Filsafat Meng Zi – Cien Siem-7a

Meng – Zi .

JILID VII A : CIEN – SIEM

1. 1. Meng ce berkata :

“Yang benar-benar dapat menyelami Hati, akan mengenal Watak Sejatinya; yang mengenal Watak Sejatinya akan mengenal Tuhan yang maha esa .

2. “Menjaga Hati, merawat Watak Sejati, demikianlah mengabdi kepada Tuhan yang maha esa .

3. “Tentang usia pendek atau panjang, jangan bimbangkan. Siaplah dengan membina diri. Demikianlah menegakkan firman.”

(T.S.U:1)

2. 1. Meng ce berkata :

“Tiada sesuatu yang bukan karena Firman, maka terimalah itu dengan taat di dalam kelurusan

2. “Maka orang yang mengenal Firman, tidak akan berdiri di bawah tembok yang sudah miring retak.

3. “Orang yang sungguh-sungguh sepenuh hati menempuh Jalan Suci lalu mati, ia lurus di dalam Firman.

4. “Mati dengan kaki tangan diborgol, itu tidak lurus di dalam Firman.”

3. 1. Meng ce berkata :

“Carilah dan engkau akan mendapatkannya. Sia-siakanlah, dan engkau akan kehilangan.

Inilah mencari yang berfaedah untuk didapatkan, dan carilah itu di dalam diri.

2. “Carilah dengan Jalan Suci, akan hasilnya berserahlah kepada Firman. Inilah mencari yang tidak terlalu berfaedah untuk didapatkan, dan carilah itu di luar diri.”

4. 1. Meng ce berkata :

“Berlaksa benda tersedia lengkap di dalam diri.

2. “Kalau memeriksa diri ternyata penuh Iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari ini.

3. “Sekuat diri laksanakanlah Toleransi, untuk mendapatkan Cinta Kasih tiada yang lebih dekat dari ini!”

5. Meng ce berkata :

“Menjalankan tetapi tidak mengerti maksudnya; berkebiasaan tetapi tidak mengerti maksudnya; berkebiasaan tetapi tidak mau memeriksa, sepanjang hidup mengikuti tetapi tidak mengenal Jalan Suci, begitulah kebanyakan orang.” (SS.VII:9)

6. Meng ce berkata :

“Orang tidak boleh tidak tahu malu. Malu bila tidak tahu malu, menjadikan orang tidak menanggung malu.”

7. 1. Meng ce berkata :

“Rasa malu itu besar artinya bagi manusia. (SS.XIV:1)

2. “Kalau orang bangga dapat berbuat muslihat dan licin, itulah karena tidak menggunakan rasa malunya.

3. “Yang tidak mempunyai rasa malu, tidak layak sebagai manusia, dalam hal apa ia layak sebagai manusia?”

8. 1. Meng ce berkata :

“Raja-raja Bijaksana jaman dahulu itu begitu menyukai Kebaikan sehingga melupakan kekuasaannya.

2. “Orang-orang Bijaksana jaman dahulu, tidakkah demikian juga? Mereka begitu menyukai Jalan Suci, sehingga melupakan kekuasaan orang. Maka raja atau rajamuda yang tidak sungguh-sungguh menjalankan Kesusilaan, tidak dapat sering menjumpainya.

3. “Kalau untuk sering berjumpa saja tidak dapat, bagaimana dapat menjadikan mereka sebagai menterinya?”

9. 1. Meng ce berkata kepada Song Kocian :

“Tuan suka mengembara, bukan? Kuberitahu bagaimana sebaiknya tuan mengembara.

2. “Kalau orang mau mengerti, haruslah merasa puas; kalau orang tidak mau mengerti, haruslah merasa puas pula.

3. “Bagaimana agar dapat selalu merasa puas?

Junjunglah Kebajikan, berbahagialah di dalam Kebenaran; dengan demikian tuan akan selalu merasa puas.

4. “Maka seorang Siswa itu biarpun miskin tidak kehilangan Kebenaran; kalau berhasil, iapun tidak mau terpisah dari Jalan Suci.

5. “Miskin tidak kehilangan Kebenaran, maka seorang siswa dapat menjaga kehormatan diri. Berhasil tidak mau terpisah dengan Jalan Suci, maka rakyat tidak sampai kehilangan harap.

6. “Maka orang-orang jaman dahulu, bila berhasil cita-citanya, ia dapat memberi faedah bagi rakyat; kalau tidak berhasil cita-citanya, ia membina diri memandang dunia. Pada waktu miskin ia seorang diri menjadikan dirinya baik, pada waktu berhasil ia bersama menjadikan dunia baik.”

10. Meng ce berkata :

“Menunggu (orang sebagai) Raja Bun baru bangun, itulah sifat rakyat kebanyakan; tetapi seorang Siswa yang teguh, biarpun tidak ada Raja Bun ia tetap bangun.”

11. Meng ce berkata :

“Orang-orang dari keluarga Han dan Gwi yang kaya-raya itu, kalau tidak membanggakan miliknya, niscaya jauh dapat mendahului orang lain.”

12. Meng ce berkata :

“Kalau berlandaskan Jalan Suci menyuruh rakyat, biarpun berjerih payah tidak akan menggerutu. Kalau untuk mengembangkan Jalan Suci, rakyat harus berkorban, biarpun mati rakyat tidak akan menggerutu. (S.S.XX:2)

13. 1. Meng ce berkata :

“Rakyat yang dipimpin oleh seorang rajamuda pemimpin, akan nampak giat dan gembira. Rakyat yang dipimpin oleh seorang Raja Suci, akan nampak damai-tenteram.

2. “Biarpun berkorban tidak menggerutu, biarpun mendapat keuntungan tidak menganggap itu luar biasa. Rakyat kian hari kian baik tanpa mengetahui siapa pendorongnya.

3. “Maka di manapun seorang Cuin ce lewat, ia akan membawa perubahan, karena Tuhan telah menjaganya; pengaruhnya mengalir di atas, di bawah, di antara langit dan bumi. Masakan itu dapat dinamakan hanya sekedar tambal sulam?”

14. 1. Meng ce berkata :

“Kata-kata yang bersifat Cinta Kasih, tidak sebanding dengan nama yang berperi Cinta Kasih meresap ke sanubari manusia.

2. “Pemerintahan yang baik tidak sebanding dengan pendidikan yang baik untuk mendapatkan rakyat. (S.S.II:3)

3. “Pemerintahan yang baik dapat menjadikan rakyat takut, tetapi pendidikan yang baik akan dapat menjadikan rakyat mencintainya. Pemerintahan yang baik dapat memperoleh harta rakyat. Pendidikan yang baik dapat memperoleh hati rakyat.”

15. 1. Meng ce berkata :

“Kemampuan yang dimiliki orang dengan tanpa belajar, disebut kemampuan asli (Liang Ling).

Pengertian yang dimiliki orang dengan tanpa belajar, disebut pengertian asli (Liang Ti).

2. “Anak-anak yang didukung tidak ada yang tidak mengerti / mencintai orang tuanya dan setelah besar tidak ada yang tidak mengerti harus hormat kepada kakaknya.

3. “Mencintai orang tua itulah Cinta Kasih, dan hormat kepada yang lebih tua itulah Kebenaran. Tidak dapat dipungkiri, memang itulah kenyataan yang ada di dunia.” (T.S.U:1)

16. Meng ce berkata :

“Ketika Sun diam jauh di pegunungan, tiap hari hanya berhadapan dengan pohon-pohon dan batu, bermain dengan kijang dan babi. Dalam keadaan demikian, dengan orang-orang desa yang diam jauh di pegunungan itu, apa bedanya? Hanya saja, sekali mendengar suatu kata yang baik, sekali melihat perbuatan yang baik; ia lalu seperti aliran sungai bengawan yang segera menjebol tebing-tebingnya dan tidak dapat ditahan lagi.”

17. Meng ce berkata :

“Jangan lakukan apa yang tidak patut dilakukan dan jangan inginkan apa yang tidak patut diinginkan. Ini sudah cukup.”

18. 1. Meng ce berkata :

“Orang yang luas Kebajikannya dan Bijaksana dalam bekerja; ia tentu sudah banyak menanggung derita dan kesukaran. (VIB:15)

2. “Maka menteri-menteri yang terpencil dan anak-anak yang disia-siakan, karena mereka selalu dirundung bahaya sehingga selalu harus memikirkan kesukarannya dalam-dalam, banyaklah diantaranya yang berhasil.”

19. 1. Meng ce berkata :’

“Ada orang yang mengabdi kepada raja, mengabdi nya itu hanya untuk mendapatkan kesenangan.

2. “Ada menteri yang berusaha mensejaterakan negerinya; kalau negerinya sentosa itulah menjadi kesenangannya.

3. “Ada pula yang merasa dirinya sebagai rakyat Tuhan yang maha esa . Bila ia yakin dengan memangku jabatan itu, dapat melaksanakan cita-citanya di dunia, ia baru mau memangku jabatan. (VA:7/5)

4. “Tetapi ada pula orang besar yang meluruskan diri dan dapat meluruskan segenap perkara.”

20. 1. Meng ce berkata :

“Seorang Cuin ce mempunyai tiga kesukaan, dan hal menjadi raja dunia itu tidak termasuk diantaranya.

2. “Ayah bunda dalam sehat, kakak adik tiada perselisihan, itulah kesukaannya yang pertama.

3. “Perbuatannya, menengadah tidak usah malu kepada Tuhan YME, menunduk tidak usah merah muka kepada manusia, itulah kesukarannya yang kedua.

4. “Mendapatkan orang yang rajin pandai untuk dididik, itulah kesukaannya yang ketiga.

5. “Seorang Cuin ce mempunyai tiga kesukaan, dan hal menjadi raja dunia itu tidak termasuk di antaranya.”

21. 1. Meng ce berkata :

“Tanah luas dan penduduk padat itu diinginkan seorang Cuin ce; tetapi, itu bukan hal yang dipandang benar-benar membahagiakan.

2. “Dapat berdiri teguh di tengah dunia dan memberi damai kepada rakyat di empat penjuru lautan, itu membahagiakan seorang Cuin ce; tetapi, itu bukan kebahagiaan tertinggi bagi Watak Sejatinya.

3. “Yang di dalam Watak Sejati seorang Cuin ce ialah yang tidak bertambah oleh kebesaran dan tidak rusak oleh kemiskinan; karena dialah takdir yang dikaruniakan (Tuhan yang maha esa ).

4. “Yang di dalam Watak Sejati seorang Cuin ce ialah Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, dan Kebijaksanaan. Inilah yang berakar di dalam hati, tumbuh dan meraga, membawa cahaya mulia pada wajah, memenuhi punggung sampai ke empat anggota badan. Keempat anggota badan dengan tanpa kata-kata dapat mengerti sendiri.” (AB.VI:4)

22. 1. Meng ce berkata :

“Pik-i menyingkiri Raja Tiu, berdiam di pantai Laut Utara. Ketika mendengar Raja Bun memerintah, hatinya tergerak dan berkata, ‘Mengapa tidak datang kepadanya, kudengar pangeran Barat itu baik-baik memelihara orang tua.’ Thai-kong menyingkiri Raja Tiu, berdiam di pantai Laut Timur. Ketika mendengar Raja Bun memerintah, hatinya tergerak dan berkata, ‘Mengapa tidak datang kepadanya, kudengar Pangeran Barat itu baik-baik memelihara orang tua.’ Kalau di dunia sekarang ini ada (raja) yang dapat baik-baik memelihara orang tua, niscaya orang-orang yang berperi Cinta Kasih akan datang kepadanya. (IVA:13)

2. “Keluarga yang mempunyai lima bau sawah diwajibkan menanam pohon besaran, agar isterinya dapat memelihara ulat sutera, sehingga mereka yang sudah tua mendapat cukup pakaian dari sutera. Tiap keluarga disuruh memelihara (sedikitnya) lima ekor induk ayam dan dua ekor induk babi, yang harus dirawat baik-baik, sehingga orang yang sudah tua mendapat cukup daging. Tiap petani diberi 100 bau sawah yang harus dikerjakan baik-baik, sehingga keluarganya yang terdiri dari 8 orang tidak sampai kelaparan. (IA:3/4)

3. “Yang dikatakan bahwa pangeran Barat baik-baik memelihara orang tua ialah dapat mengatur sawah-sawah dan kampung-kampung, mengajar rakyat bertanam dan beternak, bagaimana memimpin anak isteri agar dapat memelihara orang tua. Orang yang sudah berusia 50 tahun kalau tidak mengenakan pakaian sutera tidak dapat merasa hangat, yang sudah berusia 70 tahun kalau tidak makan dengan daging tidak dapat kenyang. Orang yang tidak dapat merasa hangat dan kenyang, dinamakan kedinginan dan kelaparan. Di antara rakyat Raja Bun, tiada orang tua yang kedinginan dan kelaparan. Demikianlah yang dimaksudkan.”

23. 1. Meng ce berkata :

“Atur baik-baiklah sawah-sawah dan kebun-kebun, ringankanlah pajak-pajak, dengan demikian rakyat akan berkecukupan.

2. “Makan hendaklah pada waktunya, memakai sesuatu hendaklah menurut Kesusilaan, dan harta jangan dihambur-hamburkan.

3. “Rakyat tanpa air dan api takkan hidup. Biarpun begitu kalau tengah malam ada orang mengetuk pintu meminta air atau api, semua orang masih dapat memberi karena di dalam hal ini mereka berkecukupan. (IA:7/20/22)

Seorang Nabi dalam mengatur dunia, ia berusaha supaya persediaan kacang-kacangan dan padi-padian cukup seperti air dan api. Kalau kacang-kacangan dan padi-padian cukup seperti air dan api, masakan ada rakyat yang tidak berperi Cinta Kasih?”

24. 1. Meng ce berkata :

“Ketika Khongcu naik ke gunung Tong San, nampak kecillah Negeri Lo; ketika naik ke gunung Thai, nampak kecillah dunia ini. Siapa yang telah melihat lautan, akan tahu betapa sedikit jumlah air di sungai-sungai. Yang telah memasuki Pintu Gerbang Nabi, akan tahu betapa kecil kata-kata yang biasa itu.

2. “Ada cara memandang air, lihatlah buih-buih di dalam gelombangnya. Matahari dan Bulan mempunyai terang, maka dimana tembus cahaya akan disinarinya.

3. “Seperti air mengalir sesuatu, kalau belum pernah akan mengalir ke situ terus. Begitupun seorang Cuin ce bercita hidup di dalam Jalan Suci, kalau belum sempurna seperti yang diajarkan belum dapat dinamakan berhasil.”

25. 1. Meng ce berkata :

“Orang yang sejak ayam berkokok, bangun dan sungguh-sungguh berbuat Kebaikan, dia boleh disebut penganut Sun.

2. “Orang yang sejak ayam berkokok, bangun dan memburu keuntungan sendiri, dia boleh disebut Penganut Cik.

(IIIB:10/3)

3. “Kalau ingin tahu bedanya Sun dan Cik, tiada lain hanya antara hal keuntungan sendiri dan Kebaikan.”

26. 1. Meng ce berkata :

“Yangcu mengajar orang mengutamakan diri sendiri; biar hanya dengan mencabut sehelai rambutnya sudah dapat menguntungkan dunia, ia tidak mau melaksanakan. (IIIB:9/9)

2. “Meng ce mengajarkan cinta yang menyeluruh sama, biar harus kerja keras sehingga rambut di kepala sampai betis tergosok habis, asal menguntungkan dunia, akan dikerjakannya.

(IIIA:5; IIIB:9/9)

3. “Cu-bok memegang sikap tengah.

Memegang sikap tengah ini nampaknya sudah mendekati Kebenaran, tetapi kalau memegang sikap tengah tanpa mempertimbangkan keadaan, maka dengan yang memegang satu haluan tadi sama saja.

4. Mengapa aku benci sikap memegang satu haluan semacam itu? Tidak lain karena dapat merusak Jalan Suci, yaitu hanya melihat satu hal saja dan mengabaikan seratus hal yang lain.”

27. 1. Meng ce berkata :

“Orang yang lapar puas dengan segala makanan, yang haus puas dengan segala minuman. Hal itu bukan karena ia dapat merasakan makanan atau minuman itu benar-benar, melainkan ia sudah dirusak oleh lapar dan hausnya.

2. “Hanya mulut dan perut orang sajakah dapat dirusak lapar dan haus? Hati orangpun dapat dirusak secara itu. (IIA:1/11)

3. Kalau orang dapat membebaskan diri dari pengaruh lapar dan haus, ia tidak akan sedih hanya karena tidak dapat sama dengan orang lain.”

28.Meng ce berkata :

“Liu-he Hwi tidak berubah sikap biar tiga kali diangkat sebagai pejabat tertinggi dalam pemerintahan.”

(IIA:9; VB:1/3,5; VIB:6/2)

29.Meng ce berkata :

“Usaha seseorang itu dapat diumpamakan seperti orang membuat sumur. Meski sumur itu sudah digali sampai 9 depa, kalau belum juga mencapai sumbernya, pekerjaan itu sia-sia belaka.”

30.1. Meng ce berkata :

“Raja Giau dan Sun dipimpin oleh Watak Sejatinya; Raja Thong dan Raja Bu dipimpin oleh Pendidikan diri; sedang Kelima Rajamuda Pemimpin itu hanya berbuat palsu. (VIIB:33)

2. “Bahkan karena kepalsuannya itu berlarut-larut tanpa disadari kembali, sampai-sampai mereka sendiri tidak tahu.”

31. 1. Kongsun Thio berkata :

“Dahulu I-ien berkata, ‘Aku tidak tahan melihat dia yang tidak patuh itu.’ Thai-kak lalu dihukum buang di daerah Tong. Rakyat sangat gembira oleh karenanya. Setelah Thai-kak berubah Bijaksana lalu dikembalikan ke kedudukannya; rakyatpun sangat gembira pula.

(VA:6/5; Su-King IV.5A)

2. “Kalau seorang Bijaksana menjadi menteri seorang raja, bolehkah ia menghukum buang rajanya yang tidak Bijaksana?”

3. Meng ce menjawab :

“Kalau mempunyai cita seperti I-ien boleh saja, tetapi kalau tidak mempunyai cita seperti I-ien, terang itu merebut kedudukan.”

32. 1. Kongsun Thio berkata :

“Di dalam Kitab Sanjak tertulis :

‘Tidak inginkan makan Cuma-Cuma.’

Kalau ada seorang Cuin ce yang tidak bertanam, tetapi mendapat makan, bagaimana itu?

IIIB:4; Si King 1.9.6)

2. Meng ce berkata :

“Bila seorang Cuin ce berdiam di suatu negeri, lalu digunakan nasihat-nasihatnya oleh seorang raja; akan dapat membawa Negara itu damai dan makmur, mulia dan termasyhur. Kalau diturut oleh para muda, mereka akan bisa Berbakti, Rendah hati, Satya, dan Dapat Dipercaya. Adakah contoh lain yang lebih besar tentang orang yang tidak inginkan makan Cuma-Cuma?”

33. 1. Putera raja (Cee) yang bernama Tiam bertanya :

“Apakah yang dikerjakan para Siswa itu?”

2. Meng ce menjawab :

“Meninggikan cita-citanya.”

3. “Apakah arti meninggikan cita-cita itu?”

“Hanya Cinta Kasih dan Kebenaran tujuannya.

Membunuh orang yang tidak berdosa itu perbuatan tidak berperi Cinta Kasih. Merampas milik orang itu perbuatan yang tidak berdasar Kebenaran. Ia hendak berdiam di mana? Di dalam Cinta Kasih!

Hendak jalan dimana? Di dalam Kebenaran.

Mendiami Cinta Kasih, menjalani Kebenaran, inilah lengkapnya usaha seorang besar.”

34.Meng ce berkata :

“Tien Tiongcu menganggap, ia ditawari Negeri Cee tidak berlandaskan Kebenaran, maka ia menolak. Orang-orang menganggap ia benar-benar Dapat Dipercaya. Tetapi sesungguhnya ‘Kebenaran’ yang dijalani itu tidak lebih seperti orang yang menolak pemberian sebakul nasi atau semangkuk sayur. Tidak ada kesalahan yang lebih besar daripada mengingkari hubungan orang tua dan keluarga, hubungan antara raja dan menteri, hubungan atasan dan bawahan. Maka kalau hanya mempunyai ‘kebaikan kecil’ bagaimana dapat disebut orang yang sungguh Dapat Dipercaya untuk perkara besar?” (IIIB:10)

35.1. Thiau Ing bertanya :

“Ketika Sun menjadi raja, Koo Yau menjadi menteri kehakiman. Umpama Ko-so membunuh orang, apa yang harus dilakukan?”

2. Meng ce menjawab :

“Dia harus memegang teguh tugasnya.”

3. “Apakah Sun tidak akan melarangnya?”

4 “Bagaimana Sun dapat melarangnya?

Bukankah itu hukum yang sudah diterimanya?”

5. “Lalu, apa akan dilakukan Sun?”

6. “Sun memandang hal melepaskan kebesaran dunia ini seperti melepas terompah rusak, maka ia akan diam-diam mendukung ayahnya melarikan diri, lalu berdiam di tepi laut sepanjang hidupnya dan dengan gembira melupakan kebesaran duniawinya.”

36. 1. Meng ce dari kota Hwan ke Negeri Cee; dari jauh melihat putera Raja Cee. Ia dengan menghela napas berkata, “Kedudukan itu sungguh dapat mengubah wibawa seseorang seperti pemeliharaan dapat menguatkan tubuh. Sungguh besar pengaruh kedudukan. Tidakkah kita ini juga sama-sama anak manusia?”

2. Meng ce berkata :

“Adapun istana, kereta, kuda dan pakaian yang dipakai anak raja itu dengan yang dipakai orang lain hampir bersamaan saja. Kalau anak raja itu bisa kelihatan begitu lain, ialah karena kedudukannya. Alangkah lebih-lebih gemilangnya seseorang yang dapat mendiami ‘Rumah Luasnya Dunia’ itu. (IIIB:2/3)

3. Begitu pula ketika Raja Negeri Lo pergi ke Negeri Song; setelah sampai di pintu Tiat-tik, ia berseru kepada penjaga pintu. Mendengar seruan itu, penjaga pintu berkata ‘Dia bukan rajaku, mengapa suaranya juga seperti rajaku?’ Ini juga tidak lain karena mereka berkedudukan sama.”

37. 1. Meng ce berkata :

“Memberi makan tanpa mencintai itu ialah seperti memperlakukan babi. Mencintai dengan tanpa menghormati, itu ialah seperti memperlakukan hewan piaraan.

2. “Laku hormat dan mengindahkan itu harus ada sebelum menyampaikan sesuatu.

3. “Laku hormat dan mengindahkan itu kalau tidak dengan kesungguhan, seorang Cuin ce tidak mau menerimanya.”

38.Meng ce berkata :

“Tiap bagian tubuh beserta peranannya telah diberi sifat-sifat asli oleh Tuhan YME. Tetapi hanya seorang Nabi dapat menggunakan semuanya itu dengan sempurna.”

39.1. Raja Swan dari Negeri Cee ingin memperpendek masa berkabungnya.

Kongsun Thio berkata :

“Kalau dapat berkabung satu tahun kiranya sudah lebih baik daripada tidak sama sekali. “

(S.S.XVII:21)

2. Meng ce berkata :

“Nasehatmu ini seperti ada orang yang memutar tangan kakaknya, lalu kau nasihati, ‘Lakukanlah perlahan-lahan!’ kalau hendak memberi pendidikan, suruhlah Berbakti dan Rendah Hati; itulah yang sebaik-baiknya.”

3. Ketika itu ada salah seorang putera raja kematian ibunya, maka gurunya memintakan ijin boleh berkabung biar hanya beberapa bulan.

Kongsun Thio bertanya :

“Bagaimanakah hal ini?”

4. “Dia sesungguhnya ingin berkabung penuh tetapi tidak diijinkan. Biar dia hanya berkabung satu hari, itu sudah cukup baik. Aku hanya mencela orang yang tidak dilarang tetapi tidak mau melakukan.”

40. 1. Meng ce berkata :

“Seorang Cuin ce mempunyai lima macam cara mengajar.

2. “Ada kalanya ia memberi pelajaran seperti menanam pada saat musim hujan.

3. “Ada kalanya ia menyempurnakan Kebajikan muridnya.

4. “Ada kalanya ia membantu perkembangan bakat muridnya.

5. “Ada kalanya ia bersoal jawab.

6. “Ada kalanya ia membangkitkan usaha murid itu sendiri.

7. “Demikianlah lima macam cara seorang Cuin ce memberi pelajaran.”

41. 1. Kongsun Thio bertanya :

“Jalan Suci itu sesungguhnya sangat tinggi dan indah, tetapi untuk mencapainya ialah seperti memanjat langit dan kira-kira tidak akan dapat tercapai. Mengapakah tidak mau merendahkan agar tiap pelajar dapat merasa sanggup dan melatihnya setiap hari?”

2. Meng ce berkata :

“Seorang tukang yang pandai tidak akan mengubah atau menghapuskan tali ukurannnya hanya karena ada tukang yang bodoh. Gee juga tidak akan mengubah cara mementang busurnya hanya karena ada pemanah bodoh.

3. “Seorang Cuin ce mengajar seperti orang mengajar memanah, busur dipentang penuh, anak panah tidak dilepaskan tetapi sudah nampak akan meluncur. Dia hanya tegak tepat di Jalan Suci dan orang yang mampu akan mengikutinya.”

42. 1. Meng ce berkata :

“Kalau dunia di dalam Jalan Suci, muncullah bersama dengan Jalan Suci; kalau dunia ingkar dari Jalan Suci, berkuburlah bersama dengan Jalan Suci.

2. “Belum pernah terdengar seorang yang sedia berkubur bersama Jalan Suci, mau begitu saja menurut kehendak orang.”

43. 1. Kongto-Cu bertanya :

“Ting King sudah menganut ajaran guru, seharusnya dia diperlakukan sepantasnya. Mengapa guru tidak mau menjawab pertanyaannya?”

2. Meng ce menjawab :

“Orang yang di dalam bertanya mengandalkan kedudukan, di dalam bertanya mengandalkan kepandaian, di dalam bertanya mengandalkan usia, di dalam bertanya mengandalkan jasa, di dalam bertanya mengandalkan lamanya hubungan, aku tidak akan menjawab. Ting King mempunyai dua cacat dalam hal ini.”

(VIB:2/6,7)

44. 1. Meng ce berkata :

“Apa yang seharusnya tidak dihentikan tetapi dihentikan,

niscaya tiada yang tidak dihentikan.

Apa yang seharusnya diberi penuh perhatian tetapi diremehkan,

niscaya tiada yang tidak diremehkan.

2. Dan orang yang terlalu terburu nafsu, niscaya akan cepat mundur pula.”

45. 1. Meng ce berkata :

“Seorang Cuin ce kepada benda-benda dapat menyayangi tetapi tidak dapat berperi Cinta Kasih kepadanya. Kepada rakyat, ia dapat berperi Cinta Kasih tetapi tidak dapat seperti kepada orang tuanya.

(T.S.XIX:12)

2. “Yang mencintai orang tuanya akan dapat berperi Cinta Kasih kepada rakyat, dan yang berperi Cinta Kasih kepada rakyat akan dapat menyayangi benda-benda.”

46. 1. Meng ce berkata :

“Bagi orang yang pandai tiada hal yang tidak dapat dipahami, tetapi ia harus mengutamakan yang paling penting.

(S.S.XII:22)

2. “Bagi orang yang berperi Cinta Kasih tiada yang tidak disayangi, tetapi mencintai orang-orang Bijaksana itulah yang terpenting.

3. “Kepandaian Giau dan Sun tidak mencakup seluruh perkara, melainkan terbatas pada hal-hal yang terpenting.

4. “Cinta Kasih Giau dan Sun tidak menyeluruh sama di dalam menyayangi semua orang, tetapi yang terutama ialah mencintai orang-orang Bijaksana.

5. “Kalau orang tidak sanggup berkabung selama tiga tahun, tetapi dapat mengurusi perkara-perkara kecil dalam perlengkapan sembahyang (selama tiga sampai lima bulan) itulah seperti orang yang mengeduk nasi (banyak-banyak) dan makan secara rakus tetapi bertanya-tanya hal tidak baiknya orang makan menggerogoti tulang.

Inilah yang dinamai tidak mengetahui yang penting.”