Kitab Liezi (列子) Bag. 2

Kitab Liezi atau Lieh Tzu merupakan buku filsafat Tao yang menjelaskan mengenai Tao dan perubahan-perubahannya sepanjang sejarah, serta menjelaskan tentang penciptaan alam ini. Kitab Liezi atau Lieh Tzu, juga dianggap sebagai kumpulan cerita dan hiburan-hiburan dalam filsafat. Kitab ini juga berisikan bahan-bahan yang ditulis selama 600 tahun (berkisar antara 300 SM sampai dengan 300 M).

Dalam karya yang aslinya, kitab ini terdiri dari 20 bagian. Dari ke-20 bagian ini kemudian dipadatkan menjadi 8 bagian seperti yang dapat dijumpai saat ini. Lebih kurang 100 tahun, kitab ini tidak mendapat perhatian banyak oleh para pengikut Agama Tao, sebagaimana layaknya Kitab Tao Te Cing dan Kitab Chuang-tzu.

Ajaran-ajaran yang tertuang dalam kitab ini dianggap hanya untuk memahami Agama Tao pada masa negeri-negeri yang berperang dan kebudayaan-kebudayaan yang berkembang pada awal kekuasaan dinasti Han.

Kitab ini sampai ke generasi kita sekarang ini karena jasa besar seorang Cendekiawan dari dinasti Chin Timur, yang hidup pada tahun 317 sampai dengan 420. Dialah yang berjasa menyunting dan memberi komentar kitab ini sehingga menarik untuk dibaca orang banyak. Jika tidak ada usaha keras dari dia, maka barangkali kita sudah tidak akan menemukan kitab ini dan selamanya tidak akan tahu isinya.

Liezi Ching
Bab 2 :
Ayat 1 :
Liezi mempunyai guru bernama Shang dan teman gurunya yang bernama Bo Gao Zi. Setelah belajar dari keduanya, ia pulang dengan menunggangi angin. Yin Sheng yang mendengar kemampuanLiezi, berhasrat untuk belajar darinya. Dia terus memohon pada Liezi agar mau membuka rahasianya, namun selalu ditolak.
Ketika ia bertemu dengan Liezi pertama kalinya, ia memohon untuk diajari, tetapi ditolak oleh Liezi. Ketika ia bertemu kembali dengan Liezi, ia malah bersemangat dan terus-menerus memintanya, namun tetap ditolak oleh Liezi. Lama kelamaan karena selaluditolak oleh Liezi, ia menjadi marah dansemangatnya menjadi kendur sehinggatak memaksanya lagi. Suatu ketika ia malah meremehkanLiezidan tak mau belajar lagi.
Beberapa bulan kemudian Yin Sheng kembali dan Lie Zi bertanya : Mengapa kau selalu datang dan pergi ?
Yin Sheng berkata : Aku merasa benci padamu setelah kau tolak, tapi sekarang tidak lagi .
Lei Zi berkata : Baiklah, kuceritakan apa yang dulu kupelajari dari guruku. Setelah tiga tahun melayani guruku, benakku tak berani berbicara tentang untung dan rugi, saat itulah ku dapat tatapan guruku.
Setelah lima tahun aku mulai berpikir tentang benar dan salah, mulutku mulai berbicara tentang untung dan rugi dan untuk pertama kalinya wajah guruku tersenyum santai. Setelah tujuh tahun aku berpikir tentang apa saja yang ada di benakku, tanpa membedakan apapun yang ada dimulutku, tanpa membedakan untung dan rugi dulu dan untuk pertama kalinya sang guru mengajakku duduk bersamanya.
Setelah sembilan tahun, aku berpikir tentang apa saja yang datang ke dalam benakku dan mengatakan apa saja yang datang dan ada dipikiranku, tanpa berpikir benar dan salah.
Ketika itulah aku mencapai akhir dari segala hal di dalam dan diluar diriku, mataku menjadi telinga, telingku menjadi hidung, hidungku seperti mulutku, semuanya adalah sama.
Pikiranku menyatu dengan segalanya dan tubuhku santai, tulang-tulang dan dagingku larut dalam ketiadaan. Aku tak menyadari tubuhku bersandar pada apa dan kakiku menginjak apa.
Aku melayang bersama angin timur dan barat dan tak pernah tahu angin apa yang menunggangiku atau aku menunggangi angin.
Sekarang kau datang untuk menjadi muridku dan setahun belum berlalu, kau marah dan benci berkali-kali, udara akan menolak tubuh kecilmu, bumi pun akan menolak untuk membawa satu sendi jarimu. Dapatkah kau berharap untuk menginjak kekosongan dan menunggangi angin.
Bila pikiran tenang dan tak lagi berpikir benar dan salah, untung dan rugi, ketenaran dan kecemasan, maka pikiran itu adalah universal, pikiranmu akan menyatu dengan alam seperti gunung dan lautan, lalu mengapa tak dapat menjadi angin ?
Bila kamu pada awalnya terlalu bersemangat belajar, maka kamu akan bosan pada waktu berada ditengah perjalanan dan menganggap kamu telah menyelesaikan pelajaran dan tak mempelajari bagian akhirnya.
Ada pepatah yang mengatakan : Bila api kita buat besar, maka kita akan kehabisan bahan bakar untuk membuat api sebelum waktunya.
Jadi pertama yang harus kamu lakukan sebelum belajar sesuatu yaitu mengecilkan apimu / semangatmu agar stabil dan cukup untuk menamatkan suatu pelajaran dengan baik dan mengambil intinya dan arti yang sebenarnya.
Bila kamu pada awalnya merasa paling / ini sudahku pelajari, kamu tak akan mendapat apa-apa, karena kamu akan seperti gelasyangpenuh air dan diisi air lagi. Bila kita hanya mencari kenapa orang itu bisa dan kunci apa yang dipegangnya, maka kamu akan berusaha membuat perdebatan / mengorek / memancing / mencari kuncinya / mencari tahu apa yang dilakukannya, tetapi tak akan bisa menembus / melebihi / menyamai orang tersebut, karena kamu akan mengangap hal itu mudah dan meremehkan, sehingga kau pikir ini adalah bohong dan tak berguna sehingga kamu menyimpulkan hal yang keluar dari arti yang sebenarnya dan jauh dari inti sebenarnya.
Ada pepatah berkata : Guru dan buku mengajarkan teori dan cara, isi sebenarnya harus dicari sendiri.
Bukan dipahami secara egois / hanya untuk mencari keuntungan sendiri / keuntungan, tetapi secara perlahan-lahan dan mungkin mengabungkan dengan buku / guru lain, maka inti akan terbuka dan dipahami oleh dirimu sendiri.
Maka dari itu ada pepatah yang mengatakan : Bukalah dan bacalah sebuah buku, maka kamu akan memahami artinya, tutuplah dan jangan kamu hafalkan, maka arti sebenarnya akan memancar keluar dari tubuhmu sendiri.
Ayat 2 :
Seorang dukun sihir dari Qi bernama Ji Xian, pindah ke negeri Zheng. Dia dapat menyatakan apakah seseorang akan bertahan, musnah, beruntung atau sial, mati muda atau berumur panjang. Ia juga dapat meramalkan orang mati sampai ketahun, bulan, minggu dan harinya. Penduduk Zheng merasa takut dan pergi bila berpapasan dengannya.
Liezi berkata kepada guru Shang : Guru, aku selalu menganggap bahwa jalanmu tiada banding, tapi ada orang yang lebih tinggi.
Guru Zhang berkata : Aku telah mengajarimu semua yang tampak dari permukaan, tapi kau belum mencapai intinya. Bila kau menantang dunia, maka kau di tampilkan, dengan cara begitu maka kamu membuat orang berhasil membaca wajahmu. Cobalah bawa dia ke sini dan melihatku.
Liezi mengundang dukun sihir itu dan berkata : Guruku mengharapkan anda membaca wajahnya.
Dukun sihir itu masuk dan keluar sambil berkata : Maaf ! Gurumu menjelang saatnya, tiada lagi daya hidup dalam dirinya, tak lebih sepuluh hari lagi. Aku melihat hal aneh, aku melihat abu basah dalam dirinya.
Liezi terkejut dan lari masuk ke tempat gurunya dan berkata : Guru, jangan mati, Ji Xian menyatakan daya tahan hidupmu hampir habis.
Guru Zhang berkata : Aku baru saja menunjukan susunan bumi dalam diriku, napasku seperti tunas yang sedang tumbuh, tidak bergetar, tapi tak berhenti. Ia pasti melihatku ketika aku memeriksa gerak-gerik kebajikan yang baru mulai mekar dalam diriku, cobalah membawanya kembali.
Liezi keluar dan mengundang dukun sihir itu melihat kembali. Dukun sihir itu masuk dan keluar lagi dan berkata : Beruntung gurumu bertemu denganku, ia akan segera pulih, aku melihat ia sedang memeriksa tenaga dalamnya.
Liezi masuk kedalam dan Guru Zhang berkata : Aku baru saja menunjukkan tanah yang sedang dirabuh oleh langit. Tiada satupun yang ada dalam benakku, apapun itu disebut sebagai kenyataan. Sementara itu napasku mulai mengalir dari tumit, itulah yang membuatnya berpikir bahwa aku sedang memeriksa tenaga dalamku. Ia pasti telah melihatku sebagai aku ketika kebajikan dalam diriku baru mekar, bawa dia kembali.
Liezi keluar dan mengundang dukun sihir itu melihat kembali. Dukun sihir itu masuk dan keluar lagi dan berkata : Gurumu belum yakin, jadi aku tidak dapat mengatakan apa-apa, aku tak berhasil membaca wajahnya pada saat ia tak yakin.
Lie Zi masuk dan guru Shang berkata : Aku baru saja memperhatikan kekosongan mutlak tanpa firasat apapun padanya, ia pasti telah melihatku pada saat aku meluruskan gerak-gerik napasku, pusaran air, air tenang, arus, semua lembah menjadi kolam dari 9 jenis kolam yang dalam, dan aku telah memperlihatkan tiga, bawalah dia kembali.
Lie Zi keluar dan mengundang dukun sihir itu melihat kembali. Ketika dukun sihir itu melihat guru Zhang lagi, sang dukun sihir itu lari terbirit-birit dan berteriak : Mengerikan, ia memiliki kekuasaan tak terbatas untuk mengubah diri.
Guru Zhang berkata : Susul dia .
Liezi berusaha mengejarnya, tetapi ia telah pergi jauh. Liezi berkata : Ia telah melarikan diri, aku tak dapat menyusulnya.
Guru Zhang berkata : Aku baru saja memperlihatkan diriku, sebelum kita pertama kali keluar dari leluhur kita dengannya, aku larut dan menembus benda-benda tanpa tahu kita siapa dan apa padanya, sehingga tampak menggelepar seperti ombak telah menghanyutkan kita, itulah sebabnya ia lari.
Beberapa hari kemudian Liezi berpamitan dan berkata pada guru Zhang : Aku merasa belum benar-benar belajar apapun tentang jalan.
Liezi pulang ke rumahnya dan selama tiga tahun ia tak meninggalkan rumahnya. Ia memasak makanan untuk istrinya, menyediakan makanan untuk ternaknya, seolah-olah mereka adalah manusia dan memperlakukan mereka seperti sanak-keluarganya. Dari ukiran batu giok, ia menjadi kayu mentah, melepaskannya dari segala hal, sehinggaseterusnyaia bebas dari segala keterikatan hingga akhir hayatnya.
Hidup tanpa batasan apapun adalah tingkat keberadaan tertinggi, bukan bebas berbuat seenaknya, tetapi bersikap sewajarnya. Jadi apa yang harus dilakukan, lakukanlah, apa yang harus dikatakan, katakanlah, tak bermimpi dan berkahayal, tetapi melihat kenyataan dan menerimanya.
Mengenal, mengendalikan, mengoreksi dan memperbarui diri sendiri. Tak berusaha mengajari / mendikte orang lain dan mencari masalah dengan orang lain. Hidup apa adanya dan menerima apa yang terjadi. Berusaha tetapi tak berambisius berkerja keras, tak ingin mengambil jalan pintas, tak mau berdebat dan tak ingin menonjol. HIdup adalah cobaan dan tantangan yang dihadapi dengan tenang dan tak berbuat aneh-aneh, Itulah jalan hidup ketenangan.
Tak ada yang tahu bagaimana isi pikiran dan hati manusia, kecuali ia mau membuka pintu hatin dan pikirannya kepada orang lain. Tak ada yang dapat mengerti, apa yang diinginkan seseorang bila ia tak mau bersikap dan menyatakan sebenarnya, tetapi jangan kamu tunjukkan kepada orang yang tak mau tahu / tak ingin kamu tunjukkan, tapi tunjukkanlah kepada orang yang akan menjadi teman hidupmu. Itulah kebahagiaan sepasang anak manusia.
Ayat 3 :
Liezi dalam perjalanan ke Qi, tapi di tengah jalan iakembali danbertemu dengan Bo Hun Wu Ren.
Bo Hun Wu ren bertanya : Mengapa kau kembali di tengah jalan.
Leizi berkata : Aku digelisahkan oleh suatu hal.
Bo Hun Wu Ren bertanya : Apa itu ?
Leizi berkata : Aku makan di 10 kedai, lima diantaranya melayaniku duluan .
Bo Hun Wu Ren bertanya : Jika hanya itu mengapa kau harus gelisah ?
Liezi berkata : Bila seseorang terlihat mulia, Ia akan memiliki keterikatan duniawi, bahkan pelayan yang mendapat uang sedikit dariku saja menghormati begitu tinggi sebagai pembeli.
Bagaimana jika pangeran Qi ingin mengangkatku sebagai pejabat ?
Bo Hun Wu Ren berkata : Suatu sudut pandang yang baik, tapi walaupun kau tinggal, orang lain akan memberimu tanggung jawab.
Mendengar itu Liezi mengerti dan pulang. Tak lama kemudian Bo Hun Wu Ren datang berkunjung kepada Liezi dan melihat serambi Liei penuh sandal para pengunjung.
Ada seorang pengunjung keluar dan berteriak : Liezi ada orang yang mencarimu.
Lie Zi keluar dan melihat Bo Hun Wu Ren berjalan pergi dan Lie Zi berkata : Tunggu, guru maukah kau memberi nasehat ?
Bo Hun Wu Ren berkata : Cukup, telah kukatakan bahwa orang lain akan memberimu tangung jawab. Bukan berarti kau mampu mengikuti kehendak mereka. Kau tak mampu mencegah mereka. Apa gunanya bagimu mempengaruhi orang yang tak sebanding dengan kedamaianmu ? Jika kau bermaksud membuat pengaruh, jati dirimu akan terguncang tanpa tujuan ?
Liezi mengerti dan berkata : Kau benar guru.
Memanjakan diri sendiri akan menarik perhatian orang lain, ini bukan kebijaksanaan melainkan kebodohan. Guru / orang tua / penguasa yang membiarkan kesalahan dan malah menurutinya / membelanya, maka ia tak dapat mengendalikan dan mengajarinya. Maka ia bagaikan anak manja yang sangat egois.
Ada pepatah yang mengatakan : Dewa tetaplah Dewa, ia tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Kalau Dewa terlalu bermurah hati, tanpa melihat benar / salah, langsung memberikan terlalu banyak dan menuruti semua keinginan para pengikutnya. Ia hanya akan dijadikan tempat mencari keuntungan dan para pengikutnya tak akan mau mengikuti ajarannya. Dengan begitu pengikutnya hanya mau mujijatnya, tetapi tak mau belajar ajarannya dan sang Dewa akan dihukum Tuhan karena membuat para pengikutnya menjadi orang yang tersesat.
Ayat 4 :
Ketika Yang Zhu melintasi Negara Song, ia menginap didi sebuah losmen yang ada diNegara Song. Pelayan losmen memiliki dua orang selir. Satunya cantik, yang lainnya jelek, namun Ia lebih menghargai yang jelek, dan yang cantik malah disisihkannya.
Yang Zhu Bertanya : Mengapa kau lebih menyayangi selir yang jelek, bukannya yang cantik.
Pelayan itu berkata : Si cantik merasa dirinya cantik dan aku tak memperhatikannya. Si jelek marasa dirinya jelek dan aku memperhatikan kejelekannya.
Yang Zhu berkata kepada murid-muridnya : Ingat, jika kau bertindak mulia dan menyingkirkan pikiran bahwa kau orang mulia, kau akan dicintai kemanapun kau pergi.
Orang yang rela melakukan kebaikan dengan motif menjadi baik, tidak mempunyai kebajikan.
Demikian juga orang yang cantik dan merasa dirinya cantik, tidak memiliki kecantikan.
Orang yang merasa pintar, ia tak dapat menyelesaikan masalah.
Orang yang merasa dewasa, dialah yang berbuat seperti anak kecil.
Jadi jika yang cantik hanya mengandalkan kecantikannya dan yang pintar hanya mengandalkan kepintarannya, maka ia tak akan bisa merasa bahagia. Yang jelek dan bodoh tak kecil hati dan mau belajar dan menunjukan hati serta perhatiannya, maka ia akan merasa cukup bahagia.
Mengapa begitu! Karena yang cantik dan yang merasa pintar, ia selalu banyak maunya dan cerewet serta berbuat sesuka hatinya, sehingga ia menjadi sombong dan egois. Bila hal ini terjadi, maka orang yang tulus padanya akan mengetahui dan para penipu akan mendekatinya.
Yang jelek dan bodoh, merasa dirinya kurang, sehingga ia belajar dan berusaha mengatasi kekurangannya, dengan perhatian dan kasih sayang yang ditunjukannya tentu akan membuatnya mudah dimengerti dan dipahami. Dengan begitu ia akan menerima kebaikan dan perhatian orang lain apa adanya, hingga ia merasa bahagia.
Bersambung ke : Bagian 3