Sloka-Sloka Hindu Veda

Sesungguhnya apa yang ada di dunia ini, yang berjiwa ataupun yang tidak berjiwa dikendalikan olehĪśā(Yang Maha Esa), oleh karena itu orang hendaknya menerima apa yang perlu dan diperuntukkan baginya dan tidak menginginkan milik orang lain.

Maka yang harus anda perhatikan, jika ada hal yang ditimbulkan oleh perbuatan, perkataan dan pikiran yang tidak menyenangkan dirimu sendiri, malahan menimbulkan duka yang menyebabkansakit hati, perbuatan itu jangan hendaknya anda lakukan kepada orang lain; jangan tidak mengukur baju di badan sendiri, perilaku anda yang demikian, itulah dharma namanya; penyelewengan ajaran dharma jangan hendaknya dilakukan.

Ilmu itu bersinar diwajah orang bijaksana. Orang bodoh itu sebagai tumbuhan menjalar, ilmu itu bagai orang bijaksana tersimpan di dalam hati sebagai lampu dalam periuk, merupakan obor kehidupannya.

6.Manawa Dharmasastra IX. 33

Ksetrabhuta smrta nari

bijahbhutah smrtah puman

ksetrabija samayogat

sambhawah sarwa dehinam

Terjemahannya:

Menurut Smrti wanita dinyatakan sebagai tanah, laki-laki dinyatakan sebagai benih, hasil terjadinya jazad badaniah yang hidup terjadi karena melalui hubungan antara tanah dan benih
Seorang wanita adalah tanah, dimana tanah memberikan tempat hidup bagi semua makhluk hidup dan sebagai tempat berseminya segala makhluk hidup. Sementara laki-laki diumpamakan sebagai benih atau sumber kehidupan.

Dalam hal-hal tertentu, benih lebih menonjol dan lainnya garbha wanitalah yang menonjol, tetapi kalau kedua-duanya adalah sama, turunan itu akan sangat dimuliakan.

Menurut terjemahan slokaManawa Dharmasastra IX. Sloka 34, pada suatu ketika bisa saja laki-laki lebih berperan dalam kehidupan, demikian juga sebaliknya, wanita juga bisa bisa berperan lebih di dalamnya. Akan tetapi apabila keduanya bisa menyeimbangkan tugas dan peranannya dalam kehidupan maka hal itulah yang paling utama.

8.Atharva Veda VII. 36.1

Aksayu nau madhusamkāśe anīkam nau samañjanam

Antah kŗņusva mām hŗdi mana innau sahāsati

Terjemahannya:

Mata kami masing-masingakan memiliki sifat seperti madu;wajah kami menjadi bagaikan balsem (yang berharga); taruhlah aku dihatimu;semoga pikiran kita selalu menyatu.

Apabila seorang wanita bisa dihargai dan dihormati maka wanita bisa bersifat semanis madu yang tidak ada yang bisa mengalahkan manisnya. Serta bila wanita jaga bisa memberikan kehangatan kedapa semua orang. Hendaknya wanita selalu memiliki tempat pada setiap hati manusia, karena manusia terlahir dari wanita.

9.Yajur Veda XIV. 22

Yantrīrād yantryasi yamanī

Dhruvā’si dharitrī, işe tvorje tvā

Rayyai tvā poşāya tvā lokam tā indram

Terjemahannya:

Pengendalian, engkau yang pintar, pengatur pengendali, penguasa yang tegas. Untuk kekuatan, engkau untuk energi, engkau untuk kekayaan, engkau untuk kemakmuran. Memenuhi ruangan, ternak yang diikat.

Menurut terjemahan slokaYajur Veda XIV. 22, wanita yang memiliki pengetahuan mampu menjadi pengendali kehidupan dan menjadi pemimpin yang tegas. Di dalam kekuatan wanita sebagai energi. Ibarat para dewa memiliki dewi-dewi sebagai saktinya. Bila seorang wanita padai mengatur keuangan dalam keluarga, maka keluarga tersebut akan mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan.

9. Reg Veda X.85.46

Samrājñī śvaśure bhava samrājñī ŚvaŚrvām bhava

Nanādari samrājñi bhava samrājñĪ adhi devŗşu

Terjemahannya:

Jadilah ratu bagi mertua lelakimu; ratu bagi mertua perempuanmu; ratu bagi ipar-ipar perempuanmu dan ratu bagi ipar-ipar lelakimu.

Sesuai dengan terjemahan slokaReg Veda X.85.46, seorang wanita yang sudah menikah hendaknya mampu menjadi ratu bagi semua anggota keluarga di rumah suaminya. Menjadi ratu dalam hal ini bukan berarti berlaku seenaknya dan boleh memerintah siapa saja. Menjadi ratu untuk keluarga suami adalah mampu menjadi wanita yang dimuliakan, dihormati, dan mampu menjadi kebanggaan seluruh keluarga.

11.Manawa Dharmasastra III. 55

Pitrbhir bhratrbhiç

Caitah patibhir dewaraistatha

Pujya bhusayita wyaçca

Bahu kalyanmipsubhih

Terjemahannya:

Wanita harus dihormati dan disayangi oleh ayah-ayahnya, kakak-kakaknya, suami dan iparnya yang menghendaki kesejahtraan sendiri.

Bagi keluarga yang menghendaki kebahagiaan dan kesejahteraan di dalm keluarganya, hendaknya selalu menghormati dan menyayangi wanita. Karenadimana wanita di hargai dan dihormati maka disana akan ada kebahagiaan. Wanita adalah yang memeberikan kesuburan, dengan kesuburan mampu meraih kemakmuran dan kesejahteraan. Ibaratkan sebagai ibu pertiwi yang dipelihara dengan baik maka akan memeberika kemakmuran bagi segala makhluk hidup di dunia.

Bhagavadgia VII.5 menyebutkan :
Apareyam itas tv anyamprakrtim viddhi ma param
Jiva-bhutam maha-bahoyayedam dharyate jagat
Wahai Arjuna yang berlengan perkasa, disamping tenaga-tenaga tersebut, ada pula tenaga-Ku yang lain yang bersifat utama, terdiri dari makhluk hiudp yang menggunakan sumber-sumber alam material yang rendah tersebut.
Dalam Sloka Bhagavadgita diatas disebutkan dengan jelas bahwa para mahluk hidup adalah bagian dari alam utama (atau tenaga utama) Tuhan Yang Maha Esa. Tanaga yang rendah adalah alam terwujud dalam berbagai unsur, yaitu ; tanah, air, api, udara, angkasa, pikiran, kecerdasan, dan keakuan yang palsu. Kedua bentuk alam material, yaitu ; bentuk kasar (tanah dan sebagainya) dan halus (pikiran dan sebagainya), dihasilkan dari tenaga rendah. Para mahluk hidup yang memerah tenaga-tenaga rendah tersebut untuk berbagai tujuan, adalah tenaga utama TuhanYang Maha Esa, dan oleh karena tenaga tersebut, seluruh dunia material berjalan. Manifestasi alam semesta tidak berdaya untuk bergerak kecuali digerakkan oleh tenaga utama, yaitu mahluk hidup. Tenaga-tenaga selalu dikendalikan oleh sumber tenaga. Karena itu, para mahluk hidup selalu dikendalikan oleh Tuhan-para mahluk hidup tidak mempunyai eksistensi tersendiri. Para mahluk hidup tidak pernah mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan Tuhan, seperti yang dibayangkan oleh orang yang kurang cerdas.