Accaya Sutta (Pelanggaran)

Di Sāvatthī. Pada saat itu, dua bhikkhu bertengkar dan satu bhikkhu telah melakukan pelanggaran terhadap yang lainnya. Kemudian bhikkhu pertama mengakui pelanggarannya kepada bhikkhu lainnya, namun bhikkhu ke dua tidak memaafkannya. [1]

Kemudian sejumlah bhikkhu mendekati Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan melaporkan kepada Beliau apa yang telah terjadi. [Sang Bhagavā berkata:]

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang dungu: seorang yang tidak melihat suatu pelanggaran sebagai pelanggaran; dan seorang yang, ketika orang lain mengakui pelanggaran, tidak memaafkannya sesuai dengan Dhamma. Ini adalah dua jenis orang dungu.”

“Ada, Para bhikkhu, dua jenis orang bijaksana: seorang yang melihat suatu pelanggaran sebagai pelanggaran; dan seorang yang, ketika orang lain mengakui pelanggaran, memaafkannya sesuai dengan Dhamma. Ini adalah dua jenis orang bijaksana.”

“Suatu ketika di masa lampau, Para bhikkhu, Sakka, raja para deva, menasihati para deva Tāvatiṃsadi aula pertemuan Sudhamma, pada kesempatan itu, ia melantunkan syair ini: [240]

“’Bawalah kemarahan ke bawah kendalimu;

Jangan biarkan persahabatanmu rusak.

Jangan menyalahkan seseorang yang tidak bersalah;

Jangan mengucapkan kata-kata yang bersifat memecahbelah.

Bagaikan Gunung salju yang longsor

Kemarahan menggilas orang-orang jahat.’

– – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
Catatan Kaki
1. ↑Menurut disiplin monastik (Vin I 54), jika seorang bhikkhu melakukan pelanggaran terhadap bhikkhu lain, maka bhikkhu itu harus meminta maaf dan bhikkhu lain itu harus memaafkan.
2. ↑Spk memberikan penjelasan alternatif atas pāda b:mā ca mittehi vo jarā. “Di sini, hi hanyalah sekedar yang tidak menurun, dan maknanya adalah: ‘Jangan biarkan persahabatanmu rusak (tumhākaṃ mittadhamme jāra nāma mā nibbatti). Atau mungkinmittehiadalah alat yang digunakan dengan makna lokatif, yaitu: ‘Jangan biarkan kerusakan terjadi di antara sahabat-sahabatmu (mittesu vo jarā mā nibbatti). Artinya adalah: ‘Jangan biarkan kemerosotan terjadi dalam persahabatanmu.” Kemungkinan besar bahwamittehidi sini adalah bentuk timur yg sudah luntur dari bentuk lokatif jamak; baca Geiger,Pali Grammar, §80.3.