya.
Tak ada kebenaran dan kesalahan yang pasti di dunia ini, karena itu kebijakan hanya terdapat dibalik kepentingan keduniawian, seperti halnya dengan hidup dan mati.
Jadi manusia yang mempunyai tenaga kebaikan akan mempunyai pertahanan diri yang sangat mirip dengan kekuatan gaib. Bukan berbuat baik terus-menerus meskipun dibalas kejahatan dan bukan berbuat seperti orang yang merasa paling baik. Tetapi harus berpikir dahulu dan melihat apa yang terjadi, bertindak sesuai keadaan. Meskipun orang berkata kita telah berbuat jahat, tetapi kalau itu baik untuknya lakukan saja.
Kebenaran akan muncul dengan sendirinya tanpa bisa ditutupi. Bila ia dapat menyatu dengan alam, maka ia akan seperti transparan dalam keadaan apapun dan ia akan berusaha tenang dan menenangkan dirinya meskipun dalam keadaan kacau. Ia akan tetap tenang dan tak mencari perhatian orang lain bila dalam keadaan yang acuh tak acuh / tanpa ada yang memperhatikan dirinya. Bila ia diancam dan di tekan, maka ia akan berusaha tetap tenang.
Ia dapat sehangat api unggun dimalam yang dingin dan sedingin salju di gunung himalaya. Dengan kekuatan pengendalian dirinya, ia tak pernah menyesali apa yang ia perbuat dan putuskan serta selalu bersiap-siap menanggung akibatnya.
Ayat 2 : Penangkap Jangkerik
Dalam perjalanan ke negeri Chu, Kong Hu Cu melewati sebuah hutan dan melihat seorang orang tua sedang menangkap jangkerik dengan ujung bambu semudah menungutinya dengan tangannya. Kemudian Kong Hu Cu turun dan bertanya kepada orang Tua itu : Apakah anda melakukannya dengan suatu metode menurut Tao.
Kakek itu berkata : Saya menangkap jangkerik menurut ajaran Tao.
Lalu kakek itu bercerita : Selama lima / enam bulan, saya berlatih dengan dua peluru sampai keduanya tak jatuh dan saya hanya gagal menangkap beberapa ekor saja. Setelah berhasil menggunakan cara itu dengan tiga peluru, saya hanya kehilangan satu dari 10 jangkerik. Setelah berhasil dengan 5 peluru, saya menangkap jangkerik seperti memungutinya saja.
Ketika sedang menangkap jangkerik, tubuh saya tegak dan tak bergerak seperti batang pohon dan ketika mengikat tongkat bambu ini, lengan saya diam seperti cabang pohon. Pada saat itu saya tak memperhatikan keadaan maupun benda-benda di sekitar saya, kecuali sayap jangkerik itu. Tak ada yang dapat mengalihkan perhatian penuh saya pada jangkerik itu, jadi bagaimana saya bisa gagal dalam tugas ini ?
Kong Hu Cu berkata kepada muridnya : Para murid, camkan hal ini dalam benakmu. Bila perhatian tak tergoyangkan segala tujuan akan tercapai.
Bagi pengikut Tao tak ada diri sendiri maupun yang lain, pikiran yang tak mendua ini bertemu dan menyatu dalam suatu perwujudan. Perwujudan ini memasuki pikiran, tapi pikiran tak terpengaruh olehnya, inilah tingkat kesatuan besar.
Ada pepatah yang mengatakan : Bila kita bisa berdiri seperti batu karang pada waktu yang sangat lama dan dapat mengikat kera nakal didalam pikiran kita, maka kita dapat melihat satu objek tanpa melihat yang ada di sekitarnya. Kita akan bisa berbuat sesuka hati dan melakukan sesuai dengan pikiran kita, tanpa ada yang mempengaruhi serta beriaksi sesuai keadaan tanpa harus berpikir dahulu.
Orang seperti ini akan sulit dikalah kan karena ia tahu apa itu serangan asli / tipuan. Ia bisa sehangat api unggun di malam yang dingin dan sedingin salju digunung himalaya.
Ayat 3 ; Orang Kapal Yang Bersemangat
Yan Yuan berkata kepada Kong Hu Cu : Ketika saya menaiki perahu, tukang perahunya membawa seolah-olah ia menyatu dengan perahunya dan saya bertanya kepada tukang perahu itu : Dapatkah orang mempelajari cara mengemudikan perahu seperti anda ?
Tukang perahu itu berkata : Ya, perenang yang baik bisa mempelajari lebih cepat, tapi seorang penyelam tanpa melihat perahunya pun ia akan dapat mengemudikannya dengan tangkas.
Yan Yuan berkata : Saya bertanya lebih jauh tapi ia tak menjawab. Dapatkah Guru menjelaskan apa maksudnya ?
Kong Hu Cu berkata :
Perenang yang baik dapat memperoleh kemampuannya dengan cepat, karena ia tak takut air. Penyelam yang tak melihat perahu, mampu menangani dengan tangkas karena mereka melihat air yang mengelora seolah-olah tanah yang datar dan perputaran perahu seperti gerobak yang meluncur mundur.
Perputaran perahu tak mempengaruhi semangatnya, karena itu ia mampu menanganinya dengan berani dan tenang. Bila hadiah diberikan berupa barang tembikar, pemanah akan berusaha dengan segala kemampuannya. Bila hadiah diberikan berupa gasper kuningan ia akan memanah dengan ragu-ragu. Bila hadiahnya emas, ia menjadi gugup dan lupa cara memanah yang baik.
Kemampuan pemanah dalam ketiga kejadian itu sama, tapi pada dua kejadian terakhir ia terpengaruh oleh keuntungan dan melihat hadiah yang disediakan sebagai hal yang sangat penting. Mereka yang menganggap penting penampilan luarnya, akan memperlihatkan kebodohannya.
Perenang melupakan air dan menyatu dengan air. Bila pikiran seseorang dipengaruhi hal-hal lain, maka ia akan terbelenggu dan tak akan dapat berpikir dengan tenang. Karena itu dikatakan bahwa orang yang tiap hari memikirkan hal yang baik adalah orang Tao dan bukan seperti orang bodoh yang dijahati dan dipermainkan orang lain, tak berusaha menghindari dan menjauhi. Tetap tenang dan bisa memikirkan hal-hal yang positif serta menjauhi pengaruh yang menyebabkannya berpikir negatif.
Ayat 4 : Persembahan Korban
Perwira jaga pada sebuah upacara korban berkata kepada hewan korbannya : Mengapa kau harus takut mati ? Aku akan memberimu makan biji-bijian yang baik selama 3 bulan. Kemudian selama !0 Hari aku akan menjagamu dan puasa selama 3 hari.
Akhirnya aku akan meletakkan tubuhmu di meja korban di ruang sembayang. Apakah itu tak cukup mulia ? Setelah beberapa saat perwira itu mencoba memikirkannya dirinya pada posisi hewan korban itu dan pikirannya pun berubah. Ia berkata : Aku percaya bahwa kamu akan lebih suka diberi makan dedak dan kulit padi asalkan dapat tinggal tenang dikandang.
Bila sesorang manusia dapat memikirkan kesejahteraan hewan korban, mungkinkah orang itu bersedia mengorbankan dirinya demi keuntungan diatas altar keduniawian ? Mungkin sekarang banyak orang yang seperti hewan korban itu. Ia hanya mencari keuntungan / nama besar dan keyenaran saja dalam hidupnya. Banyak orang yang berubah, mereka suka mengincar dan menjilat orang kaya hanya ingin mencari jalan cepat dalam mencari keuntungan / kekayaan, ia akan seperti serigala berbulu domba, pura-pura baik dan penurut tetapi ia dengan pintarnya mengambil dan kekayaan orang tersebut.
Ayat 5 : Perenang di Air Terjun
Kong Hu Cu sedang mengagumi sebuah air terjun besar yang suarannya mengemuruh. Ada seorang jatuh dari air terjun tersebut. Ketika Kong Hu Cu melihat itu ia berkata : Oh ! Ada orang terjun, cepat tolong dia.
Seorang pengawal berkata : Ya. Dan ia membuka bajunya mau menolong orang tersebut, tetapi begitu ia berada didekat sungai pengawal itu berkata : Ia sedang berenang, bukan bunuh diri.
Kong Hu Cu mendekati orang itu, ketika orang itu berada diatas tepi sungai dan ia bertanya : Kau berenang tanpa takut pada air deras, pandangamu tentang hidup itu sungguh luar biasa !
Si perenang itu berkata : Saya tak mempunyai pandangan hidup. Saya hanya mengikuti arus air dan tak melawannya. Hanya itu saja .
Jadi bagi orang Tao terkadang ia tak mempunyai pandangan hidup. Ia hanya mengikuti arus dan tak melawan arus, ia hanya mengikuti dan tak berpikir hal yang aneh-aneh. Tak punya pandangan dan tak punya teori . Tak punya rencana dan hidup apa adanya.
Ayat 6 : Pembuat Kaki Lonceng
Xin Qing mengukir kaki lonceng yang indah sekali bangsawan dari Lu bertanya kepadannya : Jenis keterampilan apakah ini ? Bagaimana tuan memperolehnya ?
Xin Qing berkata :
Pertama saya menyakinkan diri untuk tak membuang-buang tenaga. Setelah berpuasa selama tiga hari, saya tak memikirkan hadiah. Setelah berpuasa selama tiga hari lagi, saya tak berani berpikir untuk dipuji / disalahkan. Setelah berpuasa tujuh hari lagi, saya sudah tak memikirkan tubuh saya lagi.
Kemudian saya pergi kehutan untuk mencari pohon yang sesuai untuk tiang lonceng itu. Setelah ditemukan bentuk pohon yang sesuai dan sempurna maka gambaran tiang penopang itu pun muncul dalam bayangan saya, barulah saya kerjakan.
Xin Qing menyesuaikan diri dengan alam, sehingga ketika ia membuat kaki lonceng seolah-olah merupakan hadiah dari alam dan bukan pekerjaan manusia.
Ayat 7 : Melelahkan Kuda
Dong Ye Ji sangat suka mengendarai kuda. Sekali waktu ia memperlihatkan ketrampilannya kepada pangeran Zhuang, ia melakukan 100 putaran dengan kereta kuda pangeran itu.
Melihat itu Yan He berkata kepada pangeran Zhuang : Kuda Dong Ye Ji akan mengalami kesulitan.
Pangeran Zhuang bertanya : Apa betul begitu ?
Tak beberapa lama ada petugas memberi laporan dan berkata : Kuda Dong Ye Ji roboh di tanah !
Pangeran Zhuang bertanya kepada Yan He : Bagaimana kamu tahu mereka akan mendapat kesulitan ?
Yan He berkata : Kuda itu tenagannya terbatas, bila kuda itu kehausan dan dipaksa maka pasti akan roboh.
Tindakan yang disengaja terlalu lama, tanpa disadari sering kali akan menghabiskan tenaga. Hasilnya akan sangat melelahkan dan merusak diri sendiri. Perbuatan yang penuh siasat dan aturan sangat melelahkan / apalagi apa yang di rencanakan dan diatur belum saatnya, sehingga hanya menjadi rencana saja tanpa ada pelaksanaannya. Itu sama dengan pintar berteori tanpa praktek.
Ada pepatah yang mengatakan : Apa yang terjadi hari ini adalah akibat masa lalu, apa yang terjadi masa depan adalah apa yang dilakukan hari ini. Jadi apapun yang terjadi di masa depan adalah hasil apa yang dilakukan hari ini. Bagaimana pun manusia merencanakan, bila tak ada yang dilakukan itu sama saja ia hanya bermimpi.
Ayat 8 : Kehidupan Yang Spontan
Jari-jari ahli menyatu dengan peralatannya, sehingga mereka dapat membuat bentuk persegi dan bulatan tanpa harus berpikir lagi.
Bila orang tak memikirkan kakinya, sepatunya akan enak dipakai. Bila orang tak memikirkan pinggangnya, ikat pinggangnya akan enak dipakai. Bila orang tak memikirkan benar / salah, pikirannya benar-benar akan tenang. Tapi bila orang tak memikirkan kedamaian pikiran itulah kedamaian sejati.
Pikiran tak perlu mencari kesatuan dengan yang lain, tak mencari kesatuan berarti sudah sesuai dengan alam. Tak merencanakan dan memikirkan aturan dan rencananya, maka kita akan sesuai rencana. Menjalani apa adanya dan tak mengikat dan memikirkan apa yang direncanakan orang lain, kita bisa bergerak bebas dan dapat menghindari perangkap orang lain. Kita akan merasa terbelenggu bila kita membuat aturan dan rencana yang belum saatnya dan terlalu mendetil. Pada saatnya rencana mau dilaksanakan perubahan terjadi dan kita tak bisa menerapkan rencana tersebut. Maka dari pada itu, jalani dahulu baru merencanakan secara detil bila rencana awal saja belum terlaksana.
Ayat 9 : Kemelaratan Zhuang Zi
Dengan memakai jubah yang penuh tembelan dan sandal rumput, Zhuang Zi menghadap Raja Wei dan Raja Wei berkata : Tuan, apakah taun sedang menderita ?
Zhuang Zi berkata : Ini kemiskinan bukan penderitaan. Memiliki kebijaksanan, tapi tak mampu mengubah dunia itulah penderitaan. Perhatikan kera yang gesit di pohon, ia sangat terampil berayun sehingga pemanah ahli sekalipun tak akan mudah menjatuhkannya. Bagaimanapun bila ia berada di atas tanaman yang berduri, ia tak berani berlari dan meloncat. Itu seperti saya, dilahirkan pada waktu kacau dan tinggal dalam sebuah rumah yang berduri.
Dalam hidup ini ada kemiskinan. Pada waktu keadaan sedang buruk, lebih baik menjadi orang miskin daripada menjadi orang yang menderita. Lebih baik bersikap tenang dari pada mencari masalah.
Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 29

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab-27

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 27 : KESENANGAN YANG SEMPURNA

Ayat 1 : Kehidupan Yang Keras

Zhuang Zi berkata :

Adakah kesenangan yang sempurna di bawah langit ? Adakah jalan untuk melingungi kehidupan ? Mungkin ada. Hanya karena orang tak tahu bagaimana tetap sempurna. Apa yang mereka kerjakan ? Apa yang mereka pikirkan ? Apa yang mereka hindari ? Apa yang mereka senangi ? Apa yang mereka jauhi ?

Yang paling didambakan manusia adalah umur panjang, kaya dan nasib baik. Yang disenangi manusia adalah kenyamanan tubuh, makanan enak, pakaian indah, warna-warni yang indah dan musik yang lembut.

Yang paling dihindari sadalah kemiskinan, lingkungan yang buruk, kematian dan kesakitan ?

Apa yang dianggap orang sebagai pengalaman pahit ada kalanya hanya karena tak dapat istirahat dengan tenang, tak makan makanan yang lezat, tak memakai pakaian yang indah, tak melihat warna-warni yang bergermelapan dan tak mendengarkan musik yang lembut.

Bila tak mendapatkan semua ini, mereka merasa sedih dan dipenuhi oleh ketakutan. Pikiran mereka sepertinya tertuju pada tubuh, bukankah mereka bodoh ?

Yang dikejar orang di dunia ini tak lain dari kesenangan badani belaka, sedangkan pengikut Tao mencari kedamainan pikiran dan kegembiraan rohani. Kesenangan badani membahayakan sifat seseorang sedangkan kesenangan rohani adalah kebahagian sejati.

Lelaki akan merasa bahagia bila mempunyai istri yang baik dan mengerti dirinya serta tak berbuat yang membuat dirinya pusing. Wanita yang bahagia adalah bila ia menikahi lelaki yang menyayangi dirinya dan tak memanfaatkan dirinya.

Jadi bila orang dalam posisi yang sukses / terhormat / kaya dan merasa paling … Ia tak akan tahu tentang nilai-nilai kerohanian sejati, ia perlu membutuhkan waktu yang sangat lama. Kenapa begitu ia akan tertutup egonya dan pujian-pujian yang datang dari orang lain, yang dipikirkan adalah untung dan rugi, berguna dan tak berguna, kekuasaan dan menguasai, apa yang dia berikan dan apa yang ia terima.

Bila ini terjadi meskipun ia mempunyai orang bijak disampingnya dan hidup bersama dirinya, ia tak dapat menjadi orang bijak. Meskipun ia berguru dan mempunyai naskah / kitab yang dapat menjadikan dirinya dewa / malekat / masuk surga, ia tak dapat menjadi tak memperoleh apa-apa meskipun ia terlihat terhormat dan disucikan, tetapi ia sebenarnya mengambil keuntungan dari orang lain. Ia mungkin berpikir bahwa dirinya sudah bijak / terhormat dan suci, tetapi sebenarnya ia tak ada apa-apanya dianggap orang yang bisa dibodohi dan dapat dimanfaatkan.

Jika orang dalam keadaan susah ia akan hidup penuh kecurigaan dan selalu berpikiran negatif, bila ia terlalu didesak dan ditekan maka ia akan berubah menjadi orang yang cepat marah dan tersinggung. Mungkin ia akan berbuat nekat dan tak mau tahu, juga yang berusaha tenang dan sabar untuk menenangkan pikiran, ia hidup dengan memperbaruhi dirinya dan mengoreksi kesalahannya, ia akan lebih relijius, tak mau memikirkan hal yang membingungkan. Tak mencari masalah dan cenderung menghindari masalah, Tetapi ia tak taklut masalah yang datang mengganggunya, tak berpikir masa depan dan tak mengurusi orang lain.

Ada pepatah yang mengatakan : Semua orang bijak berasal dari kalangan biasa, ia dapat menghindari masalah dan menyadari kondisi dan kenyataannya dan dalam kesulitan ia tetap berusaha tenang dan orang kaya sulit menjadi bijak karena ia hidup dalam egonya sendiri dan merasa ia sudah diatas segala-galanya, ia tak pernah puas dan terus mencari kekayaan, nama besar dan kehormatan.

Ayat 2 : Istri Zhuang Zi Meninggal

Ketika istri Zhuang Zi meninggal, Hua Zi datang dan mengucapkan bela sungkawa. Tapi dilihatnya Zhuang Zi sedang bermain tambur dan menyanyi.

Hua Zi berkata : Istrimu yang mengurusi rumah tangga, sekarang telah meninggal ia meninggalkanmu tapi kamu tak menangis malah bermain tambur dan menyanyi. Ini keterlaluan!

Zhuang Zi berkata : Bukan begitu, mulanya ketika ia meninggal saya sama sekali tak merasakan apa-apa. Kemudian saya merenung pada awalnya manusia itu tak dilahirkan untuk hidup, tak memiliki bentuk tubuh dan kekuatan fisik.

Dalam proses perubahan alami, ada tenaga vital, lalu bentuk tubuh dan kelahiran dan kehidupan. Sekarang terjadi perubahan hubungan antara kejadian-kejadian ini seperti putran musim, ia sekarang telah beristirahat di alam lain. Bila saya bersedih dan meratap saya seperti orang yang tak tahu terjadinya proses alam, karena itu saya berhenti menangis.

Arti kehidupan adalah hidup dari waktu ke waktu dengan mengikuti arus kehidupan mulai dari masa anak-anak sampai tiba waktunya mati, lahir dan mati ketika tiba waktunya. Rata-rata manusia keluar dari rahim ibunya sendirian, ia dibesarkan menjadi kanak-kanak. Dari kanak-kanak menjadi remaja, dari remaja menjadi dewasa, dari dewasa ia membina keluarga dan akhirnya menjadi tua. Siklus ini terjadi pada semua manusia.

Awalnya sendirian, kemudian dipelihara keluarga. Sewaktu dewasa ia mencari pasangan hidupnya, dari mencari pasangan hidupnya, ia mulai menciptakan keluarga. Berasal dari dua orang yang mencintai dan saling mengerti mereka mulai melahirkan anak-anak mereka, dengan cinta kedua orang itu mereka membesarkan anak-anak mereka, setelah anak-anak mereka dewasa mencari pasangannya sendiri dan pada akhirnya mereka tinggal berdua lagi. Bagaimanapun juga, siapa yang meninggal lebih dahulu ia akan tinggal sendirian lagi, tetapi ia telah mempunyai anggota keluarga.

Maka ada pepatah yang mengatakan : Di lahirkan sendirian, setelah dewasa mencari pasangannya, kemudian melahirkan generasi baru dan Setelah tua hanya tinggal sepasang lagi dan akhirnya ia sendirian lagi.

Jadi itulah proses hidup manusia, sungguh kasihan bagi manusia yang hidup sendirian karena ia suka berpura-pura pada orang yang dicintainya dan akan menjadi pasangan hidupnya. Yang seharusnya ia dapat bahagia dan disayangi, tetapi ia malah mencari masalah sendiri sehingga ia merasa sedih dan disia-siakan.

Awalnya karena egonya dan gengsinya yang sangat tinggi, akhirnya ia mulai mencari masalah dan sengaja cari perkara, serta berbuat yang tak seharusnya. Sehingga ia membuang-buang waktunya untuk bermain-main, sehingga perselisihan terjadi dan saling melukai. Setelah itu orang yang dicintai mulai bosan dan berpikir ia sia-sia mendekati serta ia mulai menjauhi. Tetapi ia berpikir semua itu hanya main-main dengan ego yang tinggi merasa dirinya benar dan masih disayangi, ia berbuat sama dan mulai menganggu dan berkata yang bukan-bukan untuk mencari perhatian dan berbuat yang membuat orang yang dicintai supaya marah padanya, dengan pirinsip bila orang terlalu membenci akan menjadi sayang.

Tetapi kenyataan menjadi lain orang yang dicintai malah mulai bersikap acuh tak acuh dan tak ingin diganggu lagi, sehingga ia dibiarkan berbuat sesuka hatinya. Tetapi ia merasa dirinya masih disayang dan malah berbuat yang tak seharusnya dan dengan egonya yang tinggi ia menekan dan membuat orang yang dicintai mendapat kesusahan serta terus mencari pekara. Tetapi sayang hal yang dimpikan hanya impian, akhirnya ia hanya bisa sedih dan menyesal karena ia melihat orang yang dicintainya menikahi orang lain dan meninggalkan dirinya. Dengan kejadian begitu siapakah yang salah ?

Kebahagian akan terjadi bila ada dua orang saling mencintai dan mengerti tak ada yang lebih membahagiakan dari hal tersebut, kalau ia salah ia akan mengakui kesalahannya dan tak akan mengulangi lagi. Ia berbuat sebaik-baiknya kepada pasangannya dan menunjukan cinta dan sayangnya. Setelah bertahun-tahun bersama orang yang disayangi dan dicintainya ia tak akan iri pada orang lain.

Di dalam dunia ini ada lima kebahagian yang dicari manusia :

1 . Hidup dengan orang yang dicintai dan saling mengerti serta memperhatikan.

2 . Hidup tenang tanpa diganggu dan tak diributi oleh masalah yang tak ada hubungannya dengannya.

3 . Menerima kenyataan dan mengetahui kenyataan. Apa yang ada di hati kita, kita tujukan dengan sikap dan kata-kata, terkadang akan menyakitkan asal berani kita tunjukan kita akan merasa bahagia dan tak menyesal.

4 . Kakek dan nenek melihat ayah dan ibu bahagia akan ikut bahagia. Ayah dan ibu melihat anak-anaknya bahagia akan ikut bahagia. Anak-anaknya melihat cucu-cucunya bahagia akan ikut bahagia.

5 . Kakek / nenek meninggal dahulu, kemudian ayah / ibu meninggal, berikutnya anak-anaknya meninggal dan selanjutnya cucu-cucunya meninggal. Jadi yang lebih tua meninggal lebih dahulu baru yang muda.

Ayat 3 : Hidup Dengan Tumor

Dua orang pergi ke pungunungan Kun Lun untuk meneliti perubahan alam. Satu orang bungkuk dan yang lainnya tangannya ada tumornya.

Si bungkuk bertanya kepada si tumor : Ah ! Pada siku kirimu tumbuh sebuah tumor. Kamu tak terganggu ? Tidakah kau membencinya ?

Si Tumor berkata : Untuk apa ? Hidup dan bentuk itu hanyalah gabungan dari unsur-unsur alam yang terjadi secara kebetulan, lebih baik kita pergi ke kunlun untuk meneliti perubahan bentuk alam. Sekarang terjadi perubahan bentuk dalam tubuh saya, mengapa saya harus khawatir ?

Perubahan selalu terjadi dalam kehidupan, pikiran harus selalu menyesuaikan diri dengan perubahan ini . Janganlah menggunakan pendapat kemarin untuk merasakan kejadian hari ini.

Jadi jangan mengunakan strategi yang sama dan berpikir yang sama serta memaksakan kehendak dengan cara yang sama / merubah tetapi tetap dengan cara yang sama. Kalau kamu hanya mengunakan teori yang sama / mengulangi teori yang sama dan meskipun tahu hal itu tak berhasil, tetapi dengan keyakianan tapi ragu akan berhasil hal ini akan membuatmu tak mendapatkan apa-apa.

Ada pepatah yang mengatakan :

Bila kamu melakukan kesalahan satu kali berarti kamu memang tak sengaja.

Bila kamu melakukan kesalahan dua kali dengan kesalahan yang sama berarti kamu ceroboh.

Bila kamu melakukan kesalahan tiga kali dengan kesalahan yang sama berarti kamu lagi lenggah. Bila kamu melakukan kesalahan empat kali dengan kesalahan yang sama berarti kamu lagi sial.

Bila kamu melakukan kesalahan lima kali dengan kesalahan yang sama berarti kamu memang sengaja.

Bila kamu melakukan kesalahan enam kali dengan kesalahan yang sama berarti kamu memang mencari perkara.

Bila kamu melakukan kesalahan tujuh kali dengan kesalahan yang sama berarti kamu memang belum dewasa.

Bila kamu melakukan kesalahan delapan kali dengan kesalahan yang sama berarti kamu memang benar-benar egois.

Bila kamu melakukan kesalahan kesembilan kali dengan kesalahan yang sama berarti kamu akan menyesali seumur hidup mu.

Meskipun orang yang bodoh sekalipun dan tak tahu apa-apapun tak akan melakukan kesalahan ke empat kalinya. Kesalahan fatal sulit diperbaiki, kesalahan berkali-kali tak mungkin dibenahi, kesalahan pertama bisa dimaklumi, kesalahan kedua bisa dimaafkan tanpa meminta maaf, kesalahan ketiga bisa diperingati, kesalahan keempat bisa dimarahi, kesalahan kelima seharusnya minta maaf. Kesalahan keenam kamu dicueki, kesalahan ketujuh kamu hanay dilihati, kesalahan kedelapan kamu hanya tak dianggap, kesalahan kesembilan kamu dianggap tak ada / orang lain.

Hanya dengan cinta dan ketulusanmu saja kamu akan dimaafkan bila kamu minta maaf dan tak mengulangi lagi kesalahanmu, ada juga orang yang tak memperdulikan kesalahanmu dan tetap masih memikirkanmu meskipun kamu melakukan kesalahan yang berulang-ulang, tetapi ia akan berubah yang biasanya hangat dan mau kamu marahi, sekarang dingin dan tak punya reaksi. Jadi salah siapa kalau ia melakukan hal itu ?

Jadi jangan melakukan kesalahan yang berulang-ulang / sengaja untuk mencari perhatian padahal kamu sudah diperhatikan. Lebih baik berhenti bermain-main dan katakan apa maumu dan lakukan apa yang perlu dilakukan. Buanglah egomu dan raihlah kebahagianmu. Kalau kamu masih berharap masa lalu terulang lagi padahal kamu sendiri tak merasa bahagia, mengapa kamu masih menginginkan mengulang masa lalu yang tak bahagia. Apakah kamu masih tak ingin bahagia ? Apa kamu hanya mencari populitas dan bermain-main saja ?

Ayat 4 : Tidak Hidup dan Tidak Mati

Lie Zi sedang berjalan dijalan pegunungan, ketika dilihatnya sebuah tengkorak manusia dibalik semak-semak dan ia berkata : Sahabat hanya kamu dan saya saja yang tahu bahwa kamu tak hidup dan tak mati ? Apakah sekarang kamu sedang bersedih ? Apakah sekarang saya sedang bahagia ?

Hidup dan mati hanya sebuah pengertian, hidup adalah perubahan yang terus-menerus dan orang yang tak mau terbawa arus perubahan alam, tak ubahnya dengan yang mati. Orang yang tak melihat perubahan dan tetap melakukan hal yang sama, maka meskipun ia tahu kalau apa yang dilakukan salah, ia ibaratnya sudah mati.

Melakukan apapun tetapi hanya berdasarkan apa yang ia pikirkan dan tak perduli kondisi orang lain ibarat ia menuju kematian. Berubah menjadi tak sesuai kondisi itu juga menuju kematian, maka dari itu berubahlah menuju yang lebih baik dan sesuaikan keadaan.

Ada pepatah yang mengatakan : Tak ada yang tahu pasti apa maumu bila kamu tak mengatakan, yang ada hanya dugaan. Tak ada yang mau menurutimu bila kamu membuat orang menjadi serba salah, yang ada adalah orang yang berusaha mencoba menurutimu. Tak ada orang yang terus-menerus memperhatikanmu dan mendekatimu bila kamu tak menginginkan / menjelaskan setatus sebenarnya, yang ada hanya sekedar mencoba mencari kejelasan. Tak ada yang mencintaimu dan menyayangimu bila kamu selalu berpura-pura dan tak bersikap kalau kamu mau, yang ada hanya memberikan sayang kepadamu dan ia tak akan memaksamu bila kamu tak mau.

Jadi jangan bermain-main dengan orang yang lagi dalam keadaan susah, bila kamu melakukan dan menambah kesusahannya kamu akan dianggap mengganggu dan tak akan diperdulikan. Hiburlah dengan hati-hati agar ia biasa tenang.

Jadi ada pepatah yang mengatakan : Iblis yang terjahat adalah dewa yang paling baik, kenapa begitu ?

Karena ia berubah karena ia merasa tertekan dan prinsip kebaikan yang ia pelajari tak berguna, kekejaman mulai mengalir bersamaan dengan tekanan yang ia alami. Hanya dengan ketulusan cinta ia akan kembali lagi menjadi baik. Tetapi dengan cinta juga yang membuat ia menjadi jahat.

Dewa dan manusia adalah sama ada sisi baik dan ada sisi yang jahat. Bila ia mengembangkan sisi baiknya, sisi jahatnya akan ikut berkembang. Itulah keseimbangan Yin-Yang dalam manusia. Tergantung mana yang ia pertahankan dan munculkan. Tak ada yang bisa membuang sisi jahat, yang ada hanya menekannya sampai tak muncul, tetapi bila dalam keadaan susah dan tak kuat menahan tekanan tanpa sadar ia mengeluarkan sisi jahatnya. Bila ini terjadi siapa yang salah ? Apakah dirinya ? Apakah tekannya ? Itulah perubahan yang terjadi bila orang terus-menerus tertekan dan tak mau menghindari tekanan.

Di dunia ini hanya ada lima bentuk manusia :

1. Fanatik.

2. Munafik.

3. Egois.

4. Penipu

5. Penuh siasat.

Mereka tak bisa dilihat dan sulit dibedakan, maka perhatikan tingkah laku dan lihatlah dengan matamu, dengarkan apa yang ia bicarakan dengan telingamu, rasakan dengan hatimu dan nilailah dengan pikiranmu. Lakukanlah hal sebenarnya, maka itu semua akan menyelesaikan masalah.

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 28

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab-26

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 26 : BANJIR MUSIM GUGUR

Ayat 1 : Air Yang Menggelora

Waktu turun musim gugur, ratusan aliran air mengalir ke sungai kuning. Begitu besarnya sehingga airnya yang berlumpur menelan semua yang ada melalui tanggul di kedua tepi sungai. Hantu penguasa sungai merasa senang dan berkata : Ho ! Ho ! Ho ! Dari seluruh air yang ada di dunia, akulah yang terbesar.

Air mengalir sepanjang sungai sampai ke laut utara dan ketika hantu sungai melihat ke sekelilingnya, ia tak dapat melihat dari mana asal air itu dan berkata : Wah ! Benar-benar ini air yang terbesar di dunia !

Ia bertemu dengan Dewa laut utara dan bertanya : Aku benar-benar bodoh dan naif, bila aku tak datang kesini, aku akan benar-benar ditertawakan orang Tao.

Dewa laut utara berkata : Orang tak dapat berbicara tentang laut dengan katak di dalam sumur, orang tak dapat berbincang tentang salju dengan serangga musim panas. Orang tak dapat berbincang-bincang tentang Tao dengan orang sombong, karena kamu tahu tentang keterbatasanmu, saya mendiskusikan Tao denganmu.

Dari semua air di bawah langit, lautlah yang terbesar. Tapi dibandingkan dengan langit dan bumi, saya hanya seperti sebutir kerikil di gunung Tai San, saya bukanlah yang terbesar. Negara China di bandingkan dengan ruang antara empat lautan seperti sebuah padi dalam lumbung. Manusia dibandingkan dengan segala rambut pada tubuh kuda. Karena itu daerah kekuasaan lima kaisar, perjuangan tiga dinasti.

Keinginan manusia tentang kebajikan, kerja keras sama pentingnya dengan sebutir padi, sehelai rambut dan sebutir kerikil. Manusia menjadi sombong karena kebodohannya. Mereka terikat oleh keterbatasan pengetahuannya oleh karena itu tak mengetahui kebesaran Tao yang berada dibalik ilmu.

Maka dari itu ada pepatah mengatakan : Dari pada kita bicara dengan orang yang egois / sombong / fanatik / menafik / keras kepala / arogan, lebih baik kita bicara dengan sapi. Mengapa begitu ! Karena mereka tak akan mau mendengarkan kata-kata kita, apalagi kalau ia mencintai dirimu, mungkin ia justru akan sengaja melakukannya agar kita marah dan tersinggung.

Ayat 2 : Langit dan Bumi dan Ujung Rambut

Hantu sungai bertanya kepada Dewa laut : Bila kau menganggap langit dan bumi sebagai kebesaran ideal, dapatkan kita katakan ujung rambut sebagai kecil yang ideal ?

Dewa laut utara berkata : Tidak, apa yang kita jelaskan sebagai yang terbesar dan terkecil dianggap memiliki bentuk yang dapat dilihat. Bila suatu benda tak memiliki bentuk, bagaimana kita dapat mengukur dan mengambarkannya ?

Dewa laut utara berkata : Jagat raya tak berawal dan tak berakhir, ia akan tetap ada dalam keadaan terus-menerus berubah, karena itu manusia bijak tak akan menganggap jauh sebagai jauh dan dekiat sebagai dekat, ia tak akan menganggap yang besar itu lebih dan yang kecil itu kurang. Langit dan bumi tidaklah besar dan ujung rambut bukannya tak berharga.

Cepat dan lambat dalam ukuran waktu, panjang dan pendek dalam ukuran jarak, besar dan kecil dalam ukuran besaran. Semuannya diukur berdasarkan pengertian standar manusia, tak ada artinya untuk melihat suatu benda berdasarkan pengertian manusia. Sebab manusia hanya merupakan bagian dari benda yang ada, tetapi bila kita tak tahu bentuk dan sifat bagaimana kita menerangkannya.

Kalau kita tak tahu apa yang diinginkan dan apa yang diminta, bagaimana kita bisa menurutinya. Maka dari itu kadang kita harus mempunyai bukti dan kenyataan. Apa yang dibicarakan dan dilakukan bisa dijadikan kenyataan dan bukti, bila ia merubah-rubah terus dan tak menyatakan apa-apa itu akan membingungkan kita.

Kita manusia bukan Dewa, sedangkan Dewapun bisa salah kalau kamu mengubah-ubah keinginanmu. Jangan perdulikan orang tersebut biarkan saja anggap saja apa yang ia lakukan dan katakan adalah kemauannya, meskipun ia mempunyai maksud tertentu dan bersikap aneh biarkan saja. Manusia diberi mulut untuk berbicara dan berkumunikasi. Dengan bahasa kita mengutarakan maksud dihati, dengan tingkah laku kita menunjukkan ketulusan kita. Dengan begitu maka kita akan bisa dimengerti orang lain dan jangan coba-coba berpura-pura kalau tak ingin mendapat masalah. Bila ada orang yang sudah menunjukan lalu kita malah bermain-main / mempermainkan orang tersebut sama saja kita mencari masalah.

Hati, pikiran dan tingkah laku haruslah bersatu dan tak boleh sendiri-sendiri. Bila ada orang yang berusaha menutupi dan membohongi orang lain dengan tingkah lakunya, itu adalah kesalahan dirinya sendiri dan jangan salahkan orang tersebut bila ia berpikiran negatif.

Ayat 3 : Besar dan Kecil

Hantu sungai bertanya : Bisakah dikatakan bahwa benda yang terkecil tak berbentuk tubuh dan yang terbesar tak terukur ?

Dewa laut utara berkata : Tidak, bila kamu akan mengukur benda, sifat perbedaannya tak terbatas. Bila kamu akan mengukur waktu, ia tak pernah berhenti. Jadi tak ada yang lama dan sebentar, yang bisa diucapkan dengan kata-kata adalah kebesaran sebuah benda dan yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata dan tak dimegerti oleh diskriminasi pikiran tak ada hubungannya dengan kebesaran / kehalusannya.

Apa yang disebut terbesar dan terkecil sebab bahasa mempunyai keterbatasan, pikiran yang picik tak bisa mengerti kebesaran Tao karena keterbatasan pengetahuannya. Orang yang mempelajari Tao akan dianggap orang gila / munafik / aneh / penuh tipuan oleh orang yang berpikiran picik / egois / fanatik / munafik, ia tak mengubah prinsipnya dan tak berusaha memanfaatkan orang lain.

Ia tak membutuhkan nama, kehormatan dan tak mengajari orang lain, ia tak mementingkan diri dan mengambil kesempatan dari orang lain, ia tak akan mengekang, tak menekan, tak iri hati, tak membuat susah dan tak mencari perhatian orang lain. Ia tak bercira berbelit-belit, tak suka mempermainkan orang lain, ia akan berkata apa yang ia katakan dan melakukan apa yang harus ia lakukan. Yang tak pantas tak dikatakan dan tak pantas dilakukan tak dilakukan serta tak menyakiti perasaan orang lain, ia hidup dengan ketoleransi tinggi dan tak menuntut apa-apa, hidup apa adanya dan menerima kenyataan apa adanya.

Ayat 4 : Berharga dan Tak Berharga

Hantu sungai bertanya : Adakah perbedaan antara benda berharga dan tak berharga ?

Dewa laut utara berkata : Menurut pendapat Tao tak ada yang berharga dan tak berharga, walaupun tiap orang mengganggap dirinya mulia dan merendahkan orang lain dan merendahkan orang lain. Sedangkan menurut pendapat umum berharga / tidaknya seseorang tak ditentukan oleh orang itu sendiri.

Orang Tao tak menganggap dirinya berharga dan mulia, ia tahu dan faham atas kondisi dan keadaan dirinya sendiri. Ia tak kecil hati dan tak merasa bangga / terhina dengan penilainan orang lain, ia mungkin dianggap bodoh dan tak berpengalaman / selalu mencari masalah / hanya membuat susah orang lain saja. Tetapi apa yang dikatakan dan dipikirkan orang lain, tak akan membuatnya kecil hati.

Ia akan melakukan seharusnya ia lakukan dan tak akan berubah, karena ia pun juga penilai yang baik dan merupakan orang yang dapat mengoreksi dan beradapatasi pada semua kejadian yang terjadi. Tetapi bila ia menemukan hal yang membingungkan ia akan tak bertindak sembarangan dan bila ia mengerti dan mendapat bukti serta kenyataan dia akan mengambil keputusan dan tak akan menyesal di kemudian hari.

Ayat 5 : Tidak Memihak

Hantu sungai bertanya : Karena semua benda tak ada yang berharga maupun yang tak berharga, lalu apa yang harus saya kerjakan ?

Dewa laut utara berkata : Karena dalam pandangan Tao tak ada yang berharga maupun tak berharga.

Janganlah kamu membayangkan memiliki identitas diri yang berbeda. Jawablah dengan wajar pada kebutuhan situasi yang menuntut hasil. Ini yang disebut proses tak memihak alami.

Bagi orang yang mengerti arti hidup, pikirannya seperti cermin. Bila sesuatu muncul ia mengerti keadaannya dan menerimanya dengan sepenuh hatinya. Bila telah berlalu ia tak menyimpan apapun.

Jangan memperdulikan apa yang telah berlalu dan jangan menyesali apa yang terjadi sekarang ini. Ini semua adalah hasil dari masa lalu, bila kita tak menyesali apa yang terjadi hari ini kita akan dapat memulai memperbaiki masa depan. Itu di sebut memperbaiki masa sekarang untuk masa depan dan tak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Ia tak dapat di salahkan dan tak dapat dituntut, ia melakukan semua ini dengan bukti dan kenyataan.

Ayat 6 : Tidak Takut Api dan Air

Hantu sungai bertanya : Apakah yang sangat berharga dari Tao ?

Dewa laut utara berkata : Orang yang mengerti Tao akan dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai keadaan dan bebas dari bahaya. Bila api melanda pegunungan dan melelehkan logam dan banjir mencapai langit, ia tak akan musnah, hanya orang Tao yang seperti itu ?

Pikiran orang Tao menyatu dengan keadaan, ia tetap tenang baik dalam kebahagiaan maupun bencana, menyatu dengan segala yang ada, masuk kedalam api dan air takkan melukainya. Jadi orang Tao dapat menenangkan pikirannya sendiri, ia tak tengelam dalam pikiran dari masa lalu dan impian / khayalannya sendiri, ia tak terbakar oleh emosi / kata-kata orang lain. Dengan berusaha menenangkan pikiran dan tak terpengaruh orang lain, ia akan menerima kenyataan dan mengikuti perubahan. Maka dengan kenyataan dan tak pengaruh orang lain, ia akan menerima kenyataan dan apa yang terjadi.

Ayat 7 : Kura-Kura Yang Berkubang Dalam Lumpur

Suatu ketika Zhuang Zi pergi memancing ke sungai Pu, ketika itu datang dua orang utusan raja Chu untuk menjemputnya dan berkata : Raja kita bermaksud untuk mempercayakan pemerintahan negara ini kepada tuan, maukah tuan pergi bersama kami ?

Zhuang Zi berkata : Saya pernah mendengar bahwa negara ada kura-kura suci yang telah mati dan meninggalkan tubuhnya untuk dihormati seperti itu ? Atau apakah ia akan lebih suka terus hidup dan berkubang dalam lumpur ?

Zhuang Zi berkata : Maka, sekarang kamu pulanglah. Sayapun lebih senang menghabiskan hidup saya dengan berkubang dalam lumpur.

Merugikan dan mengabaikan kebiasaan seseorang untuk kepentingan dunia merupakan kebodohan besar. Menduga-duga dan menekan orang lain tanpa tahu kebenarannya sama saja mencari masalah. Memaksakan dan mengatur orang lain tanpa adanya ikatan dan kejelasan, itu sama saja sok kuasa, berbicara berbelit-belit dan bertingkah laku penuh tipuan dan selalu mencari kesalahan orang lain dengan tujuan membuat orang bingung dan serba salah itu semua orang yang penuh tipuan dan egois.

Jadi jangan hormati orang yang tak perlu dihormati. Jadi jangan hormati orang yang tak perlu dihormati, jangan hargai orang yang tak bisa dihargai, jangan menyayangi orang yang tak mau disayangi, jangan perdulikan orang yang membingungkan, jangan turuti orang tak bisa dituruti / terlalu banyak permintaan / serba salah.

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 27

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 25

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 25 : GURU YANG MENJADI LELUHUR PERTAMA

Ayat 1 : Manusia Sejati

Zhuang Zi berkata :

Hanya bila ada manusia sejati, ada kebijaksanaan sejati. Pada jaman dahulu, inilah sifat-sifat manusia sejati. Bila gagal ia tak putus asa. Bila berhasil ia tak sombong. Ia tak melakukan apa-apa. Tidak, ia telah meninggalkannya.

Ia tak menyesali diri bila gagal mencapai sasaran / berpuas diri bila berhasil. Ia mengukur ketinggian tanpa menggigil. Masuk ke dalam air tanpa menjadi basah, masuk ke dalam api tanpa terbakar.

Hanya orang yang kebijaksanaannya menyatu dengan Tao mampu mengenal tingkat kehidupan demikian.

Manusia sejati takkan menggunakan keinginan / tindakannya dalam sikap yang dibuat-buat, sebab hal ini tak wajar dan bertentangan dengan Tao.

Ayat 2 : Kemulian Tao

Zhuang Zi berkata :

Hidup dan mati tak ubahnya dengan lewatnya siang dan malam. Keduanya di luar nalar manusia, sehingga manusia tak perlu kehilangan waktu tidurnya untuk memukurkan hal ini.

Manusia percaya bahwa langit memberinya kehidupan, sehingga mereka menghargai langit.

Bagimana manusia harus menghormati Tao dari langit ?

Banyak orang yang beranggapan bahwa penguasa tingkatnya lebih tinggi dari padanya dan mereka bersedia mati untuk penguasa itu. Bagaimana mereka harus memuja Tao yang lebih mulia dari para penguasa ?

Manusia sejati tak mengeluh kekurangan, tak menuntut kepercayaan dan tak mencari reputasi yang baik. Ia menganggap Tao sebagai majikan dan tunduk kepadanya.

Ayat 3 : Ikan Tanpa Air

Zhuang Zi berkata :

Ketika mata air yang mengaliri danau mengering, ikan-ikan terdampar di darat. Di atas tanah kering mereka saling melumuri tubuhnya dengan lendir dan saling memutahkan air liur. Tetapi bukankah lebih baik untuk semuannya, bila air danau penuh ? Ikan-ikan itu tak perlu melakukan tindakan drastis untuk menyelamatkan diri mereka.

Cinta dan perhatian manusia terbatas. Bila keadaan membutuhkan hal ini, dunia akan menyedihkan. Tapi cinta alam tak terbatas dan kita dapat mempelajari contoh tentang cinta seperti ikan yang hidup di danau, yang hidup rukun tanpa identitas yang terpisah. Cinta dan perhatian manusia tak bisa seperti alam. Tak ada orang yang mencintai orang tanpa dapat balasan. Alam berbeda dengan manusia meskipun ia tak terbalas ia tetap mencintai manusia dan makhluk hidup. Manusia mencintai manusia harus ada timbal balik kalau tidak tak akan abadi, sedangkan alam tak perlu timbal balik yang ada hanya proses.

Ada pepatah yang mengatakan : Bahwa matahari akan setiap hari terbit dan menyinari siapapun dialam ini, sedangkan manusia akan mencintai orang yang juga mencintai dirinya. Jadi bila kamu mencintai alam gunakan cara alam dan kalau mencintai manusia gunakan cara manusia. Di dunia ini tak ada manusia yang mau disia-siakan dan dibuat permainan, yang ada hanya orang yang tak suka / tak mencintai.

Ayat 4 : Menyembunyikan Jagat Raya Dalam Jagat Raya

Zhuang Zi berkata :

Alam mengalami perubahan terus-menerus. Mereka yang berpegang teguh pada kehidupan dan takut mati takkan mengerti prinsip alami. Orang yang demikian adalah seperti orang yang menyembunyikan kapal di bawah gundukan tanah / menaruh kereta perang di sebuah pulau kecil, karena menganggapnya aman.

Tengah malam datang seorang kuat yang mengambil gundukan tanah itu, sementara pemilik kapal terus bermimpi bahwa kapalnya masih ada di tempat persembunyiannya.

Serahkan masalah hidup dan mati pada alam. Menyembunyikan jagat raya dalam jagat raya merupakan prinsip leluhur alam yang utama.

Ayat 5 : Pola Yang Wajar

Yi Er Zi berkata kepada Xu You : Mengapa tuan menyukai hidup di hutan belantara ? Yao mengatakan agar saya mencurahkan perhatian untuk melaksanakan kebajikan dan kebenaran dan membedakan yang baik dan yang buruk.

Xu You berkata : Kalau begitu Yao telah memberikan ciri kebajikan dan kebenaran pada wajahmu dan memotong hidungmu dengan rasa benar dan salah. Tak bisahkah tuan belajar sendiri ? Bagaimana tuan mampu bergerak bebas pada jalan yang wajar ?

Yi Er Zi bertanya : Tolong terangkan kepada saya ! agar saya dapat menempuh jalan yang wajar.

Xu You berkata : Bila pandangan mata tuan tak sempurna, bagaimana tuan melihat wanita ?

Yi Er Zi berkata : Wu Chuang kehilangan kecantikannya. Chu Liang mengabaikan kekuatannya dan kaisar kuning membuang pengetahuannya. Semua ini merupakan bagian dari proses pembersihan dan pemurnian. Bagaimana tuan tahu bahwa sang pencipta tak akan mengganti hidung saya dan membuat saya utuh kembali ?

Xu You berkata : Oh alam, leluhur termulia ! Ia memberi kepada semua benda sifat campuran dan tak menganggapnya sebagai kebenaran. Kebaikan hatinya menurun kepada semua generasi dan tak menganggapnya sebagai kebijakan, ia memberikan wujud kepada semua bentuk dan tak menganggap dirinya sebagai ahli. Bila tuan ingin mengikuti cara alami, perhatikan apa yang kukatakan.

Perubahan di alam tak tergantung pada pertimbangan. Dalam kenyataannya, apa yang disebut hidup dan mati itu, secara alami, bukanlah awal / akhir sesuatu. Tapi hanyalah suatu proses alam yang abadi.

Ayat 6 : Semedi Yan Hui

Yan Hui berkata kepada Kong Hu Cu : Saya membuat kemajuan.

Kong Hu Cu bertanya : Kemajuan macam apa ?

Yan Hui Berkata : Saya tak lagi memikirkan pesta dan musik.

Kong Hu Cu Berkata : Bagus, tapi itu belum cukup ?

Beberapa hari kemudian Yan Hui menemui Kong Hu Cu dan berkata : Guru ! Saya membuat kemajuan lagi.

Kong Hu Cu bertanya : Kemajuan macam apa lagi ?

Yan Hui berkata : Saya berhenti memikirkan kebenaran dan kebijakan.

Kong Hu Cu berkata : Baik, tapi itu juga belum cukup.

Satu bulan kemudian Yan Hui menemui Kong Hu Cu dan berkata : Guru, saya telah maju lebih jauh lagi.

Kong Hu Cu bertanya : Bagaimana kemajuanmu ?

Yan Hui berkata : Saya duduk saja dan tak memikirkan diri sendiri.

Kong Hu Cu bertanya : Apa yang kau maksudkan ?

Yan Hui berkata : Saya tak terikat pada tubuhku dan tak lagi merasakan sesuatu melalui panca indraku. Saya tak memikirkan apa-apa yang ada hanyalah ketiadaan. benda-benda itu hanya datang dan pergi ?

Kong Hu Cu berkata : Luar biasa ! kalau begitu ijinkan saya belajar darimu.

Abaikan hal-hal yang didambakan manusia seperti upacara dan musik, kebenaran dan kebijakan dan jangan memikirkan diri. Bila tak memikirkan diri, maka seseorang akan menyatu dengan segala yang ada dalam hidup.

Ayat 7 : Pikiran Orang Yang Sempurna

Zhuang Zi berkata :

Berhentilah mencari ketenaran, Berhentilah membuat rencana, Berhentilah terlibat dalam kegiatan. Hentikan gagasan yang kamu ketahui. Waspadalah terhadap segala hal dan tetaplah dalam keterbatasan. Pergilah ke tempat yang tak ada jalan. Terimalah apa yang diberikan oleh surga, tapi berbuatlah seperti tak menerima apapun. Jangan menjadi apa-apa itu cukup.

Bila manusia sempurna melaksanakan pikirannya ia seperti cermin. Ia tak mengawasi dan meramalkan apa pun, ia hanya memantulkan benda dihadapannya dan tak menyimpan apa-apa. Jadi ia dapat berfungsi tanpa usaha dan menggunakan benda-benda tanpa tercemar oleh mereka.

Pikiran orang sempurna adalah seperti cermin yang memantulkan benda dihadapannya dan bila benda itu telah pergi, ia kembali ketiadaan. Kemurniannya akan terjaga sepanjang masa.

Ayat 8 : Kematian Watak Yang Asli

Kaisar laut selatan adalah Si kejam. kaisar laut utara adalah Si pemarah. kaisar kerajaan tengah adalah Si watak asli. Dari waktu ke waktu, Si kejam dan Si pemarah mengunjungi kerajaan tengah dan disambut baik oleh Si watak asli. Mereka ingin membalas kebaikannya.

Si kejam berkata kepada Si pemarah : Setiap orang mempunyai tujuh lubang, hanya dia sendiri yang tidak. Marilah kita mencoba membuat untuknya.

Si kejam dan Si pemarah membuat sebuah lubang untuknya tiap hari. Mereka terus melakukannya tiap hari. Pada hari ke tujuh Si watak asli mati.

Sifat asli dari tak mementingkan diri sudah sempurna dengan sendirinya. Bila orang mencoba menjadi sangat pandai dan mencoba menambahnya dengan sifat-sifat yang tak diperlukan, sifat itu akan tercemar dan rusak. Sifat asli manusia yang aslinya baik dan sudah disukai, tetapi terkadang orang menambahnya dengan sifat orang lain untuk mencari perhatian orang lain. Celakanya sifat itu tak disukai orang tersebut, itulah yang dikatakan orang yang belum dewasa dan mencari masalah sendiri.

Ayat 9 : Tangan Berjari Enam

Zhuang Zi berkata :

Ada orang yang dilahirkan dengan enam jari kaki. Ada pula yang lahir dengan enam jari tangan.

Orang yang berjari tangan enam / berjari kaki enam, bila ia dilahirkan demikian ini merupakan hal yang wajar.

Ada orang yang berkata : Aku pun mau berjari tangga / berjari kaki enam.

Zhuang Zi berkata : Sungguh kamu minta terlalu banyak.

Dilahirkan dengan enam jari merupakan hal yang wajar, Tidak terlalu banyak / terlalu sedikit. Tapi orang yang ingin berjari enam merupakan tanda ketamakan dan ini tak wajar.

Ayat 10 : Kahyalan Terbesar

Zhuang Zi berkata :

Khayalan kecil dapat menyebabkan orang kehilangan arah. Khayalan besar dapat menyebabkan kehilangan sifat aslinya. Sejak jaman tiga dinasti orang-orang telah kehilangan sifat aslinya karena benda-benda dunia ini.

Pencuri mengorbankan dirinya demi keuntungan. Orang terpelajar mengobankan dirinya demi nama baik. Orang terhormat mengorbankan diri demi keluarga. Orang bijak mengorbankan dirinya untuk dunia.

Berbagai jenis manusia yang pekerjaan dan reputasinya berbeda ini, memiliki khayalan serupa dalam melukai wataknya dan mengorbankan dirinya.

Ayat 11 : Dosa Bo Le

Zhuang Zi berkata :

Kuda dengan kukunya dapat menginjak embun dan salju dan dengan surainnya. Ia makan rumput dan minum air. Ia melompat dan meloncat tinggi. Ini adalah hal yang wajar bagi seekor kuda. Walaupun orang membuatnya sebuah ruangan besar dan serambi mewah untuk kuda itu, tak ada faedahnya sama sekali.

Tapi sejak muncul Bo Le kehidupan kuda jadi berubah. Ia mencap mereka, memotong surainnya, memotong kukunya, mengikat lehernya dan mengekang dan mengikat kakinya. Ketika diperlakukan seperti itu 2 / 3 dari tiap sepuluh ekor kuda akan mati.

Untuk menguji daya tagannya, kuda-kuda itu dibiarkannya kelaparan dan kehausan. Dipaksakannya mereka menderap dan mencongklang dalam formasi berjejer, menyiksa dengan tali kekang di depan dan ancaman cambuk dan galah dibelakang. Kuda -kuda yang disiksa seperti itu lalu dikurung dalam sebuah kandang terbuka, lebih dari setengahnya mati.

Bertindak tulus dan orang akan berubah dengan sendirinya. Jangan menganggu orang, maka mereka akan tertib, orang bijak yang menganjurkan kebajikan untuk mengubah orang akan membawa kemunafikan. Jadi biarkan saja dan jangan coba menasehatinya / mencari gara-gara / menyindir orang lain, apalagi kalau ia lagi susah kalau disuruh sabar / Orang yang fanatik / Orang yang munafik / Orang yang egois / Orang keras kepala. Biarkan saja nanti akan sadar sendiri bila ia menemukan kesulitan.

Ayat 12 : Ruginya Berbuat Kebajikan dan Kebenaran

Zhuang Zi berkata :

Dahulu orang hidup sederhana dan puas tinggal ditempat yang sederhana, mereka juga tak memikirkan apa-apa dan tak memiliki seni. Mereka bahagia bila telah dapat mengisi perut dan bergerak bebas.

Kemudian datang orang bijak dengan rencana besarnya untuk memperbaiki dunia. Mereka mengajarkan kebajikan dan kebenaran untuk mengubah pikiran manusia. Kemudian manusia berkerja dan mengagungkan cita rasa ilmu pengetahuan dan saling bertengkar untuk memperoleh keuntungan yang tiada habis-habisnya.

Ketika Tao sedang menurun, kebajikan dan kebenaran muncul. Dahulu manusia hidup sederhana, jujur dan tak munafik. Jadi untuk apa kebajikan dan kebenaran. Jadi setelah ajaran jalan kebenaran muncul para pengikutnya percaya dan menjadi fanatik, aturan mana yang benar dan yang salah di jadikan pedoman, sebagian menjadi munafik dan lainnya menjadi fanatik.

Dari sebagian yang fanatik, sebagiannya menjadi bijak dan yang lain menjadi egois. Dari sebagian yang munafik, tiga perempatnya menjadi egois. Begitu ego berbicara ia tak akan mau lagi melihat aturan yang ditulis dalam ajaran yang dianutnya dan yang ada hanya dirinya yang paling benar. Orang seperti ini tak akan menerima toleransi dan tak bisa dinasehati bila dirinya salah.

Ayat 13 : Diakali Perampok

Menurut kebiasaan untuk menghindari pencuri barang berharga, kita harus menyimpannya dalam tempat yang tertutup dan terkunci dengan kuat. Pasti pencuri tak akan dapat membuka kuncinya dan aku tak perlu khawatir kehilangan hartaku. Tetapi suatu malam datang pencuri yang cerdik. Pencuri itu mengangkat seluruh hartanya tanpa membuka kuncinya.

Kebiasaan umum sering kali seperti senjata makan tuan. Misalnya kita melakukan usaha mencegah pencuri, padahal malah mempermudah pencuri masuk. Orang bodoh mengunakan teori umum tanpa modifikasi, ia mengunakan prinsip baku dan menganggap perilaku yang ditulis dan perilaku umum serta pengalaman peribadi sebagai pokok aturan dan ia mengunakan sebagai teori tetap dalam melihat manusia / tanpa melihat sifat dan karakter orang lain, ia melihat semua orang sama dan akhirnya ia menyalahkan orang baik dan mempercayai orang jahat serta menerimannya.

Ayat 14 : Huang Ti Yang Kehilangan Tao

Huang Ti yang sedang bercengkerama di sebelah utara sungai merah mendaki pengunungan Kun Lun. Dalam perjalanan pulang diketahuinya bahwa mutiara hitamnya ( lambang Tao ) Hilang.

Beliau meminta kepada Guru ilmu pengetahuan alam agar mencarinya, tapi tak di temukannya.

Beliau meminta Li Zhu yang mempunyai penglihatan tajam untuk mencarinya, tapi tak di temukannya.

Beliau meminta orang yang mempunyai pendengaran tajam, tapi tak ditemukannya.

Akhirnya beliau mengirim si tanpa bentuk untuk mencarinya dan si tanpa bentuk berhasil menemukannya.

Huang Ti berkata : Alangkah anehnya mengapa si tanpa bentuk yang menemukannya.

Tao tak dapat diperoleh dengan menggunakan pikiran, pendengaran dan pandangan. Hanya dengan ketidak sengajaan dan kepercayaan terhadap bentuk sajalah, seseorang dapat menemukan Tao. Karena Tao terdapat di balik penglihatan, pendengaran, penciuman, cita rasa, perkataan dan bentuk.

Ayat 15 : Jalan Yang Wajar

Tao bergerak terus-menerus dan tak meninggalkan tumpukan pengaruh ditempat-tempat khusus, sehingga semua benda di sempurnakan.

Bila kaisar melakukan tugasnya dengan cara seperti itu maka semua rakyatnya akan membalasnya dengan kesetiaan. Bila dengan cara ini kebijakan berjalan terus, dimanapun mereka akan dihormati.

Tao takkan berhenti berbuat dan karena itulah semua benda di dunia ini mempunyai wujud, sesuai ajaran Tao orang bijak mengamati semua hal dengan tenang.

Ayat 16 : Memerintah Tanpa Usaha

Shun bertanya kepada Yao : Untuk apa, tuan meletakan hati tuan ?

Yao berkata : Jangan menghina orang tak berdaya, jangan mengabaikan orang miskin, berduka citalah untuk yang meninggal, berilah anak-anaknya harapan dan bersimpatilah kepada jandanya.

Shun berkata : Mengagumkan, tapi ini bukan merupakan kebaikan sejati.

Yao bertanya : Lalu apa yang harus saya lakukan ?

Shun berkata : Matahari dan bulan bersinar dengan wajar dan empat musim mengikuti perputarannya. Hari dan malam mempunyai pola yang tetap, awan datang dan hujan turun.

Yao berkata : Saya seperti mempersulit diri sendiri tanpa guna, apa yang kamu inginkan harus selaras dengan cara alam, padahal saya ingin selaras dengan jalan kemanusiaan.

Manusia tak dapat sengaja mencari penyesuaian dengan hukum alam. Bertindaklah yang wajar tanpa dibuat-buat, jadi melakukan apa yang harus dilakukan dan tak melakukan yang tak perlu dilakukan. Berbuatlah pada waktunya dan jangan di terbalik, itu semua tak akan membuat masalah di masa mendatang.

Ayat 17 : Jalan Dunia

Memiliki gagasan yang mantap dan penghargaan terhadap tingkah laku, seseorang mencoba menjadi manusia sederhana dan hemat, merendahkan diri sendiri dan sopan, selalu menerapkan kebajikan, kebenaran dan kepercayaan adalah sifat-sifat orang terpelajar yang mengembangkan diri dan berupaya mengubah dunia.

Selalu berkata-kata tentang kebajikan, kebenaran, kesetiaan dan kepercayaan adalah sifat -sifat penipu. Memutuskan dengan orang lain dan memburu jalan yang tak layak adalah sifat pembenci dan iri hati.

Berkata dengan angkuh dan meremehkan yang lain merasa dirinya penting adalah sifat orang sombong.

Mengatakan kepada orang lain tentang jasa dan nama besar mereka dan menyuruh orang mengerti dan meminta dihargai adalah sifat orang angkuh.

Menuntut penghargaan dari raja dan menteri, memperbaiki hubungan antara yang tinggi dan yang rendah , semua ini adalah pekerjaan yang disukai ahli politik.

Mencari rawa dan danau, tinggal di tempat terpencil, memancing ikan dan hidup dengan tenteram, semua ini menunjukan tujuan hidup orang yang tak mau melakukan apa-apa. Ini adalah ciri orang yang menghindari masyarakat dan senang hidup menyendiri.

Menarik nafas panjang mempelajari rahasia kesenian, tinggal di pepohonan dan mempelajari gerak-gerik burung, berarti oarng ini ingin berusia panjang.

Zhuang Zi Berkata : Bagaimanapun semua kegiatan itu membahayakan kehidupan. Manusia Tao mempunyai sifat yang mulia tanpa pikiran yang bercabang-cabang memperbaiki diri tanpa kebajinkan dan kebenaran, memerintah tanpa meminta jasa / nama besar. Menikmati tanpa beristirahat ditepi sungai / laut dan berusia panjang tanpa harus melatih teknik pernafasan.

Penghuni dunia mengharapkan hal seperti kekuatan, kebajikan dan kebenaran, jasa, tempat terpencil dan teknik mengembangkan diri, baik untuk memperbaiki diri. Bagi manusia Tao bagaimana pun mereka itu lebih mengganggu daripada membantu. Ia hidup apa adanya dan mencari ketenangan dan melakukan apa yang diwajibkan dan diharuskan.

Ayat 18 : Memberi Semangat

Bila orang berkerja keras dan tak istirahat, tubuhnya akan kecapaian dan pikiran yang dipakai tanpa henti akan kelelahan. Seperti air bila tak kotor warnanya bening dan bila tak terganggu akan diam.

Tapi bila dihalangi dan tak dibiarkan mengalir air tak akan mempertahankan kejernihannya.

Demikian juga halnya dengan jalan alami. Karena itu jadilah jernih dan murni, diam dan tak bergerak. Jangan terikat dan jangan melakukan sesuatu tanpa motif, bertindaklah wajar dan sepontan. Inilah cara menjaga semangat. Semangat itu seperti pedang yang tak ternilai harganya, yang harus di simpan dengan hati-hati dan tak dipergunakan sembarangan.

Banyak orang menganggap keuntungan merupakan hal yang paling penting orang terpelajar mencari ketenaran, orang yang mampu menghargai ambisinya sementara itu orang bijak menghargai kemurnian semangat.

Ayat 19 : Petapa Yang Tak Tinggal di Pegunungan

Zhuang Zi berkata :

Pada jaman dahulu orang yang disebut guru petapa tak perlu memencilkan diri di pegunungan dan hutan. Bila keadaan memungkinkan mereka bertindak secara besar-besaran, mereka akan mengembalikan keutuhan negara tanpa diketahui bagaimana mereka melakukannya.

Bila keadaan tak memungkinkan untuk bertindak, mereka akan memendamnya di dalam hati, berdiam diri dengan sempurna dan menunggu. Begitulah cara mempertahankan Tao tanpa sepengetahuan orang lain.

Orang kuno yang mempertahankan Tao tak perlu kemampuan untuk membumbui kebijaksanaan mereka / mengunakan akal untuk berurusan dengan orang lain / menunjukan ketrampilan untuk menguntungkan dirinya.

Mereka tak akan mencemari sifatnya dan tetap pada jalan Tao, ia akan dapat menilai dan merasakan apa yang akan dilakukan. Dengan melihat bukti dan kenyataan serta perubahan sifat seseorang dan tak akan mengambil keuntungan meskipun ia tahu dimana titik lemah orang lain.

Ada pepatah yang terkenal : Ada putaran Tai Chi, yang mengabungkan Yin dan Yang bersatu, menepis dan mengikuti, menghindar dan memindahkan, tetap tenang bdalam segala keadaan, tak berusaha menyerang dan melupakan titik lemah lawan, membuat lawan merasa berhadapan dengan dirinya sendiri.

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 26

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 23- 24

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.
Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum, semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.
Bab 23 : INTI SARI MAKANAN
Ayat 1 : Makanan Bagi Semuanya
Zhuang Zi berkata :
Kehidupan manusia mempunyai batas, tapi ilmu pengetahuan tanpa batas. Menggunakan kehidupan yang terbatas untuk mengejar ilmu pengetahuan yang tak terbatas adalah perkerjaan yang berbahaya.
Mengetahui hal ini tapi terus mengejar ilmu dengan harapan akan memperbaiki kehidupan, bahkan lebih berbahaya lagi.
Orang harus hidup diluar ilmu, tak perlu mengejar-ngejarnya sehingga menjadi budak ilmu. Peran ilmu hanyalah untuk memberi tahu tentang hidup dalam keuntungan. Setelah mempelajari hal ini barulah kita dapat bertindak. Tak ada gunanya mengejar ilmu pengetahuan yang kosong / tak berguna.
Ayat 2 : Manusia Berkaki Satu
Ketika Gong Wen Xian pertama kali melihat panglima Tentara hanya mengunakan satu kaki, ia sangat terkejut. Setelah merenungkannya, akhirnya Gong mengerti dan berkata : Karena kehendak alam, ia lahir dengan satu kaki bukan karena dipotong. Ini merupakan gejala alam yang wajar.
Bila semua orang berkaki satu, orang yang berkaki dua akan menjadi aneh. Kenyataannya selama suatu benda dijelmakan oleh alam, apakah ia berkaki satu / berkaki banyak seperti kelabang tetap merupakan hal yang wajar.
Bentuk apapun yang kuterima dari alam, akan kugunakan bentuk itu untuk berfungsi. Bila aku datang dari air aku akan tinggal dalam air. Bila datang dari panas aku akan hidup. Bila orang dapat hidup dalam air dan tak merasa kedingin / hidup dalam panas tak merasa panas. Artinya manusia dapat tinggal di mana saja tanpa halangan.
Ayat 3 : Ratapan Qin Sin
Ketika Lao Zi meninggal, Qin Shi datang pada waktu penguburannya, ia mengucapkan tiga seruan, kemudian berlalu. Murid Lao Zi bertanya : Bukankah tuan teman Guru ? Pantaskah tuan meratapinya seperti itu.
Qin Shi berkata : Bagi saya cukup meratapinya sedikit saja. Lao Zi datang karena memang waktunya ia berbuat demikian, ia pergi karena ia mengikuti kehendak alam. Hidup pada waktunya dan pergi dengan kehendaknya. Jadi saya tak perlu berduka cita karena itu. Ketika pengikut Lao Zi mendengar ini, mereka menghentikan ratapannya.
Ketika Lao Zi meninggal hanya jasadnya yang hilang, bukan inti kehidupannya. Qin Shi mengerti akan hal ini sehingga tak merasakan duka cita.
Bab 24 : URUSAN MANUSIA
Ayat 1 : Yan Hui Berpuasa Dan Berpikir
Penguasa muda Wen sangat lalim, karena itu Yan Hui memohon kepada Kong Hu Cu dan berkata : Guru, ijinkan saya pergi mengubah pikiran Raja Wen.
Kong Hu Cu berkata : Kau boleh pergi. Tapi bila engkau bermaksud akan merubah kelakuannya, aku khawatir kau akan mendapatkan kesulitan. Pertama-tama kau harus berpuasa selama beberapa hari.
Yan Hui bertanya : Saya tak minum anggur dan makanan mewah sama sekali, dapatkah hal ini dianggap sebagai puasa ?
Kong Hu cu berkata : Itu puasa untuk pengorbanan, bukan puasa pikiran.
Yan Hui bertanya : Apakah puasa pikiran itu ?
Kong Hu Cu berkata : Pertama-tama biarkan pikiranmu tenang agar tak ada pikiran timbul. Kekosongan adalah puasa pikiran. Bila kau membuka diri terhadap segala yang terlihat dan terdengar, bahkan dewa-dewa dan roh-roh akan datang kepadamu, apalagi manusia.
Bila ada maksud perasaan tentang untung rugi muncul. Bila orang bertindak bukan karena nama, jasa / maksud tertentu barulah ia akan dapat merubah cara berpikir orang lain.
Ayat 2 : Orang Yang Pikirannya Terganggu
Zi Gao kepala daerah She, mengikuti suatu misi ke negara Qi dan bertemu dengan Kong Hu Cu, lalu bertanya : Misi saya ini sangat berat. Bila tak berhasil majikan saya akan marah. Bila berhasil saya tetap akan gelisah. Berhasil / tidak, saya tetap menderita akibatnya. Apa yang harus saya lakukan ?
Kong Hu Cu berkata : Bagaimana perasaan tuan sekarang ?
Zi Gao berkata : Hati saya terbakar dan saya ingin menelan es untuk memadamkannya.
Kong Hu Cu berkata : Tenangkan pikiranmu. Dalam urusan dunia, Ada dua perinsip yang harus diperhatikan. Pertama Nasib dan yang lainnya Tugas. Ketaatan seorang anak kepada orang tuanya adalah nasib. Ketaatan seorang abdi kepada majikannya adalah tugas. Peganglah kedua prinsip ini, bila keadaan yang nyata, lupakan keadaan dirimu sendiri dan semuannya akan menjadi baik.
Janganlah mencoba mengubah keadaan / tujuan untuk mendapatkan hasil tertentu. Bertindaklah sesuai dengan situasi yang ada. Itu sudah cukup dan menyelesaikan masalah.
Ayat 3 : Orang Gila Dari Chu
Orang gila dari Chu, Jie Yu bertemu dengan Kong Hu cu di negara Chu. Melihat usaha Kong Hu Cu yang sia-sia memperbaiki masyarakat ia berkata : Oh , Phoenix ! Oh , PhoEnik. Mengapa kau jatuh ! Bila Tao ada di dunia ini, kebajikan akan memberinya hasil yang sempurna. Bila Tao tak ada, kebijakan akan melindungi dirinya sendiri dan menunggu waktunya. Pada waktu seperti ini lebih baik menghindari kesulitan.
Lupakanlah ! Lupakanlah ! Pada waktu seperti itu jangan mencoba mengusir kegelapan dari pikiran orang dengan kebajikanmu yang cermerlang. Duri ! Duri ! Jangan lukai aku bila aku berjalan aku mencari jalan baru.
Orang bijak tahu kapan harus maju dan kapan harus mundur. Orang harus mengerti kebutuhan dari suatu keadaan. Jangan terlalu memaksakan pendapatmu kepada orang lain / merasa dirimu yang paling baik / benar dan orang lain salah itu akan membawa bencana. Biarkan saja apa maunya dan tak perlu dituruti apa yang tak pantas. Hindarilah secepat mungkin sebelum menjadi masalah bagimu sendiri.
Ayat 4 : Bentuk dan Jiwa
Kong Hu cu berkata kepada adipati Ai dari Lu :
Ketika saya mengikuti misi ke negeri Chu, saya melihat beberapa anak babi sedang menyusu kepada induknya. Tiba-tiba induk babi itu berguling dan mati, anak-anak babi itu meninggalkan induknya dan lari berserabutan.
Yang dicintai anak babi pada induknya, bukanlah bentukny, tapi kehidupan yang dapat menggerakkan bentuknya.
Hidup / mati tak mengubah bentuk induk babi itu, tapi ada perbedaan dalam kegunaannya. Karena itu yang menjadi ciri seseorang, bukanlah bentuknya tapi isi hatinya. Tetapi ada orang yang seharusnya memperlihatkan hatinya malah menyembunyikan hatinya, demi egonya dan teman-temannya ia akan tak mau menunjukan isi hatinya, maka orang macam apa yang melakukan hal seperti itu ? Yang tak dapat dimengerti / tak mau dimegerti ?
Ayat 5 : Dapatkah Manusia Hidup Tanpa Keinginan ?
Hui Zi bertanya kepada Zhuang Zi : Dapatkah seseorang benar-benar hidup tanpa keinginan ? Tapi bila orang tak mempunyai keinginan, bagaimana ia dapat disebut manusia ?
Zhuang Zi berkata : Tao memberikan penampilan kepadannya dan langit memberinya tubuh. Mengapa ia tak dapat di sebut sebagai manusia ?
Hui Zi bertanya : Karena ia disebut manusia, bagimana mungkin ia tak mempunyai keinginan ?
Zhuang zi berkata : Bukan itu yang saya maksudkan dengan keinginan. Yang saya maksudkan dengan tak mempunyai keinginan adalah tak mempunyai kesukaan dan kebencian yang meresahkan dirinya. Patuh pada yang alami dan tak menggunakan kecerdasan manusia untuk mengubah benda.
Dalam dunia manusia terdapat perasaan suka dan benci. Tapi dalam dunia alami, perasaan itu tak ada. Yang alami adalah umum dan yang umum itu abadi.
Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 25

 Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 21- 22

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.
Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.
Bab 21 : PENGEMBALA YANG MENGGEMBIRAKAN
Ayat 1 : Burung Yang Tak Punya Batas
Zhuang Zi berkata :
Di lautan utara ada seekor ikan yang disebut Kun yang panjangnya beberapa ribu Li.
Pada suatu hari ia mengubah dirinya menjadi seekor burung yang disebut Peng, yang rentang sayapnya beberapa ribu li. Peng membentangkan sayapnya dan terbang setinggi 90.000 Li ke angkasa.
Dari ketinggian Peng melihat kebawah dan semua benda kelihatannya tak jelas,
Bukit-bukit, sungai-sungai dan kota-kota malah tak lagi kelihatan. Peng menatap ke muka dan melihat suatu pemandangan yang tak terbatas, ia menjadi satu dengan langit dan bumi.
Pemikiran yang luas harus tak terbatas agar tak berakar dalam keduniaan. Orang tak boleh melihat benda dari segi waktu dan ruang saja, agar ada kesatuan dalam semua benda. Orang tak boleh hanya memikirkan dirinya saja dan tak memikirkan orang lain, bukan mengikuti apa kata orang lain tetapi berusaha menyesuaikan dengan orang lain.
Ayat 2 : Lie Zi Mengendarai Angin
Zhuang Zi berkata :
Lie Zi mampu mengendarai angin dan bergerak tanpa suara. Ini memang pemandangan yang indah.
Ia mengendarai angin selama 15 hari sebelum pulang. Kesaktian seperti itu jarang terjadi.
Tetapi dari sudut pandangan manusia Tao, Lie Zi tak benar-benar tak terbatas walaupun ia tak perlu berjalan, tapi ia masih tergantung pada angin untuk mengangkat dirinya. Karena itu ia bukan orang yang benar-benar dapat bergerak bebas.
Lie Zi mengendarai angin, karena itu ia tak dapat bekerja tanpa angin. Hanya menyatu dengan hukum alam dapat dikatakan sebagai orang yang dengan mudah pergi kemana saja yang ia inginkan dan tak tergantung terhadap apapun secara psikologis. Ini bukan berbuat sesuka hati tetapi hidup tanpa tergantung oleh kemauan orang lain.
Ayat 3 : Xu You Menolak Sebuah Kerajaan
Kaisar Yao bermaksud menyerahkan kerajaannya kepada Xu Yiu dan berkata :
Bila matahari dan bulan bersinar, masih bergunakah obor kecil seperti saya ?
Bila turun hujan perluhkah saya menyirami ladang ?
Tuan lebih mulia daripada saya, karena itu ijinkan saya menyerahkan kerajaan ini kepada tuan.
Xu Yiu berkata : Lupakanlah ! Burung yang bersarang di hutan, tak memerlukan lebih dari satu ranting. Tikus yang minum dari sungai tak memerlukan air lebih banyak dari isi perutnya.
Bila tuan memberikan kerajaan ini kepada saya, apakah yang harus saya lakukan untuk itu ?
Lebih-lebih kerajaan ini telah aman dibawah kekuasaan tuan. Tuan ingin menyerahkan kedudukan dengan nama baik ? Untuk apa sebuah nama yang kosong bagiku ?
Nama hanyalah bayangan. Orang sering mempersulit hidupnya dengan mencari kedudukan dan keuntungan . Hanya dengan mengabaikan hal itu orang akan menemukan hidup yang sebenarnya.
Bab 22 : PERSAMAAN SEMUA BENDA
Ayat 1 : Siapakah majikan yang sebenarnya ?
Zhuang Zi berkata : Tubuh manusia mempunyai tungkai, sendi, mulut dan organ tubuh bagian dalam. Bagaimana mengoordinasiakan fungsi mereka ? Bukankah mereka seperti pelayan ? Dapatkah mereka menerima perintah dari mereka sendiri ? Apakah mereka bergantian menjadi majikan dan pelayan ? Atau adakah majikan yang sebenarnya bagi mereka ? Memang ada sesuatu yang merupakan inti dari bentuk. Inti inilah majikan sejati dari semua benda.
Manusia merupakan sebuah bentuk alam yang asli. Alam asli ini adalah lambang Tao. Bila seseorang bertindak berdasarkan alam asli ini, ia tak akan terpisahkan dengan Tao.
Ayat 2 : Apakah Zhuang Zi Berbicara / Tidak ?
Zhuang Zi berkata : Aku banyak berbicara selama hidupku, tapi dalam kenyataannya aku tak berkata satu patah kata pun.
Bila tubuh dan pikiran bersatu, tak ada diri sendiri. Maka tindakan dan inti menjadi satu. Ketika berkerja, walaupun orang mengerjakan banyak pekerjaan, seolah-olah tak satu pun dikerjakan. Ketika bicara walaupun orang berkata banyak, seolah-olah tak satu pun diucapkan. Manusia Tao lebih suka memberi bukti daripada janji, ia lebih baik menunjukan bukti dari pada berkata-kata yang tak ada buktinya.
Ayat 3 : Pertanyaan Yao
Kaisar Tao berkata kepada Shun : Aku tak suka penguasa Cong, Kuai dan Xu Ao. Aku tak bisa tak memikirkan mereka, mengapa begitu ?
Shun berkata : Mereka menduduki posisi yang tak berarti. Mengapa memusingkan diri terhadap mereka ? Dahulu 10 matahari terbit bersama-sama dan menyinari jutaan benda. Pasti seorang yang memiliki kekuatan kebaikan yang sempurna bisa menerangi semua orang, apalagi tiga raja picik.
Karena pemikiran diri sendiri inilah manusia dipenuhi angan-angan. Pemikiran mengenai identitas yang berbeda akan membangkitkan sikap perlawanan pada diri pribadi dan orang lain. Walaupun tiap benda berbeda-beda, mereka saling melengkapi dan bisa berfungsi tanpa saling mengganggu.
Dengan rasa ego yang tinggi, maka seseorang akan merasa lebih tinggi dan tak akan mau minta maaf bila ia salah, ia akan merasa paling benar sendiri dan dengan segala alasan ia menutupi egonya dan harga dirinya yang tinggi. Orang seperti ini biasanya tak akan mempunyai teman yang baik, karena ia minta menang sendiri dan tak mau disalahkan.
Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 23 – 24