Bab 1 : Mencontoh yang benar.
Mencius berkata:Untuk membuat segi empat / lingkaran, ikuti sesuai standar. Untuk menjadi manusia, teladani orang-orang bijak. Untuk menjadi raja, lakukan cara seorang raja. Untuk menjadi menteri, lakukan cara seorang menteri. Untuk itu teladani Yao dan Shun. ( Ini cara seseorang mempelajari dan belajar suatu ilmu yang selalu mencontoh apa yang dilakukan gurunya. Itu sebabnya dari pada salah belajar / mempunyai guru yang tidak baik / hanya bisa berbicara tetapi ia hanya belajar separuh dari ilmu yang ia tekuni / ia sendiri tidak bisa meneruskan apa yang ia pelajari / mengambil maknanya / intinya lebih baik empat tahun belajar sendiri dari buku yang benar dan menjalani ajaran itu secara benar ).
Mencius berkata:Tidak melayani Yao seperti Shun melayani Yao adalah tidak menghormati raja, tidak memerintah rakyat seperti Yao memerintah rakyat adalah menyiksa rakyat. Teladani raja yang bijaksana , amati para tirani. Untuk menjadi raja / mentri perhatikan Yao dan Shun. ( Ini sindiran bagi orang yang menonjolkan kesetiaannya kepada orang lain secara berlebihan / mencari pengakuan bahwa ia telah berjasa dan mempunyai kekuasaan yang dapat melebihi raja ).
Bab 2 : Pemeriksaan diri.
Mencius berkata:Jika saya mencintai orang lain tapi mereka tidak ramah kepada saya. Maka saya harus memeriksa diri sendiri, apakah ada kebajikan saya yang tampaknya saja bagus. ( Ini sindiran bagi orang yang merasa dirinya benar tetapi ia hanya membuat marah orang yang dicintainya dan juga bagi orang yang benar-benar mencintai orang tersebut tetapi ia tidak mau sehingga kita seperti memaksakan cinta kita serta bagi orang yang mencintai orang lain tetapi ia hanya dibuat permainan saja / orang yang dicintai itu ingin menaklukan / mengendalikan / menguasai dengan cara keras sehingga bagaimanapun baiknya kita akan dianggap hanya main-main saja dan kita dianggap barang mainan yang bisa dibuang dan diambil kembali. Hal ini jangan dilakukan pada waktu pacaran, kalau suka ya bilang suka dan bertingkah laku seperti orang yang suka pada seseorang, tetapi kalau tidak suka ya bilang tidak suka dan bertingkah laku seperti orang yang tidak suka pada seseorang, jangan dibolak-balik akan membingungkan / memberi harapan kosong kepada orang lain sehingga ia binggung dan akhirnya pergi meninggalkanmu dan mengangap kamu cuma main-main / tidak serius ).
Mencius berkata:Jika saya memimpin orang tetapi mereka tidak patuh, maka saya harus memeriksa diri sendiri apakah ada kekurangan dalam kemamupan saya. ( Ini sindiran bagi orang yang terlalu keras dalam memerintah dan kejam. Dan bagi orang yang terlalu sabar sehingga diangap enteng oeleh para pegawainya serta orang yang terlalu mencintai dan menanjakan seseorang yang akhirnya orang yang disayanginya dibuat senjata andalan bagi para karyawannya untuk melawan dan balas dendam. Apalagi orang yang disayanginya tidak dewasa dan tidak dapat membedakan mana yang benar / salah, membedakan mana yang pantas / tidak pantas. Ia hanya berpikir bermain-main / mencari perhatian / sok pintar / merasa paling disayang / minta di turuti terus-menerus hal ini akan berakibat kekacauan dan tidak dapat mendisiplinkan pegawainya serta tidak dapat menghukum pegawainya meskipun ia malas, cerewet, suka membantah, sering mogok kerja, berbuat sesuka hatinya dan selalu melawan bila disuruh ).
Mencius berkata:Jika saya sopan kepada orang lain tetapi mereka tidak perduli, maka saya harus memeriksa diri sendiri, apakah saya kurang hormat kepada orang lain. ( Ini sindiran bagi orang yang merasa dirinya hormat kepada orang lain tetapi ia tidak mengikuti tata-krama yang berlaku, jadi sesuka hatinya pokoknya sudah menghormati orang lain. Dan juga bagi orang yang sopan pada orang lain tetapi yang dihormati orang yang gila hormat dan meminta kita menghormati seperti raja / meminta kita mengemis-gemis agar ditanggapinya. Orang seperti ini biarkan saja asalkan kita dapat menghindari terus-menerus dan jangan dekat-dakat sebab kita akan merasa dihina dan diangap orang yang sangat rendah dan berusaha membuat kita marah agar kita takluk kepadanya dan menuruti apa maunya, jangan dilakukan ini akan membuat kita keluar dari jalan kebenaran yang kita anut / pelajari selama ini ).
Mencius berkata:Jika apa yang saya lakukan tidak mendapat tanggapan yang saya harapkan, maka saya harus melihat kedalam diri dan memeriksa diri sendiri. Hanya jika hati saya tulus, maka setiap orang di bumi akan menanggapi saya dengan sopan. ( Ini sindiran bagi orang yang merasa dirinya tulus tetapi ia hanya melakukan hal-hal yang menurutnya / pikirannya itu yang boleh saya lakukan dan juga berusaha memberikan sedikit tetapi ia minta dibalas berlipat-lipat. Dan juga bagi kita yang berusaha berbuat baik / tulus tetapi kita hanya dibuat permainan saja oleh orang lain sehingga kita jadi bingung dan kita mencoba untuk tulus tetapi kita malah dibuat seperti barang yang dibuang dan diambil lagi. Kalau bertemu orang yang seperti ini biarkan saja dan jangan didekati kalau ia mau serius ia akan bicara dan bertingkah laku serius sendiri dan jika tidak tidak perlu di seriusi dan angap saja ia orang gila / sudah waktunya menbacar karma ).
Mencius berkata:Pujian mengatakan , ” Jika kamu ingat untuk bertindak sesuai jalan surga , kamu akan mendapat kebahagiaan yang sempurna. Dalam interaksi kamu tidak bisa hanya memikirkan apa yang kamu harap dari orang lain. Kamu juga harus memeriksa diri sehingga yakin bahwa telah melakukan segalanya dengan tulus. ( Ini sindiran bagi orang yang minta menang sendiri dan minta dituruti kemaunya serta tidak perduli pada apa yang ia berikan pada orang lain. Ia hanya memberi apa-apa yang tidak membuat harga dirinya jatuh dan merasa dirinya sudah sangat dibutuhkan. Hal ini tidak boleh dilakukan pada waktu pacaran . baik lelaki dan perempuan. Kalau laki-laki mempermainkan / berusaha kemaunya dituruti ia akan mendapat wanita yang hanya mencari keuntungan saja dan ia akan menjadi penurut dan menghabiskan, kalau wanita yang melakukan itu ia akan mendapatkan lelaki yang hanya mencari keuntungan saja dan ia akan jadi penurut tetapi menghabiskan ).
Bab 3 : Manusia itu berharga.
Mencius berkata:Orang sering mengatakan kerajaan di bumi. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa kerajaan adalah dasar segalanya di bumi. Keluarga adalah dasar kerajaan. Individu adalah dasar keluarga . Oleh karena itu individu adalah yang terpenting.
Mencius berkata:Manusia adalah dasar segalanya di bumi. Manusia membentuk keluarga. Keluarga membentuk kerajaan. Kerajaan membentuk lainnya. Jadi manusia itu sangat berharga dan pemerintahan yang baik harus dimulai dengan pengembangan manusia. ( Ini prinsip dalam menjalankan pemerintahan dengan memcukupi , menjaga dan mengajari manusia menjadi baik baru bisa suatu kerajaan tenang ).
Bab 4 : Sesuatu harus membusuk sebelum cacing datang.
Mencius berkata:Seseorang haru merendahkan diri dulu sebelum ia direndahkan orang lain. ( Ini sindiran bagi orang yang suka sombong dan menang sendiri dan bagi orang yang terlalu merendahkan diri sehingga ia akan direndahkan orang lain ).
Mencius berkata:Keluarga akan menghancurkan dirinya sebelum yang lain berani menghancurkannya. Sebuah negara akan berada dalam perang saudara, sebelum negara lain menguasainya. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha menguasai kekuasaan di dalam keluarga yang bukan haknya / terlalu merasa berhak sehingga ia sewenang-wenang / menunjukan saudaranya orang bodoh / memojokan dan membuat saudaranya merasa bodoh ).
Mencius berkata:Kesusahan dan kegembiraan ditentukan sendiri. Negara jatuh dan keluarga hancur karena mereka tidak saling mencintai. Sesuatu harus membusuk sebelum cacing datang. ( Ini sindiran bagi orang yang selalu menyalahkan suatu kejadian adalah kesalahan orang lain pada hal ia yang memulai dengan hal-hal yang tidak boleh dilakukan / memancing orang jahat masuk kedalam keluarganya ).
Bab 5 : Kesulitan-kesulitan kita.
Mencius berkata:Cerita tentang Tai Jia dalam buku sejarah mengatakan , ” Kita bisa menyelamatkan diri dari bencana yang diturunkan dari langit, tetapi kita tidak bisa lari dari bencana yang kita ciptakan sendiri.
Mencius berkata:Kita membawa kegembiraan / bencana bagi diri kita sendiri dan kita harus menanggung dosa-dosa kita. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha menyalahkan orang lain dan menghakimi orang lain padahal dirinya sendiri yang berbuat itu dan menjadika masalah itu terjadi ).
Bab 6 : Jalan kedamaian.
Mencius berkata:Jalan kedamaian itu dekat, tapi kita mencari di tempat jauh. Melaksanakan perdamaian itu mudah , tetapi sukar untuk menciptakannya. Jika orang mencintai orang tuanya dan menghormati leluhurnya dunia akan damai. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha dan mencari kedamaian ditempat yang jauh serta mengatakan menemukan / memberi janji kepada orang lain tentang tempat yang damai / ajaran perdamaian padahal itu sukar dilaksanakan jika ia tidak dapat membuat dirinya damai dan tenang dan tidak mengkawatirkan / membuat orang tuanya susah dan menghormati leluhurnya ).
Mencius berkata:Jalan kedamaian sederhana dan dekat. Orang hanya perlu mencintai satu sama lain dan menghormati leluhur dengan demikian ia telah memenuhi etika manusia. ( Ini cara membuat kita damai dengan mencintai, menghargai, meminta maaf bila ada kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama serta dapat mengendalikan diri sendiri, tidak egois. tidak memaksakan kemauan sendiri, tidak mencari keuntungan yang berlebihan dengan mengurangi keuntungan orang lain serta membantu orang yang lagi kesusahan, Ini saja cukup memenuhi etika menjadi manusia dan dapat menciptakan perdamaian ).
Bab 7 : Untuk mengenal seseorang lihat matanya.
Mencius berkata:Jika kamu ingin menyelidiki watak seseorang, tak ada yang lebih baik daripada mengamati matanya. Mata tidak akan menyembunyikan pikiran jahat seseorang.
Mencius berkata:Jika pikiran seseorang jujur matanya akan bercahaya. Jika pikirannya jahat matanya buram dan licik.
Mencius berkata:Dengarkan kata-katanya dan perhatikan matanya, ia tidak akan menyembunyikan watak aslinya.
Mencius berkata:Kata-kata menyampaikan pikiran mata mencerminkan jiwa. Kata-kata menyuarakan hati, mata mengambarkan hati. Kebaikan dan kejahatan sering terpantul di mata, maka untuk mengetahui seseorang lihat matanya. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha merencanakan perbuatan jahat / ingin menutupi sesuatu yang tidak baik, ia merasa bisa menipu orang lain dengan kata-katanya tetapi ia tidak bisa menyembunyikan apa yang ada dihatinya. Hal ini jangan dilakukan kalau sayang pada seseorang sebab bila orang itu melihat matamu dan mendengarkan apa yang kamu katakan tidak sama maka kamu akan dianggap main-main dan tidak serius padanya dan juga setiap bertemu kamu selalu merencanakan sesuatu yang membingungkan maka kamu tidak akan mendapat apa-apa darinya serta ia mungkin sampai tahu akan kamu lakukan karena terlalu sering kamu lakukan ia akan merasa malas dan bosan karena kamu semaunya sendiri dan tidak mau tahu orang lain ).
Bab 8 : Menyelamatkan dunia yang tenggelam.
Chun Yu Kun bertanya kepada Mencius:Bukankah kesopanan mengatakan bahwa tangan laki-laki dan wanita tidak boleh bersentuhan ketika menukar sesuatu ? Mencius menjawab:Ya , benar.
Chun Yu Kun bertanya:Jika kakak ipar wanita seorang pria tercebur, haruskah ia mengulirkan tangan untuk menolongnya ? Mencius menjawab:Jika ia tidak melakukannya ia benar-benar seekor serigala.
Mencius berkata:Laki-laki dan wanita tidak bersentuhan tangan ketika menukarkan sesuatu adalah aturan sesuai dengan kesopanan, sedangkan mengulurkan tangan untuk menolong kakak ipar ketika ia tengelam adalah keadaan darurat.
Chun Yu Kun bertanya:Semua manusia di bumi sekarang tenggelam, mengapa anda tidak mengulurkan tangan , guru ? Mencius menjawab:Manusia yang tenggelam harus diselamatkan oleh suatu cara. Kakak ipar yang tenggelam harus diselamatkan dengan tangan. Apakah kamu ingin aku menyelamatkan orang-orang tenggelam hanya dengan satu tangan.
Mencius berkata:Dunia di selamatkan melalui sebuah jalan. Untuk menanamkan jalan seseorang harus berjalan sesuai dengan jalan tersebut dan tidak berjalan seperti dalam keadaan darurat. ( Ini sindiran bagi orang yang berusaha menyelamatkan / menyuruh orang lain untuk mengikuti jalan padahal dirinya sendiri tidak mengikuti jalan ).
Bab 9 : Kesulitan terbesar bagi manusia.
Mencius berkata:Kesulitan terbesar bagi manusia adalah kesenangannya mengajar orang lain ! ( Ini sindiran bagi orang yang suka mengajari orang lain sebab akan membuat kesulitan bagi dirinya yang akan muncul pro dan kontra yang mengakibatkan orang yang pro ingin mengujinya dan kalau sudah yakin ia akan mengikutinya dan yang kontra akan menentangnya dan berusaha menjatuhkan, melawan, mengalahkan dan membuat ajarannya dianggap salah ).
Mencius berkata:Orang yang senang mengajar sering kali percaya diri dan tidak mau berkembang. Tetapi dalam belajar, orang akan mengalami kemunduran jika ia tidak berkembang inilah kesulitannya. ( Ini sindiran bagi orang yang sok pintar dan berusaha mengajarkan cara kepada orang lain padahal itu maunya tanpa mengikuti tata-krama dan berusaha memaksa bila tidak dituruti / menjelek-jelekan, mengerjai dan bila orang tersebut susah malah menekan dan menghina ).
Bab 10 : Shun dan kesalehan anak .
Mencius berkata : Ada tiga hal yang dianggap bukan sifat anak . ( 1 ) Mendorong orng tua berbuat tidak benar melalui rayuan . ( 2 ) Tidak menyokong mereka dalam kemiskinan dan ketuaannya dengan menolak pelayanan yang seharusnya . ( 3 ) Tidak menghormati leluhurnya dengan tidak menikah dan mempunyai keturunan . Dari ketiganya tidak memiliki keturunan adalah dosa terbesar .
( Ini sindiran bagi orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak perduli orang lain dan memutuskan tidak menikah untuk mencari sesuatu yang hanya untuk dirinya sendiri / egois dan juga kita tidak boleh ambil jalan pintas untuk menikahi sembarang orang yang akhirnya membuat kita menyesal seumur hidup kita )
Mencius berkata : Karena itulah Shun menikah tanpa memberitahukan orang tuanya , jadi orang yang mulia menganggap dirinya anak walaupun tidak memberitahu mereka. Menikah tanpa memberitahu orang tua dan tidak bisa menikah karena memberitahu , keduanya bukan sifat anak . Tapi dalam situasi sulit di mana orang tidak bisa memberitahu dan mendapat ijin menikah , tidak bisa memberitahu bisa menjadi strategi darurat . Jadi, Shun masih dianggap benar walaupun ia tidak memberitahu orang tuanya. ( Ini sindiran bagi orang yang memaksakan kehendaknya sendiri dan minta sesuka hatinya serta menganggap pokoknya saling mencintai / hanya dirinya yang benar ia melupakan orang tuanya serta mengangap orang tuanya tidak ada dan yang lebih gila lagi ia mengangap orang tuanya hanya merintangi dirinya karena dirinya sudah besar dan dewasa serta memutuskan sudah dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang tuanya. Hal ini akan menghasilkan penyesalan di belakang hari )
Bab 11 : Praktik pemerintahan.
Ketika Zi Chan memerintah kerajaan Zhen, ia biasa menyeberangkan rakyatnya di sungai Zhen dan Wei dengan keretanya sendiri selama musim panas.
Mencius berkata:Ini baik , tapi menunjukan bahwa ia tidak mengerti praktik pemerintahan. Jika setelah masa panen, ia memperbaiki jembatan untuk pejalan kaki pada bulan sebelas, dan memperbaiki jembatan kereta di bulan bua belas, maka rakyat tidak perlu bertelanjang kaki menyeberangi air dimusim dingin.
Mencius berkata:Selama gubenur mengatur semua hal sebagaimana mestinya, ia bahkan bisa menyuruh orang untuk menyingkir ketika ia berpergian. Perlukah ia menggunakan keretanya sendiri untuk menyeberangkan semua orang ? Seorang gubenur yang ingin menyenangkan semua orang dengan kebaikan kecil akan menemukan bahwa ia tidak punya cukup waktu untuk pekerjaannya. ( Ini sindiran bagi orang yang hanya mencari nama dengan mengunakan kebaikan kecil agar ia dapat memperoleh keuntungan besar . Hal ini sama saja mencari populitas dirinya sendiri ).
Bab 12 : Interaksi.
Mencius berkata:Jika seorang raja menganggap menterinya sebagai kaki dan tangannya menterinya akan menganggap dia sebagai hati dan perut mereka. ( Ini cara terbaik dalam mengangap orang lain selama kita berusaha bersikap baik dengan orang yang baik ).
Mencius berkata:Jika seorang raja menganggap menterinya sebagai kuda dan anjingnya menterinya akan menganggap dia sebagai orang yang lewat. ( Ini sindiran bagi orang yang terlalu memeras dan mengekang orang lain dan terus memaksakan kehendak kita padahal orang itu sudah baik ).
Mencius berkata:Jika seorang raja menganggap menterinya sebagai rumput dan ilalang menterinya akan menganggap dia sebagai musuh. ( Ini sindiran bagi orang yang suka menginjak-injak harga diri orang lain dan juga ia suka meremehkan orang lain yang dianggapnya orang lemah dan lebih miskin darinya ).
Mencius berkata:Interaksi antara manusia seperti melihat cermin , sikap orang lain padamu mencerminkan sikapmu pada orang lain. ( Ini prinsip dasar dalam berinteraksi dengan orang lain yang berusaha untuk tidak saling menyakiti dan menghina ).
Bab 13 : Pertanda sudah waktunya.
Mencius berkata:Ketika seseorang dibunuh tanpa sebab, sudah waktunya orang besar meninggalkan negeri itu. Jika rakyat biasa dibunuh tanpa sebab, sudah waktunya para pelajar pindah ke tempat lain.
Mencius berkata:Sebelum sesuatu terjadi ada tandanya. Orang yang mulia memperhatikan tanda ini . Ia akan memyusun rencana dan bertindak sebelum kesulitan mendekat. ( Ini cara orang yang mulia membaca keadaan sebelum terjadi biasanya ia membaca tanda-tanda yang sedang terjadi . Sama halnya bila hujan akan turun akan terlihat awan berkumpul dan petir menyambar ).
Bab 14 : Kesopanan dan kebenaran sejati.
Mencius berkata:Berlaku sopan tanpa kesopanan yang tulus. Bertindak benar tanpa kebenaran sejati . Semua ini bukan perbuatan orang yang baik dan terhormat. Semua ini bukan perbuatan orang baik dan terhormat. ( Ini sindiran bagi orang yang pura-pura sopan agar ia dianggap sopan dan bukan kita tidak perlu sopan tetapi kita harus tahu dimana kita berada, kita sedang bicara dengan siapa dan bagaimana kita bertingkah laku serta apakah yang kita katakan tidak menyinggung perasaan orang lain. Jangan sesuka hati dan berbuat yang memalukan nama dan martabat keluarga hanya untuk mencari perhatian orang lain ).
Mencius berkata:Perbuatan sopan yang tidak tulus bukan kesopanan sejati . Perbuatan benar yang dilakukan untuk memenuhi ambisi seseorang bukan kebenaran sejati . Hanya orang yang cermat mampu membedakan perbuatan yang sungguh-sungguh sopan dan benar. ( Ini sindiran orang yang pura-pura sopan agar semua ambisinya dan keingginannya dapat dipenuhi oleh orang lain ).
Bab 15 : Seseorang dapat melakukan hal besar jika ia dapat menolak melakukan hal tertentu .
Mencius berkata : Jika seseorang dapat menolak melakukan hal tertentu saat ini. Ia akan dapat melakukan hal yang besar nanti. ( Ini sindiran bagi orang yang mudah mendengarkan orang lain dan juga mudah dipengaruhi orang lain serta tidak bisa menolak kemauan orang lain. Dan bukan menolak hal-hal yang baik dan saran yang baik tetapi menolak hal-hal yang tidak baik dan saran-saran yang tidak masuk akal / disuruh untuk berbuat tidak baik / menuruti orang lain untuk berbuat tidak baik ).
Mencius berkata:Orang yang sukses mengetahui jalan yang harus diikutinya , ia tidak akan tergoda untuk menyimpang. Maka ada pepatah:Ia dapat melakukan hal besar bila ia dapat menolak melakukan hal tertentu. ( Ini cara orang sukses yang tidak akan tergoda untuk berbuat tidak baik / keluar jalan kebenaran , ia akan tetap akan berada dijalannya meskipun ujian dan cobaan datang yang terkadang ia sendiri merasa tidak mampu untuk menahannya )
Bab 16 : Gosip.
Mencius berkata:Mereka yang suka membicarakan kekurangan orang lain harus memikirkan kesulitan yang akan mereka hadapi nanti.
Mencius berkata:Korban dan kata-kata itu akan menyimpan kebencian dan keinginan membalas dendam suatu saat dengan akibat yang tak pernah terbayangkan. ( Ini sindiran bagi orang yang suka membicarakan kekurangan orang lain / menfitnah orang lain akan membawa bencana dan kebencian yang suatu saat akan dibalas oleh orang itu / dibalas oleh orang lain ).
Bab 17 : Jangan pergi terlalu jauh.
Mencius berkata:Dalam mengatasi masalah dan berurusan dengan orang Confusius tidak pernah pergi terlalu jauh . Dalam hidup sikap seseorang harus tenang dan sederhana . Orang tidak perlu pergi terlalu jauh dalam mengatasi masalah / berurusan dengan orang lain . Sebaliknya orang tidak mempunyai kesempatan untuk membalikan sesuatu. ( Ini cara yang diajarkan confucius, tetapi bila urusan yang akan diselesaikan tetapi orang yang berurusan pada kita ingin urusan itu diperpanjang lebih baik kita menjahui dan tidak perlu perduli lagi dengan urusan itu, Buat kita tidak bisa disalahkan dan biarkan ia merasa tidak bersalah ini akan menjadi benturan yang mengakibatkan kita akan mudah menghindar dari masalah sehingga ia akan merasa kita hanya pura-pura saja dan menekan terus dan kita dapat mudah menjahui karena kita selalu memikirkan keburukannya sehingga kita dapat menjauh tanpa harus melalui masalah yang berat dan biarkan waktu yang menentukan ).
Bab 18 : Perkataan dan perbuatan orang besar.
Mencius berkata:Orang berjiwa besar dan bijaksana tidak akan memaksa orang lain untuk membenarkan kata-katanya, juga tidak memaksa orang lain menyakini perbuatanya. Ia hanya perlu mengikuti apa yang benar dengan sepenuh hati. ( Ini sindiran bagi orang yang mengaku bijak dan budiman tetapi ia selalu memaksakan kehendaknya / menyakinkan perbuatanya adalah benar dan ia merasa ia paling bijaksana dan suci dan harus diikuti serta didengarkan tanpa banyak tanya. Hal ini sangat berbahaya kalau ajarannya benar ia membuat orang lain menjadi fanatik dan akan terjadi permusuhan dengan orang lain. Jika ajarannya salah ia akan menyesatkan orang lain dan ia akan membuat ajaran kebenaran menjadi ajaran yang egois dan selalu menggangap ajaran yang terbaik tanpa mau tahu orang lain serta ia akan merasa benar bila mengikuti ajaran itu meskipun ia telah berbuat salah ).
Mencius berkata:Orang yang mengikuti jalan kebenaran tidak keras kepala , ia hanya bermaksud berbicara dan berbuat yang benar. ( Ini sindiran bagi orang yang mengaku mengikuti jalan kebenaran tetapi ia keras kepala dan tidak merasa pernah salah, munafik dan selalu merasa suci / titisan dewa. tetapi yang ia perbuat dan perilakunya selalu salah dan tidak pernah dewasa / egois sehingga ia memaksakan kehendaknya dan keinginannya harus dipenuhi tanpa toleransi bagi orang lain ).
Bab 19 : Orang besar memiliki hati kanak-kanak.
Mencius berkata:Orang berjiwa besar adalah orang yang selalu menjaga kesucian seperti hati kanak-kanak . Orang berjiwa besar adalah yang bisa mempertahankan hati yang murni dan sederhana dalam menghadapi berbagai perubahan. ( Ini cara orang berjiwa besar agar bisa ia tetap menjalani jalan kebenaran . Bukan berbuat seperti anak manja yang hanya mau keinginnya dipenuhi dan memaksa kalau tidak dipenuhi , dan merasa sudah besar dan ingin bebas sesuka hati dan tidak mau tahu orang lain serta minta disayang terus-menerus sehingga orang lain jadi tidak bisa apa-apa , tetapi kita harus berjiwa besar kalau salah dan meminta maaf bila salah serta berkata apa yang kita inginkan dan apa yang kita mau tetapi tidak memaksakan kehendak serta mau mengerti orang lain dan mempunyai rasa menghormati orang lain )
Bab 20 : Orang yang mulia belajar untuk mencari intinya.
Mencius berkata:Orang yang mulia belajar dengan tekun dan meneliti dengan rinci. Untuk menghipun dan mendapatkan intinya. Orang mencari pengetahuan untuk memahami. Setelah belajar dengan tekun, orang harus menghimpun apa yang dipelajarinya dan dapat memahami intinya. ( Ini sindiran bagi orang yang hanya belajar dari kata-kata orang bijak / tulisan orang bijak / karya orang bijak / guru yang bijak tanpa mengetahui intinya / percaya begitu saja apa yang di tulis / dikatakan / dibaca / dipelajari tanpa berusaha mencari apakah yang dimaksud itu benar / salah. Jadi mereka hanya belajar kulitnya tanpa tahu apa isinya yang sebenarnya . Ini sama saja tahu buah jeruk tetapi ia hanya memenggangi jeruk itu . kalau ditanya orang lain ia berkata jeruk itu manis tanpa tahu bernahkah jeruk itu manis, karena ia tidak pernah berusaha memakan jeruk tersebut. Serta berusaha mati-matian ia mempertahankan kata-katanya tanpa tahu yang sebenarnya ).
Bersambung ke bag. 2