Sloka-Sloka Bagavadgita

Wahai Dhananjaya, jauhilah segala kegiatan yg menjijikan melalui bakti dan dgn kesadaran seperti itu serahkanlah dirimu kepada tuhan Yang Maha Esa. orang yg ingin menikmati hasil pekerjaannya adalah orang pelit.(Krishna)

Bhagawad Gita menyediakan tiga bab dan 114 sloka untuk menjelaskan Karma Yoga. Beberapa pokok-pokok penting adalah sebagai berikut :

Tiada seorangpun akan mencapai keadaan Nishkarmata (actionlessness – ketiadaan tindakan) dengan menghindari kerja.

Tindakan adalah hakikat dari semua mahluk dalam penciptaan Dia yang mengendalikan keinginan-keinginan daging atau tubuhnya dan melakukan kerja tanpa mementingkan diri sendiri adalah manusia terhormat.

Laksanakan kerja tanpa mementingkan diri sendiri, karena kerja demikian akan menjamin kebebasan (moksha) bagimu.

Lihatlah kepadaKu, aku adalah Tuhan. Tidak ada apapun yang harus Kulakukan dalam tiga dunia ini. Tiada sesuatupun dalam tiga dunia ini yang Aku perlukan atau tidak bisa Aku peroleh. Namun demikian aku bekerja sepanjang waktu.

Seorang manusia harus melakukan tugasnya (Swadharma). Seorang manusia akan celaka atau menderita bila ia melakukan tugas orang lain. Swadharma, betapapun remehnya, adalah lebih baik dari tugas orang lain.

Indriya adalah baik. Pikiran lebih baik dari indriya. Jiwa lebih baik dari pikiran.

Dalam bentuk apapun seorang manusia memujaKu, Aku akan menerimanya. Jalan manapun yang ditempuh oleh seorang manusia, pada akhirnya ia akan sampai padaKu.

Dia yang melakukan pekerjaan tanpa terikat pada hasilnya dengan menyerahkannya kepadaKu tidak akan tersentuh oleh dosa, sama seperti air jatuh di daun teratai tidak akan membasahi daun itu.

Tindakan tidak menodaiKu, tidak pula Aku mempunyai keinginan akan hasil-hasilnya. Dia yang mengetahui hakikatKu ini, tidak akan terikat oleh tindakannya.

”Terbelenggu beratus-ratus ikatan hasrat keinginan, menghanyutkan diri dalam arus pusaran nafsu dan amarah”

Artinya: ”Ketika budimu melampaui kekeruhan ilusi, engkau akan sanggup bersikap seimbang pada apa yang kau dengar dan apa yang akan engkau dengar”

Artinya: ”Ketika pikiran mengejar hawa nafsu, ketenangan jiwa akan hilang. Seperti angin yang membawa sebuah perahu dilautan

“ketika kebodohan tinggal dalam kegelapan, bijaksana dalam kesombongan mereka sendiri, dan kesombongan dengan pengetahuan yang sia-sia berputar-putar sempoyongan ke sana kemari, seperti orang buta yang dipimpin oleh orang buta” #Upanissad

Pusatkan pikiranmu kepada-Ku, berbakti kepada-Ku, dan setelah kau mendisiplinkan jiwamu, maka Aku akan menjadi tujuanmu yang tertinggi dan kau akan tiba kepada-Ku #Bagavadgita.

Persembahan yang dilakukan tanpa diketahui maknanya adalah sia-sia, sama dengan mempersembahkan kebodohannya dan persembahan itu tak ada bedanya dengan segenggam abu #bagavad

Siapapun yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan, atau seteguk air, akan Aku terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berhati suci.

Wahai perebut kekayaan, tidak ada kebenaran yang lebih tinggi daripada-Ku. Segala sesuatu bersandar kepada-Ku, bagaikan mutiara diikat pada seutas tali #bagavadgita

Seperti halnya api ditutupi oleh asap, cermin ditutupi oleh debu, atau janin ditutupi oleh kandungan, begitu pula mahluk hidup ditutupi oleh berbagai tingkat hawa nafsu ini.#Bhagavadgita

Orang yang melihat keadaan tidak melakukan perbuatan dalam perbuatan, dan perbuatan dalam keadaan tidak melakukan perbuatan, adalah orang cerdas dalam masyarakat manusia. Dia berada dalam kedudukan rohani, walaupun ia sibuk dalam segala jenis kegiatan.#Bjagavadgita

Hal ini tidak usah membuat heran, bahwa orang yang belum mengetahui sesuatu dengan sebenarnya selalu menjelek-jelekan hal yang belum diketahui secara jelas. Seperti halnya permaisuri parakirata( golongan pemburu pada zaman purba ) menolak permata dari kepala gajah, sebaliknya memakai perhiasan biji gunja( biji-bijian yang terdapat di semak belukar) #Sloka-10

Jangan bersedih terhadap apa yang sudah berlalu, jangan pula risau terhadap apa yang akan datang, orang-orang bijaksana hanya melihat masa sekarang dan berusaha sebaik-baiknya.

#BAB XIII Sloka 9.

Setiap orang akan menjadi senang kalau diberikan kata-kata yang manis menarik. Oleh karena itu, perlu sekali berbicara yang manis menarik. Sesungguhnya apa kekurangan berkata-kata manis?

#BAB VII Sloka 1.

Burung tekukur menjadi indah menarik karena suaranya, seorang istri menarik karena kesetiannya kepada suami, orang yang rupanya buruk menjadi menarik karena ilmu pengetahuannya dan karena memiliki sifat maha pengampun pendeta menjadi menarik. #

BAB IV Sloka 4.

Bagi mereka yang pikirannya dipusatkan kepada Yang Tak Terwujud, kesulitannya lebih besar, karena sesungguhnya jalan dari Yang Tak termanifestasikan sukar dicapai oleh orang yang mempunyai badan jasmani.

“Sebuah pemberian yang tulus adalah saat kita memberikannya dari hati, kepada orang yang tepat, di saat yang tepat, dan di tempat yang tepat, dengan tidak mengharapkan apa-apa sebagai imbalan” —Bhagavad Gita.

Walaupun Tuhan tak dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi Tuhan dapat dirasakan kehadirannya dengan rasa hati, bagaikan garam dalam air. Ia tidak tampak, namun bila dicicipi terasa adanya disana. Demikian pula seperti adanya api di dalam kayu, kehadirannya seolah-olah tidak ada, tapi bila kayu ini digosok maka api akan muncul.#mengenal Tuhan.

Kedermawanan menghapuskan kemiskinan, perbuatan yang baik menghilangkan kemalangan, kecerdasan rohani menghapuskan kegelapan/kebodohan, dan bahaya atau rasa takut bisa dihilangkan dengan merenungkannya baik-baik.

Janganlah hidup terlalu lurus atau terlalu jujur, sebab begitu Anda pergi ke hutan Anda akan melihat bahwa pohon-pohon yang lurus ditebang, sedangkan pohon-pohon yang bengkok dibiarkan hidup.

Seseorang yang melakukan karma yang baik dan benar, baginya hutan rimba bagaikan istana yang indah, semua manusia dan mahluk menjadi sahabat, dan seluruh bumi dipenuhi dengan kekayaan.