Rangkuman Budi Pekerti ( Di Ze Gui 弟子规 ) Bag. 2

Rangkuman yang menerangkan tentang budi pekerti seorang anak manusia ini, disusun berdasarkan pemikiran seorang filsuf dunia Kong Fu Zi (Konghucu). Budi pekerti ini akan memberikan tuntunan tentang tata cara berperilaku dalam seluruh aspek kehidupan dan keseharian kita. Misalnya sebagai anak kita harus berbakti dan patuh pada orang tua, hormat pada kakak, sayang pada adik dan santun, lembut dalam bertutur kata. Begitu pula dalam bergaul di masyarakat luas, kita harus sangat berhati-hati dan mawas diri, dalam pengertian, mampu mengendalikan cara berpikir, cara berbuat, dan cara bertutur kata.

Selain itu, kita harus mampu menjaga kebersamaan, jangan sampai mempertajam perbedaan. Tebarkan kasih sayang antar sesama, menyenangkan dalam bergaul, dan mampu belajar dengan tekun, meneladani orang-orang arif bijaksana serta selalu menepati janji.

Bila keseluruhan aspek moral, budi pekerti, akhlaq dan tata krama sudah dikuasai, berusahalah menambah dan mempelajari ilmu lain yang lebih bermanfaat. Bagaimana seorang bisa menjadi anak yang berbudi luhur dan memiliki dedikasi yang tinggi?Kisah selanjutnya…..

7. Menghadapi Orang Tua Yang Bersalah :

Bagaimanapun hebatnya orang tua kita adalah manusia biasa yang tidak luput dari berbuat salah, keliru dan terlanjur. Bila sekali waktu beliau terlanjur berbuat salah kita hrus tetap hormat pada beliau, memahami beliau dan setahap demi setahap mengingatkan beliau.

Mengingatkan ini harus dilakukan dengan santun, hati-hati, tulus dan perlahan-lahan dengan tutur kata yang lembut, penuh kasih sayang dan sikap manis yang menyenangkan.

Bila pada tahap awal beliau belum bisa menerima koreksi dan pendapat kita, maka kita tetap harus sabar dan penuh kesantunan mencobanya lagi. Carilah hari lain di waktu hati beliau lebih santai dan terbuka, coba dan coba lagi. Walau sampai keluar air mata saking sedihnya, tetaplah bermohon pada beliau untuk berubah sikap.

Walau mungkin beliau sampai terlupa lalu memukul kita, jangan menyesal dan putus asa. Selalulah tetap mencoba. Kalau beliau dibiarkan terbiasa berbuat salah yang berulang-ulang, bisa merugikan kita semua.

8. Mengurusi Orang Tua Sakit Sampai Meninggal :Orang tua kita dalam mengurusi kita, kadang-kadang sampai melupakan kebutuhan dan kesehatannya sendiri. Kadang-kadang kita mendapati beliau sakit. Beliau butuh perhatian dan kasih sayang anaknya yang tulus dan sungguh-sungguh. Kita harus mengerahkan daya upaya dan dana kita untuk mengobati beliau. Kita harus menjaga beliau dengan baik, menyelimuti jangan sampai kedinginan, menyuapi beliau jangan sampai kurang asupan gizi, mengurut beliau, membelai beliau dan menunjukkan kasih sayang kita.

Bila ternyata penyakit beliau bertambah parah, harus ditambah pula perhatian dan kasih sayang kita. Jangan tinggalkan beliau barang sekejap pun. Pagi, petang, siang dan malam urus kebutuhan beliau dan jaga beliau dengan baik.

Bila akhirnya beliau dipanggil Yang Maha Kuasa, tunjukkan kesedihan dan kedukaan yang mendalam secara bersungguh-sungguh, bukan dibuat-buat dan pura-pura. Kehilangan beliau adalah kehilangan penerang hidup kita sehingga kita benar-benar berduka. Selama masa berduka atau berkabung itu, kita hrus mengatur semua tingkah laku dan cara bicara kita. Janganlah segala kebaikan dan kasih sayang serta pengorbanan yang telah beliau berikan kepada kita, yang tanpa pamrih dan tanpa mengharap balas jasa, kita abaikan begitu saja.

Berterima kasihlah kepada beliau dan tetaplah mengingat jasa dan kebaikan beliau. Oleh karena itulah, dalam masa berkabung itu kita harus meninggalkan kebiasaan bersenang-senang, jangan meminum minuman yang memabukkan dan bahkan jangan makan makanan yang mewah dan berlebihan. Dahulu kala, masa berkabung ini bahkan sampai tiga tahun.

Upacara penghormatan jenazah orang tua kita yang telah wafat pun harus dengan mengikuti kaidah yang logis. Jangan sampai berlebih-lebihan melebihi kemampuan kita yang wajar. Jangan sampai demi gengsi, dihamburkan dana secara berlebihan. Adalah kebiasaan yang salah bila dalam penyelenggaraan jenazah inikita pamer keberadaan keuangan kita dengan membuang uang secara percuma. Cara ini hanyalah menonjolkan kesombongan keuangan kita untuk menutupi sikap yang sebelumnya kurang berbakti pada orang tua.

Sebaliknya tidak boleh pula dilaksanakan dengan sembarangan saja. Prosesi penghormatan jenazahnya harus dilakukan dengan khidmat dan sepenuh hati serta tetap menaruh hormat, sama seperti hormatnya kita sewaktu beliau masih hidup.

9. Mengenai Hubungan Saudara-Saudara / Kasih Sayang Dengan Saudara :Sesama saudara haruslah saling menyayangi. Sebagai kakak haruslah melindungi dan menyayangi adik-adiknya. Sebagai seorang adik, sebaliknya haruslah hormat pada `kakak-kakaknya. Dengan demikian adik haruslah bisa rukun bernaung hidup dalam satu atap dengan kakaknya, begitu pula sebaliknya. Bila antara bersaudara terlihat rukun dan bahagia, maka orang tua akan merasa senang.

Dalam bergaul di masyarakat janganlah selalu menghitung untung rugi. Menghitung-hitung untung rugi ini seringkali menimbulkan rasa marah dan emosi yang tak terkendali. Sebaliknya, selalulah bertutur kata yang santun, suka mengayomi, melindungi, suka mengalah, berbicara dengan lembut, tidak menggunakan kata-kata kotor dan mampu mengendalikan emosi. Semua perilaku di atas akan menghindarkan seseorang dari pertikaian dan pertentangan yang tidak perlu atau rasa benci dan amarah.

” Tutur bahasa adalah pintu malapetaka atau bisa juga menjadi pintu keberuntungan “Filsuf Kong Fu Zi membagi ajarannya dalam empat cabang ilmu yaitu ilmu budi pekerti, tutur bahasa, sosial politik dan sastra. Dari kutipan tadi dapat dipahami bahwa tutur bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam ajaran Kong Fu Zi.

10. Sopan Santun Dengan Saudara :Pendidikan sopan santun (etika-tata krama) haruslah dimulai sejak dini, semenjak usia belia. Dalam seluruh kegiatan sehari-hari, tata krama ini harus dipraktekkan. Mulai dari tata cara makan, duduk atau berjalan. Kita dituntun untuk senantiasa rendah hati dan selalu mengalah.

Yang sulung dan yang bungsu selalu ada urutannya. Jangan lupa memprioritaskan yang tua lebih dahulu, baru yang muda, sehingga yang lebih muda selalu mengalah. Bila seorang yang lebih tua memanggil seorang yang lebih muda dan orang yang dicari tidak ada ditempat pada waktu itu, maka kita yang lebih muda harus berinisiatif untuk menemui saudara yang lebih tua itu. Dan bertanya padanya, apa ada sesuatu yang bisa dibantu. Kalau kita bisa membantu mengerjakannya, bantulah. Bila kita tidak mampu melakukannya maka janjikanlah, bahwa kita akan membantu menyampaikannya kepada yang bersangkutan.

Dr. Sun Yat Senmengatakan,“ Tujuan utama kehidupan ini adalah mengabdi, bukanlah memiliki “Anak-anak muda harus selalu ingat pepatah diatas. Membantu orang lain adalah sumber kebahagiaan.

11. Bila bersama Sesepuh di suatu tempat :Berada disuatu tempat dengan sesepuh, harus ikuti kegiatan beliau. Bila beliau masih berdiri, kia pun harus ikut berdiri. Bila beliau belum mempersilahkan duduk, janganlah duduk terlebih dahulu.

Bila berbicara dengan sesepuh, suara harus lembut dan tenang. Bila menjawab pertanyaan beliau. Suara harus sedemikian rupa pasnya, jangan terlalu kecil sehingga tidak terdengar.

Bila kita ada keperluan menghadap sesepuh harus dengan cekatan tampil ke depan dan bila telah selesai, kembali ke tempat semula dengan perlahan. Bila sesepuh menyampaikan atau bertanya tentang sesuatu, dengarkanlah dulu dengan seksama dan penuh perhatian. Jangan mendengar dengan mata yang melirik ke kanan kiri. Sering terjadi orang yang bertutur sapa hanya sekedar basa basi tanpa diikuti dengan kesungguhan hati. Pikiran dan perhatiannya tidak tertuju pada sesepuh yang sedang dihadapinya.

12. Bakti Pada Sesepuh Dan Keluarganya :
Berurusan dengan para sesepuh, misalnya paman bibi dan keluarganya haruslah dengan sikap sopan, hormat dan berbakti pada beliau seakan kita berhadapan dengan orang tua kita sendiri.

Begitu pula berhubungan dengan keluarga beliau. Saudara sepupu kita misalnya, haruslah pula bersikap sayang dan hormat seperti kita sayang dan hormat pada saudara kita sendiri.

13. Hormat Dan Santun Pada Sesepuh :Menyapa sesepuh tidak boleh memanggil namanya secara langsung. Dihadapan sesepuh harus rendah hati, hormat dan santun. Jangan berlagak berlebihan (over acting) memamerkan kelebihan, kebolehan dan kemampuan diri. Kecongkakan seperti ini akan merugikan kita dan sesepuh akan berpikir dua kali untuk membantu dan membimbingnya.

Bila bertemu sesepuh di jalanan, jangan menghindar, harus berilah salam dengan menghadapkan muka pada beliau. Bila sesepuh, karena suatu alasan tertentu tidak memberi reaksi, beranjaklah mundur dan jangan repotkan beliau.

Dahulu kala, bila bertemu sesepuh sementara kita berada di dalam kereta ( Baik mengendarai sendiri maupun menumpang ), segeralah turun dari kendaraan dan beri salam.

Tunggulah dulu hingga beliau meninggalkan tempat itu sampai berjarak agak jauh, beberapa ratus langkah, barulah kita boleh melanjutkan perjalanan. Memberi kesempatan kepada sesepuh untuk berjalan lebih dahulu, itu merupakan wujud penghormatan kepada sesepuh.

14. Mawas Diri :Menghargai Waktu. Sebagai seorang anak, kita harus bisa menghargai dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Kita harus bangun pagi dan tidur tidak terlalu cepat. Tapi hal ini bukan berarti harus begadang atau tidur larut malam. Kebiasaan ini bukan hanya tidak baik terhadap kesehatan, juga akan mempengaruhi kekuatan fisik kita dalam beraktivitas di siang hari.

Bumi tidak pernah berhenti berputar. Waktu tetap berjalan tanpa kenal henti. Masa muda harus dihargai. Pepatah mengatakan : kalau waktu muda tidak giat berusaha maka pada masa tua akan menyesal.

Biasakanlah hidup disiplin dan teratur. Bangun pagi segera mandi, cuci muka, berkumur-kumur agar kesegaran timbul, semangat tumbuh dan itu adalah awal dari hari yang cerah. Sehabis buang air, baik buang air kecil maupun buang air besar, cuci kedua tangan dengan bersih. Biasakanlah hidup bersih sehingga kesehatan kita terjaga. Ingat penyakit bisa menular, bila kita tidak mencuci tangan dengan bersih dan baik. Kebersihan adalah pangkal kesehatan.

15. Jaga Keterampilan :Penampilan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.Tata busana harus bersih, rapi serasi. Bila memakai topi harus pas ukuran, warna dan tempatnya. Kancing baju terpasang rapi, kaus kaki terpasang rapi, ikat pinggang dikenakan rapi. Semua ini akan membuat jalan kita gagah, tidak lingling bagai orang tersandung. Kerapihan dan keanggunan harus diutamakan dalam berbusana. Busana mencerminkan citra pribadi kita.

Tiba di rumah dari perjalanan, semua harus dikembalikan pada tempatnya. Baju, topi, sepatu, kaus kaki dan lain-lain harus dikembalikan ke tempat yang telah disiapkan semula agar sewaktu akan mengenakannya lagi tak perlu mencari kemana-mana. Barang besar dan berat tempatkan di bagian yang mudah dijangkau. Barang halus kecil tempatkan pada posisi yang mduah dicari. Membiasakan hidup teratur dan rapi sudah merupakan separuh dari kesuksesan pekerjaan kita.

16. Berlakulah Hemat Dan Seimbang :Dalam berpakaian, jangan pilih karena mahal, bermerk dan mewahnya. Pilihlah karena kerapihan dan kebersihannya. Pertimbangkan pula kecocokannya dengan status diri dan kondisi tempat yang akan kita kunjungi. Juga sangat penting pertimbangan kemampuan keuangan kita untuk membelinya.

Kita harus bisa mengelola keuangan keluarga dengan seimbang ( proporsional ). Jangan demi gengsi dan pamer diri, dipaksakan membeli pakaian yang berharga tinggi. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu adalah pemborosan. Pepatah kita mengatakan hemat pangkal kaya.

Dalam hal makanan jangan terlalu memilih-milih. Apa yang ada manfaatkan dan konsumsi sebaik-baiknya. Bisa terjadi disuatu ketika nanti, disuatu tempat tertentu kita tidak memperoleh makanan yang kita mau, sehingga kita harus bisa menerima apa adanya. Maka kebiasaan tidak memilih-milih apa yang akan dimakan ini akan sangat berguna.

Makanlah secukupnya jangan berlebihan dan teratur pada waktunya. Bila ini dilakukan, kita akan terhindar dari kegemukan, yang hanya menambah beratnya beban tubuh yang disangga kaki dan akhirnya merusak kesehatan.

Minuman keras dan beralkohol harus dihindarkan sejauh-jauhnya, karena sangat merugikan kesehatan. Kita harus patuh pada hukum yang melarang minuman yang memabukkan. Remaja muda dan anak-anak yang belum dewasa harus berpantang minuman keras. Orang yang sudah dewasa pun tetap jangan meminum keras apalagi berlebihan.

Lihatlah orang yang mabuk. Dia berkelakuan sangat buruk, melantur dan berbuat tidak terpuji. Dalam keadaan mabuk, kebejatannya akan terkuat semua.Ini adalah sumber malapetaka. Yang tidak kalah berbahayanya adalah mengkonsumsi narkoba dan obat-obat terlarang lainnya. Katakan,“TIDAK UNTUK NARKOBA “karena semua itu hanya akan menghilangkan harkat dan martabat manusia.

17. Bersikap Gagah Namun Tetap Sopan :Sewaktu berjalan langkah harus mantap dan pasti, jangan tergopoh-gopoh, jangan terburu-buru tapi jangan pula lamban tak bertenaga. Berdiri harus tegak dan gagah. Busungkan dada, tegakkan kepala, bersemangat penuh gairah. Badan tidak boleh membungkuk lemah dan lunglai tak bersemangat.

Berinteraksi dengan orang lain haruslah dengan rasa hormat yang tinggi dan sungguh-sungguh, jauh dari basa basi dan asal-asalan. Misalnya menyapa orang lain baik dengan cara membungkuk hormat (soja) maupun mengangguk harus dengan sikap hormat yang ikhlas dan sungguh-sungguh dari hati kecil, bukan asal-asalan dan basa-basi.

Dalam waktu menunggu dan suasana santai, bersikaplah tetap sopan dan santun. Jangan berdiri menghalangi lalu lintas orang yang lewat. Cari tempat yang tepat sehingga orang tidak terganggu. Jangan bersikap arogan bersandar dengan mengangkat sebelah kaki, berpangku tangan,menyilang atau menjulurkan kaki dengan angkuh, apalagi mengangkat dan menggoyang-goyang kaki acuh tak acuh.

18. Bersikaplah Lembut Dan Penuh Perhitungan :Dalam bertindak dan berkegiatan sehari-hari, lakukanlah dengan lembut dan penuh kehati-hatian misalnya ketika memasuki ruangan buka dan tutuplah pintu dan gordyn/tirai dengan perlahan sehingga tidak menimbulkan suara gaduh. Ketika meletakkan gelas, piring dan sendok lakukanlah dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan bunyi.

Demikian pula ketika berjalan dalam rumah, ketika berbelok misalnya lakukan dengan hati-hati agar tidak sampai menyenggol bagian yang tajam yang dapat melukai tubuh. Sewaktu mengambil sesuatu yang kosong ( tempayan kosong misalnya ) lakukanlah dengan sedemikian berhati-hatinya, seakan-akan mengambil sesuatu yang berisi ( tempayan berisi ). Jaga jangan sampai terjatuh dan pecah.

Hal yang sama bila ingin masuk ke dalam suatu ruangan yang diperkirakan tidak berpenghuni, ketoklah pintu, berlakulah tetap hati-hati, pelan dan sopan seperti ada yang ditemui.

Bekerjalah berdasarkan rencana. Mengerjakan sesuatu janganlah terburu-buru karena mudah menimbulkan kesalahan. Jangan takut mengerjakan sesuatu yang agak susah. Karena khawatir tidak bisa selesai, kita menunda tidak jadi mengerjakannya. Sebaliknya jangan terlalu ceroboh dan sembarangan saja menyelesaikan sesuatu. Bekerjalah dengan penuh perhitungan. Rencanakan apa yang akan dikerjakan dan kerjakan sesuai dengan yang sudah direncanakan.

Hindari semua tempat-tempat maksiat dan perjudian yang seringkali menimbulkan keributan dan perkelahian. Kita harus mampu dengan tegas menolaknya. Jangan ikut-ikutan dan jangan pula sampai terjerumus.

Semua itu bersifat kotor, porno dan berselera rendah. Janganlah mendengar apalagi menonton semua kebobrokan di atas, jangan pula karena keingin tahuan yang berlebihan, kita lantas bertanya lebih mendalam. Jangan sampai akhlak kita yang masih murni polos, tercemar oleh kemaksiatan yang merugikan tersebut.

19. Mengunjungi Dan Meminjam Barang Orang Lain :Bila hendak mendatangi suatu rumah, kantor atau kamar seseorang sebelum masuk, ketok pintu dan bertanya dengan ramah, apakah ada orang di dalamnya.

Jangan secara sembrono, tidak tahu diri, langsung masuk saja ke ruang dalam. Tanyalah dengan suara lantang, apakah ada tuan rumah di dalam, supaya orang didalam rumah tahu bahwa ia sedang kedatangan tamu.

Jika orang di dalam rumah bertanya siapa gerangan yang datang, jawablah dengan lantang nama kita dan maksud tujuan kedatangan kita secara jelas dan singkat. Jangan hanya menjawabnya dengan kata saya saja, karena hal itu akan membuat tuan rumah akan menjadi bingung, saya itu siapa?

Bila meminjam barang milik orang lain, haruslah dengan seizin yang empunya. Jika tidak mendapat persetujuan dari pemilik, janganlah menjamah dan mengambilnya, karena hal tersebut sama saja dengan mencuri.

Barang yang dipinjam harus dipelihara dan harus digunakan secara berhati-hati. Kembalikan tepat waktu sesuai janji, sehingga bila lain kali jika ingin meminjam lagi tidak mendapat kesulitan.

Pepatah mengatakan:” Pinjam dengan baik, kembalipun harus dengan baik. Mau pinjam lagi tidak akan sulit.”

20. Amanah Dan Jaga Lidah :Dalam berucap, utamakan amarah, ketulusan dan kepercayaan. Pegang ucapan, jangan ingkar janji. Bila memang tidak sanggup, jangan sembarang menebar janji, menebar bohong dan mengada-ada. Begitu pula jangan membesar-besarkan sesuatu dan memanipulasi suatu keadaan yang sebenarnya tidak ada untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri. Hal ini akan menumpuk dosa dan kesusahan. Kebiasaan ini tidak akan pernah ada gunanya, harus ditinggalkan.

Lebih baik berbicara seperlunya, daripada terlalu banyak bicara. Lebih baik berbicara sedikit yang bermanfaat daripada bicara banyak yang tidak ada isinya. Berbicaralah pada tempat dan waktu yang tepat. Pilihlah topik pembicaraan yang memang perlu diketahui orang lain. Hal-hal yang tidak pantas didengar, jangan diobral.

Jaga lidahmu, berbicara dengan hati-hati, jangan menyinggung perasaan orang lain, ngegombal, ngegosip dan yang menjurus pada pornografi. Ucapan yang keluar dari mulut kita haruslah sesuatu yang benar-benar punya arti dan maksud yang jelas. Jangan berbicara yang muluk-muluk tak berarti.

Jauhilah ucapan-ucapan yang membuat orang bingung, ucapan yang berselera rendah, jorok dan kotor. Ucapan kasar dan prilaku yang biasa dipakai para berandalan di jalanan, seyogyanya tidak keluar dari mulut orang yang berakhlak baik. ( Romy )

Bersambung ke bagian ke 3