Filsafat Mencius, Buku Keenam Tentang Gao Zi .

Bab 1 :Yang alami bagi manusia.

Gao Zi berkata:Laki-laki menyukai makanan dan mengagumi wanita cantik itu biasa. Cinta biasanya datang dari dalam hati, ia tidak berasal dari luar. Kebenaran muncul dari luar, bukan dari dalam hati.

Mencius bertanya:Apa yang membuatmu mengatakan bahwa cinta datang dari dalam hati dan kebenaran dari luar ? Gao Zi menjawab:Saya menghormati orang sebagai tetua jika ia lebih tua dariku, bukan karena saya sudah memiliki rasa hormat baginya dari dalam hati.

Sama seperti saya menyebut sesuatu putih jika pada bagian luarnya ia tampak putih. Karena itu kebenaran datangnya dari luar.

Mencius bertanya:Tentu saja, putihmya kuda putih sama dengan putihnya orang putih. Tapi apakah kesukaan kita kepada kuda tua sama dengan penghormatan kita kepada orang tua ? Selain itu, apakah yang menjadikan kebenaran ? apakah umur manusia menjadikan kebenaran ? atau penghormatan kepada orang tua yang menjadikan kebenaran ?.

Gao Zi menjawab:Aku mencintai adikku tapi tidak mencintai adik orang Qin. Cinta ini datang dengan sendirinya dalam hati, maka saya katakan cinta datang dari dalam diri manusia. Saya menghormati orang tua dari Chuseperti saya menghormai tetua sendiri. Usianya menimbulkan rasa hormatku. Maka kukatakan oerilaku yang benar berasal dari keadaan luar.

Mencius berkata:Saya suka daging panggang dari Qin seperti menyukai daging panggang dari rumah sendiri, karena apa yang kau katakan juga berlaku umtuk hal seperti makanan. Apakah kamu katakan cinta pada daging panggang adalah keadaan luar ?.

Mencius berkata:Semua tindakan hanya tampak dari luar, tapi manusia bertindak karena kehendak hatinya seperti cinta. Kebenaran juga datang dari dalam hati.

( Ini sindiran bagi orang yang selalu menyalahkan orang lain karena tindakannya sendiri / selalu merasa ia telah berbuat akibat pengaruh luar padahal apa yang ia katakan dan apa yang ia lakukan adalah dorongan dari hatinya. Itu sebabnya dengan mengenal diri kita sendiri, mengenal kelebihan dan kekurangan kita sendiri, mengkoreksi apa yang kita lakukan, tidak mengulangi kesalahan kita, mengendalikan diri sendiri dan memahami, belajar, mengerti orang lain ini sudah cukup untuk menjadi anti dari orang-orang yang ingin berbuat jahat kepada kita )

Bab 2 : Jika saya tidak bisa mendapatkan keduanya.

Mencius berkata:Saya suka makan ikan. Saya juga suka kuku beruang. Jika saya tak bisa dapatkan keduanya, saya akan melupakan ikan dan mengambil kuku beruang.

( Ini sindiran bagi orang yang suka makan-makanan yang mahal dan enak saja, dan ia tidak mau tahu apakah ia mempunyai uang / tidak pokoknya ia makan yang ia anggap paling ia sukai dan tidak makan yang ia anggap tidak enak ( Pilih-pilih makanan ), meskipun ia tidak pernah mencobanya / lebih bergisi dari pada makanan kesukaannya karena ia terpengaruh oleh orang yang lebih pintar / oleh temannya dan ia lebih baik tidak makan bila tidak ada makanan kesukaannya / membuangnya. Hal ini sangat berbahaya kalau kita tiba-tiba tidak bisa membeli makanan kesukaannya dan hanya bisa membeli makanan yang biasa saja / jatuh sakit ).

Mencius berkata:Saya mencintai kehidupan, juga kebenaran. Jika tak bisa memiliki keduannya akan kulupakan hidupku dan mempertahankan kebenaran.

Mencius berkata:Saya mencintai kehidupan, tapi lebih cinta kebenaran. Karena itu saya takkan kehilangan kebenaran walaupun harus hidup saya untuk mempertahankannya.

( Ini prinsip orang bijak yang akan melupakan kekayaan dan keuntungan yang ia peroleh, ia akan mempertahankan prinsipnya pada jalan kebenaran )

Bab 3 : Hati yang hilang.

Mencius berkata:Biasanya hati manusia yang sesungguhnya adalah cinta. Biasanya jalan manusia adalah kebenaran. Betapa menyedihkan bila seseorang meninggalkan jalan yang mulia selamanya / kehilangan hati nurani dan tidak mencarinya.

Mencius berkata:Jika seseorang kehilangan ayam / anjingnya, ia pasti mencarinya. Tetapi bila kehilangan hati nuraninya, ia tidak tahu bahwa ia harus menemukannya kembali. Tujuan belajar tidak lain dari menemukan hati yang hilang.

Mencius berkata:cari dulu hati nuranimu sebelum melakukan sesuatu. Kemudian kembangkanlah hingga jiwamu bercahaya dan kebenaranmu jelas bagi semua.

( Ini sindiran bagiorang yang tidak mau mencari / mengenali dan mengendalikan dirinya sendiri dan selalu mencari apa yang ia sukai tanpa mau tahu apa hal itu sesuai / tidak dengan tata-krama ).

Bab 4 : Apakah seseorang tahu bagaimana mengembangkan hidupnya ?

Mencius berkata:Semua orang tahu bagaimana memelihara dan mengembangkan pohon muda yang rimbun hingga tumbuh. Tapi ia tidak tahu mengembangkan hidupnya sendiri. Apakah ia lebih mencintai pohon rimbun daripada hidupnya sendiri ? Atau hanya tidak mempunyai keinginan mempelajari bagaimana melakukannya ?

Mencius berkata:Sebagian kecil orang melihat kenyataan dan kondisi mereka dan sedikit yang dapatmenemukan jalan karena mereka dibutakan oleh subyektivitas mereka sendiri.

( Ini sindiran bagi orang yang hanya pedoman pada suatu ajaran dan percaya apa kata sang guru / buku yang ia pelajari tanpa ia menyelidiki, meneliti dan mempraktekkan ajaran itu dan mencari kebenaran ajaran itu dan bukan merasa benar / salah dari pendapat orang lain / dirinya sendiri tetapi memang benar dan memang salah menurut hati nuranimu ).

Bab 5 : Memadamkan segerobak kayu yang terbakar dengan secangkir air.

Mencius berkata:Cinta mengalahkan kebencian seperti air memadamkan api. namun akhir-akhir ini orang yang mencoba menyelamatkan segerobak kayu yang terbakar dengan hanya secangkir air. Tentu saja apinya takkan padam. Jadi mereka menyimpulkan Api tidak dapat dipadamklan dengan air.

Mencius berkata:Kalau demikian, kilatan kebencian akhirnya tumbuh dan menghancurkan segalanya, bahkan cinta yang sedikit itu. Daripada mengatakan kebencian tidak dapat dikalahkan oleh cinta , lebih baik berusaha untuk lebih mencintai.

( Ini sindiran bagi orang yang berusaha memadan kebencian tetapi dengan mengunakan cara-cara yang menurutnya ia sudah berusaha tetapi ia tidak melakukan apa-apa dancenderung memaksakan pendapatnya kepada orang lain / menggunakan cara lama yang menurutnya akan berhasil tetapi malah menambah kebencian ).

Bab 6 : Peraturan.

Mencius berkata:Ketika Yi mengajar memanah ia membuat peraturan agar busur ditarik sepenuhnya. Muruidnya harus mengikuti peraturan itu. Ketika ahli tikang kayu mengajarkan ilmunya , ia mengunakan meter dan kompas. Muridnya juga harus mengikuti cara yang sama.

Mencius berkata:Ada peraturan dalam segala hal. Dalam ilmu yang kecil maupun besar, baik guru maupun murid harus maju sesuai peraturan ini.

( Ini sindiran bagi guru yang mengajarkan tanpa peraturan dan menuruti apa kemauan muridnya dan muridnya dibiarkan berbuat sesuka hati serta memberikan janji-janji yang kosong / guru yang hanya berkata-kata tetapi ia sendiri tidak melakukan apa yang ia katakan serta ia berbuat diluar tata-krama dan membuat peraturan yang ia buat sendiri dan ia tidak pernah tahu apa arti peraturan tersebut.

Ini juga sindiran bagi murid yang berpikir bahwa dirinya dapat mengalahkan gurunya dan lebih hebat dari gurunya padahal ia mungkin lebih hebat dalam teori tetapi ia belum tentu lebih hebat dalam praktek dan pengalaman / yang lebih gawat lagi ia hanya merasa paling pintar / hebat dan paling bisa padahal ia hanya belajar bentuk dan belum mengerti isinya dan terus ia berusaha menjadi guru sendiri dan melawan gurunya serta mengatakan ajaran gurunya itu salah dan ia pikirkan itu yang benar, hal ini akan menjadi bencana kepada siapapun yang menjadi muridnya yang akan membuat muridnya semakin jauh dari ajaran yang benar dan menjadi fanatik pada hal yang tidak benar ).

Filsafat Mencius, Buku Ketujuh Tentang Jing Xin Bag. II

Bab 18 : Orang bijak selalu senang dalam segala situasi.

Mencius berkata: Ketika masih rakyat jelata Shun merasa puas makan dengan nasi dan sayuran, ia hidup tanpa mempermasalahkan apakah ia harus hidup miskin selamannya.

Mencius berkata:Ketika ia menjadi penghuni surga dan memakai jubah bersulam, bermain kecapi dan dilayani dua putri Yao, ia juga bersikap seolah-olah ia telah hidup dengan cara ini sepanjang hidupnya dan Shun berkata:Terjadilah apa yang harus terjadi.

Mencius berkata:Orang bijak selalu senang dalam kekayaan dan kemiskinan. Ia puas dalam segala keadaan. Di saat miskin ia tidak mengeluh, di saat kaya ia tidak sombong.

( Ini sindiran bagi orang yang suka mengeluh kepada orang lain dan minta dikasihani padahal ia belum melakukan apa-apa dan juga orang yang kaya tetapi ia tidak mau berbagi dan menganggap apa yang ia peroleh adalah hasil kerjannya sendiri serta bukan berkat dari Tuhan dan ia menjadi pelit, sombong, suka merendahkan orang lain dan mempermainkan orang lain dan juga biasanya ia akan menuruti apa mau anaknya sehingga menjadi anak manja dan akhirnya anaknya inilah yang menghabiskan semua hartanya, terkadang ia pun masih hidup ).

Bab 19 : Bahkan istrinya pun tidak akan menerimanya.

Mencius berkata:Jika seseorang tidak berjalan dalam kebenaran, istrinya pun tidak akan menerimanya. Jika ia tidak memberi perintah dengan benar, istrinya pun tidak akan mematuhinya.

( Ini sindiran bagi orang yang merasa apa yang ia lakukan paling benar dan tidak mau megoreksi dirinya sendiri dan juga ia akan ditentang oleh istri / suami / anaknya sendiri. Tetapi sekarang ini terkadang kita menentang sesuatu yang tidak benar malah dianggap kita sok suci / sok baik / dicurigai sehingga kita dapat melihat saja tanpa berbuat apa-apa. Ada juga yang disebut keluarga penjahat sang istri mendorong suami berbuat jahat / sang suami mendorong istri berbuat jahat / sang anak mendorong orang tuanya berbuat jahat / orang tuanya mendorong anaknya berbuat jahat. Ini sama saja keluarga yang hidup hanya melihat kekayaan tanpa tahu tentang harga diri dan kebajikan ).

Mencius berkata:Jika seseorang ingin mengoreksi orang lain, ia harus mengoreksi dirinya terlebih dulu. Bila seseorang melakukan kesalahan, ia akan ditolak oleh semua orang.

( Ini sindiran bagi orang yang merasa dirinya benar tanpa mengoreksi apa yang dilakukan dan ia langsung mengoreksi orang lain sehingga orang tersebut heran apa yang ia katakan dan apa yang ia lakukan tidak sama. Dan juga bagi orang yang suka membicarakan anak orang lain tetapi anaknya sendiri lebih tidak bisa diatur . Orang-orang seperti ini lebih mudah dipengaruhi asalkan ia merasa disanjung / mendapat keuntungan saja ia akan berbuat apa yang kita suruh tanpa pikir panjang lagi. Maka dari itu jangan mau menjadi orang-orang seperti itu ).

Bab 20 : Tetap Teguh.

Mencius berkata:Tahun-tahun yang buruk tidak akan membuat orang yang penuh keberuntungan menjadi kelaparan. Jaman korupsi tidak akan mengacaukan orang yang sempurna dalam kebajikan. Orang yang menyimpan lebih banyak akan berlebihan. Orang yang menanamkan kebajikan dan melakukan kebenaran setiap hari akan tetap teguh dalam masa yang buruk.

( Ini sindiran bagi orang yang bijak tetapi bila dalam keadaan susah / diberi kekayaan ia akan berubah dan tidak menjalani jalan kebenaran ).

Bab 21 : Watak sejati orang yang mencintai ketenaran.

Mencius berkata:Orang yang mencintai kemasyuran dapat menyerahkan kerajaan yang memiliki seribu kereta perang. Tetapi jika orang ini bukan orang yang membenci kemasyuran dan kekayaan, wajahnya akan menampakan kepicikan terhadap semangkuk nasi / sop.

Mencius berkata:Seseorang yang mencintai kemasyuran mungkin pandai menipu dunia . Watak sebenarnya akan terlihat bukan dalam hal yang besar yang membutuhkan usahanya, tetapi dalam hal kecil yang tidak ia perhatikan.

( Ini sindiran bagi orang yang berbuat baik untuk mencari kemasyuran namanya ia akan mengorbankan apapun agar ia terkenal baik, tetapi ia tidak bisa menutupi hal itu pada orang-orang yang bijak, sebab ia akan ketahuan bila berurusan dengan hal-hal yang kecil dan yang dianggap remeh olehnya. Maka dari itu lebih baik berbuat apa adanya tanpa mengharapkan kemasyuran dan nama besar, sebab dengan begitu nama besar akan datang sendiri dan kita tidak merasakannya ).

Bab 22 : Rakyat adalah yang paling penting.

Mencius berkata:Dalam suatu kerajaan rakyat adalah yang terpenting, kemudian adalah jiwa tanah dan jagung dan yang terakhir adalah raja. Karena itu jika seseorang mendapat simpati rakyat, ia dapat menjadi penghuni surga, jika seseorang mendapat kepercayaan dari penghuni surga, ia dapat menjadi bangsawan feodal dan jika ia mendapat kepercayaan dari bangsawan feodal, ia dapat menjadi pejabat. Jika bangsawan feodal menyalah gunakan kedudukan, bangsawan yang lain akan menggantikannya.

( Ini sindiran bagi orang yang mempunyai kekuasaan dan kekayaan, tetapi menyalah gunakan kekuasaan dan kekayaan tersebut untuk kepentingan dirinya sendiri ).

Mencius berkata:Jika binatang korban sudah sempurna dan pengorbanan dilakukan pada saat yang tepat, tetapi kekeringan dan banjur masih berlangsung maka altar / jiwa yang lain harus ditetapkan.

( Ini sindiran bagi orang yang berusaha mengurangi bencana tetapi ia tidak tulus dan berusaha mencari nama saja ).

Bab 23 : Manusia dan perbuatan baik.

Mencius berkata:Perbuatan baik adalah sifat yang membedakan manusia. Kebajikan dihasilkan bila orang tersebut baik. Orang bijak mendapatkan kebajikan dan menyadari jalan saat ia memahami arti perbuatan baik dan mencoba dengan segala daya untuk melakukan perbuatan baik.

( Ini sindiran bagi orang yang menyatakan dirinya bijak tetapi ia selalu berbuat tidak baik dan suka memaksakan kehendaknya serta ia suka mengerjai dan mempermainkan orang lain dengan alasan untuk menguji orang tersebut / menundukkan orang tersebut ).

Bab 24 : Dapatkah ia menjelaskan kepada orang lain bila ia sendiri bingung ?

Mencius berkata:Jaman dahulu orang yang bijak akan mencoba untuk memahami diri dahulu sebelum mereka memberi penerangan kepada yang lain. Tetapi sekarang ini orang yang dirinya sendiri bingung, masih juga ingin memberi penerangan kepada yang lain.

( ini sindiran bagi orang yang tidak tahu / tidak pernah mengalami sesuatu hal tetapi ia sok pintar dan berusaha memberi arahan yang dirinya sendiri tidak pernah mencobanya, sehingga masalah yang terjadi menjadi masalah / ia hanya mendengarkan kata orang lain yang tidak tahu maksudnya dan berusaha mengkira-kira sehingga masalah menjadi tambah kacau. Hal ini tidak boleh terjadi pada waktu pacaran, sebab akan terjadi kesalah-sangkaan yang akan menyebabkan kehancuran / saling mencurigai. Lebih baik dekati dan tanyakan apa maunya / dengarkan orang-orang yang bijak sehingga dapat menyelesaikan masalah, tetapi bila orang tersebut tidak mau didekati malah membuat masalah baru lebih baik biarkan saja sampai orang tersebut mau menyelesaikan masalahnya ).

Mencius berkata:Hanya pemimpin yang tahu kebenaran dalam kata dan tindakan akan dapat memimpin pengikutnya. Bila pemimpin itu sendiri bingung, dapatkah ia membuat orang lain memahaminya / mengikutinya ? Apakah ia tidak seperti orang buta yang mencoba memimpin orang buta lainnya ?

( Ini sindiran bagi orang yang minta dituruti / dipahuhi apa maunya tetapi ia sendiri tidak tahu apa kemauannya sehingga membuat orang lain binggung dan selalu salah dihadapannya dan akhirnya orang lain hanya bisa menunggu apa maunya agar bisa dituruti ).

Bab 25 : Melakukan dan melatih terus-menerus.

Mencius berkata kepada Gao Zi:Di bukit terdapat jalan setapak. Jika digunakan terus jalan tersebut menjadi jalan besar, tetapi jika tidak digunakan jalan tersebut akan segera dipenuhi rumput. Sekarang untuk waktu yang lama, bila hatimu tidak digunakan, sekarang pun sudah dipenuhi rumput liar. Seseorang harus terus mencari kebenaran, karena jika ia menghentikan walau sesaat maka pikiran jahat seperti rumput liar akan segera memasuki hatinya.

( Ini sindiran bagi orang yang telah belajar jalan kebajikan, tetapi ia tidak belajar lagi malah ia berbuat tidak baik / mencari nama dan kekayaan dan akhirnya ia menutupi kebajikannya dengan hal-hal yang tidak baik ).

Bab 26 : Pendapat dan bukti.

Pejabat berkata kepada Mencius:Musik dari Yu lebih baik daripada musik dari raja Wen. Mencius bertanya :Mengapa bilang begitu ?

Pejabat itu berkata:karena genta Yu kelihatan lebih usang. Mungkin dipakai terus-menerus karena suaranya bagus. Mencius menjawab:Cukupkah bukti itu ? Seperti jejak roda yang dalam pada gerbang kota tidak membuktikan bahwa ia dibuat oleh kereta berkuda dua. Jejak yang dalam di gerbang kota karena banyak kereta melewatinya, sama seperti genta Yu kelihatan lebih usang karena sudah tua.

( Ini sindiran bagi orang yang mengunakan pikiran dan kesimpulannya sendiri tanpa mempertimbangkan faktor lainnya / kesimpulan orang lain sehingga ia mengambil kesimpulan yang terkadang ia sendiri tidak tahu benar / tidak . Yang lebih gawat ia mengambil kesimpulan untuk mencari nama dan ketenaran saja / menutupi ketidak-tahuannya / gengsinya ).

Mencius berkata:Setiap pendapat seharusnya merupakan hasil analisa yang menyeluruh dan semua aspek . Seseorang tidak boleh membuat kesimpulan berdasarkan satu faktor saja.

( Ini sindiran bagi orang yang mengambil kesimpulannya sendiri tanpa memikirkan kemungkinan lain sehingga ia tetap pada prinsipnya dan berpikir cara yang sama sehingga ia tidak bisa memecahkan masalahnya sendiri / tidak bisa dicarikan solusi yang terbaik untuk memecahkan masalahnya ).

Bab 27 : Nyonya Feng lagi !

Dalam kerajaan Jin ada seorang wanita bernama Nyonya Feng, ia terkenal karena keahliannya membunuh harimau. Kemudian ia memutuskan berhenti membunuh harimau untuk menjadi wanita yang lembut dan baik.

Suatu hari ia melihat kerumunan orang memburu harimau di sebuah desa dan orang-orang itu minta tolong pada nyonya Feng dan berkata:Tolonglah kami, hanya kamu yang dapat mengatasi harimau ini. Nyonya Feng menjawab:Baiklah saya akan membunuh harimau ini dan nyonya Feng menghajar harimau itu sampai mati. Kerumunan orang tersebut merasa senang dan berkata:Luar biasa, pisaunya pasti tidak berkarat. Tetapi para pelajar mentertawakannya ! Nyonya Feng lagi, ia kembali pada keputusannya.

Mencius berkata:Seseorang harus tetap mempertahankan apa yang ia anggap benar dan tidak boleh terlalu mudah melepaskan prinsipnya.

( Ini sindiran bagi orang yang telah mengambil keputusan tidak berbuat hal yang tidak baik tetapi ia kembali lagi berbuat karena merasa ia telah disayangi / dimaafkan / diberkati / diampuni. Sehingga ia lupa akan apa yang ia janjikan dan sehingga ia seperti orang yang pada waktu susah saja bermuka sedih dan baik tetapi kalau sudah senang ia kembali lagi seperti dahulu ).

Bab 28 : Memiliki sedikit keinginan adalah rahasianya.

Mencius berkata:Untuk memelihara pikiran, tak ada yang lebih baik dari pada mengurangi keinginan. Orang yang keinginannya sedikit dapat kehilangan hatinya, tetapi sedikit yang melakukannya. Orang yang keinginannya banyak dapat memelihara hatinya, tetapi sedikit yang melakukannya.

Mencius berkata:Seseorang tidak boleh membiarkan dirinya menjadi budak keinginan, karena keinginan dapat mengurangi suara hati dan uang dapat mengacaukan pikiran. Memiliki sedikit keinginan adalah rahasianya.

( Ini sindiran bagi orang yang selalu menuruti kemaunannya sendiri dan tidak perduli kemauan orang lain yang mungkin akan lebih baik dari pada kemauannya sendiri. Ini juga sindiran bagi orang yang merasa dirinya lebih kaya dari orang lain dan ia harus dituruti kemauannya sehingga ia berusaha menekan, mengedalikan, mendekti dan menguru orang tersebut. Kedua hal ini jangan kamu lakukan pada saat pacaran, apalagi orang yang kamu sayang mempunyai prinsip yang kuat meskipun kamu lebih kaya darinya. Ini akan membuat orang tersebut meninggalkanmu sehingga kamu akan menyesal dan mendapatkan pelajaran yang tidak pernah dilupakan ).

Filsafat Mencius, Buku Keempat Tentang Li Lou Bag. I

Bab 1 : Mencontoh yang benar.

Mencius berkata:Untuk membuat segi empat / lingkaran, ikuti sesuai standar. Untuk menjadi manusia, teladani orang-orang bijak. Untuk menjadi raja, lakukan cara seorang raja. Untuk menjadi menteri, lakukan cara seorang menteri. Untuk itu teladani Yao dan Shun. ( Ini cara seseorang mempelajari dan belajar suatu ilmu yang selalu mencontoh apa yang dilakukan gurunya. Itu sebabnya dari pada salah belajar / mempunyai guru yang tidak baik / hanya bisa berbicara tetapi ia hanya belajar separuh dari ilmu yang ia tekuni / ia sendiri tidak bisa meneruskan apa yang ia pelajari / mengambil maknanya / intinya lebih baik empat tahun belajar sendiri dari buku yang benar dan menjalani ajaran itu secara benar ).

Mencius berkata:Tidak melayani Yao seperti Shun melayani Yao adalah tidak menghormati raja, tidak memerintah rakyat seperti Yao memerintah rakyat adalah menyiksa rakyat. Teladani raja yang bijaksana , amati para tirani. Untuk menjadi raja / mentri perhatikan Yao dan Shun. ( Ini sindiran bagi orang yang menonjolkan kesetiaannya kepada orang lain secara berlebihan / mencari pengakuan bahwa ia telah berjasa dan mempunyai kekuasaan yang dapat melebihi raja ).

Bab 2 : Pemeriksaan diri.

Mencius berkata:Jika saya mencintai orang lain tapi mereka tidak ramah kepada saya. Maka saya harus memeriksa diri sendiri, apakah ada kebajikan saya yang tampaknya saja bagus. ( Ini sindiran bagi orang yang merasa dirinya benar tetapi ia hanya membuat marah orang yang dicintainya dan juga bagi orang yang benar-benar mencintai orang tersebut tetapi ia tidak mau sehingga kita seperti memaksakan cinta kita serta bagi orang yang mencintai orang lain tetapi ia hanya dibuat permainan saja / orang yang dicintai itu ingin menaklukan / mengendalikan / menguasai dengan cara keras sehingga bagaimanapun baiknya kita akan dianggap hanya main-main saja dan kita dianggap barang mainan yang bisa dibuang dan diambil kembali. Hal ini jangan dilakukan pada waktu pacaran, kalau suka ya bilang suka dan bertingkah laku seperti orang yang suka pada seseorang, tetapi kalau tidak suka ya bilang tidak suka dan bertingkah laku seperti orang yang tidak suka pada seseorang, jangan dibolak-balik akan membingungkan / memberi harapan kosong kepada orang lain sehingga ia binggung dan akhirnya pergi meninggalkanmu dan mengangap kamu cuma main-main / tidak serius ).

Mencius berkata:Jika saya memimpin orang tetapi mereka tidak patuh, maka saya harus memeriksa diri sendiri apakah ada kekurangan dalam kemamupan saya. ( Ini sindiran bagi orang yang terlalu keras dalam memerintah dan kejam. Dan bagi orang yang terlalu sabar sehingga diangap enteng oeleh para pegawainya serta orang yang terlalu mencintai dan menanjakan seseorang yang akhirnya orang yang disayanginya dibuat senjata andalan bagi para karyawannya untuk melawan dan balas dendam. Apalagi orang yang disayanginya tidak dewasa dan tidak dapat membedakan mana yang benar / salah, membedakan mana yang pantas / tidak pantas. Ia hanya berpikir bermain-main / mencari perhatian / sok pintar / merasa paling disayang / minta di turuti terus-menerus hal ini akan berakibat kekacauan dan tidak dapat mendisiplinkan pegawainya serta tidak dapat menghukum pegawainya meskipun ia malas, cerewet, suka membantah, sering mogok kerja, berbuat sesuka hatinya dan selalu melawan bila disuruh ).

Mencius berkata:Jika saya sopan kepada orang lain tetapi mereka tidak perduli, maka saya harus memeriksa diri sendiri, apakah saya kurang hormat kepada orang lain. ( Ini sindiran bagi orang yang merasa dirinya hormat kepada orang lain tetapi ia tidak mengikuti tata-krama yang berlaku, jadi sesuka hatinya pokoknya sudah menghormati orang lain. Dan juga bagi orang yang sopan pada orang lain tetapi yang dihormati orang yang gila hormat dan meminta kita menghormati seperti raja / meminta kita mengemis-gemis agar ditanggapinya. Orang seperti ini biarkan saja asalkan kita dapat menghindari terus-menerus dan jangan dekat-dakat sebab kita akan merasa dihina dan diangap orang yang sangat rendah dan berusaha membuat kita marah agar kita takluk kepadanya dan menuruti apa maunya, jangan dilakukan ini akan membuat kita keluar dari jalan kebenaran yang kita anut / pelajari selama ini ).

Mencius berkata:Jika apa yang saya lakukan tidak mendapat tanggapan yang saya harapkan, maka saya harus melihat kedalam diri dan memeriksa diri sendiri. Hanya jika hati saya tulus, maka setiap orang di bumi akan menanggapi saya dengan sopan. ( Ini sindiran bagi orang yang merasa dirinya tulus tetapi ia hanya melakukan hal-hal yang menurutnya / pikirannya itu yang boleh saya lakukan dan juga berusaha memberikan sedikit tetapi ia minta dibalas berlipat-lipat. Dan juga bagi kita yang berusaha berbuat baik / tulus tetapi kita hanya dibuat permainan saja oleh orang lain sehingga kita jadi bingung dan kita mencoba untuk tulus tetapi kita malah dibuat seperti barang yang dibuang dan diambil lagi. Kalau bertemu orang yang seperti ini biarkan saja dan jangan didekati kalau ia mau serius ia akan bicara dan bertingkah laku serius sendiri dan jika tidak tidak perlu di seriusi dan angap saja ia orang gila / sudah waktunya menbacar karma ).

Mencius berkata:Pujian mengatakan , ” Jika kamu ingat untuk bertindak sesuai jalan surga , kamu akan mendapat kebahagiaan yang sempurna. Dalam interaksi kamu tidak bisa hanya memikirkan apa yang kamu harap dari orang lain. Kamu juga harus memeriksa diri sehingga yakin bahwa telah melakukan segalanya dengan tulus. ( Ini sindiran bagi orang yang minta menang sendiri dan minta dituruti kemaunya serta tidak perduli pada apa yang ia berikan pada orang lain. Ia hanya memberi apa-apa yang tidak membuat harga dirinya jatuh dan merasa dirinya sudah sangat dibutuhkan. Hal ini tidak boleh dilakukan pada waktu pacaran . baik lelaki dan perempuan. Kalau laki-laki mempermainkan / berusaha kemaunya dituruti ia akan mendapat wanita yang hanya mencari keuntungan saja dan ia akan menjadi penurut dan menghabiskan, kalau wanita yang melakukan itu ia akan mendapatkan lelaki yang hanya mencari keuntungan saja dan ia akan jadi penurut tetapi menghabiskan ).

Bab 3 : Manusia itu berharga.

Mencius berkata:Orang sering mengatakan kerajaan di bumi. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa kerajaan adalah dasar segalanya di bumi. Keluarga adalah dasar kerajaan. Individu adalah dasar keluarga . Oleh karena itu individu adalah yang terpenting.

Mencius berkata:Manusia adalah dasar segalanya di bumi. Manusia membentuk keluarga. Keluarga membentuk kerajaan. Kerajaan membentuk lainnya. Jadi manusia itu sangat berharga dan pemerintahan yang baik harus dimulai dengan pengembangan manusia. ( Ini prinsip dalam menjalankan pemerintahan dengan memcukupi , menjaga dan mengajari manusia menjadi baik baru bisa suatu kerajaan tenang ).

Bab 4 : Sesuatu harus membusuk sebelum cacing datang.

Mencius berkata:Seseorang haru merendahkan diri dulu sebelum ia direndahkan orang lain. ( Ini sindiran bagi orang yang suka sombong dan menang sendiri dan bagi orang yang terlalu merendahkan diri sehingga ia akan direndahkan orang lain ).

Mencius berkata:Keluarga akan menghancurkan dirinya sebelum yang lain berani menghancurkannya. Sebuah negara akan berada dalam perang saudara, sebelum negara lain menguasainya. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha menguasai kekuasaan di dalam keluarga yang bukan haknya / terlalu merasa berhak sehingga ia sewenang-wenang / menunjukan saudaranya orang bodoh / memojokan dan membuat saudaranya merasa bodoh ).

Mencius berkata:Kesusahan dan kegembiraan ditentukan sendiri. Negara jatuh dan keluarga hancur karena mereka tidak saling mencintai. Sesuatu harus membusuk sebelum cacing datang. ( Ini sindiran bagi orang yang selalu menyalahkan suatu kejadian adalah kesalahan orang lain pada hal ia yang memulai dengan hal-hal yang tidak boleh dilakukan / memancing orang jahat masuk kedalam keluarganya ).

Bab 5 : Kesulitan-kesulitan kita.

Mencius berkata:Cerita tentang Tai Jia dalam buku sejarah mengatakan , ” Kita bisa menyelamatkan diri dari bencana yang diturunkan dari langit, tetapi kita tidak bisa lari dari bencana yang kita ciptakan sendiri.

Mencius berkata:Kita membawa kegembiraan / bencana bagi diri kita sendiri dan kita harus menanggung dosa-dosa kita. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha menyalahkan orang lain dan menghakimi orang lain padahal dirinya sendiri yang berbuat itu dan menjadika masalah itu terjadi ).

Bab 6 : Jalan kedamaian.

Mencius berkata:Jalan kedamaian itu dekat, tapi kita mencari di tempat jauh. Melaksanakan perdamaian itu mudah , tetapi sukar untuk menciptakannya. Jika orang mencintai orang tuanya dan menghormati leluhurnya dunia akan damai. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha dan mencari kedamaian ditempat yang jauh serta mengatakan menemukan / memberi janji kepada orang lain tentang tempat yang damai / ajaran perdamaian padahal itu sukar dilaksanakan jika ia tidak dapat membuat dirinya damai dan tenang dan tidak mengkawatirkan / membuat orang tuanya susah dan menghormati leluhurnya ).

Mencius berkata:Jalan kedamaian sederhana dan dekat. Orang hanya perlu mencintai satu sama lain dan menghormati leluhur dengan demikian ia telah memenuhi etika manusia. ( Ini cara membuat kita damai dengan mencintai, menghargai, meminta maaf bila ada kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama serta dapat mengendalikan diri sendiri, tidak egois. tidak memaksakan kemauan sendiri, tidak mencari keuntungan yang berlebihan dengan mengurangi keuntungan orang lain serta membantu orang yang lagi kesusahan, Ini saja cukup memenuhi etika menjadi manusia dan dapat menciptakan perdamaian ).

Bab 7 : Untuk mengenal seseorang lihat matanya.

Mencius berkata:Jika kamu ingin menyelidiki watak seseorang, tak ada yang lebih baik daripada mengamati matanya. Mata tidak akan menyembunyikan pikiran jahat seseorang.

Mencius berkata:Jika pikiran seseorang jujur matanya akan bercahaya. Jika pikirannya jahat matanya buram dan licik.

Mencius berkata:Dengarkan kata-katanya dan perhatikan matanya, ia tidak akan menyembunyikan watak aslinya.

Mencius berkata:Kata-kata menyampaikan pikiran mata mencerminkan jiwa. Kata-kata menyuarakan hati, mata mengambarkan hati. Kebaikan dan kejahatan sering terpantul di mata, maka untuk mengetahui seseorang lihat matanya. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha merencanakan perbuatan jahat / ingin menutupi sesuatu yang tidak baik, ia merasa bisa menipu orang lain dengan kata-katanya tetapi ia tidak bisa menyembunyikan apa yang ada dihatinya. Hal ini jangan dilakukan kalau sayang pada seseorang sebab bila orang itu melihat matamu dan mendengarkan apa yang kamu katakan tidak sama maka kamu akan dianggap main-main dan tidak serius padanya dan juga setiap bertemu kamu selalu merencanakan sesuatu yang membingungkan maka kamu tidak akan mendapat apa-apa darinya serta ia mungkin sampai tahu akan kamu lakukan karena terlalu sering kamu lakukan ia akan merasa malas dan bosan karena kamu semaunya sendiri dan tidak mau tahu orang lain ).

Bab 8 : Menyelamatkan dunia yang tenggelam.

Chun Yu Kun bertanya kepada Mencius:Bukankah kesopanan mengatakan bahwa tangan laki-laki dan wanita tidak boleh bersentuhan ketika menukar sesuatu ? Mencius menjawab:Ya , benar.

Chun Yu Kun bertanya:Jika kakak ipar wanita seorang pria tercebur, haruskah ia mengulirkan tangan untuk menolongnya ? Mencius menjawab:Jika ia tidak melakukannya ia benar-benar seekor serigala.

Mencius berkata:Laki-laki dan wanita tidak bersentuhan tangan ketika menukarkan sesuatu adalah aturan sesuai dengan kesopanan, sedangkan mengulurkan tangan untuk menolong kakak ipar ketika ia tengelam adalah keadaan darurat.

Chun Yu Kun bertanya:Semua manusia di bumi sekarang tenggelam, mengapa anda tidak mengulurkan tangan , guru ? Mencius menjawab:Manusia yang tenggelam harus diselamatkan oleh suatu cara. Kakak ipar yang tenggelam harus diselamatkan dengan tangan. Apakah kamu ingin aku menyelamatkan orang-orang tenggelam hanya dengan satu tangan.

Mencius berkata:Dunia di selamatkan melalui sebuah jalan. Untuk menanamkan jalan seseorang harus berjalan sesuai dengan jalan tersebut dan tidak berjalan seperti dalam keadaan darurat. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha menyelamatkan / menyuruh orang lain untuk mengikuti jalan padahal dirinya sendiri tidak mengikuti jalan ).

Bab 9 : Kesulitan terbesar bagi manusia.

Mencius berkata:Kesulitan terbesar bagi manusia adalah kesenangannya mengajar orang lain ! ( Ini sindiran bagi orang yang suka mengajari orang lain sebab akan membuat kesulitan bagi dirinya yang akan muncul pro dan kontra yang mengakibatkan orang yang pro ingin mengujinya dan kalau sudah yakin ia akan mengikutinya dan yang kontra akan menentangnya dan berusaha menjatuhkan, melawan, mengalahkan dan membuat ajarannya dianggap salah ).

Mencius berkata:Orang yang senang mengajar sering kali percaya diri dan tidak mau berkembang. Tetapi dalam belajar, orang akan mengalami kemunduran jika ia tidak berkembang inilah kesulitannya. ( Ini sindiran bagi orang yang sok pintar dan berusaha mengajarkan cara kepada orang lain padahal itu maunya tanpa mengikuti tata-krama dan berusaha memaksa bila tidak dituruti / menjelek-jelekan, mengerjai dan bila orang tersebut susah malah menekan dan menghina ).

Bab 10 : Shun dan kesalehan anak .

Mencius berkata : Ada tiga hal yang dianggap bukan sifat anak . ( 1 ) Mendorong orng tua berbuat tidak benar melalui rayuan . ( 2 ) Tidak menyokong mereka dalam kemiskinan dan ketuaannya dengan menolak pelayanan yang seharusnya . ( 3 ) Tidak menghormati leluhurnya dengan tidak menikah dan mempunyai keturunan . Dari ketiganya tidak memiliki keturunan adalah dosa terbesar .

( Ini sindiran bagi orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak perduli orang lain dan memutuskan tidak menikah untuk mencari sesuatu yang hanya untuk dirinya sendiri / egois dan juga kita tidak boleh ambil jalan pintas untuk menikahi sembarang orang yang akhirnya membuat kita menyesal seumur hidup kita )

Mencius berkata : Karena itulah Shun menikah tanpa memberitahukan orang tuanya , jadi orang yang mulia menganggap dirinya anak walaupun tidak memberitahu mereka. Menikah tanpa memberitahu orang tua dan tidak bisa menikah karena memberitahu , keduanya bukan sifat anak . Tapi dalam situasi sulit di mana orang tidak bisa memberitahu dan mendapat ijin menikah , tidak bisa memberitahu bisa menjadi strategi darurat . Jadi, Shun masih dianggap benar walaupun ia tidak memberitahu orang tuanya. ( Ini sindiran bagi orang yang memaksakan kehendaknya sendiri dan minta sesuka hatinya serta menganggap pokoknya saling mencintai / hanya dirinya yang benar ia melupakan orang tuanya serta mengangap orang tuanya tidak ada dan yang lebih gila lagi ia mengangap orang tuanya hanya merintangi dirinya karena dirinya sudah besar dan dewasa serta memutuskan sudah dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang tuanya. Hal ini akan menghasilkan penyesalan di belakang hari )

Bab 11 : Praktik pemerintahan.

Ketika Zi Chan memerintah kerajaan Zhen, ia biasa menyeberangkan rakyatnya di sungai Zhen dan Wei dengan keretanya sendiri selama musim panas.

Mencius berkata:Ini baik , tapi menunjukan bahwa ia tidak mengerti praktik pemerintahan. Jika setelah masa panen, ia memperbaiki jembatan untuk pejalan kaki pada bulan sebelas, dan memperbaiki jembatan kereta di bulan bua belas, maka rakyat tidak perlu bertelanjang kaki menyeberangi air dimusim dingin.

Mencius berkata:Selama gubenur mengatur semua hal sebagaimana mestinya, ia bahkan bisa menyuruh orang untuk menyingkir ketika ia berpergian. Perlukah ia menggunakan keretanya sendiri untuk menyeberangkan semua orang ? Seorang gubenur yang ingin menyenangkan semua orang dengan kebaikan kecil akan menemukan bahwa ia tidak punya cukup waktu untuk pekerjaannya. ( Ini sindiran bagi orang yang hanya mencari nama dengan mengunakan kebaikan kecil agar ia dapat memperoleh keuntungan besar . Hal ini sama saja mencari populitas dirinya sendiri ).

Bab 12 : Interaksi.

Mencius berkata:Jika seorang raja menganggap menterinya sebagai kaki dan tangannya menterinya akan menganggap dia sebagai hati dan perut mereka. ( Ini cara terbaik dalam mengangap orang lain selama kita berusaha bersikap baik dengan orang yang baik ).

Mencius berkata:Jika seorang raja menganggap menterinya sebagai kuda dan anjingnya menterinya akan menganggap dia sebagai orang yang lewat. ( Ini sindiran bagi orang yang terlalu memeras dan mengekang orang lain dan terus memaksakan kehendak kita padahal orang itu sudah baik ).

Mencius berkata:Jika seorang raja menganggap menterinya sebagai rumput dan ilalang menterinya akan menganggap dia sebagai musuh. ( Ini sindiran bagi orang yang suka menginjak-injak harga diri orang lain dan juga ia suka meremehkan orang lain yang dianggapnya orang lemah dan lebih miskin darinya ).

Mencius berkata:Interaksi antara manusia seperti melihat cermin , sikap orang lain padamu mencerminkan sikapmu pada orang lain. ( Ini prinsip dasar dalam berinteraksi dengan orang lain yang berusaha untuk tidak saling menyakiti dan menghina ).

Bab 13 : Pertanda sudah waktunya.

Mencius berkata:Ketika seseorang dibunuh tanpa sebab, sudah waktunya orang besar meninggalkan negeri itu. Jika rakyat biasa dibunuh tanpa sebab, sudah waktunya para pelajar pindah ke tempat lain.

Mencius berkata:Sebelum sesuatu terjadi ada tandanya. Orang yang mulia memperhatikan tanda ini . Ia akan memyusun rencana dan bertindak sebelum kesulitan mendekat. ( Ini cara orang yang mulia membaca keadaan sebelum terjadi biasanya ia membaca tanda-tanda yang sedang terjadi . Sama halnya bila hujan akan turun akan terlihat awan berkumpul dan petir menyambar ).

Bab 14 : Kesopanan dan kebenaran sejati.

Mencius berkata:Berlaku sopan tanpa kesopanan yang tulus. Bertindak benar tanpa kebenaran sejati . Semua ini bukan perbuatan orang yang baik dan terhormat. Semua ini bukan perbuatan orang baik dan terhormat. ( Ini sindiran bagi orang yang pura-pura sopan agar ia dianggap sopan dan bukan kita tidak perlu sopan tetapi kita harus tahu dimana kita berada, kita sedang bicara dengan siapa dan bagaimana kita bertingkah laku serta apakah yang kita katakan tidak menyinggung perasaan orang lain. Jangan sesuka hati dan berbuat yang memalukan nama dan martabat keluarga hanya untuk mencari perhatian orang lain ).

Mencius berkata:Perbuatan sopan yang tidak tulus bukan kesopanan sejati . Perbuatan benar yang dilakukan untuk memenuhi ambisi seseorang bukan kebenaran sejati . Hanya orang yang cermat mampu membedakan perbuatan yang sungguh-sungguh sopan dan benar. ( Ini sindiran orang yang pura-pura sopan agar semua ambisinya dan keingginannya dapat dipenuhi oleh orang lain ).

Bab 15 : Seseorang dapat melakukan hal besar jika ia dapat menolak melakukan hal tertentu .

Mencius berkata : Jika seseorang dapat menolak melakukan hal tertentu saat ini. Ia akan dapat melakukan hal yang besar nanti. ( Ini sindiran bagi orang yang mudah mendengarkan orang lain dan juga mudah dipengaruhi orang lain serta tidak bisa menolak kemauan orang lain. Dan bukan menolak hal-hal yang baik dan saran yang baik tetapi menolak hal-hal yang tidak baik dan saran-saran yang tidak masuk akal / disuruh untuk berbuat tidak baik / menuruti orang lain untuk berbuat tidak baik ).

Mencius berkata:Orang yang sukses mengetahui jalan yang harus diikutinya , ia tidak akan tergoda untuk menyimpang. Maka ada pepatah:Ia dapat melakukan hal besar bila ia dapat menolak melakukan hal tertentu. ( Ini cara orang sukses yang tidak akan tergoda untuk berbuat tidak baik / keluar jalan kebenaran , ia akan tetap akan berada dijalannya meskipun ujian dan cobaan datang yang terkadang ia sendiri merasa tidak mampu untuk menahannya )

Bab 16 : Gosip.

Mencius berkata:Mereka yang suka membicarakan kekurangan orang lain harus memikirkan kesulitan yang akan mereka hadapi nanti.

Mencius berkata:Korban dan kata-kata itu akan menyimpan kebencian dan keinginan membalas dendam suatu saat dengan akibat yang tak pernah terbayangkan. ( Ini sindiran bagi orang yang suka membicarakan kekurangan orang lain / menfitnah orang lain akan membawa bencana dan kebencian yang suatu saat akan dibalas oleh orang itu / dibalas oleh orang lain ).

Bab 17 : Jangan pergi terlalu jauh.

Mencius berkata:Dalam mengatasi masalah dan berurusan dengan orang Confusius tidak pernah pergi terlalu jauh . Dalam hidup sikap seseorang harus tenang dan sederhana . Orang tidak perlu pergi terlalu jauh dalam mengatasi masalah / berurusan dengan orang lain . Sebaliknya orang tidak mempunyai kesempatan untuk membalikan sesuatu. ( Ini cara yang diajarkan confucius, tetapi bila urusan yang akan diselesaikan tetapi orang yang berurusan pada kita ingin urusan itu diperpanjang lebih baik kita menjahui dan tidak perlu perduli lagi dengan urusan itu, Buat kita tidak bisa disalahkan dan biarkan ia merasa tidak bersalah ini akan menjadi benturan yang mengakibatkan kita akan mudah menghindar dari masalah sehingga ia akan merasa kita hanya pura-pura saja dan menekan terus dan kita dapat mudah menjahui karena kita selalu memikirkan keburukannya sehingga kita dapat menjauh tanpa harus melalui masalah yang berat dan biarkan waktu yang menentukan ).

Bab 18 : Perkataan dan perbuatan orang besar.

Mencius berkata:Orang berjiwa besar dan bijaksana tidak akan memaksa orang lain untuk membenarkan kata-katanya, juga tidak memaksa orang lain menyakini perbuatanya. Ia hanya perlu mengikuti apa yang benar dengan sepenuh hati. ( Ini sindiran bagi orang yang mengaku bijak dan budiman tetapi ia selalu memaksakan kehendaknya / menyakinkan perbuatanya adalah benar dan ia merasa ia paling bijaksana dan suci dan harus diikuti serta didengarkan tanpa banyak tanya. Hal ini sangat berbahaya kalau ajarannya benar ia membuat orang lain menjadi fanatik dan akan terjadi permusuhan dengan orang lain. Jika ajarannya salah ia akan menyesatkan orang lain dan ia akan membuat ajaran kebenaran menjadi ajaran yang egois dan selalu menggangap ajaran yang terbaik tanpa mau tahu orang lain serta ia akan merasa benar bila mengikuti ajaran itu meskipun ia telah berbuat salah ).

Mencius berkata:Orang yang mengikuti jalan kebenaran tidak keras kepala , ia hanya bermaksud berbicara dan berbuat yang benar. ( Ini sindiran bagi orang yang mengaku mengikuti jalan kebenaran tetapi ia keras kepala dan tidak merasa pernah salah, munafik dan selalu merasa suci / titisan dewa. tetapi yang ia perbuat dan perilakunya selalu salah dan tidak pernah dewasa / egois sehingga ia memaksakan kehendaknya dan keinginannya harus dipenuhi tanpa toleransi bagi orang lain ).

Bab 19 : Orang besar memiliki hati kanak-kanak.

Mencius berkata:Orang berjiwa besar adalah orang yang selalu menjaga kesucian seperti hati kanak-kanak . Orang berjiwa besar adalah yang bisa mempertahankan hati yang murni dan sederhana dalam menghadapi berbagai perubahan. ( Ini cara orang berjiwa besar agar bisa ia tetap menjalani jalan kebenaran . Bukan berbuat seperti anak manja yang hanya mau keinginnya dipenuhi dan memaksa kalau tidak dipenuhi , dan merasa sudah besar dan ingin bebas sesuka hati dan tidak mau tahu orang lain serta minta disayang terus-menerus sehingga orang lain jadi tidak bisa apa-apa , tetapi kita harus berjiwa besar kalau salah dan meminta maaf bila salah serta berkata apa yang kita inginkan dan apa yang kita mau tetapi tidak memaksakan kehendak serta mau mengerti orang lain dan mempunyai rasa menghormati orang lain )

Bab 20 : Orang yang mulia belajar untuk mencari intinya.

Mencius berkata:Orang yang mulia belajar dengan tekun dan meneliti dengan rinci. Untuk menghipun dan mendapatkan intinya. Orang mencari pengetahuan untuk memahami. Setelah belajar dengan tekun, orang harus menghimpun apa yang dipelajarinya dan dapat memahami intinya. ( Ini sindiran bagi orang yang hanya belajar dari kata-kata orang bijak / tulisan orang bijak / karya orang bijak / guru yang bijak tanpa mengetahui intinya / percaya begitu saja apa yang di tulis / dikatakan / dibaca / dipelajari tanpa berusaha mencari apakah yang dimaksud itu benar / salah. Jadi mereka hanya belajar kulitnya tanpa tahu apa isinya yang sebenarnya . Ini sama saja tahu buah jeruk tetapi ia hanya memenggangi jeruk itu . kalau ditanya orang lain ia berkata jeruk itu manis tanpa tahu bernahkah jeruk itu manis, karena ia tidak pernah berusaha memakan jeruk tersebut. Serta berusaha mati-matian ia mempertahankan kata-katanya tanpa tahu yang sebenarnya ).

Bersambung ke bag. 2