Berbagai kutipan Bijak BAG. II

Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya.#Amsal

Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya.#amsal

Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup,tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian#Amsal

Ada yang menyebar harta,tetapi bertambah kaya,ada yang menghemat secara luar biasa,namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berzakat,diberi kelimpahan,siapa memberi minum,ia sendiri akan diberi minum. #Amsal

Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.#Amsal

Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.#amsal

Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut.

Kebenaran menjaga orang yang saleh jalannya, tetapi kefasikan mencelakakan orang berdosa.#amsal

Terang orang benar bercahaya gemilang, sedangkan pelita orang fasik padam. #Amsal

Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.#Amsal

Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja. #AMSAL

Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan.#amsal

Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! #Amsal

TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka #Amsal

keadilan adalah kesukaan bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat.#Amsal

Orang bodoh percaya kepada setiap perkataan, orang bijaksana bertindak hati-hati.

Bagi segala sesuatu ada waktu dan caranya sendiri, tetapi sedikit sekali yang kita fahami!#Pengkotbah zus 1 ayat 8

Orang yang suka mencela dapat mengacaukan kota, tetapi orang bijaksana menentramkan suasana. #Amsal 29

Orang yang tulus hati dibenci oleh orang yang haus darah, tapi dilindungi oleh orang yang baik.amsal 29

Seorang hamba tidak dapat diajar hanya dengan kata-kata. Ia mengerti, tapi tidak akan memperhatikannya. #Amsal 29

Orang angkuh akan direndahkan; orang yang rendah hati akan dipuji. #Amsal 29

) Orang yang mata duitan, tidak pernah cukup uangnya; orang yang gila harta, tidak pernah puas dengan laba. Semuanya sia-sia.#Pengkotbah 5

Kita lahir dengan telanjang; begitu juga kita tinggalkan dunia ini, tanpa membawa apa-apa dari segala jerih payah kita. #Pengkotbah 5

Lebih baik pergi ke rumah duka daripada ke tempat pesta. Sebab kita harus selalu mengenang bahwa maut menunggu setiap orang. #Pengkotbah 7

Kesedihan lebih baik daripada tawa. Biar wajah murung, asal hati lega.#Pengkotbah 7

Orang bodoh terus mengejar kesenangan; orang arif selalu memikirkan kematian.#Pengkotbah 7

Bagi segala sesuatu ada waktu dan caranya sendiri, tetapi sedikit sekali yang kita fahami!pengkotbah 7-6

Tidak seorang pun tahu nasib apa yang menanti, dan tak ada yang dapat mengatakan apa yang akan terjadi.#pengkotbah 7-7

Tak seorang pun dapat menahan atau menunda kematiannya. Itu perjuangan yang tak dapat dielakkannya, tak dapat ia luput daripadanya, walaupun dengan muslihat dan tipu daya.#Pengkotbah7-8

Semua ini kulihat ketika kuperhatikan segala kejadian di dunia. Ada kalanya manusia memakai kuasanya untuk mencelakakan sesamanya.Pengktbah 7-9

Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian. #AMSAL

Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.#Amsal

Setiap perbuatan orang mungkin baik dalam pandangannya sendiri, tapi Tuhanlah yang menilai maksud hatinya.#amsal

Orang baik menjauhi yang jahat; orang yang memperhatikan cara hidupnya, melindungi dirinya.#amsal

Kebijaksanaan adalah sumber kebahagiaan hidup orang berbudi; orang bodoh disiksa oleh kebodohannya sendiri.#amsal

Ada jalan yang kelihatannya lurus, tapi akhirnya jalan itu menuju maut.#amsal

Orang bijaksana tidak cepat marah; orang bodoh tidak dapat menahan dirinya.#Amsal

Orang jahat binasa karena kejahatan, orang baik terlindung oleh ketulusannya.#Amsal

Isi hati orang ibarat air sumur yang dalam; tapi bisa ditimba oleh orang yang punya pengertian.#Amsal

Banyak orang mengaku dirinya adalah kawan, tetapi yang betul-betul setia, sukar ditemukan.#Amsal

Kata-kata yang mengandung pengetahuan, lebih berharga daripada emas dan berlian.#Amsal

(5) Matahari masih terbit dan masih pula terbenam. Dengan letih ia kembali ke tempatnya semula, lalu terbit lagi.#Pengkotbah

(6) Angin bertiup ke selatan, lalu berhembus ke utara; ia berputar-putar, lalu kembali lagi.#Pengkotbah

(7) Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tak kunjung penuh. Airnya kembali ke hulu sungai, lalu mulai mengalir lagi.#Pengkotbah

(8) Segalanya membosankan dan kebosanan itu tidak terkatakan. Mata kita tidak kenyang-kenyang memandang; telinga kita tidak puas-puas mendengar.#pengkotbah

(9) Apa yang pernah terjadi, akan terjadi lagi. Apa yang pernah dilakukan, akan dilakukan lagi. Tidak ada sesuatu yang baru di dunia ini.#Pengkotbah

(10) Ada orang yang berkata, “Lihatlah, ini baru!” Tetapi, itu sudah ada sebelum kita lahir.#Pengkotbah

Jadilah pelindung bagi dirimu sendiri.

Jangan menyandarkan dirimu pada orang lain.
Pegang teguh Dhamma sebagai pelita.
Pegang teguh Dhamma sebagai pelindungmu.

( Mahāparinibbāna Sutta )

Baik sepatutnya dibalas baik, jahat jangan dibalas jahat bukan tiada pembalasan, hanya belum saatnya. Hukum Karma berlaku abadi

Apa yang tidak ingin diperlakukan kepada anda jangan diperlakukan kepada orang lain.#Kongzi

Harta utama manusia adalah kesehatannya.

Hutang terbesar manusia adalah hutang budi.#Budha

Hanya penderitaan yang ada, namun “tak dapat dijumpai si penderita; “Perbuatan yang ada, tetapi “tak ada si pembuat.”#Budhagosa

Anda pernah mengisi bak air
yang tidak ada dasarnya?
jika pernah,pasti anda tahu
bak air itu tidak akan penuh.
Begitu sifat dari keserakahan,selalu kurang walaupun sudah mendapatkan. #BijakBudha

Tidak berbuat salah tapi merasa bersalah, itu hal yang salah..
Berbuat salah tapi tidak merasa bersalah, ini juga salah..
Jika tidak salah,jangan merasa bersalah..
Tetapi jika salah, hendaknya berani mengaku salah,dan bisa memperbaikinya..#Biksu Thera

Sekarang ini engkau bagaikan daun mengering layu.
Para utusan raja kematian (Yama) telah menantimu.

Engkau telah berdiri di ambang pintu keberangkatan,
namun tidak kau miliki bekal untuk perjalanan nanti.
Buatlah pulau bagi dirimu sendiri.
Berusahalah sekarang juga dan jadikan dirimu bijaksana.
Setelah membersihkan noda-noda
dan bebas dari nafsu keinginan,

maka engkau akan mencapai alam kedamaian para Ariya.
Sekarang kehidupanmu telah mendekati akhir,
dan engkau telah mulai berjalan ke hadapan raja kematian (Yama).
Tidak ada tempat bagimu berhenti di perjalanan,
sedangkan engkau belum memiliki bekal untuk perjalananmu.
Buatlah pulau bagi dirimu sendiri.
Berusahalah sekarang juga dan jadikan dirimu bijaksana.
Setelah membersihkan noda-noda
dan bebas dari nafsu keinginan,
maka kelahiran dan kematian
tidak akan datang lagi padamu.

Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan jasmani,
hendaklah ia selalu mengendalikan jasmaninya.
Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui jasmani,
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui jasmani.
Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan ucapan,
hendaklah ia mengendalikan ucapannya.
Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui ucapan,
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui ucapan.
Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan pikiran,
hendaklah ia mengendalikan pikirannya.
Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui pikiran,
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui pikiran.
Para bijaksana terkendali perbuatan, ucapan, dan pikirannya.
Sesungguhnya mereka itu benar-benar telah dapat menguasai diri.

Barang siapa bermaksud ingin mencapai

‘Yang Tak Dinyatakan’ (nibbana),

yang batinnya tidak lagi terikat oleh kesenangan indria,
orang seperti itu disebut “yang telah pergi ke hilir arus kehidupan”.

‘Dengan keyakinan ia menyeberangi banjir,
Dengan kewaspadaan melewati samudera kehidupan,
Dengan ketetapan hati semua penderitaan ia tenangkan,

Dengan kebijaksanaan ia dimurnikan.’#Budha

“Sang Buddha bersabda, ‘Karena adanya landasan indera dan obyek

indera maka
timbullah kontak; karena adanya kontak, timbul perasaan;karena

adanya
perasaan, timbul nafsu keinginan; dan karena adanya nafsu

keinginan, timbul
tindakan (kamma).

Bagaikan minyak yang tidak diperoleh dari pasir, demikian pula kebijaksanaan tidak didapat dari yang lain, dari si dungu buta; tetapi bagaikan minyak diperoleh dari biji wijen, demikianlah seseorang mendapatkan kebijaksanaan dengan mempelajari Dhamma dari orang-orang baik dan dengan meneladani orang bijaksana.#tafsiran dri kata2 budha

“Seseorang harus meninggalkan kemarahan, melepaskan keangkuhan,

Melampaui semua belenggu.

Tidak ada belenggu yang menyiksa ia yang tidak memiliki apa-apa,

Yang tidak melekat pada nama-dan-bentuk.”#Dewa

“Orang-orang dungu hampa dari kebijaksanaan
Mengabdikan diri pada kelalaian.
Namun orang bijaksana menjaga ketekunan
Sebagai hartanya yang terutama.
“Jangan menyerah pada kelalaian,
Jangan berdekatan dengan kenikmatan indria.
Karena mereka yang tekun bermeditasi,
Mencapai kebahagiaan tertinggi.”#dewa

“Ketika rumah seseorang terbakar

Peti yang dibawa keluar
Adalah yang berguna,
Bukan yang terbakar di dalam.

“Maka ketika dunia terbakar
Oleh [api] usia tua dan kematian,
Seseorang harus mengeluarkan [kekayaannya] dengan memberi:
Apa yang diberikan akan terselamatkan dengan baik.
“Apa yang diberikan menghasilkan buah yang menyenangkan,
Tetapi tidak demikian dengan apa yang tidak diberikan.
Pencuri mengambilnya, atau raja,
Terbakar oleh api atau hilang.
“Kemudian pada akhirnya seseorang meninggalkan jasmani ini, bersama dengan harta miliknya.
Setelah memahami hal ini, orang bijaksana

Harus bersenang-senang tetapi juga memberi.
Setelah memberi dan menikmati sesuai keinginannya,
Tanpa cela ia pergi menuju alam surga.”#Dewa

[Devatā:]

“Memberikan apakah seseorang memperoleh kekuatan?

Memberikan apakah seseorang memperoleh kecantikan?

Memberikan apakah seseorang memperoleh kemudahan?

Memberikan apakah seseorang memperoleh penglihatan?

Siapakah pemberi segalanya?

Karena ditanya, jelaskanlah kepadaku.”

[Sang Bhagavā:]

“Memberikan makanan, seseorang memperoleh kekuatan;

Memberikan pakaian, seseorang memperoleh kecantikan;

Memberikan kendaraan, seseorang memperoleh kemudahan;

Memberikan pelita, seseorang memperoleh penglihatan.

“Seorang yang memberikan tempat tinggal
Adalah pemberi segalanya.

Tetapi seorang yang mengajarkan Dhamma
Adalah pemberi Keabadian.”#Tanya Jawab Budha dan Dewa.

Seperti dari setumpuk bunga dapat dibuat banyak karangan bunga;

demikian pula hendaknya banyak kebajikan
dapat dilakukan oleh manusia di dunia ini.

Bagaikan seokor kumbang mengumpulkan madu dari bunga-bunga tanpa merusak warna dan baunya;demikian pula hendaknya orang bijaksana mengembara dari desa ke desa.#Budha

Bhagavat-Gita menyatakan “Dikau sendiri adalah teman bagi dirimu sendiri, dan dikau sendiri adalah musuh bagi dirimu juga”.

“Sewaktu jalan pikirannya menjadi selaras (harmonis) oleh Yoga, maka ia melihat Sang Jati Diri, hadir dan bersemayam di semua makhluk, dan semua makhluk di dalam Sang Jati Dir: ia melihat secara sama ke manapun ia memandang”.#Bagavadgita

“Wajah kebenaran itu terbungkus oleh tirai yang terbuat dari emas; singkapkanlah (tirai ini), wahai Sang Surya, bagiku, seorang pemuja akan kebenaran, agar terlihat olehku Kebenaran Tersebut.”#ISAVASYOPANISHAD

“Seseorang yang mengetahui (sadar akan) Vidya dan Avidya pada saat yang bersamaan, mengatasi kematian yang tiimbul akibat Avidya dan ia mendapatkan keabadian melalui Vidya.”#ISAVASYOPANISHAD

Sloka – 18:“Non-dualitas adalah Realitas Utama yang sejati; dualitas adalah efeknya. Kaum dualis merasakan hadirnya dualitas baik di dalam Yang Maha Hakiki dan di dalam berbagai fenomena (dunia ini). Oleh sebab itu, non dualisme adalah sebuah filosofi yang tidak bertentangan dengan posisi kaum dualis.”

“Kasih mengembangkan rasa peduli dan rasa peduli membuat kita mematuhi segala rambu-rambu dengan baik, bukan karena rasa takut. Kita menjadi baik dan bijak, karena kebaikan itu memang baik, karena bijak itu memang bijaksana.#Bagavadgita

Ibarat ombak, busa dan gelembung yang tidak berbeda dari air(darimana mereka itu berasal), demikian juga alam semesta ini, yang mengalir keluar dari Sang jati Diri, tidak berbeda dari Sang Jati Diri itu sendiri.#Ashtavakragita2:4

Sang raga ini,swarga dan neraka, keterikatan dan kebebasan dan juga kekhawatiran — semua ini adalah imajinasi belaka.Ada kepentingan apakah Aku dengan semua ini —- Aku (sebenarnya) adalah Kesadaran Sejati.#Ashtavakragita 2:20

Ilusi yang terdapat di dunia yang penuh dengan berbagai fenomena ini berlanjut sampai dengan seseorang mencapai ilmu-pengetahuan mengenai Sang Jati Diri (yaitu persepsi langsung akan Realitas), seorang yang bijaksana hidup sehari-hari tanpa “Ke aku an”nya, tanpa rasa “ini punyaku” dan lepas dari berbagai bentuk nafsu.#Ashtavakragita

Tao yang berada di dunia ini, bagaikan aliran sungai-sungai yang semuanya menuju ke laut. #Tao Te ching

Keinginan yang berlebihan merupakan kesalahan yang terbesar. Ketidak-puasan merupakan kutukan yang paling sial. Ketamakan merupakan kekeliruan yang paling bodoh. Ia yang puas dengan apa adanya akan selalu menikmati hidup ini.#Toa Te Ching

Sewaktu lahir, manusia begitu lemah dan lembut. Menjelang kematian ia menjadi kaku dan keras. Daun muda selalu hijau dan segar. Daun tua menjadi layu dan kering. Ia yang kaku dan keras sedang berjalan menuju kematian. Ia yang lemah dan lembut sedang melewati kehidupan#Tao Te Ching

Dalam penghimpunan pengetahuan:

setiap hari, selalu ada yang ditambahkan.

Dalam pengupayaan pencerahan:

setiap hari, selalu ada yang dilepaskan.

~ Lao Tzu.