Sabda Suci LUN YU BAB 20

Bab 20 Kaisar Yao bersabda
1. Kaisar Yao 堯 [2357 SM – 2255 SM] bersabda, “Hai, kamu Shun 舜, Perintah Tian Yang Maha Esa untuk pergantian tahta ini sekarang diberikan kepadamu. Pegang teguhlah tepat di Tengah. Kalau di empat penjuru lautan ini menderita sengsara, maka Karunia Tian ini-pun akan berakhir untuk selama-lamanya.”
2. Ketika Shun menyerahkan tahtanya kepada Yu 禹, juga mengamanatkan hal ini.
3. Ketika melakukan upacara sembahyang Besar kepada Tian YME, Kaisar Shang Cheng Tang 商成湯 [1766 SM – 1753 SM] berkata, “Lü 履, HambaMu yang kecil ini memberanikan diri mempersembahkan korban lembu hitam dan dengan ini memberanikan diri menyatakan kepadaMu Tian Yang Maha Besar bahwa kepada orang jahat itu hambaMu tidak berani mengelakkan diri untuk tidak menghukumnya. Kebaikan maupun keburukan hamba, juga tidak berani hamba sembunyikan. Akan hal ini Tian sendiri yang mengetahuinya. Kalau hamba berdosa janganlah ditimpakan hukuman kepada segenap rakyat dan bila rakyat berlaku dosa, biarlah dihukumkan ke atas diri hamba.”
4. Ketika kaisar dinasti Zhou 周朝 (1122 SM – 256 SM) membagi-bagikan hadiah besar, orang-orang yang baik mendapatkan paling banyak.
5. (Kaisar Zhou Wu Wang 周武王 bertitah,) “Walaupun mempunyai banyak kerabat, tidak sebanding dengan orang-orang yang berperi Cinta Kasih. Oleh karenanyalah rakyat berpaling kepadaku seorang.”
6. Maka diperintahkan agar dengan teliti diperiksa ukuran-ukuran, diperbaiki hukum-hukum dan dibina kembali jawatan-jawatan yang sudah terbengkalai sehingga dengan demikian di empat penjuru pemerintahan dapat berjalan lancar.
7. Dibangunkanlah kembali negara yang musnah dalam peperangan, diusahakan dapat tersambung keturunan orang-orang yang putus turunan dan diangkat kembali dalam jabatan semula orang-orang pandai yang telah menyingkirkan diri sehingga hati rakyat di dunia tunduk kepadanya.
8. Adapun yang harus diutamakan bagi rakyat adalah makanan, perkabungan dan sembahyang.
9. Yang Lapang Hati niscaya mendapat simpati umum, yang Dapat Dipercaya niscaya mendapat kepercayaan orang, yang Cekatan niscaya berhasil dalam pekerjaannya dan yang Adil niscaya mendapat sambutan yang menggembirakan. (Sabda Suci XX.1)
1. Zi Zhang 子張 bertanya kepada Kong Zi 孔子, “Bagaimanakah cara menjalankan pemerintahan sebaik-baiknya ?”
2. Kong Zi menjawab, “Junjunglah Lima Yang Indah dan buanglah Empat Yang Buruk. Dengan cara ini akan dapat menjalankan pemerintahan sebaik-baiknya.”
3. Zi Zhang bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan Lima Yang Indah itu ?” Kong Zi bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) bermurah hati tetapi tidak boros, menyuruh orang berjerih payah tetapi tidak menyebabkan penyesalan, mempunyai keinginan tetapi tidak tamak, berwibawa tetapi tidak sombong dan keras tetapi tidak buas.”
4. Zi Zhang bertanya pula, “Apakah yang dimaksud dengan bermurah hati tetapi tidak boros ?” Kong Zi bersabda, “Keuntungan yang diperoleh rakyat dirasakan sebagai keuntungan sendiri. Bukankah ini bermurah hati tetapi tidak memboros ? Dipilih hal-hal yang perlu disertai jerih payah, barulah disuruh mengerjakan. Siapakah yang akan menyesali ? Menginginkan peri Cinta Kasih dan mendapatkan Cinta Kasih itu, bagaimanakah bisa tamak ? Seorang Junzi terhadap orang banyak atau sedikit, urusan besar atau kecil tidak berani meremehkan. Maka bukankah ia berwibawa tetapi tidak sombong ? Seorang Junzi rapi dalam berpakaian dan mengenakan topi, matanya tidak sembarang melihat sehingga orang yang memandangnya akan menaruh segan. Bukankah ia bersikap keras tetapi tidak buas ?”
5. Zi Zhang bertanya lagi, “Apakah yang dimaksud dengan Empat Yang Buruk ?” Kong Zi bersabda, “Dengan tanpa memberi pendidikan, lalu menjatuhkan hukuman berat, ini dinamakan kejam. Dengan tidak memberi kesempatan bersiap lalu menghendaki pekerjaan sempurna, ini dinamakan sewenang-wenang. Dengan tidak memberi perintah tegas tapi meminya pekerjaan segera selesai, inilah yang dinamakan pencuri. Dan memberi sesuatu tapi ragu-ragu untuk menyerahkannya, inilah yang dinamakan pelit.” (Sabda Suci XX.2)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Yang tidak mengenal Firman, tidak akan dapat menjadi seorang Junzi 君子 (Susilawan).”
2. “Yang tidak mengenal Kesusilaan, tidak akan dapat teguh pendiriannya.”
3. “Yang tidak mengenal perkataan, tidak akan dapat mengenal manusia.” (Sabda Suci XX.3)

Sabda Suci LUN YU BAB 19

Bab 19 Zi Zhang
Zi Zhang 子張 berkata, “Seorang Siswa bila menghadapi mara bahaya, berani menetapi Firman; bila melihat keuntungan, ingat akan Kebenaran; didalam melakukan sembahyang, penuh khidmat dan pada saat berkabung, ingat akan pentingnya rasa sedih. Demikianlah ia dapat disebut mencukupi syarat.” (Sabda Suci XIX.1)
Zi Zhang 子張 berkata, “Seseorang yang memegang Kebajikan tetapi tidak mengembangkannya, percaya akan Jalan Suci tetapi tidak sungguh-sungguh melaksanakannya, maka sekalipun ia ada sebenarnya tidak menambah dan sekalipun ia tidak ada juga tidak mengurangi.” (Sabda Suci XIX.2)
1. Murid Zi Xia 子夏 bertanya kepada Zi Zhang 子張 tentang cara bergaul. Zi Zhang berkata, “Apakah yang dikatakan Zi Xia kepadamu ?” Murid Zi Xia itu menjawab, “Bergaullah dengan orang yang patut diajak bergaul dan janganlah bergaul dengan orang yang tidak patut diajak bergaul.”
2. Zi Zhang berkata, “Yang kudengar tidak demikian. ‘Seorang Junzi 君子 (Susilawan) memuliakan orang-orang Bijaksana dan bergaul dengan siapapun. Ia memuji orang yang pandai dan menaruh belas kasihan kepada orang yang bodoh’. Kalau orang benar-benar Bijaksana, mengapakah tidak mau bergaul dengan siapapun ? Kalau tidak Bijaksana, orang lain yang akan menolak kita. Bagaimanakah kita berani menolak orang ?” (Sabda Suci XIX.3)
Zi Xia 子夏 berkata, “Hal-hal yang kecil mungkin adapula faedahnya yang patut dilihat, tetapi hal itu tidak dapat untuk mencapai yang jauh. Maka seorang Junzi 君子 (Susilawan) tidak mau mengutamakannya.” (Sabda Suci XIX.4)
Zi Xia 子夏 berkata, “Seorang yang tiap hari dapat mengetahui pelajaran-pelajaran yang belum dipahami dan tiap bulan tidak melupakan pelajaran-pelajaran yang sudah dipahami, ia boleh dikatakan suka Belajar.” (Sabda Suci XIX.5)
Zi Xia 子夏 berkata, “Yang banyak-banyak Belajar dan penuh semangat (cita), yang suka bertanya dan mawas diri serta senantiasa bertenggang rasa, maka Cinta Kasih sudah didalamnya.” (Sabda Suci XIX.6)
Zi Xia 子夏 berkata, “Beratus tukang itu dengan mempunyai tempat bekerja barulah dapat menyempurnakan hasilnya. Seorang Junzi 君子 (Susilawan) dengan Belajar barulah dapat mencapai Jalan Suci.” (Sabda Suci XIX.7)
Zi Xia 子夏 berkata, “Bila seorang xiaoren berbuat salah, ia selalu menutupinya dengan hal-hal yang nampak indah.” (Sabda Suci XIX.8)
Zi Xia 子夏 berkata, “Ada tiga perubahan pada sikap seorang Junzi 君子 (Susilawan). Dilihat dari jauh nampak Agung, setelah didekati ternyata Ramah Tamah dan setelah didengar kata-katanya ternyata tegas.” (Sabda Suci XIX.9)
Zi Xia 子夏 berkata, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) setelah memperoleh kepercayaan rakyat baru berani menyuruh mereka bekerja keras. Bila belum mendapat kepercayaan, niscaya akan dianggap menindas. Harus mendapat kepercayaan dari atasannya terlebih dahulu sebelum memberi peringatan kepada atasannya. Bila belum mendapatkan kepercayaan dari atasannya (lalu memberi peringatan), niscaya dianggap hanya pandai menyalahkan.” (Sabda Suci XIX.10)
Zi Xia 子夏 berkata, “Bila tidak melanggar garis-garis batas Kebajikan besar, orang akan dapat masuk-keluar Kebajikan kecil.” (Sabda Suci XIX.11)
1. Zi You 子游 berkata, “Murid-murid Zi Xia 子夏 hanya diberi pelajaran menyiram, menyapu, tanya jawab, menghadap dan mengundurkan diri. Ini boleh juga, tetapi bukankah tidak memadai ? Kalau pelajaran-pelajaran pokok tidak diberikan, bagaimanakah ini ?”
2. Ketika mendengar hal ini, Zi Xia berkata, “O, Yan 偃 {nama kecil Zi You} sungguh salah. Cara mengajar seorang Junzi 君子 (Susilawan) selalu mendahulukan apa yang harus didahulukan dan membelakangkan apa yang harus dibelakangkan. Ilmu itu adalah laksana rumput dan pohon-pohonan yang dapat digolong-golongkan menurut jenisnya. Cara mengajar seorang Junzi, bagaimanakah dapat dikacaukan begitu saja ? Yang dapat belajar dari permulaan sampai akhir pelajaran seluruhnya sempurna diterima, hanya seorang Nabi-lah yang dapat mengerjakannya.” (Sabda Suci XIX.12)
Zi Xia 子夏 berkata, “Kalau memangku jabatan, janganlah lupa memperdalam pelajaran. Dalam belajar, janganlah lupa pula melakukan tugas.” (Sabda Suci XIX.13)
Zi You 子游 berkata, “Dalam hal berkabung, bila ada rasa sedih, itu sudah cukup.” (Sabda Suci XIX.14)
Zi You 子游 berkata, “Sahabatku, Zi Zhang 子張 itu dapat melaksanakan tugas yang sukar. Sayang, ia belum dapat tepat didalam Cinta Kasih.” (Sabda Suci XIX.15)
Zeng Zi 曾子 berkata, “Sungguh mempesonakan Zi Zhang 子張 itu ! Tetapi sukar untuk bersama-sama dengannya menempuh Cinta Kasih.” (Sabda Suci XIX.16)
Zeng Zi 曾子 berkata, “Dahulu aku pernah mendengar Guru (Kong Zi 孔子) bersabda, ‘Dalam hidup sehari-hari kita tidak dapat memastikan betapa besar rasa cinta seseorang kepada orang tuanya. Ini akan jelas bila datang masa berkabung’.” (Sabda Suci XIX.17)
Zeng Zi 曾子 berkata, “Dahulu aku mendengar Guru bersabda, ‘Laku Bakti Meng Zhuang Zi 孟莊子 kepada orang tuanya, orang lain masih dapat melakukan. Tetapi hal tidak mengganti para pembantu dan cara pemerintahan mendiang ayahnya, sukar dapat dilakukan/ditiru orang lain’.” (Sabda Suci XIX.18)
Keluarga bangsawan Meng 孟氏 akan mengangkat Yang Fu 陽膚 menjadi hakim. Yang Fu bertanya kepada Zeng Zi 曾子. Zeng Zi berkata, “Saat ini para pembesar sudah banyak yang ingkar dari Jalan Suci dan rakyat sudah lama terlunta-lunta. Maka kalau engkau memeriksa suatu perkara, haruslah mengenal perasaan orang itu. Kasihanilah dia, jangan hanya gembira dapat memutuskan suatu perkara.” (Sabda Suci XIX.19)
Zi Gong 子貢 berkata, “Kejahatan Shang Zhou Wang 商紂王 [1154 SM – 1122 SM] sesungguhnya tidak sehebat yang diceritakan orang. Karena itu seorang pemimpin hendaknya membenci segala perbuatan yang bisa menjerumuskan dirinya, sebab bila ia terjerumus, maka segenap kejahatan di dunia akan ditumpukkan kepadanya.” (Sabda Suci XIX.20)
Zi Gong 子貢 berkata, “Bila seorang pemimpin berbuat salah, akan laksana gerhana matahari atau bulan. Kesalahan itu akan dilihat semua orang. Tetapi kalau ia mau segera mengubahnya, rakyat akan merasa gembira.” (Sabda Suci XIX.21)
1. Gongsun Zhao 公孫朝 dari negeri Wei 衛國 bertanya kepada Zi Gong 子貢, “Kepada siapakah Zhong Ni 仲尼 {nama alias Kong Zi 孔子} belajar ?”
2. Zi Gong menjawab, “Jalan Suci Zhou Wen Wang 周文王 dan kaisar Zhou Wu Wang 周武王 belum musnah dari muka bumi, maka masih terdapat dalam diri setiap orang.”
3. “Seorang yang Bijaksana akan mengenal Ajaran itu banyak-banyak. Yang tidak Bijaksana hanya dapat mengenalnya sedikit. Tidak ada tempat yang tidak terdapat Jalan Suci Zhou Wen Wang dan Zhou Wu Wang. Masak-kah Guru tidak Belajar ? Tetapi haruskah Guru mempunyai seorang guru yang tertentu ?” (Sabda Suci XIX.22)
1. Shusun Wushu 叔孫武叔 didalam musyawarah di istana berkata, “Sesungguhnya Zi Gong 子貢 itu lebih Bijaksana daripada Zhong Ni 仲尼 {nama alias Kong Zi 孔子}.”
2. Zifu Jingbo 子服景伯 melaporkan hal itu kepada Zi Gong.
3. Zi Gong berkata, “Seumpama dinding istana, dinding istanaku hanya setinggi bahu sehingga setiap orang dapat melihat keindahan bangunan didalamnya, sedangkan dinding istana Guru bertombak-tombak tingginya.”
4. “Kalau seseorang tidak mendapatkan pintu untuk memasukinya, tidak akan dapat melihat betapa indah Miao leluhurNya dan betapa megah gedung-gedungNya. Sesungguhnya yang boleh mendapatkan pintu masuk itu tidaklah banyak. Karena itu kalau tuanmu itu berkata demikian, bukankah itu sudah wajar ?” (Sabda Suci XIX.23)
1. Shusun Wushu 叔孫武叔 mencela Ajaran Zhong Ni 仲尼 {Tiong Ni ~ nama alias Kong Zi 孔子}.
2. Zi Gong 子貢 berkata, “Sia-sia saja ia berbuat demikian. Ajaran Zhong Ni tidak akan tercela. Kebijaksanaan orang-orang lain boleh diumpamakan sebagai bukit yang dapat dijelajahi dan dilewati. Sedangkan Ajaran Zhong Ni adalah laksana matahari dan bulan yang tidak dapat diraih dan dijamah. Meskipun orang mencela, dapatkah ia merusakkan matahari dan bulan ? Hal ini hanya menunjukkan ia tidak mengenal kemampuan diri sendiri.” (Sabda Suci XIX.24)
1. Chen Ziqin 陳子禽 bertanya kepada Zi Gong 子貢, “Guru begitu menghormati Zhong Ni 仲尼 {nama alias Kong Zi 孔子}, masakan Ia benar-benar lebih Bijaksana daripada Guru ?”
2. Zi Gong berkata, “Karena sepatah kata, orang bisa dianggap pandai dan karena sepatah kata pula, orang dapat dianggap bodoh. Maka berhati-hatilah dalam berkata.”
3. “Keluhuran Guru yang tidak tercapaikan itu adalah laksana langit yang tidak dapat kita naiki dengan tangga. Kalau Guru mendapatkan kedudukan atas suatu negara atau sebuah keluarga, maka apa yang dikatakanNya berdiri akan berdiri dan segala yang diperintahkanNya akan terlaksana. Rakyat akan datang kepadaNya dan segala tindakanNya akan mendatangkan kesejahteraan. Maka dalam hidupNya, Beliau akan mendapatkan kemuliaan dan pada saat mangkatNya, semua orang akan meratapinya. Maka siapakah yang dapat menandingiNya ?” (Sabda Suci XIX.25)

Sabda Suci LUN YU BAB 18

Bab 18 Wei Zi
1. Shang Zhou Wang 商紂王 [1154 SM – 1122 SM], kaisar terakhir dinasti Shang 商朝 (1766 SM – 1122 SM) memerintah negara dengan lalim dan sewenang-wenang. Wei Zi 微子, kakak laki-lakinya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan menteri dan mengasingkan diri, Ji Zi 箕子 pamannya ditangkap dan dijadikan budak sedang Bi Gan 比干 yang juga masih terhitung sebagai pamannya dianiaya dan dibunuh (untuk diambil hatinya).
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Dinasti Shang masih mempunyai 3 orang yang berperi Cinta Kasih.” (Sabda Suci XVIII.1)
1. Liuxia Hui 柳下惠 tiga kali diangkat sebagai menteri kehakiman dan tiga kali pula diturunkan dari jabatannya. Ada orang bertanya, “Mengapa Tuan tidak pergi saja ?”
2. Jawabnya, “Kalau aku menjalankan hidup lurus di dalam Jalan Suci untuk mengabdi kepada seseorang, dimanakah aku tidak akan diangkat dan dipecat ? Kalau aku mau mengingkari Jalan Suci untuk mengabdi kepada seseorang, mengapakah aku harus meninggalkan negeri orang tuaku ?” (Sabda Suci XVIII.2)
Didalam suatu musyawarah, Rajamuda Qi Jing Gong 齊景公 [547 SM – 490 SM] membicarakan sikapnya terhadap Kong Zi 孔子, “Aku tidak dapat memberikan kedudukan kepadaNya setingkat kepala keluarga bangsawan Ji 季氏, maka Ia akan kuberi kedudukan setingkat dengan kedudukan antara kepala keluarga bangsawan Ji dan kepala keluarga bangsawan Meng 孟氏.” Tapi kemudian ia berubah pikiran dan berkata lagi, “Aku sudah terlalu tua, aku tidak dapat menggunakan tenagaNya lagi.” Maka Kong Zi-pun meninggalkan negeri Qi 齊國. (Sabda Suci XVIII.3)
Negeri Qi 齊國 mengirimkan penari-penari wanita ke negeri Lu 魯國. Kepala keluarga bangsawan Ji Huanzi 季桓子 menerimanya dan tiga hari tidak ada sidang di istana. Maka Kong Zi 孔子-pun meninggalkan negeri Lu. (Sabda Suci XVIII.4)
1. Jie Yu 接輿 seorang majenun dari negeri Chu 楚國 melewati rombongan Kong Zi 孔子 sambil menyanyi-nyanyi, “O, burung Fenghuang 鳳凰, burung Fenghuang, sudah melemahkah Kebajikanmu ? Yang sudah lalu tidak dapat dicegah, yang mendatang saja mungkin dapat dikejar. Sudahlah ! Sudahlah ! Memegang jabatan pemerintahan pada jaman sekarang ini sungguh berbahaya.”
2. Kong Zi turun dari kereta karena ingin berbicara dengan Jie Yu, tapi orang majenun itu cepat-cepat menyingkirkan diri sehingga tidak dapat diajak berbicara. (Sabda Suci XVIII.5)
1. Chang Ju 長沮 dan Jie Ni 桀溺 sedang mengerjakan sawahnya ketika rombongan Kong Zi 孔子 lewat. Kong Zi lalu menyuruh Zi Lu 子路 untuk menanyakan letak tempat penyeberangan.
2. Ketika ditanya oleh Zi Lu, Chang Ju balik bertanya, “Siapakah yang memegang kendali kereta itu ?” Zi Lu menjawab, “Dialah Kong Qiu 孔丘 {nama kecil Kong Zi}.” Chang Ju bertanya lagi, “Apakah dia Kong Qiu dari negeri Lu 魯國 itu ?” “Benar !”, sahut Zi Lu. Chang Ju kemudian melanjutkan pekerjaannya sambil berkata, “O, Dia tentu tahu tempat penyeberangannya.”
3. Zi Lu lalu bertanya kepada Jie Ni. Jie Ni-pun balik bertanya, “Siapakah Tuan ini sebenarnya ?” Zi Lu menjawab, “Saya adalah Zhong You 仲由 {nama kecil Zi Lu}.” Jie Ni berkata, “O, andakah penganut Kong Qiu dari negeri Lu itu ?” Zi Lu dengan sopan menjawab, “Benar !” Akhirnya Jie Ni berkata, “Banjir telah melanda segala sesuatu di dunia ini, siapakah yang dapat memperbaikinya ? Daripada engkau mengikuti orang yang hendak menyingkiri orang-orang jahat dengan pergi ke tempat lain (sambil berharap menemukan orang yang mau diajak hidup didalam Jalan Suci), bukankah lebih baik ikut aku menyingkiri masyarakat ?” Jie Ni-pun kemudian melanjutkan pekerjaannya tanpa menunggu jawaban dari Zi Lu.
4. Zi Lu kembali dan melaporkan hal itu kepada Kong Zi. Sambil mengeluh Kong Zi bersabda, “Kita ini manusia yang tidak dapat hanya hidup bersama burung dan hewan (dan memutuskan hubungan dengan sesama manusia). Bukankah Aku ini manusia ? Kepada siapakah Aku harus berkumpul ? Kalau dunia didalam Jalan Suci, Qiu tidak usah berusaha untuk memperbaikinya.” (Sabda Suci XVIII.6)
1. Zi Lu 子路 tertinggal dibelakang dan menjumpai seorang yang lanjut usia yang tengah membawa pikulan menggalas tempat rumput. Zi Lu bertanya, “Berjumpakah Tuan dengan Guruku ?” Orang tua itu berkata, “Hai orang yang keempat anggota tubuhmu tidak dapat bekerja dan tidak dapat membedakan ke lima macam hasil bumi, siapakah yang mengenal Gurumu ?” Kemudian orang tua itu menancapkan pikulannya dan mulai menyabit rumput.
2. Zi Lu dengan merangkapkan kedua tangannya berdiri di dekat orang itu. Kemudian orang itu mengajak Zi Lu menginap di rumahnya. Di sana Zi Lu dipotongkan ayam dan ditanakkan nasi sebagai jamuan serta diperkenalkan dengan kedua orang anaknya. Keesokan harinya Zi Lu berpamitan dan pergi mencari rombongan Kong Zi 孔子. Ketika bertemu dengan Gurunya, Zi Lu melaporkan pertemuannya dengan orang tua itu. Kong Zi bersabda, “Dia adalah seorang pandai yang menyembunyikan diri.” Lalu disuruhnya Zi Lu kembali menjumpai orang tua itu sekali lagi. Tetapi setibanya di rumah orang tua itu, orang yang dicari ternyata sudah pergi.
3. Kepada kedua anak orang tua itu, Zi Lu berkata, “Seseorang yang mengelakkan diri tidak mau memangku jabatan, maka itu dinamai tidak menetapi kewajiban. Kalau hubungan antara yang tua dan yang muda saja tidak boleh disia-siakan, bagaimanakah kewajiban seorang menteri kepada rajanya boleh begitu saja disia-siakan ? Ini berarti hanya karena ingin membersihkan diri sendiri lalu menyebabkan perkara besar menjadi kacau. Seorang Junzi 君子 (Susilawan) memangku jabatan adalah untuk menjalankan kewajiban. Hal Jalan Suci tidak dapat berkembang pada saat ini, ia sudah menyadarinya.” (Sabda Suci XVIII.7)
1. Orang-orang yang telah mengundurkan diri dari dunia ramai antara lain : Bo Yi 伯夷, Shu Qi 叔齊, Yu Zhong 虞仲, Yi Yi 夷逸, Zhu Zhang 朱張, Liuxia Hui 柳下惠 dan Shao Lian 少連.
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Yang tidak mau merendahkan cita-citanya dan tidak mau mencemarkan dirinya adalah Bo Yi dan Shu Qi.”
3. “Liuxia Hui dan Shao Lian mau merendahkan cita-citanya dan mau mencemarkan dirinya, tetapi kata-katanya selalu tepat dan perbuatannya-pun tepat dengan pikiran yang benar. Demikianlah mereka itu.”
4. “Yu Zhong dan Yi Yi menyembunyikan diri dan berlagak gila, tetapi dirinya tetap bersih dan membuang dirinya itu berdasarkan perhitungan yang benar.”
5. “Aku lain dengan mereka itu. BagiKu tiada sesuatu yang mesti boleh atau mesti tidak boleh.” (Sabda Suci XVIII.8)
Karena ketiga keluarga bangsawan negeri Lu 魯國 melanggar Kesusilaan, pemimpin musik, Zhi 摯 melarikan diri ke negeri Qi 齊國. Pemimpin musik saat makan kedua, Gan 干 melarikan diri ke negeri Chu 楚國. Pemimpin musik saat makan ke tiga, Liao 繚 melarikan diri ke negeri Cai 蔡國. Pemimpin musik saat makan ke empat, Que 缺 melarikan diri ke negeri Qin 秦國. Penabuh tambur, Fang Shu 方叔 melarikan diri ke seberang sungai Huang He 黃河. Penabuh tambur kecil, Wu 武 melarikan diri ke daerah sungai Han 漢水 dan pembantu pemimpin musik, Yang 陽 beserta penabuh alat musik batu, Xiang 襄 melarikan diri ke seberang lautan. (Sabda Suci XVIII.9)
Nabi Zhou Gong Dan 周公旦 memberi nasehat kepada putranya yang menjabat sebagai rajamuda negeri Lu 魯公, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) tidak menyia-nyiakan keluarga. Janganlah menjadikan menteri-menteri besarmu menyesal. Pegawai yang lama bila tidak terlalu berbuat salah, jangan dipecat. Janganlah mengharap seseorang dapat mengerjakan segala sesuatu.” (Sabda Suci XVIII.10)
Dinasti Zhou mempunyai delapan orang terpelajar yaitu : Bo Da 伯達, Bo Kuo 伯括, Zhong Tu 仲突, Zhong Hu 仲忽, Shu Ye 叔夜, Shu Xia 叔夏, Ji Sui 季隨 dan Ji Gua 季騧. (Mereka ini adalah empat pasang saudara kembar dari seorang ibu pada jaman kejayaan dinasti Zhou). (Sabda Suci XVIII.11)

Sabda Suci LUN YU BAB 17

1. Yang Huo 陽貨 ingin bertemu dengan Kong Zi 孔子, tapi Kong Zi tidak mau menjumpainya. Yang Huo kemudian mengirim seekor babi panggang ketika Kong Zi sedang tidak berada di rumah. Kong Zi-pun mencari saat Yang Huo tidak berada di rumah, kemudian datang untuk mengucapkan terima kasih. Tetapi mereka berjumpa di tengah jalan.
2. Yang Huo berkata kepada Kong Zi, “Kemarilah, aku ingin berbicara denganMu. Kalau seseorang menyimpan mustikanya yang berharga dan membiarkan negerinya berantakan, dapatkah ia dinamai seorang yang berperi Cinta Kasih ?” Kong Zi menjawab, “Tidak !” Yang Huo berkata lagi, “Kalau ada seseorang yang mau memangku jabatan, tetapi selalu salah mencari waktu yang tepat, dapatkah ia dinamai seorang yang bijaksana ?” Kong Zi kembali menjawab, “Tidak !” Akhirnya Yang Huo berkata, “Ingatlah, hari dan bulan terus berlalu, umur-pun tidak mau menanti !”
3. Kong Zi bersabda, “Benar, Aku-pun akan memangku jabatan !” (Sabda Suci XVII.1)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Watak Sejati itu saling mendekatkan, kebiasaan saling menjauhkan.” (Sabda Suci XVII.2)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Hanya orang yang paling bijaksana dan yang paling bodoh saja yang tidak dapat diubah.” (Sabda Suci XVII.3)
1. Ketika Kong Zi 孔子 sampai di kota Wucheng 武城 yang diperintah oleh Zi You 子游, Beliau mendengar suara musik dan nyanyian.
2. Dengan gembira dan tersenyum Kong Zi bersabda, “Mengapakah memotong ayam sampai menggunakan golok pemotong lembu ?”
3. Zi You menjawab, “Dahulu Yan 偃 {nama kecil Zi You} pernah mendengar Guru bersabda, ‘Seorang pembesar bila mau belajar menempuh Jalan Suci, niscaya akan dapat benar-benar mencintai rakyatnya dan rakyat jelata jika mau belajar menempuh Jalan Suci, niscaya akan mudah diberi tugas’.”
4. Kong Zi bersabda, “Hai murid-muridKu, ucapan Yan ini benar, kata-kataKu tadi hanya untuk kelakar saja.” (Sabda Suci XVII.4)
1. Gongshan Furao 公山弗擾 yang menjaga kota Fei 費 mengadakan pemberontakan dan mengundang Kong Zi 孔子 untuk membantunya. Kong Zi menyatakan keinginannya untuk menjumpainya.
2. Zi Lu 子路 dengan tidak senang berkata, “Kita tidak mendapatkan kedudukan, ya sudahlah ! Mengapakah harus pergi ke tempat pemberontak Gongshan itu ?”
3. Kong Zi bersabda, “Masak tanpa alasankah orang itu mengundangKu ? Kalau orang mau mempekerjakan Aku, bukankah boleh Kubangun kembali dinasti Zhou Timur (770 SM – 256 SM) ini ?” (Sabda Suci XVII.5)
1. Zi Zhang 子張 bertanya kepada Kong Zi 孔子 tentang Cinta Kasih, Kong Zi menjawab, “Kalau orang dimanapun di seluruh dunia dapat melaksanakan lima pedoman itu, dialah dapat dinamai berperi Cinta Kasih.” Zi Zhang berkata, “Mohon bertanya lebih lanjut.”
2. Kong Zi bersabda, “Kelima pedoman itu adalah Penuh Hormat 恭, Lapang Hati 寬, Dapat Dipercaya 信, Cekatan 敏 dan Bermurah Hati 惠. Orang yang berlaku penuh Hormat, niscaya tidak terhina. Yang Lapang Hati, niscaya mendapat simpati umum. Yang Dapat Dipercaya, niscaya mendapat kepercayaan orang. Yang Cekatan, niscaya berhasil dalam pekerjaannya. Dan yang berMurah Hati, niscaya akan diturut segala perintahnya.” (Sabda Suci XVII.6)
1. Bi Xi 柫肸 menyampaikan undangan dan Kong Zi 孔子 menunjukkan keinginannya untuk menguji murid-muridNya.
2. Zi Lu 子路 berkata, “Dahulu You 由 {nama kecil Zi Lu} pernah mendengar Guru bersabda, ‘Kepada orang yang suka berbuat tidak baik, seorang Junzi 君子 (Susilawan) tidak mau mendatanginya’. Bi Xi itu pemberontak dan merampas daerah Zhongmou 中牟, kalau Guru pergi ke sana apa kata orang ?”
3. Kong Zi bersabda, “Benar, Aku pernah berkata demikian, tetapi bukankah tersebut pula ‘Benda yang benar-benar keras, sekalipun digosok tetap tidak akan menipis. Yang benar-benar putih, sekalipun dicelup tetap tidak akan menjadi hitam’.”
4. “Apakah Aku harus menjadi buah labu pahit yang hanya digantung tanpa dimakan ?” (Sabda Suci XVII.7)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “You 由 {nama kecil Zi Lu}, pernahkah engkau mendengar tentang enam perkara dengan enam cacatnya ?” Zi Lu 子路 menjawab, “Belum.”
2. Kong Zi bersabda, “Duduklah ! Kuberitahu kamu :
– Orang yang suka akan Cinta Kasih tetapi tidak suka akan Belajar, ia akan menanggung cacat : bodoh.
– Orang yang suka akan Kebijaksanaan tetapi tidak suka akan Belajar, ia akan menanggung cacat : kalut jalan pikirannya.
– Orang yang suka akan sifar Dapat Dipercaya tetapi tidak suka akan Belajar, ia akan menanggung cacat : menyusahkan diri sendiri.
– Orang yang suka akan Kejujuran tetapi tidak suka akan Belajar, ia akan menanggung cacat : menyakiti hati orang lain.
– Orang yang suka akan Berani tetapi tidak suka akan Belajar, ia akan menanggung cacat : mengacau.
– Orang yang suka akan sifat keras tetapi tidak suka akan Belajar, ia akan menanggung cacat : ganas.” (Sabda Suci XVII.8)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Murid-muridKu, mengapa kalian tidak mempelajari kitab《Shi Jing》詩經 (Kitab Sanjak) ? Dengan mempelajari kitab《Shi Jing》, kalian akan dapat mengembangkan pikiran, dapat mawas diri, beroleh pedoman pergaulan dan mengatasi kesedihan.”
2. “Dalam hal yang dekat, dapat kalian gunakan untuk mengabdi kepada orang tuamu dan dalam hal yang jauh, dapat kalian gunakan untuk mengabdi kepada pemimpin. Lebih jauh kamu akan dapat mengenal nama-nama burung, hewan, rumput dan pohon-pohonan.” (Sabda Suci XVII.9)
Kong Zi 孔子 bersabda kepada putranya, Boyu 伯魚, “Sudahkah engkau mempelajari Sanjak《Zhounan》周南 dan《Zhaonan》召南 ? Seseorang yang tidak mempelajari Sanjak《Zhounan》dan《Zhaonan》, ia seperti orang yang hanya berdiri menghadap dinding rumah.” (Sabda Suci XVII.10)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang sering berkata, ‘Kesusilaan ! Kesusilaan !’ Tetapi apakah itu hanya berarti mempersoalkan (sumbang menyumbang/antar mengantar) batu giok atau kain sutra saja ? Orang sering berkata, ‘Musik ! Musik !’ Apakah itu hanya berarti mempersoalkan hal menabuh lonceng dan tambur saja ?” (Sabda Suci XVII.11)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang yang diluarnya kelihatan keras tetapi didalamnya ternyata lemah, maka ia tak ubahnya seperti orang-orang xiaoren 小人 (rendah budi) yang menjadi pencuri sedang melubangi atau melompati dinding rumah.” (Sabda Suci XVII.12)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seseorang yang hanya pandai menarik perhatian untuk mendapatkan pujian di kampung halamannya, sesungguhnya orang seperti inilah yang dinamakan pencuri Kebajikan.” (Sabda Suci XVII.13)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Mendengar Jalan Suci, lalu menggunakannya hanya sebagai bahan percakapan sepanjang jalan, sesungguhnya orang seperti ini telah menyia-nyiakan Kebajikan.” (Sabda Suci XVII.14)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang yang berpikiran rendah sukar dikatakan dapat mengabdi kepada pemimpin.”
2. “Sebelum ia memperoleh kedudukan, ia selalu khawatir bagaimana memperolehnya. Setelah memperoleh kedudukan, ia selalu khawatir kalau-kalau hilang lagi.”
3. “Orang yang selalu khawatir kehilangan kedudukannya, niscaya tidak segan melakukan perbuatan (rendah) apapun.” (Sabda Suci XVII.15)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Jaman dahulu kebanyakan orang mempunyai tiga cacat yang sekarang mungkin tidak ada lagi (dan tidak dianggap sebagai cacat).”
2. “Dahulu kekerasan hati menunjukkan tidak puas dengan urusan kecil, tetapi sekarang kekerasan hati menunjukkan perbuatan sewenang-wenang. Dahulu keangkuhan menunjukkan kesucian, tetapi sekarang keangkuhan menunjukkan perbuatan jahat dan suka marah-marah. Dahulu kebodohan menunjukkan kelurusan, tetapi sekarang kebodohan menunjukkan banyak akal busuk.” (Sabda Suci XVII.16)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang yang pandai memutar kata-kata dan memasang wajah manis, sesungguhnya jarang berperi Cinta Kasih.” (Sabda Suci XVII.17)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Aku benci kepada warna ungu yang merebut kedudukan warna merah. Aku benci kepada musik negeri Zheng 鄭國 yang merusak keindahan Musik Pujian. Aku benci kepada orang yang tajam lidah sehingga dapat membawa kehancuran bagi negara dan rumah tangga.” (Sabda Suci XVII.18)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Aku ingin tidak usah bicara lagi.”
2. Zi Gong 子貢 bertanya, “Bila Guru tidak mau berbicara lagi, bagaimanakah murid-murid dapat mengikuti pelajaran ?”
3. Kong Zi bersabda, “Berbicarakah Tian YME ? Empat musim beredar dan segenap makhluk tumbuh. Berbicarakah Tian YME ?” (Sabda Suci XVII.19)
Ru Bei 孺悲 ingin menemui Kong Zi 孔子. Kong Zi menolak menemuinya dengan alasan sedang sakit. Saat orang yang disuruh tengah memberitahukan kepada Ru Bei, Kong Zi sengaja memetik kecapinya dan menyanyi keras-keras agar terdengar oleh Ru Bei. (Sabda Suci XVII.20)
1. Zai Wo 宰我 bertanya “Apakah masa berkabung selama tiga tahun itu tidak terlampau lama ?”
2. “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) bila selama tiga tahun tidak mempraktekkan adat istiadat, niscaya rusaklah kebiasaannya yang baik itu. Bila tiga tahun tidak menabuh alat musiknya, niscaya hilanglah kepandaiannya.”
3. “Dalam setahun, hasil bumi yang lama sudah habis, hasil bumi yang baru akan menggantikannya. Kayu-kayu untuk bahan bakar-pun sudah empat kali berganti-ganti jenisnya. Bukankah setahun saja sudah cukup ?”
4. Kong Zi 孔子 balas bertanya, “Dalam jangka waktu sedemikian, dapatkah kamu merasa enak memakan nasi yang putih dan mengenakan pakaian bersulam ?” Zai Wo menjawab, “Dapat !”
5. Kong Zi bersabda, “Jika engkau dapat merasa enak, lakukanlah ! Seorang Junzi melakukan berkabung tiga tahun karena makan apapun tidak enak, mendengar musik-pun tidak dapat merasa gembira, berdiam dimanapun tidak merasa enak, itulah sebabnya mengapa ia berkabung sampai 3 tahun. Sekarang engkau sudah dapat merasa enak, maka lakukanlah !”
6. Setelah Zai Wo keluar, Kong Zi bersabda pula, “Yu 予 {nama kecil Zai Wo}, sungguh tidak berperi Cinta Kasih. Anak yang baru lahir, setelah tiga tahun barulah dapat lepas dari asuhan ayah bundanya, maka masa berkabung tiga tahun sudah teradatkan di seluruh dunia. Mungkinkah Yu 予 tidak mendapatkan cinta orang tuanya tiga tahun ?” (Sabda Suci XVII.21)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang yang sepanjang hari hanya makan kenyang dan tidak mau menggunakan pikiran (untuk Belajar), sungguh menyusahkan. Tidak dapatkah ia melewatkan waktu walau hanya bermain catur (Wei Qi) saja ? Mungkin cara ini masih lebih baik (daripada bermalas-malasan) !” (Sabda Suci XVII.22)
1. Zi Lu 子路 bertanya, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) itu menjunjung tinggi Keberanian-kah ?”
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi meletakkan Kebenaran di tempat teratas. Seorang yang berkedudukan tinggi bila hanya mengutamakan Keberanian tanpa berdasarkan Kebenaran, niscaya akan menimbulkan kekacauan. Seorang rakyat jelata bila hanya mengandalkan Keberanian tanpa Kebenaran, niscaya akan menjadi perampok.” (Sabda Suci XVII.23)
1. Zi Gong 子貢 bertanya, “Adakah yang dibenci oleh seorang Junzi 君子 (Susilawan) ?”
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Ada. Seorang Junzi benci akan perbuatan menunjuk-nunjukkan keburukan orang lain, benci akan perbuatan seorang bawahan yang memfitnah atasannya, benci akan perbuatan Berani tanpa Kesusilaan dan benci akan perbuatan gegabah tanpa memikirkan akibatnya. Adakah perbuatan orang yang engkau benci, Ci 賜 {nama kecil Zi Gong} ?”
3. Zi Gong menjawab, “Murid benci akan perbuatan meremehkan hasil yang dicapai orang lain dan menganggap diri sendiri pandai, benci akan perbuatan tidak senonoh dan menganggap diri sendiri berani serta benci akan perbuatan membuka rahasia orang lain dan menganggap diri sendiri jujur.” (Sabda Suci XVII.24)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Yang paling sukar adalah bergaul dengan para dayang dan orang xiaoren. Kalau didekati / diakrabi, mereka akan berbuat melampaui batas, sebaliknya jika dijauhi, mereka akan merasa tidak senang (dan kurang puas).” (Sabda Suci XVII.25)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang yang sampai usia 40 tahun tetapi masih suka berbuat buruk, maka sepanjang hidupnya akan berbuat demikian.” (Sabda Suci XVII.26)

Sabda Suci LUN YU BAB 16

Bab 16 Keluarga Bangsawan Ji
1. Kepala Keluarga Bangsawan Ji 季氏 menyiapkan pasukan untuk menyerang daerah Zhuanyu 顓臾.
2. Ran You 冉有 dan Zi Lu 子路 menghadap Kong Zi 孔子 dan memberi laporan, “Keluarga Bangsawan Ji hendak menggempur kepala daerah Zhuanyu.”
3. Kong Zi bersabda, “Qiu 求 {nama kecil Ran You}, bukankah ini karena kesalahanmu ?”
4. “Pembesar daerah Zhuanyu dahulu oleh rajamuda almarhum diberi tugas untuk memimpin upacara sembahyang di gunung Dongmeng 東蒙山. Daerah ini bukankah masih termasuk wilayah negeri sendiri ? Dan pembesarnya-pun termasuk menteri kerajaan sendiri. Mengapakah perlu digempur ?”
5. Ran You berkata, “Ini adalah kehendak Kepala Keluarga Bangsawan Ji sendiri. Kami berdua tidak menghendakinya.”
6. Kong Zi bersabda, “Qiu 求, dahulu seorang bernama Zhou Ren 周任 pernah berkata, ‘Kalau dapat menunjukkan kemampuanmu, bekerjalah. Kalau tidak dapat, berhentilah’. Seumpama menuntun orang buta, tetapi tidak mau memegang jika orang itu terhuyung-huyung dan tidak mau menolong bila orang itu jatuh. Lalu apakah gunanya ?”
7. Kong Zi bersabda pula, “Kata-katamu sungguh salah, seumpama orang yang diberi tugas menjaga harimau atau badak, tetapi membiarkannya lepas dari kurungan. Disuruh menjaga kura-kura atau batu giok, tetapi membiarkannya menjadi rusak ditempatnya, siapakah yang harus disalahkan ?”
8. Ran You masih berkata lagi, “Pada saat ini daerah Zhuanyu terus memperkuat benteng-bentengnya lagipula sangat dekat dengan daerah Fei 費, kalau tidak dirampas sekarang, kelak akan menyulitkan anak-cucu.”
9. Kong Zi bersabda, “Qiu 求, seorang Junzi 君子 itu benci akan perbuatan menutupi ketamakan dengan berdalih-dalih mencari alasan.”
10. “Apa yang pernah Aku dengar, ‘tidak peduli seorang pangeran atau seorang kepala keluarga bangsawan, ia tidak perlu khawatir kekurangan harta benda, hanya perlu khawatir kalau-kalau tidak ada Keadilan. Tidak perlu khawatir karena miskin, hanya perlu khawatir kalau-kalau tidak ada perasaan sentosa (berkecukupan). Kalau ada keadilan, tidak akan timbul masalah kemiskinan. Kalau ada persatuan, tidak akan muncul masalah kekurangan orang. Dan kalau ada perasaan senantiasa berkecukupan (sentosa), niscaya tidak ada bahaya yang perlu ditakuti.”
11. “Kalau dengan cara ini orang yang jauh masih tidak mau tunduk, tariklah dengan membina Kebudayaan dan Kebajikan. Setelah datang berilah hidup sentosa.”
12. “Sekarang kamu You 由 {nama kecil Zi Lu} dan juga Qiu 求, sebagai menteri tidak dapat menundukkan orang yang ditempat jauh sehingga ia tidak mau datang (menunjukkan kepatuhannya), negeri terpecah-pecah kalian juga tidak bisa menolong, malah akan menggerakkan perisai dan tombak untuk menindas daerah sendiri.”
13. “Aku khawatir kesukaran yang dialami Kepala Bangsawan Ji ini bukan karena keluarga Zhuanyu, melainkan kekalutan di dalam keluarga sendiri !” (Sabda Suci XVI.1)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Bila dunia didalam Jalan Suci, maka perihal Kesusilaan, Musik dan ekspedisi militer untuk menghukum (para rajamuda yang membangkang) haruslah ditetapkan oleh Kaisar. Bila dunia ingkar dari Jalan Suci, maka perihal Kesusilaan, Musik dan juga ekspedisi hukuman ditetapkan oleh para rajamuda. Bila kekuasaan ini sudah jatuh ke tangan rajamuda, dalam sepuluh generasi jarang dapat meneruskan kekuasaannya lagi. Bila kekuasaannya itu kemudian jatuh ke tangan para pembesar, kiranya lima generasi saja jarang yang dapat melanjutkan. Dan bila kekuasaan itu dipegang oleh pegawai para pembesar itu, kiranya tiga generasi saja tidak dapat melanjutkannya.”
2. “Bila dunia didalam Jalan Suci, kekuasaan pemerintah tidak akan jatuh ke tangan para pembesar.”
3. “Bila dunia didalam Jalan Suci, rakyat tidak akan berkasak-kusuk.” (Sabda Suci XVI.2)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Pemerintahan negeri Lu 魯國 sudah lima generasi lepas dari tangan rajamuda, kekuasaan Tiga Keluarga Bangsawan itupun kini sudah empat generasi jatuh ke tangan para pembantunya. Maka kekuasaan anak cucunya sudah sangat lemah.” (Sabda Suci XVI.3)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Ada tiga macam sahabat yang membawa faedah dan ada tiga sahabat yang membawa celaka. Seorang sahabat yang lurus, jujur dan berpengetahuan luas akan membawa faedah. Seorang sahabat yang licik, lemah dalam Kebajikan dan hanya pandai memutar lidah hanya akan membawa celaka.” (Sabda Suci XVI.4)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Ada tiga macam kesukaan yang membawa faedah dan ada pula tiga macam kesukaan yang membawa celaka. Suka akan Kesusilaan dan Musik, suka membicarakan akan kebaikan orang lain dan suka bersahabat dengan orang-orang Bijaksana, inilah tiga kesukaan yang membawa faedah. Suka akan kesombongan dan kemewahan, suka bermalas-malasan dan berkeliaran (tanpa tujuan) serta suka berpesta pora yang tiada arti, inilah tiga kesukaan yang membawa celaka.” (Sabda Suci XVI.5)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Dalam hal melayani seorang pemimpin, ada tiga kesalahan yang acapkali dilakukan (tanpa disengaja). Berbicara pada saat belum seharusnya bicara, inilah yang dinamai lancang. Didalam hal yang seharusnya angkat bicara, tetapi justru tidak mau berbicara, inilah yang dinamai menyembunyikan rahasia. Berbicara sesuka hati tanpa memperhatikan wajah (situasi dan keadaan), inilah yang dinamai buta.” (Sabda Suci XVI.6)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Ada tiga hal yang sangat diperhatikan oleh seorang Junzi 君子 (Susilawan). Pada waktu muda, dikala semangat masih berkobar-kobar, ia senantiasa berhati-hati dalam masalah asmara. Setelah cukup dewasa, dikala badan sedang kuat-kuatnya dan semangat membaja, ia senantiasa menjaga diri menghindari perselisihan. Dan setelah tua, dikala semangat sudah lemah, ia senantiasa berhati-hati terhadap ketamakan.” (Sabda Suci XVI.7)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) memuliakan tiga hal, yakni memuliakan Firman Tian YME, memuliakan orang-orang besar dan memuliakan sabda para Nabi.”
2. “Seorang xiaoren 小人 (rendah budi) tidak mengenal dan tidak memuliakan Firman Tian YME, meremehkan orang-orang besar dan mempermainkan sabda para Nabi.” (Sabda Suci XVI.8)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang yang sejak lahir sudah Bijaksana, inilah orang tingkat teratas. Orang yang Belajar lalu Bijaksana, inilah orang tingkat kedua. Orang yang setelah menanggung sengsara lalu insyaf dan mau Belajar hingga menjadi Bijaksana, inilah orang tingkat ketiga. Tapi ada juga orang yang sekalipun sudah menanggung sengsara tetapi tetap tidak mau insyaf untuk Belajar, ialah orang yang paling rendah diantara rakyat.” (Sabda Suci XVI.9)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Ada sembilan hal yang dipikirkan seorang Junzi 君子 (Susilawan) yakni :
– Tentang melihat sesuatu, selalu dipikirkan sudahkah benar-benar terang ?
– Tentang mendengar sesuatu, selalu dipikirkan sudahkah benar-benar jelas ?
– Tentang raut wajahnya, selalu dipikirkan sudahkah nampak ramah tamah ?
– Tentang sikapnya, selalu dipikirkan sudahkah benar-benar penuh hormat ?
– Tentang kata-katanya, selalu dipikirkan sudahkah dijaga dengan penuh Satya ?
– Tentang pekerjaannya, selalu dipikirkan sudahkah dilakukan dengan sungguh-sungguh ?
– Didalam menjumpai kebimbangan, selalu dipikirkan sudahkah bertanya baik-baik ?
– Didalam kemarahannya, selalu dipikirkan sudahkah dipikirkan kesukaran yang akan dialaminya (akibat kemarahannya itu) ?
– Didalam melihat keuntungan, selalu dipikirkan sudahkah sesuai dengan Kebenaran ?” (Sabda Suci XVI.10)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Melihat Kebaikan, takut tidak dapat mencapai. Melihat ketidakbaikan, merasa bagai tercelup air mendidih, orang seperti ini pernah Kujumpai sesuai dengan kata-kata yang Kudengar ini.”
2. “ ‘Menyembunyikan diri untuk memupuk cita, menjalankan Kebenaran untuk mencapai Jalan Suci’. Hal ini pernah Kudengar, tetapi tidak pernah Kujumpai orangnya.” (Sabda Suci XVI.11)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Dalam kitab《Shi Jing》詩經 (Kitab Sanjak) tertulis, ‘Sesungguhnya bukan harta yang menentukan, melainkan perbuatan (Kebajikan)-lah yang membedakannya’.”
2. “Rajamuda Qi Jing Gong 齊景公 [547 SM – 490 SM] mempunyai 4.000 ekor kuda yang baik, tetapi pada saat matinya tiada rakyat yang menyerukan akan Kebajikannya. Bo Yi 伯夷 dan Shu Qi 叔齊 mati kelaparan dikaki gunung Shou Yang 首陽, tetapi rakyat sampai kini masih tetap menyebut-nyebutnya. Bukankah demikian inilah yang dimaksudkan sanjak itu ?” (Sabda Suci XVI.12)
1. Chen Kang 陳亢 bertanya kepada Kong Boyu 孔伯魚, putra Kong Zi 孔子, “Pernahkah kamu mendapatkan pelajaran yang istimewa ?”
2. Kong Boyu menjawab, “Tidak. Hanya pada suatu ketika tatkala Beliau sedang berdiri di ruangan dalam, pernah Li 鯉 {nama kecil Kong Boyu} handak melaluiNya cepat-cepat. Beliau bertanya, ‘Sudah engkau mempelajari Kitab《Shi Jing》詩經 (Kitab Sanjak) ?’ Kujawab. ‘Belum’. Lalu sabdaNya, ‘Kalau engkau tidak mempelajari kitab《Shi Jing》, engkau tidak akan tahu bagaimana bercakap dengan sebaik-baiknya’. Li lalu kembali dan sejak itu mempelajari kitab《Shi Jing》.”
3. “Pada kesempatan lain, Beliau juga sedang berdiri di ruangan dalam dan Li hendak melaluiNya cepat-cepat pula. Beliau bertanya, ‘Sudahkah engkau mempelajari kitab《Li Jing》禮經 (Kitab Kesusilaan) ?’ Kujawab, ‘Belum’. Lalu sabdaNya, ‘Kalau engkau tidak mempelajari kitab《Li Jing》, tidak akan teguh pribadimu’. Maka Li kembali masuk dan sejak itu mempelajari kitab《Li Jing》. Dua hal inilah yang Kudengar dari Beliau.”
4. Chen Kang berlalu dengan gembira, “Sekali bertanya aku mendapatkan tiga hal, yakni Mendengar tentang kitab《Shi Jing》, kitab《Li Jing》dan bagaimana seorang Junzi 君子 (Susilawan) itu tidak memanjakan anakNya.” (Sabda Suci XVI.13)
Isteri seorang rajamuda dipanggil ‘Furen’ 夫人 (permaisuri) oleh sang rajamuda dan dia itu membahasakan dirinya sendiri sebagai ‘xiaotong’ 小童 (anak kecil). Rakyat memanggilnya ‘jun furen’ 君夫人 (permaisuri raja), tetapi terhadap orang dari luar negeri, penduduk/rakyat menyebutnya sebagai ‘gua xiaojun’ 寡小君 (penguasa istana belakang). Orang luar negeri menyebutnya sebagai ‘jun furen’ 君夫人 (permaisuri raja) juga. (Sabda Suci XVI.14)

Sabda Suci LUN YU BAB 15

Bab 15 Rajamuda Wei Ling Gong
Rajamuda Wei Ling Gong 衛靈公 [534 SM – 493 SM] bertanya tentang cara mengatur barisan tentara kepada Kong Zi 孔子. Kong Zi menjawab, “Tentang cara mengatur Zu 俎 dan Dou 豆 (keduanya adalah alat-alat sembahyang), Aku pernah mendengar, namun mengenai cara mengatur barisan, Aku belum pernah belajar.” Esok harinya Kong Zi kemudian memutuskan untuk meninggalkan negeri Wei 衛國. (Sabda Suci XV.1)
1. Di negeri Chen 陳國, rombongan Kong Zi 孔子 dan murid-muridNya kehabisan bekal makanan sehingga beberapa murid menderita sakit dan tidak dapat bangun.
2. Zi Lu 子路 dengan kurang senang berkata, “Layakkah seorang Junzi 君子 (Susilawan) menderita semacam ini ?”
3. Kong Zi bersabda, “Seorang Junzi tahan dalam penderitaan tapi seorang xiaoren 小人 (rendah budi) akan berbuat yang tidak karuan apabila menderita.” (Sabda Suci XV.2)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Ci 賜 (Su ~ nama kecil Zi Gong), tentu engkau menyangka Aku ini banyak sekali belajar dan menghafal bukan ?”
2. Zi Gong 子貢 menjawab, “Ya, bukankah memang demikian ?”
3. Kong Zi bersabda, “Tidak demikian. Aku hanya berpegang pada Satu yang menembusi semuanya.” (Sabda Suci XV.3)
Kong Zi 孔子 bersabda, “You 由 {nama alias Zi Lu 子路}, sesungguhnya jaranglah yang benar-benar mengerti akan Kebajikan.” (Sabda Suci XV.4)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang yang dapat memerintah negaranya dengan tanpa berbuat apa-apa, hanya Kaisar Shun 舜 [2255 SM – 2205 SM] kiranya yang mampu melakukannya. Apakah yang dilakukannya ? Tidak lebih hanya dengan sungguh-sungguh dan hormat menghadap ke Selatan menerima menteri-menterinya.” (Sabda Suci XV.5)
1. Zi Zhang 子張 bertanya, “Bagaimanakah tingkah laku yang dapat dikatakan layak.”
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Perkataanmu hendaklah dapat kaupegang dengan Satya dan Dapat Dipercaya. Perbuatanmu hendaklah kau perhatikan sungguh-sungguh. Dengan demikian di daerah suku bangsa Man 蠻族 dan Mo 貊族 sekalipun, tingkah lakumu akan dapat diterima. Sebaliknya jika perkataanmu tidak kaupegang dengan Satya dan Dapat Dipercaya, perbuatanmu-pun tidak kau perhatikan dengan sungguh-sungguh, sekalipun di kampung halaman sendiri mungkinkah dapat diterima ?”
3. “Kalau engkau sedang berdiri, hendaklah kaubayangkan seolah-olah ada sebuah cermin dihadapanmu sehingga engkau melihat melihat sikapmu sendiri. Kalau engkau sedang naik kereta, bayangkanlah seolah-olah engkau ada di atas gandaran kereta itu sehingga dengan demikian sikapmu akan penuh kehati-hatian. Demikianlah tingkah lakumu dapat diterima (oleh orang lain).”
4. Zi Zhang kemudian mencatat kata-kata ini pada ikat pinggangnya. (Sabda Suci XV.6)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Sungguh jujur Shi Yu 史魚 itu. Negara dalam Jalan Suci, ia berbuat lurus seperti anak panah. Negara ingkar dari Jalan Suci, perbuatannya tetap lurus seperti anak panah.”
2. “Qu Boyu 蘧伯玉 itu sungguh seorang Junzi 君子 (Susilawan) ! Negara di dalam Jalan Suci, ia tampil ke muka memangku jabatan. Negara ingkar dari Jalan Suci, ia rela menyimpan pandangan hidupnya di dalam hati.” (Sabda Suci XV.7)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Kepada orang yang patut diajak bicara, tidak mau mengajak bicara, ini berarti kehilangan orang. Kepada yang tidak patut diajak bicara, tetapi tetap diajak bicara, ini berarti kehilangan kata-kata. Seorang yang Bijaksana tidak akan kehilangan orang maupun kata-kata.” (Sabda Suci XV.8)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seseorang yang bercita-cita menjadi siswa dalam Cinta Kasih, tidak akan menginginkan hidup bila hidup itu membahayakan Cinta Kasih. Bahkan ada yang mengorbankan dirinya untuk menyempurnakan Cinta Kasih itu.” (Sabda Suci XV.9)
Zi Gong 子貢 bertanya tentang cara melaksanakan Cinta Kasih. Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang tukang yang ingin bekerja sebaik-baiknya, tentu terlebih dahulu menyempurnakan alat-alatnya. Maka hidup di suatu negara hendaklah dapat mengabdi kepada pembesar yang Bijaksana dan berkawan dengan para Siswa di dalam Cinta Kasih.” (Sabda Suci XV.10)
1. Yan Yuan 顏淵 bertanya, “Bagaimanakah mengatur pemerintahan ?”
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Pakailah penanggalan dinasti Xia 夏朝 (2205 SM – 1766 SM).”
3. “Gunakan ukuran kereta dinasti Shang 商朝 (1766 SM – 1122 SM).”
4. “Kenakanlah topi kebesaran dinasti Zhou 周朝 (1122 SM – 256 SM).”
5. “Bersukalah di dalam musik《Shao》韶 dan《Wu》舞.”
6. “Jauhkanlah musik negeri Zheng 鄭國 dan jauhilah orang-orang yang pandai memutar lidah. Musik negeri Zheng itu membangkitkan nafsu dan orang-orang yang pandai memutar lidah itu membahayakan.” (Sabda Suci XV.11)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Bila orang tidak mau berpikir tentang kemungkinan yang akan datang, kesusahan itu tentu sudah berada didekatnya.” (Sabda Suci XV.12)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Ah, sudah ! Aku belum pernah melihat seseorang yang mencintai Kebajikan seperti mencintai keelokan.” (Sabda Suci XV.13)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Zang Wen Zhong 臧文仲 nampaknya bukan seorang yang tepat untuk memangku jabatan. Ia mengetahui Liuxia Hui 柳下惠 Bijaksana, tetapi tidak mau memberinya kedudukan.” (Sabda Suci XV.14)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Bersikap keras kepada diri sendiri dan bersikap lunak kepada orang lain, hal ini akan menjauhkan sesalan orang.” (Sabda Suci XV.15)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang yang tidak mau bertanya ‘Apakah yang harus kulakukan ? Apakah yang harus kulakukan ?’, maka Aku-pun tidak tahu apa yang harus Kulakukan terhadapnya.” (Sabda Suci XV.16)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang yang berkumpul sepanjang hari, tetapi yang dibicarakan tiada yang berhubungan dengan Kebenaran, melainkan hanya ribut-ribut akan hal-hal kecil, sungguh sukar orang-orang semacam ini.” (Sabda Suci XV.17)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) memegang Kebenaran sebagai pokok pendiriannya, Kesusilaan sebagai pedoman perbuatannya, mengalah dalam pergaulan dan menyempurnakan diri dengan laku Dapat Dipercaya. Demikianlah seorang Junzi itu.” (Sabda Suci XV.18)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) susah kalau tidak mempunyai kecakapan, tetapi tidak merasa susah bila orang lain tidak mau mengenalnya.” (Sabda Suci XV.19)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) tidak hanya khawatir setelah mati namanya tidak disebut-sebut lagi.” (Sabda Suci XV.20)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) menuntut diri sendiri, seorang xiaoren 小人 (rendah budi) menuntut orang lain.” (Sabda Suci XV.21)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) mau berlomba, tetapi tidak mau berebut. Mau berkumpul, tetapi tidak mau berkomplot.” (Sabda Suci XV.22)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) tidak memuji seseorang hanya karena kata-katanya saja dan juga tidak menyia-nyiakan kata-kata hanya karena orangnya.” (Sabda Suci XV.23)
Zi Gong 子貢 bertanya, “Adakah suatu kata yang boleh menjadi pedoman sepanjang hidup ?” Kong Zi 孔子 bersabda, “Itulah Tepaselira ! Apa yang diri sendiri tidak inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain.” (Sabda Suci XV.24)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Terhadap seseorang, siapakah yang Kucela ? Siapakah yang Kupuji ? Kalau ada yang Kupuji, tentu karena Aku sudah mengujinya benar-benar.”
2. “Orang-orang yang Kupuji itulah yang telah meletakkan dasar Tiga Dinasti yang melaksanakan Jalan Suci yang lurus.” (Sabda Suci XV.25)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Aku pernah menjumpai seorang pengarang Hikayat yang masih mengosongkan beberapa bagian karangannya. Adapula orang yang mempunyai kuda tapi mau meminjamkan kepada orang lain. Sayang semangat-semangat demikian itu sudah tiada lagi saat ini.” (Sabda Suci XV.26)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang yang pandai memutar lidah akan mengacaukan Kebajikan. Kalau orang tidak mau menanggung kesukaran-kesukaran kecil, maka ia hanya akan merusakkan perkara-perkara besar.” (Sabda Suci XV.27)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Yang dibenci umum harus diperiksa, yang disukai umum harus diperiksa pula.” (Sabda Suci XV.28)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Oranglah yang harus mengembangkan Jalan Suci, bukan Jalan Suci yang mengembangkan orang.” (Sabda Suci XV.29)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Bersalah tetapi tidak mau memperbaiki, inilah yang benar-benar disebut ‘Kesalahan’.” (Sabda Suci XV.30)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Aku pernah sepanjang hari tidak makan dan sepanjang malam tidak tidur hanya karena merenungkan sesuatu. Ini ternyata tidak berguna, lebih baik belajar.” (Sabda Suci XV.31)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) mengutamakan Jalan Suci, tidak mengutamakan soal makan. Orang bercocok tanam mungkin juga masih dapat menderita kelaparan. Demikian juga orang belajar, mungkin juga tidak mendapatkan kedudukan. Seorang Junzi merasa susah kalau tidak dapat hidup di dalam Jalan Suci, tidak susah karena miskin.” (Sabda Suci XV.32)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang yang pandai walaupun tidak memegang teguh Cinta Kasih, mungkin dapat berhasil dalam usahanya, tetapi pada akhirnya pasti hilang pula.”
2. “Sekalipun pandai dan dapat memegang teguh Cinta Kasih, tetapi jika tidak berwibawa, rakyat tidak mau menaruh hormat.”
3. “Meskipun pandai, teguh didalam Cinta Kasih dan berwibawa, tetapi jika tindakannya tidak berdasarkan pada Kesusilaan, itu belum sempurna.” (Sabda Suci XV.33)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) mungkin tidak dapat terkenal di dalam perkara-perkara kecil, tetapi dapat diberi beban untuk melaksanakan perkara-perkara besar. Seorang xiaoren 小人 (rendah budi) tidak dapat diberi beban melaksanakan perkara-perkara besar, tetapi mungkin dapat terkenal didalam perkara-perkara kecil.” (Sabda Suci XV.34)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Cinta Kasih bagi rakyat adalah lebih dari kebutuhannya akan air dan api. Aku pernah melihat orang mati karena masuk kedalam api atau air, tetapi Aku belum pernah melihat orang mati gara-gara menempuh Cinta Kasih.” (Sabda Suci XV.35)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Didalam menempuh peri Cinta Kasih, jangan mau kalah walaupun dengan guru sendiri.” (Sabda Suci XV.36)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) mengutamakan hal-hal yang penting, bukan hal-hal yang remeh.” (Sabda Suci XV.37)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Didalam mengabdi kepada pemimpin, senantiasa bersungguh-sungguhlah didalam melaksanakan tugas dan belakangkanlah soal makan.” (Sabda Suci XV.38)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Ada pendidikan tiada perbedaan.” (Sabda Suci XV.39)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Kalau berlainan Jalan Suci, tidak usah saling berdebat.” (Sabda Suci XV.40)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Didalam menulis sesuatu, cukup bila tepat dengan yang dimaksudkan.” (Sabda Suci XV.41)
1. Guru Musik Mian 冕 yang buta matanya menjumpai Kong Zi 孔子. Ketika sampai di ambang pintu, Kong Zi bersabda, “Ini sudah di ambang pintu !” Setelah sampai di tempat duduk, Kong Zi bersabda pula, “Kita sudah sampai di tempat duduk.” Setelah tamunya duduk, Kong Zi kemudian memperkenalkan murid-muridNya, “Ini si …, ini si …”
2. Setelah Guru Musik Mian pergi, Zi Zhang 子張 bertanya, “Demikiankah cara melayani seorang guru musik ?”
3. Kong Zi menjawab, “Benar, demikianlah kita harus membantu seorang guru musik (yang buta).” (Sabda Suci XV.42)

Lun Yu Sabda Suci 論語 Bab 14 Yuan Xian bertanya

1. Yuan Xian 原宪 bertanya tentang perbuatan yang memalukan. Kong Zi 孔子 bersabda, “Negara dalam Jalan Suci, hanya tahu gaji saja. Negara ingkar dari Jalan Suci, juga hanya tahu gaji saja. Inilah perbuatan yang memalukan.”

2. Yuan Xian bertanya lagi, “Orang yang sudah dapat mengalahkan sifat suka menang sendiri, menyombongkan diri sendiri, pendendam dan tamak, dapatkah dinamai seorang yang berperi Cinta Kasih ?”

3. Kong Zi bersabda, “Ia sudah melakukan hal yang sukar, tetapi tentang Cinta Kasihnya, Aku belum tahu.” (Sabda Suci XIV.1)

Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Siswa yang hanya mendambakan kesenangan saja, belum cukup disebut seorang Siswa.” (Sabda Suci XIV.2)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Bila negeri dalam Jalan Suci, hendaklah berani didalam kata-kata dan berani didalam perbuatan. Bila negeri ingkar dari Jalan Suci, hendaklah berani dalam perbuatan dan mengalah dalam bicara.” (Sabda Suci XIV.3)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang yang berKebajikan, niscaya dapat berbicara baik, tetapi seorang yang dapat berbicara baik belum tentu berKebajikan. Seorang yang berperi Cinta Kasih niscaya berani, tetapi seorang yang berani belum tentu berperi Cinta Kasih.” (Sabda Suci XIV.4)
1. Nan Gong Gua 南宮括 bertanya kepada Kong Zi, “Raja Yi 羿 adalah seorang ahli memanah dan Raja Ao 奡 termasyhur kuat menggerakkan perahu di daratan, tetapi keduanya mati tidak wajar. Kaisar Xia Da Yu 夏大禹 [2205 SM – 2179 SM] dan Hou Ji 后稷 adalah orang-orang yang terkenal tapi masih mau bercocok tanam, keduanya bahkan memperoleh dunia ini. Mengapakah demikian ?” Kong Zi 孔子 tidak menjawab.
2. Setelah Nan Gong Gua keluar, Kong Zi bersabda, “Sungguh Junzi 君子 (Susilawan) orang ini ! Sungguh menjunjung Kebajikan orang ini.” (Sabda Suci XIV.5)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) tetapi tidak berperi Cinta Kasih, adakah itu ? Tapi seorang xiaoren 小人 (rendah budi) belum pernah ada yang berperi Cinta Kasih.” (Sabda Suci XIV.6)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Bila seseorang benar-benar mencintai, dapatkah tidak berjerih payah ? Kalau benar-benar Satya, dapatkah tidak memberikan bimbingan ?” (Sabda Suci XIV.7)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Bila negeri Zheng 鄭國 berkirim surat keluar negeri, lebih dahulu Pi Chen 裨諶 disuruh membuat konsepnya, Shi Shu 世叔 disuruh memeriksa, Menteri Luar Negeri 行人 Zi Yu 子羽 disuruh memperbaiki dan Perdana Menteri Zi Chan 子產 dari Dongli 東里 disuruh menyempurnakan.” (Sabda Suci XIV.8)
1. Ada orang bertanya tentang Zi Chan 子產. Kong Zi 孔子 bersabda, “Dia seorang yang murah hati.”
2. Ada yang bertanya tentang Zi Xi 子西. Kong Zi bersabda, “O, dia ? Dia !”
3. Ada yang bertanya tentang Guan Zhong 管仲. Kong Zi bersabda, “Dia sangat pandai, maka sekalipun ia merampas daerah Pian 駢邑 yang berpenduduk tiga ratus keluarga dari tangan keluarga bangsawan Bo 伯氏 sehingga keluarga bangsawan itu hanya dapat makan makanan yang sangat sederhana, tapi kepala keluarga bangsawan Bo itu tidak menyesal kepadanya.” (Sabda Suci XIV.9)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Miskin tanpa menggerutu itu sukar, tetapi Kaya tanpa merasa sombong itu mudah.” (Sabda Suci XIV.10)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Meng Gongchuo 孟公綽 bila disuruh memangku jabatan Menteri bagi Kepala Keluarga bangsawan Zhao 趙氏 dan Wei 魏氏 di negeri Jin 晉國, ia masih sanggup mengerjakan. Tetapi ia tidak mampu untuk menjadi pembesar di negeri Teng 滕國 atau Xue 薛國 yang kecil itu.” (Sabda Suci XIV.11)
1. Zi Lu 子路 bertanya tentang seorang yang sempurna. Kong Zi 孔子 bersabda, “Harus mempunyai kecakapan seperti Zang Wuzhong 臧武仲, tidak tamak seperti Meng Gongchuo 孟公綽, berani seperti Bian Zhuang Zi 卞莊子, banyak pengetahuan seperti Ran Qiu 冉求 dan segenap tingkah lakunya sesuai dengan Kesusilaan dan Musik. Demikianlah seorang yang sempurna itu.”
2. Kong Zi kemudian bersabda pula, “Tapi untuk masa sekarang ini, seseorang yang jika melihat keuntungan tetap ingat akan Kebenaran, jika menghadapi bahaya tetap berani menetapi Firman, sekalipun lama menghadapi penderitaan juga tetap tidak melupakan janji-janji yang telah diucapkannya, orang semacam ini sudah cukup untuk dinamakan seorang yang sempurna.” (Sabda Suci XIV.12)
1. Kong Zi 孔子 bertanya tentang Gongshu Wenzi 公叔文子 kepada Gongming Jia 公明賈, “Benarkah ia tidak suka berbicara, tertawa dan mengambil sesuatu ?”
2. Gongming Jia menjawab, “Itu tidak benar. Pada saat perlu bicara, beliau akan berbicara, karena itu kata-katanya tidak menjemukan. Pada saat-saat yang menggembirakan, beliau juga tertawa, karena itu tertawanya tidak menjemukan. Dan bila sesuai dengan Kebenaran, beliau-pun mau untuk mengambil, maka hal mengambilnya-pun tidak menjemukan.”
3. Kong Zi bersabda, “Benarkah demikian ? Benarkah demikian ?” (Sabda Suci XIV.13)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Zang Wuzhong 臧武仲 setelah menduduki daerah Feng 封地, baru mengajukan permohonan kepada rajamuda negeri Lu untuk memangku jabatan ditempat itu. Biarpun ada orang mengatakan bahwa dia tidak memaksa, Aku tidak percaya.” (Sabda Suci XIV.14)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Rajamuda Jin Wen Gong 晉文公 [636 SM – 628 SM] bermuslihat dan tidak lurus. Rajamuda Qi Huan Gong 齊桓公 [685 SM – 643 SM] lurus dan tidak bermuslihat.” (Sabda Suci XIV.15)
1. Zi Lu 子路 bertanya, “Ketika Rajamuda Qi Huan Gong 齊桓公 [685 SM – 643 SM] membunuh Pangeran Jiu 公子糾, Para pembantu pangeran Jiu seperti Zhao Hu 召忽 melakukan bunuh diri menyusul junjungannya, tetapi Guan Zhong 管仲 tidak melakukan hal itu. Kiranya Guan Zhong belum mempunyai peri Cinta Kasih.”
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Rajamuda Qi Huan Gong menjadi rajamuda pemimpin dengan tanpa menggunakan kekerasan senjata, ini semua tidak lain karena daya upaya Guan Zhong. Disinilah peri Cinta Kasihnya ! Disinilah peri Cinta Kasihnya !” (Sabda Suci XIV.16)
1. Zi Gong 子貢 bertanya, “Bukankah Guan Zhong 管仲 itu tidak berperi Cinta Kasih ? Rajamuda Qi Huan Gong 齊桓公 [685 SM – 643 SM] sudah membunuh pangeran Jiu 公子糾, tapi Guan Zhong tidak mau melakukan bela mati dan bahkan mau menjadi menteri daripada rajamuda Qi Huan Gong.”
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Didalam membantu rajamuda Qi Huan Gong, Guan Zhong dapat mengepalai para rajamuda lainnya sehingga dunia mendapat pemerintahan yang baik, bahkan sampai kini rakyat masih dapat merasakan faedahnya. Kalau tidak karena jasa Guan Zhong, kita mungkin sudah menjadi orang yang rambutnya diurai dan memakai baju yang berbelah ke kiri.”
3. “Masakan dia mau berbuat seperti laki-laki atau perempuan biasa yang hanya kukuh pada perkara-perkara kecil ? Jika ia hanya menurutkan perkara-perkara kecil, meski ia membunuh diri, mati di selokan, tidak akan ada orang yang memperdulikannya.” (Sabda Suci XIV.17)
1. Menteri Besar negeri Wei 衛國 yang bernama Gongshu Wenzi 公叔文子 merekomendasikan pembantunya yang bernama Zhuan 僎 sehingga ia diangkat menjadi pejabat tinggi yang setara dengannya.
2. Mendengar itu, Kong Zi 孔子 bersabda, “Sungguh cocok ia (Gongshu Wenzi) diberi gelar Wen 文 (Pujangga).” (Sabda Suci XIV.18)
1. Kong Zi 孔子 membicarakan tentang rajamuda Wei Ling Gong 衛靈公 [534 SM – 493 SM] yang ingkar dari Jalan Suci. Ji Kangzi 季康子 bertanya, “Kalau demikian mengapakah tidak hancur kekuasaannya ?”
2. Kong Zi menjawab, “Zhong Shuyu 仲叔圉 diangkat sebagai pemimpin penyambut tamu negara, Zhu Tuo 祝鮀 diangkat sebagai pemimpin upacara di Miao Leluhurnya dan Wangsun Jia 王孫賈 diangkat sebagai panglima tentaranya. Dengan demikian bagaimanakah dapat hancur kekuasaannya ?” (Sabda Suci XIV.19)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Orang yang suka omong besar, akan sukar dapat melaksanakan kata-katanya.” (Sabda Suci XIV.20)
1. Menteri negeri Qi 齊國, Chen Cheng 陳成 membunuh rajamuda Qi Jian Gong 齊簡公 [484 SM – 482 SM].
2. Kong Zi 孔子 setelah mandi dan keramas segera pergi ke istana untuk memberikan laporan kepada rajamuda Lu Ai Gong 魯哀公 [494 SM – 467 SM], “Chen Heng 陳恆 {nama alias Chen Cheng} telah membunuh rajanya, mohon diadakan tindakan untuk menghukumnya.”
3. Rajamuda Lu Ai Gong menjawab, “Beritahukanlah kepada tiga keluarga bangsawan besar itu.”
4. (Setelah keluar) Kong Zi bersabda, “Karena Aku pernah menjadi menteri, maka tidak berani tidak memberi laporan, tetapi Rajamuda berkata supaya dilaporkan kepada tiga Keluarga Bangsawan Besar itu.”
5. Beliau memberi laporan kepada tiga keluarga bangsawan besar itu, tetapi mereka tidak menyetujuinya. Kong Zi bersabda, “Aku pernah menjadi menteri, maka tidak berani tidak memberi laporan.” (Sabda Suci XIV.21)
Zi Lu 子路 bertanya bagaimanakah mengabdi kepada raja. Kong Zi 孔子 bersabda, “Janganlah menipunya, tetapi berterus teranglah berani memberi peringatan.” (Sabda Suci XIV.22)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Majunya seorang Junzi 君子 (Susilawan) itu menuju ke atas dan majunya seorang xiaoren 小人 (siaujin ~ rendah budi) itu menuju ke bawah.” (Sabda Suci XIV.23)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Jaman dahulu orang belajar bertujuan untuk membina diri. Jaman sekarang orang belajar dengan tujuan hanya untuk memamerkan dirinya kepada orang lain.” (Sabda Suci XIV.24)
1. Qu Boyu 蘧伯玉 mengutus seseorang menemui Kong Zi 孔子. Setelah bersama duduk, Kong Zi bertanya, “Bagaimanakah pribadi tuanmu itu ?”
2. Utusan itu menjawab, “Tuanku itu adalah orang yang selalu berusaha mengurangi kesalahannya, tetapi selalu merasa masih belum dapat.”
3. Setelah utusan itu keluar, Kong Zi bersabda, “Sungguh seorang utusan yang baik ! Sungguh seorang utusan yang baik !” (Sabda Suci XIV.25)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Kalau tidak ada hubungannya dengan (kewajiban dan) kedudukanmu, janganlah ikut campur tangan.”
2. Zeng Zi 曾子 berkata, “Seorang Junzi didalam pikirannya tidak melantur-lantur keluar dari kedudukannya.” (Sabda Suci XIV.26)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Seorang Junzi 君子 (Susilawan) malu bila kata-katanya melampaui perbuatannya.” (Sabda Suci XIV.27)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Ada tiga hal didalam Jalan Suci seorang Junzi 君子 (Susilawan) yang belum dapat Kucapai. Penuh Cinta Kasih sehingga tidak merasa susah payah. Bijaksana sehingga tidak dilamun bimbang dan Berani sehingga tidak dirundung kecemasan.”
2. Zi Gong 子貢 berkata, “Inilah Jalan Suci yang telah Guru jalani sendiri.” (Sabda Suci XIV.28)
Zi Gong 子貢 sering mengecam orang lain. Kong Zi 孔子 bersabda, “Ci 賜 {nama kecil Zi Gong}, engkau pandai bukan ? Aku tidak mempunyai waktu untuk berbuat sepertimu.” (Sabda Suci XIV.29)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Jangan menyesal orang lain tidak mengenal dirimu, tetapi menyesallah kalau dirimu tidak mempunyai kecakapan.” (Sabda Suci XIV.30)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Tidak berprasangka akan kecurangan orang lain, tidak mencurigai apakah seseorang tidak mempercayainya, tetapi dapat merasa kalau ada sesuatu yang tidak benar, inilah laku seorang yang Bijaksana.” (Sabda Suci XIV.31)
1. Weisheng Mu 微生畝 bertanya kepada Kong Zi 孔子, “Mengapakah Qiu 丘 {nama kecil Kong Zi} selalu repot ke mana-mana ? Apakah itu tidak menyebabkanmu seperti orang yang suka memutar lidah ?”
2. Kong Zi menjawab, “Bukannya Aku berani bersilat lidah, tetapi Aku benci akan sifat kukuh.” (Sabda Suci XIV.32)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Kuda dinamai kuda yang baik bukan hanya karena tenaganya saja yang kuat, melainkan karena sifat-sifat lainnya yang Bajik pula.” (Sabda Suci XIV.33)
1. Ada orang bertanya, “Dengan Kebajikan membalas kejahatan, bagaimanakah itu ?”
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Kalau demikian, dengan apa engkau dapat membalas Kebajikan ?”
3. “Balaslah kejahatan dengan kelurusan dan balaslah Kebajikan dengan Kebajikan.” (Sabda Suci XIV.34)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Akh, tiada orang yang mengenal Aku.”
2. Zi Gong 子貢 bertanya, “Apakah maksudnya tiada orang yang mengenal Guru ?”
3. Kong Zi bersabda, “Aku tidak menggerutu kepada Tian YME, tidak pula menyesali manusia. Aku hanya belajar dari tempat yang rendah ini, terus maju menuju tinggi. Tian YME-lah yang mengerti diriKu.” (Sabda Suci XIV.35)
1. Gongbo Liao 公伯寮 memfitnah Zi Lu 子路 di hadapan Kepala Keluarga Bangsawan Ji 季氏. Zifu Jingbo 子服景伯 datang kepada Kong Zi 孔子 dan melapor, “Tuanku nampaknya keras kepala membenarkan hasutan Gongbo Liao, tetapi saya masih mempunyai tenaga untuk membunuh Gongbo Liao dan menyeret mayatnya ke tengah pasar.”
2. Kong Zi bersabda, “Jika Jalan Suci akan dapat dilaksanakan dan berkembang, itulah Firman Tian, sebaliknya jika Jalan Suci itu harus musnah, itupun sudah menjadi Firman Tian. Apa yang dapat dilakukan Gongbo Liao terhadap Firman Tian ?” (Sabda Suci XIV.36)
1. Kong Zi 孔子 bersabda, “Di antara orang-orang bijaksana ada yang menyingkiri dunia, ada yang menyingkiri negerinya, ada yang menyingkiri wajah-wajah dan ada pula yang menyingkiri kata-kata.”
2. Kong Zi bersabda pula, “Orang yang melakukan ini sudah ada tujuh.” (Sabda Suci XIV.37)
1. Zi Lu 子路 bermalam di Shi Men 石門 (Gerbang Batu). Keesokan harinya penjaga pintu bertanya, “Engkau dari mana ?” Zi Lu menjawab, “Dari tempat Kong Zi 孔子.”
2. “O, dari orang yang masih hendak menjalankan hal yang sudah diketahuinya tidak akan dapat dijalankan itu ?” (Sabda Suci XIV.38)
1. Tatkala berada di negeri Wei 衛國, Kong Zi 孔子 menabuh Qing 磬 {semacam alat musik yang dibuat dari batu}. Ketika itu lewatlah seorang yang mendukung keranjang rumput didepan pintu kediamanNya yang kemudian berkata, “Sungguh sepenuh hati memukulnya.”
2. Sebentar kemudian berkata pula, “Sungguh jelas ! Lagunya merayu seolah berkata, ‘Tiada orang yang mengenal Aku !’ Tetapi kalau tidak ada yang mau mengenalNya, mengapakah tidak dihentikan saja ? (Dalam hal) Menyeberangi sungai, jika airnya dalam menyeberanglah beserta pakaian di badan, jika airnya dangkal bolehlah menarik pakaian ke atas’.”
3. Kong Zi bersabda, “Sungguh tegas orang ini. Tetapi apakah sukarnya kalau hanya begitu ?” (Sabda Suci XIV.39)
1. Zi Zhang 子張 bertanya, “Didalam kitab《Shu Jing》書經 (Kitab Sejarah) tertulis ‘Kaisar Shang Gao Zong 商高宗 (gelar bagi kaisar Shang Wu Ding 商武丁 [1324 SM – 1265 SM]) pada masa berkabung tiga tahun tidak berbicara di sidang !’ Mengapakah begitu ?”
2. Kong Zi 孔子 bersabda, “Ini bukan hanya kaisar Shang Gao Zong saja, orang-orang kuno semua menjalankannya. Bila kaisar mangkat, seratus jawatan itu membereskan persoalan-persoalan sendiri. Selama tiga tahun itu perdana menterinyalah yang memimpin.” (Sabda Suci XIV.40)
Kong Zi 孔子 bersabda, “Bila yang berkedudukan tinggi menyukai Kesusilaan, niscaya mudah menyuruh rakyat mengikutinya.” (Sabda Suci XIV.41)
1. Zi Lu 子路 bertanya tentang seorang Junzi 君子 (Susilawan). Kong Zi 孔子 bersabda, “Ia membina dirinya dengan penuh hormat.”
2. Zi Lu bertanya pula, “Setelah dapat berbuat demikian lalu bagaimana ?” Kong Zi bersabda, “Ia membina diri untuk memberi sentosa kepada orang lain.”
3. Zi Lu bertanya lagi, “Setelah dapat berbuat demikian lalu bagaimana ?” Kong Zi bersabda pula, “Ia membina diri untuk memberi sentosa kepada segenap rakyat. Membina diri untuk dapat memberi sentosa kepada seluruh rakyat, meskipun kaisar Yao 堯 [2357 SM – 2255 SM] dan Shun 舜 [2255 SM – 2205 SM] masih juga merasa khawatir belum dapat melaksanakan dengan sempurna.” (Sabda Suci XIV.42)
1. Yuan Rang 原壤 jongkok di pinggir jalan dan bermaksud mencegat Kong Zi 孔子 lewat.
2. Kong Zi bersabda, “Ketika masih muda kamu tidak patuh, setelah dewasa tidak ada sesuatu yang dapat engkau berikan kepada masyarakat dan setelah tua tidak mau mati. Sesungguhnya engkau ini adalah pencuri (Kebajikan).” Lalu dengan tongkatNya dipukullah kaki Yuan Rang. (Sabda Suci XIV.43)
1. Seorang anak yang berasal dari daerah Quedang 闕黨 oleh Kong Zi 孔子 sering disuruh menyambut tamu-tamu. Ada seseorang bertanya, “Majukah anak ini dalam pelajaran ?”
2. Kong Zi bersabda, “Ia sering Kulihat duduk di atas-atas dan suka berjalan bersama orang-orang yang berkedudukan tinggi. Dia bukan seorang anak yang maju, melainkan hanya ingin seperti orang-orang besar.” (Sabda Suci XIV.44)

Kitab Suci Da Xue ( 大學 / Kitab Ajaran Besar)

Ajaran Besar

大學
Bab Utama

Adapun Jalan Suci yang dibawakan oleh kitab (Da Xue)大學(Thai Hak ~ Ajaran Besar) ini adalah:Menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya明德,Mengasihi Rakyat親民,(dan terakhir)Berhenti pada Puncaknya Kebaikan至善.(Ajaran Besar Utama.1)

Bila sudah diketahui Tempat Perhentian定(arah dan tujuan Kehidupan), maka akan dapat diperoleh Ketetapan Itikad. Dengan Itikad yang telah Tetap barulah dapat dirasakan adanya Ketenteraman Hati靜.

Selanjutnya dengan Hati yang Tentram barulah dapat dicapai Kesentosaan Batin安. Setelah Batin Sentosa barulah manusia dapat berpikir dengan Benar慮. Dan dengan berpikir dengan benar, barulah orang bisa berhasil得.(Ajaran Besar Utama.2)

Tiap benda mempunyai pangkal dan ujung dan tiap perkara mempunyai awal dan akhir.(Ajaran Besar Utama.3:1)Orang yang mengetahui pangkal dan ujung tiap benda, awal dan akhir dari tiap perkara, berarti ia sudah dekat dengan Jalan Suci.(Ajaran Besar Utama.3:2)
Orang jaman dahulu yang hendak menggemilangkan Kebajikan yang Bercahaya pada setiap orang di dunia ini, ia harus lebih dahulu mengatur negerinya. Untuk dapat mengatur negerinya, ia harus lebih dahulu membereskan rumah tangganya.

Untuk membereskan rumah tangganya, ia harus lebih dahulu membina dirinya. Untuk membina dirinya, ia harus lebih dahulu meluruskan hatinya. Untuk meluruskan hatinya, ia harus lebih dahulu mengimankan tekadnya. Untuk mengimankan tekadnya, ia harus lebih dahulu mencukupkan pengetahuannya. Untuk mencukupkan pengetahuannya, ia harus meneliti hakekat (awal dan akhir) tiap perkara.(Ajaran Besar Utama.4)
Dengan meneliti hakekat tiap perkara, maka akan cukuplah pengetahuannya. Dengan cukup pengetahuannya, maka ia akan dapat mengimankan tekadnya. Dengan tekad yang terlah beriman, ia akan dapat membina dirinya.
Dengan diri yang telah terbina, ia akan dapat membereskan rumah tangganya. Dengan rumah tangga yang terbina, ia akan dapat mengatur negerinya. Dan dengan negeri yang teratur akan dapat dicapai dunia yang damai.(Ajaran Besar Utama.5)
Karena itu dari Raja sampai rakyat jelata, semua mempunyai satu kewajiban yang sama, yaitu mengutamakan pembinaan diri sendiri sebagai pokok (dasar) dari pelaksanaan Jalan Suci. (Ajaran Besar Utama.6)
Adapun pokok yang kacau itu tidak pernah menghasilkan penyelesaian yang teratur baik, hal ini sama halnya dengan seumpama menipiskan benda yang seharusnya tebal dan menebalkan benda yang seharusnya tipis. Jikalau dikatakan pokok yang kacau akan dapat membuat dunia menjadi damai, maka hal itu belum pernah (dan tidak akan pernah) terjadi. (Ajaran Besar Utama.7)

Bab I

Kebajikan Yang Bercahaya

Di dalam Kitab Shu Jing V.IX.3書經(Kitab Sejarah) tertulis, “Tekunlah di dalam Kebajikan Yang Bercahaya itu.”(Ajaran Besar I.1)
Di dalam Kitab Shu Jing IV.VA.2書經(Kitab Sejarah) tertulis, ”Pandang dan camkanlah Firman Tian Yang Gemilang itu.”(Ajaran Besar I.2)
Di dalam Kitab Shu Jing I.I.2書經(Kitab Sejarah) tertulis, “Camkanlah benar-benar Kebajikan Yang Bercahaya Lagi Mulia itu.”(Ajaran Besar I.3)
Sesungguhnya untuk memperoleh Kegemilangan itu hanya tergantung pada usaha orang itu sendiri.(Ajaran Besar I.4)

Bab II

Menjadi Rakyat Baru

Pada tempayan tempat cuci muka milik Kaisar Shang Cheng Tang商成湯[1766 SM – 1753 SM] terukir kalimat, “Bila suatu hari dapat memperbaharui diri, perbaharuilah terus setiap hari dan jagalah agar tetap baru untuk selama-lamanya.”(Ajaran Besar II.1)

Di dalam Kitab Shu Jing V.IX.7書經(Kitab Sejarah) tertulis, “Jadilah rakyat yang baru.”(Ajaran Besar II.2)

Di dalam Kitab Shi Jing III.1.1詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Negeri Zhou周國, biar negeri tua tapi Firman itu tetap dipelihara sehingga senantiasa selalu baru.”(Ajaran Besar II.3)
Maka seorang Junzi君子(Susilawan) tidak pernah tidak berusaha dengan sungguh-sungguh.(Ajaran Besar II.4)

BAB III

Puncak Kebaikan

Di dalam Kitab Shi Jing IV.3.3:4詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Daerah ibukota yang luasnya seribu li itu, menjadi tempat kediaman rakyat.(Ajaran Besar 3.1)

Di dalam Kitab Shi Jing II.8.62詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Berkicau burung kepodang, hinggap jauh di hutan rimba.”(Ajaran Besar 3.2:1)Kong Zi孔子bersabda, “Walaupun hanya seekor burung, namun dia tahu Tempat Perhentian (baginya). Kalahkan manusia oleh seekor burung ?”(Ajaran Besar 3.2:2)
Di dalam Kitab Shi Jing III.11.4 詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Sungguh Agung dan Luhur Zhou Wen Wang 周文王, betapa Gemilang budinya karena selalu di Tempat Perhentian.
1. Sebagai seorang Raja, ia berhenti pada sikap Cinta Kasih (kepada rakyat),

2. Sebagai seorang menteri, ia berhenti pada sikap Hormat (kepada rajanya),

3. Sebagai seorang anak, ia berhenti pada sikap Bakti (kepada orang tuanya),

4. Sebagai seorang ayah, ia berhenti pada sikap Kasih Sayang (kepada anaknya),

5. Dan di dalam pergaulan dengan rakyat senegeri ia berhenti pada sikap Dapat Dipercaya.”(Ajaran Besar 3.3)
1. Di dalam Kitab Shi Jing I.5.1:1 詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Pandanglah tebing sungai Ji, hijau berkilau jajaran bambunya. Adalah seorang Junzi 君子(Kuncu ~ Susilawan) yang mengesankan, laksana (tanduk) dibelah kemudian dikikir, laksana (batu) dipahat kemudian digosok. Betapa teliti dan tekunnya seorang Junzi itu, betapa terang dan mulia. Adalah seorang Junzi yang senantiasa tidak boleh dilupakan.”
2.‘Laksana dibelah kemudian dikikir’, seperti itulah cara belajar seorang Junzi.

3.‘Laksana dipahat kemudian digosok’, seperti itulah cara membina dirinya.

4.‘Betapa teliti dan tekun’, seperti itulah cara seorang Junzi meluruskan hatinya.

5.‘Betapa terang dan mulia’, itulah yang menyebabkan orang hormat kepadanya dan

6.Adalah seorang Junzi yang senantiasa tidak boleh dilupakan’, hal ini melukiskan Jalan Suci yang jaya dan Kebajikan yang mencapai Puncak Kebaikan, akan membuat rakyat tidak dapat melupakannya. (Ajaran Besar 3.4)
1. Di dalam Kitab Shi Jing IV.IA.4.3詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Oh, sungguh tidak dapat dilupakan baginda yang terdahulu (Zhou Wen Wang) itu.
2. Sebagai pembesar, beliau bersikap hormat kepada yang wajib dihormati dan bersikap Cinta Kasih kepada yang wajib dikasihi.

3. Rakyat merasa bahagia dalam hal yang menggembirakan dan merasa beruntung dalam hal yang menguntungkan.

4. Itulah yang menyebabkan Baginda yang terdahulu itu tidak dapat dilupakan.”(Ajaran Besar 3.5)

BAB IV

Pangkal dan Ujung

Kong Zi 孔子 bersabda, “Untuk memutuskan perkara di ruang pengadilan, Aku dapat menyelesaikannya seperti orang lain, tetapi yang wajib diutamakan ialah mengusahakan agar orang lain tidak saling mendakwa sehingga orang yang berhati tidak lurus-pun tidak berani berbuat fitnah dan setiap orang menaruh hormat yang besar kepada rakyat.” Inilah yang dinamakan mengetahui pangkal.(Ajaran Besar 4)(lihat jugaSabda Suci XII,13)

BAB V

Meneliti Hakekat Tiap Perkara

(Adapun naskah asli bab V ini telah hilang pada saat pemusnahan Kitab-Kitab Suci pada masa Dinasti Qin (221 SM – 206 SM))

BAB VI

Mengimankan Tekad

Adapun yang dinamakan mengimankan tekad itu adalah tidak mendustai diri sendiri, yakni seperti membenci bau busuk dan menyukai keelokan. Inilah yang dinamakan bahagia di dalam diri sejati. Maka seorang Junzi君子(Susilawan) sangat berhati-hati pada waktu seorang diri.(Ajaran Besar 6.1)

Seorang xiaoren小人(rendah budi) pada saat senggang dan menyendiri suka berbuat hal-hal yang tidak baik dan tidak mengenal batas. Bila saat itu perbuatannya terlihat oleh seorang Junzi君子(Susilawan), ia lalu mencoba menyembunyikan perbuatannya yang tidak baik itu dan berusaha memperlihatkan kebaikannya.

Tetapi bila orang mau memperhatikan baik-baik, niscaya dapat dengan jelas melihat isi hati dan isi perut (yang jahat dari xiao ren itu). Maka apalah gunanya perbuatan palsu (menutup-nutupi/menyembunyikan perbuatan yang tidak baik) ?

Inilah yang dinamakan Iman, yang didalam itu akan nampak meraga diluar. Maka seorang Junzi sangat hati-hati pada waktu seorang diri. (Ajaran Besar 6.2) (Lihat juga Kitab Sejarah IV,3,3)
Zeng Zi 曾子berkata, “Sepuluh mata melihat dan sepuluh tangan menunjuk, tidakkah itu menakutkan ?”(Ajaran Besar 6.3)
Harta benda dapat menghias rumah, kelakuan bajik menghias diri, hati yang lapang akan membuat tubuh kita sehat. Maka seorang Junzi senantiasa mengimankan tekadnya.(Ajaran Besar 6.4) (Lihat jugaMeng Zi VIIA,21:4)

BAB VII

Meluruskan Hati Membina Diri

Adapun yang dinamakan ‘untuk membina diri harus lebih dahulu meluruskan hati’ itu adalah karena :
1. diri yang diliputi geram dan marah tidak dapat berbuat lurus,

2. diri yang diliputi takut dan khawatir tidak dapat berbuat lurus,

3. diri yang diliputi suka dan gemar tidak dapat berbuat lurus,

4. diri yang diliputi sedih dan sesal tidak dapat berbuat lurus. (Ajaran Besar 7.1)

Hati yang tidak pada tempatnya, sekalipun melihat tidak akan nampak, meskipun mendengar tidak akan terdengar dan meskipun makan tidak akan merasakan.(Ajaran Besar 7.2)

Inilah sebabnya dikatakan bahwa untuk membina diri itu berpangkal pada lurus hati.(Ajaran Besar 7.3)

BAB VIII

Membina Diri Membereskan Rumah Tangga
Adapun yang dikatakan, Untuk membereskan rumah tangga harus terlebih dahulu membina diri’ itu adalah :
1. Didalam mengasihi dan mencintai, biasanya orang memihak satu pihak (berat sebelah).

2. Didalam menghina dan membenci, biasanya orang memihak.

3. Didalam menjunjung dan menghormati, biasanya orang memihak.

4. Didalam bersedih dan mengasihani biasanya orang memihak

5.Didalam merasa bangga dan agung-pun biasanya orang memihak.

Sesungguhnya orang yang dapat mengetahui keburukan pada apa yang disukai dan dapat mengetahui kebaikan pada apa yang dibencinya, amat jarang kita jumpai di dalam dunia ini.(Ajaran Besar 8.1)

Maka didalam peribahasa dikatakan, “Orang yang tidak tahu akan keburukan anaknya, sama halnya seperti petani yang tidak mengetahui kesuburan padinya.”(Ajaran Besar 8.2)
Inilah yang dikatakan bahwa diri yang tidak terbina itu tidak akan sanggup membereskan rumah tangganya.(Ajaran Besar 8.3)

BAB IX

Membereskan Rumah Tangga dan kemudian Mengatur Negara

1. Adapun yang dikatakan ‘untuk mengatur negara harus lebih dahulu membereskan rumah tangga’ itu adalah tidak dapat mendidik keluarga sendiri tetapi dapat mendidik orang lain, hal ini sesungguhnya tidak akan pernah terjadi.

2. Maka seorang Junzi sekalipun tidak keluar rumah, dapat menyempurnakan pendidikan di negaranya.

3. Dengan berBakti kepada ayah bunda, ia turut mengabdi kepada Raja.

4. Dengan bersikap Rendah Hati,ia turut mengabdi kepada atasannya dan

5. Dengan bersikap Cinta Kasih,ia turut mengatur masyarakatnya.(Ajaran Besar 9.1)

Di dalam Kitab Shu Jing V.IX.9 書經 (Kitab Sejarah) tertulis, “Berlakulah seperti orang yang sedang merawat bayi.” Bila dengan segenap hati sudah mengusahakannya, meski tidak tepat benar, niscaya tidak akan jauh berbeda dengan yang seharusnya. Sesungguhnya tidak ada orang yang harus lebih dulu belajar merawat bayi baru boleh menikah.(Ajaran Besar 9.2)
1. Bila setiap keluarga saling mengasihi, niscaya seluruh negara akan berada di dalamCinta Kasih.
2. Bila setiap keluarga saling mengalah, niscaya seluruh negara akan berada di dalam suasana yang saling mengalah.
3. Tetapi bilamana setiap orang berlaku tamak dan curang, niscaya seluruh negara akan terjerumus ke dalam kekacauan, demikianlah semuanya itu berperanan. Maka dikatakan, sepatah kata dapat merusak perkara dan satu orang dapat menenteramkan negara.(Ajaran Besar 9.3) (Lihat juga Sabda Suci XX,1:5 dan Sabda Suci II,2)
1. Kaisar Yao堯[2357 SM – 2255 SM] dan Shun 舜 [2255 SM – 2205 SM] dengan Cinta Kasih memerintah dunia, maka rakyat-pun mengikutinya.

2. Xia Jie夏桀[1818 SM – 1767 SM] dan Shang Zhou Wang 商紂王 [1154 SM – 1122 SM] dengan Kebuasan memerintah dunia, maka rakyat-pun meninggalkannya dan menggulingkannya.

3. Perintah yang tidak sesuai dengan kehendak rakyat akan membuat rakyat tidak menurutinya.

4. Maka seorang Junzi 君子 (Susilawan) harus lebih dahulu menuntut dirinya sendiri, baru kemudian mengharap dari orang lain.

5. Bila diri sendiri sudah tidak bercacat, barulah boleh mengharapkan orang lain juga tidak bercacat.

6.Bila diri sendiri belum dapat bersikap Tepasarira 恕(tenggang rasa), tetapi sudah berharap dapat memperbaiki orang lain, itu adalah hal yang tidak akan mungkin terlaksana. (Ajaran Besar 9.4)
Maka teraturnya negara itu sesungguhnya berpangkal kepada keberesan dalam rumah tangga.(Ajaran Besar 9.5)
1. Di dalam Kitab Shi Jing I.1.6:3詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Betapa indah pohon persik. Lebat dan rimbun daunnya, laksana nona pengantin datang ke rumah suaminya, menciptakan damai dalam keluarga.”

2. Dengan damai dalam rumah tangga barulah dapat mendidik rakyat dalam suatu negara.(Ajaran Besar 9.6)

Di dalam Kitab Shi Jing II.2.6:3 詩經 (Kitab Sanjak) tertulis, “Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu. Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu.” Dengan demikian baru dapat mendidik rakyat untuk meneladan.(Ajaran Besar 9.7)
1. Di dalam Kitab Shi Jing I.14.3:3詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Kelakuan yang tanpa cacat, itulah yang akan meluruskan hati rakyat di empat penjuru negara.”

2. Dapat melaksanakan tugas sebagai bapak, sebagai anak, sebagai kakak dan sebagai adik, barulah kemudian dapat berharap rakyat mau meneladaninya.(Ajaran Besar 9.8)
Inilah yang dikatakan mengatur negara itu berpangkal pada rumah tangga yang beres. (Ajaran Besar 9.9)

BAB X

Teraturnya Negara dan Kedamaian Dunia

Adapun yang dikatakan bahwa ‘kedamaian di dunia itu berpangkal pada teraturnya negara’ ialah :
1. Bila para pemimpin dapat bersikap Hormat kepada yang berusia lanjut, niscaya rakyat akan bangkit rasa Baktinya,

2. Bila para pemimpin dapat merendahkan hati kepada bawahannya, niscaya rakyat akan bangkit rasa rendah hatinya,

3.Bila para pemimpin dapat bersikap Cinta Kasih dan memperhatikan anak yatim piatu, niscaya rakyat juga tidak mau ketinggalan (mengikuti teladannya).

Itulah sebabnya maka dikatakan bahwa seorang Junzi mempunyai Jalan Suci yang bersifat siku. (Ajaran Besar 10.1)
1. Apa yang tidak baik dari atas, tidak akan dan tidak boleh dilanjutkan ke bawah,

2. Apa yang tidak baik dari bawah, tidak akan dan tidak boleh dilanjutkan ke atas,

3. Apa yang tidak baik dari depan, tidak akan dan tidak boleh dilanjutkan ke belakang,

4.Apa yang tidak baik dari belakang, tidak akan dan tidak boleh dilanjutkan ke depan,

5. Apa yang tidak baik dari kanan, tidak akan dan tidak boleh dilanjutkan ke kiri, dan

6. Apa yang tidak baik dari kiri, tidak akan dan tidak boleh dilanjutkan ke kanan.

Inilah yang dinamakan Jalan Suci yang bersifat siku.(Ajaran Besar 10.2)
Didalam Kitab Shi Jing II.2.5:3詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Bahagialah seorang Junzi君子(Kuncu ~ Susilawan), karena dialah ayah bunda rakyat.” Ia menyukai apa yang disukai rakyat dan membenci apa yang dibenci oleh rakyat. Inilah yang dikatakan sebagai ayah bunda rakyat. (Ajaran Besar 10.3)
Didalam Kitab Shi Jing II.4.7:1詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Pandanglah Gunung Selatan, tinggi dan megah batu di puncaknya. Ingatlah akan kebesaran Menteri Yi Yin伊尹, karena rakyat akan selalu melihatmu.” Maka seseorang yang memegang kekuasaan di dalam negara tidak boleh tidak berhati-hati, sebab bila ia memihak (tidak adil) dunia akan mengutuknya. (Ajaran Besar 10.4)
Didalam Kitab Shi Jing IV.1.1:6詩經(Kitab Sanjak) tertulis, “Sebelum dinasti Shang商朝(1766 SM – 1122 SM) kehilangan kedaulatannya, pemerintahan dinasti itu laksana didalam pimpinan Shang Di上帝(Tuhan Yang Maha Tinggi).” Alangkah baiknya jika orang meneladan Dinasti Shang dan insaf akan betapa sulitnya mendapatkan Firman yang mulia itu. Maka dari itu dikatakan bahwa ‘yang mendapatkan hati rakyat akan mendapat suatu negara dan yang kehilangan hati rakyat akan kehilangan negara.’(Ajaran Besar 10.5)
Seorang Junzi君子(Susilawan) selalu mendahulukan kewaspadaannya dalam melakukan kebijaksanaan pemerintahannya.
1. Yang memerintah dengan Kebajikan, niscaya mendapatkan hati rakyat,

2. Yang mendapatkan hati rakyatnya, niscaya akan mendapatkan daerah (untuk diatur)

3. Yang mendapatkan daerah, niscaya akan mendapatkan kekayaannya dan

4. Dengan kekayaan itu, ia akan mendapatkan sumber pembelanjaan (bagi pemerintahannya). (Ajaran Besar 10.6)

Kebajikan itulah yang menjadi pokok dari pemerintahan seorang Junzi 君子 (Susilawan) dan kekayaan itulah yang menjadi ujungnya. (Ajaran Besar 10.7)

Bila mengabaikan yang pokok dan mengutamakan yang ujung, inilah memberi contoh kepada rakyat untuk saling berebut diantara sesamanya. (Ajaran Besar 10.8)

Maka penimbunan kekayaan (untuk diri sendiri) akan menimbulkan perpecahan di antara rakyat, sebaliknya tersebarnya kekayaan negara (secara merata kepada seluruh rakyat) akan menyatukan seluruh rakyat (dan negara). (Ajaran Besar 10.9)
1. Kata-kata yang tidak senonoh itu akan kembali kepada yang mengucapkannya.

2. Demikian juga kekayaan yang diperoleh dengan cara tidak baik akan habis dengan tidak karuan.(Ajaran Besar 10.10)
Didalam Kitab Shu Jing V.IX.23書經(Kitab Sejarah) tertulis, “Firman itu sesungguhnya tidak berlaku selamanya.” Maka dikatakan ‘yang berbuat baik akan mendapat dan yang berbuat tidak baik akan kehilangan.(Ajaran Besar 10.11)
Didalam Kitab Chu Shu楚書(Sejarah negeriChu) tertulis, “Negeri Chu楚國(Couw) tidak memandang suatu benda sebagai mestika, hanya Kebaikan善(shan) sajalah yang dipandang sebagai mustika.”(Ajaran Besar 10.12)
Jiu Fan舅犯berkata, “Walaupun aku hanyalah orang buangan, tapi tidak ada harta benda yang kupandang sebagai mustika, hanya Cinta Kasih-lah mustikaku.”(Ajaran Besar 10.13)
Didalam maklumat rajamuda Qin Mu Gong秦穆公[659 SM – 621 SM] tertulis, “Kami ingin mendapatkan seorang menteri yang jujur dan tidak bermuslihat. Yakni seorang yang sabar hati dan siap menerima segala hal yang berfaedah. Bila ada orang pandai (yang bisa membantu pemerintahannya), dia merasa itu sebagai kepandaiannya sendiri (dan tidak menjadi iri karenanya).

Terlebih lagi jika dia mendapatkan seorang berbudi yang bertindak seperti Nabi, dia sangat menyukainya. Ia tidak hanya memuji dengan kata-kata (tentang orang yang berbudi itu) melainkan juga siap menerimanya (sebagai pembantu dalam pemerintahannya). Dengan mendapatkan (menteri yang jujur) seperti itu, kami tidak hanya dapat melindungi anak cucu, bahkan rakyat-pun mendapatkan berkah.

Sebaliknya seorang menteri yang iri akan kepandaian orang lain, membenci dan menghalang-halangi orang yang berbudi untuk memangku jabatan, bukan menyebabkan tidak terlindunginya anak cucu, tapi rakyatpun akan mengalami bencana (dengan memiliki menteri yang dengki ini).”(Ajaran Besar 10.14)
Hanya seorang yang penuh Cinta Kaish yang dapat menyingkirkan orang semacam itu (orang yang iri dan dengki akan kepandaian orang lain), membuangnya ke empat penjuru, sehingga mereka tidak dapat kembali dan menetap dalam sebuah negeri. Maka dikatakan bahwa hanya seorang yang penuh Cinta Kasih saja yang dapat mencintai dan membenci orang. (Ajaran Besar 10.15)
(Lihat juga Sabda Suci IV,3)
1. Mengetahui seorang yang bijaksana tetapi tidak dapat mengangkatnya (sebagai pejabat) atau baru hendak mengangkatnya ketika sudah terlambat, itulah dinamakan lalai akan Firman.

2. Mengetahui seorang yang tidak baik, tetapi tidak dapat menyingkirkannya atau dapat menyingkirkannya tetapi tidak sejauh-jauhnya, itulah yang dinamakan kesalahan. (Ajaran Besar 10.16)

Gemar akan hal yang dibenci rakyat dan benci akan hal yang disukai rakyat, itulah dinamakan memutar balikkan Watak Sejati. Hal ini akan dapat membahayakan diri sendiri. (Ajaran Besar 10.17)

Maka seorang Junzi mempunyai Jalan Suci yang Besar. Ingatlah hanya sikap Satya 忠 dan Dapat Dipercaya 信 sajalah yang memungkinkan kita dapat mencapai cita-cita, sedangkan kesombongan dan keangkuhan akan mengakibatkan hilangnya harapan untuk menggapai cita-cita.(Ajaran Besar 10.18)
(Lihat jugaSabda Suci XIII,26)
Mengurus hartapun ada Jalan Suci Yang Besar, yakni penghasilan harus diusahakan lebih besar daripada pemakaian dan bekerja setangkas mungkin sambil berhemat. Dengan cara ini niscaya harta benda itu akan terpelihara. (Ajaran Besar 10.19)
1. Seorang yang penuh Cinta Kasih akan menggunakan hartanya untuk mengembangkan dirinya.

2.Seorang yang tidak berperi Cinta Kasih, hanya akan mengabdikan dirinya untuk menumpuk harta. (Ajaran Besar 10.20)

1.Belum pernah ada kegemaran akan sikap Cinta Kasih dari seorang atasan akan mengakibatkan bawahannya menjadi tidak menyukai akan Kebenaran.

2. Belum pernah ada orang yang menyukai Kebenaran tidak menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya (sungguh-sungguh).

3. Dan tidak akan terjadi, harta yang berada didalam gudang negara bukan merupakan milik negara.(Ajaran Besar 10.21)

Meng Xianzi 孟獻子 berkata, “Seorang yang mempunyai kuda dan kereta tidak seharusnya meributkan soal ayam dan babi, seorang yang berkedudukan tinggi tidak seharusnya meributkan soal kerbau dan kambing, dan seorang pembesar yang bisa mengurus seratus kereta perang tidak seharusnya memakai pegawai yang suka memeras rakyat.

Daripada mempunyai pengawai yang suka memeras rakyat lebih baik mempunyai pengawai yang suka mencuri. Inilah yang dikatakan bahwa negara janganlah menganggap keuntungan material sebagai Keberuntungan, tetapi hendaklah memandang Kebenaran sebagai Keberuntungan.”(Ajaran Besar 10.22)
Lihat juga Shi Jing I,15,1:8 dan Sabda Suci XI,17)
Pemimpin negara yang hanya mengutamakan harta saja, menunjukkan dia seorang yang berbudi rendah. Jika perbuatan rendah budi itu dianggap baik, maka akan datang malapetaka bagi negara itu.
Bila hal ini sudah terjadi, meski datang seorang yang baik, iapun tidak akan dapat berbuat apa-apa lagi. Maka dikatakan ‘suatu negara janganlah menganggap keuntungan material sebagai Keberuntungan, tetapi pandanglah Kebenaran sebagai Keberuntungan.”(Ajaran Besar 10.23)(Lihat jugaMeng Zi IA,1).

Mutiara Hindu&Budha

Setelah lama seseorang pergi jauh

dan kemudian pulang ke rumah dengan selamat,
maka keluarga, kerabat dan sahabat
akan menyambutnya dengan senang hati.
Begitu juga, perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan

akan menyambut pelakunya yang telah pergi dari dunia ini
ke dunia selanjutnya,
seperti keluarga yang menyambut pulangnya orang tercinta.

“Dari kemelekatan timbul kesedihan,

dari kemelekatan timbul ketakutan;

bagi orang yang telah bebas dari kemelekatan,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.

“Dari yang disayangi timbul kesedihan,

dari yang disayangi timbul ketakutan;

bagi orang yang telah bebas dari yang disayangi,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.

“Kalau kamu takut orang akan tahu perbuatanmu yang jelek, maka ada sesuatu yang baik di dalam yang jahat. sebaliknya, kalau kamu ingin orang mengetahui bila kamu berbuat baik, maka ada sesuatu yang buruk di dalam yang baik

” Lewat prilaku tubuh, ucapan dan pikiran buruk. Orang tolol dapat dikenali. Lewat prilaku tubuh,ucapan dan pikiran baik,orang bijaksana dapat dikenali.#Budha

” Dusta bagaikan sekuntum bunga yang sedang
mekar-mekarnya, berpenampilan indah namun hanya dalam
waktu yang singkat.

“Barang siapa meninggalkan perbuatan jahat yang pernah dilakukan dengan jalan berbuat kebajikan, maka ia akan menerangi dunia ini bagaikan bulan yang bebas dari awan.
( Dhammapada XIII . 7 )

“harta memperindah rumah tinggal.

Kebaikan memperindah Manusia

“Sebuah lautan adalah luas, ia menampung air dari berbagai sungai besar dan kecil.” Pendapat orang lain adalah seperti air tersebut.

Siapa pun yang mengira dirinya sempurna, ia akan membendung air tersebut. Dan, tidak peduli betapa luasnya samudera, tanpa banyaknya berbagai sungai besar dan kecil yang bebas mengalir ke dalamnya, maka ia akan segera menjadi kering.

Siapa pun yang berpikir bahwa dirinya sempurna adalah sedang berjalan di atas dasar kebodohan dan keegoisan. #PEPETAH TINGKOK

“Berdoalah dengan motivasi hati yang murni bukan untuk kepuasan hawa nafsu
Surga dan neraka bukanlah tempat dimana orang akan pergi setelah mati, melainkan di sini dan sekarang. Baik dan jahat semuanya ada dalam pikiran, dan pintu kesurga atau neraka akan terbuka untukmu kapan saja. #PEPATAH KUNO

“Nyatakanlah penderitaanmu dengan ketegaran

Nyatakanlah kekecewaanmu dengan kebesaran hati

Nyatakanlah kegagalanmu dengan pengharapan

Nyatakanlah kesedihanmu dengan senyuman

Nyatakanlah kebaikanmu dengan kerendahan hati

Nyatakanlah kasihmu dengan ketulusan

dan nyatakanlah kehidupanmu dengan impian

“Bila rumahmu terbuat dari kaca maka jangan lempari rumah orang lain dengan batu”#mutiara islam

“Orang bodoh membangun tembok pemisah dalam hatinya, orang bijaksana merobohkan tembok pemisah tersebut dan hidup berdampingan secara damai dengan orang lain”#master Cheng Yen

“Iblis yang ada diluar diri kita tidaklah menakutkan, yang mengerikan adalah iblis yang terdapat didalam hati.”#Master Cheng Yen

“Mereka, para dungu itu – penuh dengan berbagai keinginan duniawi; tujuan mereka hanyalah kenikmatan surga; atau kelahiran kembali di dunia-benda –untuk itulah mereka berkarya. Bermacam-macam ritus, upacara yang mereka lakukan, pun semata untuk meraih kenikmatan indrawi, dan kekuasaan duniawi.” Bhagavad Gita 2:43

Di sana Sang Surya tidak bersinar, juga tidak rembulan maupun jajaran bintang-bintang dan halilintar. Apalagi api kecil di tanganku ini. Semua bentuk cahaya di jagat raya mengikuti dan barasal dari apinya Yang Maha Esa, dan hanya dengan CahayaNya semata maka kita semua diterangi.#Upanisad

Bagaikan terbitnya matahari yang melenyapkan kegelapan dunia, seperti itulah mereka yang senantiasa melakukan kebajikan/kebanaran dalam hidupnya, memusnahkan segala dosa-dosa.#Sarasamuscahya

Orang boleh bersantai dalam mencari harta dan kesenangan, namun dalam mengamalkan kebajikan dan kebenaran, hendaknya manusia selalu berpikir bahwa kematian akan datang esok hari, hingga hilanglah kemalasannya.#Sarasamuscahaya

“Seorang bijak yang tidak lagi terpengaruh, tidak lagi tergoda oleh berbagai keinginan; bebas dari hawa-nafsu dan tidak mengejar, mendambakan, mengharap-harapkan sesuatu; tidak pula terjebak dalam rasa kepemilikan dan permainan ego, ke-‘aku’-an yang ilusif -meraih kedamaian sejati.”

Mereka yang mampu mengendalikan birahinnya, mampu mengendalikan amarahnya, tahan terhadap kecaman dan pujian, niscaya akan menjadi bijaksana.

Bagaikan orang yang secara rutin membersihkan badannya, ia tidak memerlukan waktu lama untuk mandi; tidak demikian halnya dengan orang yang jarang mandi, diperlukan waktu lama dan usaha yang keras agar dapat terbebas dari kotoran. Demikianlah kemarahan, kerakusan, dan segala bentuk pencemaran indra-indra harus dibersihkan dengan giat dari badan.

“Hendaknya inilah yang diwaspadai oleh para arif bijaksana: wanita jalang, lelaki hidung belang, para penjilat, manusia licik, kepikunan, tawaran kenikmatan, dan pada mereka yang hanya menghafal ilmu pengetahuan (doktrin agama) tanpa berusaha memahaminya dengan benar.

Maka yang harus anda perhatikan, jika ada hal yang ditimbulkan oleh perbuatan, perkataan dan pikiran yang tidak menyenangkan dirimu sendiri, malahan menimbulkan duka yang menyebabkan sakit hati, perbuatan itu jangan hendaknya anda lakukan kepada orang lain; jangan tidak mengukur baju di badan sendiri, perilaku anda yang demikian, itulah dharma namanya; penyelewengan ajaran dharma jangan hendaknya dilakukan.

Bagi mereka yang tidak mempunyai budi pekerti yang baik dalam dirinya, apa yang akan dilakukan dengan kitab suci? Bagaikan orang yang buta, apa gunanya cermin bagi orang buta ini.

Konfucius&Loazi

“Pria bijak mengerti kebenaran, pria picik mengerti keuntungan bunga [Confucius]

“Didalam upacara daripada mewah menyolok lebih baik sederhana. Didalam upacara duka, daripada meributkan perlengkapan upacara lebih baik ada rasa sedih yang tulus”. ( Lun Yu III, 4; 1-3 )

“Seorang Jun Zi menuntut diri sendiri, seorang rendah budi menuntut orang lain”. ( Lun Yu XV, 21 )

“Seorang Jun Zi bukan alat”. ( Lun Yu II, 12 )

“Seorang Jun Zi mengutamakan kepentingan umum, bukan kelompok; seorang rendah budi mendahulukan kelompok; bukan kepentingan umum”. ( Lun Yu II, 14 )

“Seorang Jun Zi mau berlomba tetapi tidak mau berebut, mau berkumpul tetapi tidak mau berkomplot”. ( Lun Yu XV, 22 )

“Seorang Jun Zi tidak memuji seseorang karena kata-katanya, dan tidak menyiakan kata-kata karena orangnya”. ( Lun Yu XV, 23 )

“Orang yang mencari kebenaran tetapi malu berpakaian sederhana adalah orang yang tidak perlu kita ajak bicara. -Confucius.

“Seorang siswa yang benar-benar hendak hidup didalam Jalan Suci, tetapi masih merasa malu untuk berpakaian buruk dan makan tidak enak, sesungguhnya ia belum masuk hitungan.”(Sabda Suci IV.9)

Mereka yang tidak bisa memaafkan orang lain, menghancurkan jembatan yang akan dilewatinya. -Confucius.

“Terlalu banyak warna akan menyilaukan matamu.

Terlalu banyak suara akan membuatmu menjadi tuli.

Terlalu banyak penyedap akan menghilangkan seleramu.

Persaingan dan perlombaan akan mengacaukan pikiran.

Terlalu banyak harta akan membuatmu lupa daratan.”

“Sebelum mengenal hidup, bagaimana mau mengenal hal setelah mati ?” (Sabda Suci XI.12)

Konfusius berkata,”Menghormat tanpa mengenal kesusilaan akan merupakan pekerjaan yang merepotkan. Berhati-hati tanpa kesusilaan akan menimbulkan perasaan serba takut. Keberanian tanpa kesusilaan akan menimbulkan kekacauan. Kejujuran tanpa kesusilaan akan menimbulkan perilaku kasar.” ( Lun Yu VIII, 2 )

“Tata cara itu harus selaras dengan kemurnian hati, dan kemurnian hati terwujud dalam tata cara. Ingatlah kulit harimau dan macan tutul jika dihilangkan bulu-bulunya tidak akan ada bedanya dengan kulit anjing dan kambing.” ( Lun Yu XII, 8 )

“Pada waktu mencintai seseorang, mengharapkannya hidup terus, setelah benci mengharapkannya segera mati. Inilah pikiran sesat. Sungguh ini bukan pembawa bahagia, melainkan ajakan pikiran sesat.” (Sabda Suci XII.10)

Miskin tanpa menggerutu itu sukar. Kaya tanpa merasa sombong itu mudah.”

Orang ketika dalam keadaan kaya menjadi tidak sombong itu adalah mudah, namun ketika miskin tidak menggerutu memang itu sebuah hal yang sulit.

“Ia yang memiliki sedikit keinginan akan memperolehnya. Ia yang memiliki banyak keinginan akan kacau”#Lao Zie

” Jangan khawatir dunia tidak mengenal diri mu, tetapi khawatirlah bila kamu tidak mengenal dunia “

“Pada masa sekarang ini, orang dapat disebut berlaku Bakti asal dapat memelihara kedua orang tuanya. Tetapi bukankah anjing dan kudapun juga dapat dipelihara dengan perlakuan seperti itu. Bila kita dalam memperlakukan kedua orang tua tanpa disertai dengan rasa hormat, apa bedanya (dengan hewan) ?”

“Belajar tanpa berpikir, sia-sia. Tetapi berpikir tanpa belajar, berbahaya !”(Sabda Suci II.15)

“Kaya dan kedudukan mulia ialah keinginan setiap manusia, akan tetapi bila tidak dapat dicapai dengan Jalan Suci, janganlah ditempati. Miskin dan berkedudukan rendah ialah kebencian setiap orang, tetapi bila tidak dapat disingkiri dengan Jalan Suci, janganlah ditinggalkan.”

“Seorang Junzi君子(Susilawan) senantiasa ingat akan Kebajikan, sedangkan seorang xiaoren小人(rendah budi)hanya ingat akan kenikmatan. Seorang Junzi senantiasa ingat akan hukum, sedangkan seorang xiaoren hanya mengharapkan belas kasihan orang lain.”(Sabda Suci IV.11)

“Seorang Junzi君子(Susilawan) hanya mengerti akan Kebenaran, sebaliknya seorang xiaoren小人(rendah budi)hanya mengerti akan keuntungan.”(Sabda Suci IV.16)

“Adapun mengapa orang jaman dahulu merasa sukar mengucapkan kata-kata, adalah karena merasa malu kalau-kalau tidak dapat melaksanakan.”(Sabda Suci IV.22)

“Orang yang menurutkan bagian dirinya yang besar akan menjadi orang besar, yang hanya menurutkan bagian dirinya yang kecil akan menjadi orang kecil.”

“Seorang Junzi 君子 (Susilawan) selalu mengingat akan kebaikan orang lain, tapi tidak pernah mengingat-ingat keburukan orang lain. Seorang xiaoren 小人 (rendah budi) berbuat sebaliknya.” (Sabda Suci XII.16)

Memburu keinginan adalah menyakitkan, tapi demikian juga menghentikan keinginan. terserah pada kita untuk memelihara diri kita dengan terampil

”KISAH BURUNG GAGAK&MERPATI”
– – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
Seekor burung gagak sambil berkoak-koak terbang dari utara ke selatan. Di tengah perjalanan ia merasa capek dan hinggap di dahan sebuah pohon besar untuk beristirahat. Ternyata, ada seekor burung merpati juga sedang beristirahat di situ.

“Engkau datang dari mana dan mau ke mana?” tanya burung merpati.

“Aku dari utara mau ke selatan, karena semua orang di utara tidak suka mendengar suaraku,” jawab burung gagak dengan kesal.

“Kalau di utara orang tidak suka mendengar suaramu, apakah kau yakin di selatan orang akan menyukainya, kalau kau tidak mengubah suaramu?” tanya burung merpati lagi.

Mendengar komentar burung merpati, burung gagak membisu. Ia lalu terbang lagi sambil berkoak-koak entah ke mana.
Sering kali manusia yang berbuat salah terlalu mudah menuduh orang lain yang salah. Kalau seseorang tidak mau memperbaiki kesalahan, ke mana pun ia pergi tetap saja tidak disukai orang.

“Karena sepatah kata, orang bisa dianggap pandai dan karena sepatah kata pula, orang dapat dianggap bodoh. Maka berhati-hatilah dalam berkata.”

Jangan takut bila punya salah dan kekurangan. Lebih buruk lagi bila tahu salah tetapi tidak memperbaikinya.

“Meskipun obat yang mujarab bisa menyembuhkan penyakit, namun sering kali tidaklah terasa enak. Demikian juga, saran tulus yang diberikan demi kebaikan seseorang, sering kali dibenci.”

“Dia yang mengenal orang lain adalah bijaksana.

Dia yang mengenal dirinya sendiri adalah terang.

“Keramah-tamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih”

“Bersikap keras kepada diri sendiri dan bersikap lunak kepada orang lain, akan menjauhkan sesalan orang”. (Lun Yu XV : 15)

Pencuri mengorbankan dirinya demi keuntungan. Orang terpelajar

mengobankan dirinya demi nama baik. Orang terhormat mengorbankan diri

demi keluarga. Orang bijak mengorbankan dirinya untuk dunia.

Kong Zi 孔子 bersabda, “Bagi seseorang yang dapat membatasi dirinya, sekalipun mungkin berbuat salah, pasti jaranglah terjadi.” (Sabda Suci IV.23)