Kitab Liezi (列子) Bag. 8

Kitab Liezi atau Lieh Tzu merupakan buku filsafat Tao yang menjelaskan mengenai Tao dan perubahan-perubahannya sepanjang sejarah, serta menjelaskan tentang penciptaan alam ini. Kitab Liezi atau Lieh Tzu, juga dianggap sebagai kumpulan cerita dan hiburan-hiburan dalam filsafat. Kitab ini juga berisikan bahan-bahan yang ditulis selama 600 tahun (berkisar antara 300 SM sampai dengan 300 M).

Dalam karya yang aslinya, kitab ini terdiri dari 20 bagian. Dari ke-20 bagian ini kemudian dipadatkan menjadi 8 bagian seperti yang dapat dijumpai saat ini. Lebih kurang 100 tahun, kitab ini tidak mendapat perhatian banyak oleh para pengikut Agama Tao, sebagaimana layaknya Kitab Tao Te Cing dan Kitab Chuang-tzu.

Ajaran-ajaran yang tertuang dalam kitab ini dianggap hanya untuk memahami Agama Tao pada masa negeri-negeri yang berperang dan kebudayaan-kebudayaan yang berkembang pada awal kekuasaan dinasti Han.

Kitab ini sampai ke generasi kita sekarang ini karena jasa besar seorang Cendekiawan dari dinasti Chin Timur, yang hidup pada tahun 317 sampai dengan 420. Dialah yang berjasa menyunting dan memberi komentar kitab ini sehingga menarik untuk dibaca orang banyak. Jika tidak ada usaha keras dari dia, maka barangkali kita sudah tidak akan menemukan kitab ini dan selamanya tidak akan tahu isinya.

Liezi Ching
Bab 6 :
Ayat 1 :
Ketika Liezi berguru kepada Hu Zi.
Hu Zi berkata : Jika kamu bisa menjaga bagian belakang dirimu, aku akan mulai mengajarimu tindakan yang benar.
Liezi bertanya : Apa maksudnya menjaga bagian belakang, guru ?
Hu Zi berkata : Lihatlah bayanganmu, maka kamu akan mengerti.
Liezi berkata : Waktu aku membungkukkan tubuhku, begitu juga bayanganku. Ketika badanku kurus, bayanganku juga lurus. Maka membungkuk atau meluruskan badan itu semua tergantung tubuhku dan bukan kehendak bayanganku. Membungkuk atau tegak tergantung bentuknya bukan bayangannya, aktif atau pasif tergantung pada hal lain dan bukan pada kita sendiri.
Penjelasan
Inilah yang di sebut berdiri di depan dan menjaga bagian belakang. Hati-hatilah dengan kelakuanmu sebab seseorang akan menirunya.
Bila seseorang yang menginginkan sesuatu, ia akan menunjukannya dan mengatakannya dengan berbagai cara. Tetapi bila hasilnya terbalik, ia akan berhati-hati dan tidak melakukannya. Yang mengerti maksud perkataan di atas, ia bagaikan bulan memantulkan cahaya matahari.
Bila kamu menirunya, maka kamu akan semakin bingung, sebab ia memantulkan dirimu sendiri. Tidak ada dirinya, yang ada hanyalah bayanganmu sendiri. Tetapi kalau kamu berpikir jahat dan bertujuan jahat, maka kamu akan ketahuan dan mungkin kamu akan lupa bagaimana dirimu sendiri.
Jika di gunakan berulang-ulang kamu akan bingung pada dirimu sendiri dan tak dapat mengenal dirimu sendiri. Bila terdesak kamu tidak bisa apa-apa lagi, maka kamu bisa bagaikan cermin yang melindungimu, asalkan kamu menerima kenyataan dan kejadian yang sedang terjadi. Dengan begitu kamu tidak akan mau menjadi orang lain dan berusaha memperbaruhi dirimu sendiri.
Setiap kejadian menghasilkan pengalaman, setiap pengalaman membuatmu semakin dewasa. Setiap kali kamu menjadi dewasa kamu semakin mengerti isi dunia dan perunahannya. Bila itu terjadi, maka kamu tidak akan mungkin berhenti dan merasa kamu sudah tahu segalanya, itulah sebenarnya awal dari kedewasaan.
Ayat 2 :
Guan yin berkata pada Liezi : Bila kata-katamu indah atau jelek, begitu saja gemanya. Tubuhmu tinggi atau rendah, begitu pula bayanganmu. Reputasi adalah gema, kelakuan adalah bayangan.
Karena itu, orang bijak tahu apa yang akan terjadi dengan melihat apa yang sudah terjadi dan apa yang sedang terjadi dengan mengamati apa yang berlalu, ini prinsip untuk mengetahui lebih dahulu. Kita memutuskan dari pengalaman kita dan mengujinya dengan pengalaman orang lain.
Jika seseorang mencintaiku, aku pasti mencintainya. Jika seseorang membenciku, aku pasti membencinya. Tang dan Wu menjadi kaisar karena mencintai kekaisaran. Jie dan Zhou hancur karena membenci kekaisaran, di sinilah pembuktiannya.
Penjelasan
Perlakuan seseorang pada kita tergantung dari perlakuan kita pada mereka, mereka seperti bayangan dan gema suara kita sendiri. Bila kita berbuat baik, maka mereka akan berbuat baik. Kalau kita berbuat berbuat jahat, maka mereka akan berbuat jahat.
Tetapi tak menutup kemungkinan bila kita baik, mereka akan berbuat jahat. Biasanya, karena adanya dendam, keegoisan atau ada keinginan yang tak wajar yang harus di penuhi oleh kita atau kita menolak keinginannya, sehingga membuatnya tak bahagia. Tetapi terkadang, kita berbuat jahat pada seseorang, ia malah berbuat baik, hal itu disebabkan karena cinta dan sayang.
Orang yang dapat memperkirakan kemana arah kejadian dengan melihat kejadian hari ini adalah orang yang hampir mendekati kebajikan.
Ada pepatah yang berkata :Yang terjadi hari ini akibat hari kemarin, kejadian esok hari akibat kejadian hari ini. Dengan prinsip timbal balik yang sebenarnya, maka akan menimbulkan kebahagiaan. Dari prinsip menerima atau memberi saja, maka akan timbul kekecewaan bila kamu hanya mau menerima dan tak mau memberi.
Apakah kamu begitu penting ? Dan siapakah yang akan segila itu memberimu terus-menerus ? Bagaimana kamu bisa dipuaskan, bila permintaanmu sebesar samudra ? Mengapa harus memberimu terus-menerus, jika ada orang lain yang mau membalas pemberianku ? Tidakkah kamu malu atau bersikap dewasa, kok terus menerima tanpa memberi ? Mungkinkah kamu sudah tak bisa apa-apa lagi dan kalah dengan orang yang cacat fisik ?
Bila kamu hanya mau memberi dan menolak pemberian orang lain. Apakah kamu hanya merasa sudah seharusnya berbuat begitu ? Siapakah yang akan menuruti permintaanmu lagi ?
Kenapa kamu melakukan itu, bila sebenarnya kamu ingin ?
Mengapa kamu sudah merasa tak butuh lagi perhatian orang lain ? Tidakkah kamu berpikir kalau orang lain sedang menunjukan perhatian dan sayangnya ? Mungkinkah kamu memang hanya meminta sebatas itu ?
Memberi dan menerima adalah kunci sebuah hubungan, tak ada yang tanpa alasan dalam memberi dan tak ada yang di sangkal / bukti yang paling nyata bila ada orang yang menerima pemberianmu ?
Bila tak mau atau tak ingin berhubungan lagi, tolaklah pemberian orang lain, tetapi jangan terlalu kasar atau menghina pemberian orang tersebut. Bila tidak ingin menolak pemberian orang lain, meskipun kamu tidak suka, nilailah dari hatinya yang memberi.
Bila tak tahu maksudnya, tanyakan baik-baik dan jangan membuat pemberian orang lain sebagaipermainan.Tak ada pemberian yang tak punya alasan, tak ada pemberian kedua kalinya bagi orang yang menolak terlalu kasar atau malah mempermainkan pemberian orang lain.
Jadi hati-hatilah dalam memberi dan menerima. Bila kamu hanya memikirkan apa kesukaanmu, mengapa kamu tak menerima dahulu baru mengatakan apa kesukaanmu.? Jika apa yang kamu lakukan sangat mengecewakan, hak orang tersebut meninggalkanmu, kamu tak dipermainkan saja sudah untung.
Ada pepatah berkata :Seperti batuan gua yang memantulkan semua suaramu tanpa ada yang di tambahi atau di kurangi
Ayat 3 :
Yan Kui berkata pada Liezi : Alasan mengikuti jalan adalah untuk memperoleh kekayaan, Aku bisa kaya dengan memiliki harta, lalu untuk apa jalan itu bagiku ?
Liezi berkata : Qie dan Zhou tak menghargai apapun, kecuali kepentingan mereka sendiri dan mengabaikan jalan, karena itu mereka binasa. Manusia tanpa integritas dan hidup hanya untuk makan dengan melawan orang lain, maka mereka tak lebih dari seekor binatang. Kalau kamu tidak lebih baik dari anjing atau ayam, maka orang tak akan menghargaimu, bahaya dan aib akan menimpamu.
Penjelasan
Tujuan memahami Tao untuk mengatasi keterbatasan manusia, bukan untuk mengejar tujuan-tujuan duniawi. Bila kamu berpikir, aku lebih kaya darimu, lebih terkenal, lebih pintar, lebih hebat dan lebih pengalaman. Bagiku kepentinganku adalah kepentingan yang utama, kepentinganmu tak ada urusannya dengan kepentinganku. Yang berguna untukmu bukan urusanku, yang berguna untukku adalah urusan yang tak boleh kamu lalaikan.
Kamu tak boleh membuatku rugi sedikitpun, tetapi bila kamu rugi karenaku, itu salahmu sendiri. Hanya aku yang boleh mendapat untung, kamu sama sekali tak boleh mengambil untung dariku.
Kepentinganku adalah paling utama bagimu, kepentinganmu adalah yang paling tak berguna bagiku. Tak ada alasan darimu, kamu harus mengikuti kemauanku, alasanmu adalah hal yang kamu buat-buat dan hanya aku yang boleh mengaturmu.
Bilaini terjadi karenakamu memikirkannya dan berprinsip seperti ini, maka kamu seperti binatang yang tak punya perasaan dan tak perduli orang lain. Kamu harus di turuti dan kepentinganmu harus didahulukan, serta tak perduli akibat dari perbuatanmu harus di dahulukan serta tak perduli akibat dari perbuatanmu.
Bila kerusakan dan kerugian terjadi pada orang lain akibat pemaksaan kepentinganmu, maka orang itu akan berubah dan mulai menjaga jarak. Walaupun dengan kekuatanmu kamu memaksakan kehendakmu, maka kamu akan menghadapi bayanganmu sendiri.
Tak ada orang yang mau menuruti kepentingan orang lain tetapi merugikan kepentingannya, mungkin ada yang menurutimu, tetapi bersiap-siaplah kamu akan mengalami kerugian di masa depan. Menerima dan menolak kemauanmu tergantung tujuan orang tersebut.
Ada pepatah berkata :Bila kedua orang tak mempunyai pemahaman yang sama, maka orang itu tak akan bisa mengerti kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Ayat 4 :
Liezi sedang belajar memanah dan menembak sasaran. Sesekali dia meminta nasehat Guan yin tentang rahasia panahnya.
Guan yin bertanya : Kau tahu kenapa kamu menembak sasaran ?
Liezi berkata : Tidak.
Guan yin bertanya : Belum apa-apa , berlatihlah lebih keras.
Liezi berkata : Ya dan pamit meninggalkan Guan Yin.
Sesudah tiga tahun berlatih , Liezi kembali pada Guan Yin.
Guan Yin bertanya : Tahukah kamu sebab panah itu mengenai sasaran.
Liezi berkata : Ya.
Guan Yin berkata : Bagus, simpan pengetahuan ini, jangan sampai hilang. Ini tak hanya di terapkan pada pelajaran memanah, tapi juga untuk menguasai negara dan menguasai diri .
Orang bijak melihat bukan dari pertahanan atau kehancuran, tapi tahu alasannya.
Penjelasan
Menembak sasaran karena kebetulan itu kurang baik. Orang harus mengerti seluruh proses panahan dan tujuan ia menembak sasaran. Bila kita melakukan sesuatu tanpa alasan, itu seperti kita sedang bermain-main, dengan alasan yang tak masuk akal dan di buat-buat agar membenarkan berbuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang aneh, apakah kamu sudah gila atau hanya mencari perhatian saja ? Bila dengan alasan kamu ingin menundukan dan mengendalikan orang lain, apakah kamu sudah menjadi Dewa / Tuhan ?
Manusia adalah ciptaan paling sempurna. Ia dapat mengenal, mengendalikan, mengoreksi dan memperbaruhi diri sendiri tanpa harus belajar dari orang lain. Ia juga di beri pikiran untuk memecahkan masalah dan membedakan mana yang baik dan salah, yang berguna dan tak berguna, apa yang di inginkan dan apa yang tak di inginkan. Tak ada orang yang tak mempunyai hal itu, tetapi di gunakan atau tidak digunakan tergantung pada orang tersebut.
Apapun yang ia lakukan, sebenarnya ia tahu apa resikonya, cuma ia mau mengakui atau tidak.
Ia melakukan sesuatu ia tahu ke mana arah tujuannya, tetap ia mau jujur atau tidak pada dirinya sendiri.
Sebenarnya tak ada alasan untuk menyalahkan diri sendiri, yang ada maukah ia menerima kesalahan dan jujur pada dirinya sendiri. Tak ada perbuatan yang tidak sengaja, yang ada ia mengambil keputusan menurut egonya atau kemauannya sendiri.
Jika ia berusaha menyalahkan orang lain dan membohongi orang lain, apakah gunanya ?
Apakah ia bisa membohongi diri sendiri ? Benar atau salahnya sebuah alasan tergantung pikiranmu dan kemauanmu sendiri. Kamu mencari alasan atau membuat alasan yang membenarkanmu itu tergantung kemana kamu mengarahkan masalah yang terjadi.
Suatu alasan menimbulkan tindakan, suatu tindakan menimbulakan reaksi. Bila alasanmu hanya demi egomu, maka tindakanmu akan begitu egois. Reaksi yang terjadi akan terasa sangan egois.
Dengan melihat situasi, gerak tubuh dan wajah orang lain, kamu tahu ia akan berbuat apa.
Dengan mengetahui dan memperkirakan alasannya, kamu akan memperkirakan tindakannya selanjutnya. Bila kamu sudah mengenal sangat lama bahkan kamu akan merasa sangat bosan apa lagi bila ia melakukan hal yang tak membuatmu senang.
Ayat 5 :
Liezi berkata : Mereka yang ada di usia paling cantik akan bangga, mereka yang ada di usia paling kuat akan tak sabar bergerak. Kamu tak dapat bicara tentang Tao pada mereka. Jika seseorang begitu bangga dan merasa kuat, maka tak seorangpun mengingatkannya. Ia akan sendirian, tanpa ada yang menerangi dirinya.
Orang bijak memberi tanggung jawab pada orang lain, karena itu kekuatannya tidak berkurang. Waktu ia makin tua, ia tak bingung bila pengetahuannya lenyap. Karena itu, kesulitan menguasai negara adalah mengenali kepandaian, bukan menjadi pandai sendirian.
Penjelasan
Bangga dan congkak menghalangi kebijaksanaan tingkat tertinggi dari ajaran Tao, ketika kecerdasan itu bekerja tanpa ada halangan dari diri sendiri. Bila kita terlalu bangga apa yang kita punya, maka kita akan berprilaku meremehkan, congkak dan sombong. Bila kita berperilaku begitu, maka kita tak akan melihat perubahan, kenyataan dan tak mau belajar lagi. Bila ini terjadi, maka yang awalnya paling pintar akan menjadi paling bodoh.
Orang yang terlalu bangga dengan dirinya, tak bisa menerima saran, pengalaman dan perkataan orang lain. Bila ini terjadi, maka apa yang di yakininya akan ketinggalan jaman dan ia akan tetap di tempat, meskipun orang lain telah meninggalkannya jauh ke depan.
Bila ini terjadi pada seorang guru, maka orang itu bagaikan mengajari ilmu yang sudah ketinggalan jaman atau tak sesuai dengan kenyataan yang sedang terjadi. Waktu terus berjalan, ilmu terus bertambah, yang lama di perbaruhi, yang baru di sesuaikan dengan jaman.
Ilmu yang tak terpecahkan di masa lalu, di pecahkan di masa sekarang. Ilmu yang di katakan kepercayaan di masa lalu, sekarang mulai di buat sebagai teori baku dan pembuktian.
Buku-buku kuno yang di anggap suci dan di agungkan di masa lalu, sekarang di sebar luaskan dan di sesuaikan pada kenyataan. Ilmu yang dianggap gaib di masa lalu, sekarang berusaha di cari rahasiannya.
Yang di masa lalu di anggap kepercayaan, sekarang di jadikan kebajikan manusia. Jaman telah lama berubah dan terus akan berubah, tak ada yang tak berkembang. Teori yang dulu dianggap kuno dan tak berguna lagi, sekarang di perbaruhi menjadi teori yang paling baru dan dapat memecahkan masalahnya.
Bila seseorang merasa paling dan sombong, maka orang itu telah ketinggalan jaman.
Tidak ada yang bisa di rahasiakan sekarang ini, yang ada hanya beberapa orang sadar bahwa ia ketinggalan dan mulai mengejar ketinggalannya.
Ada pepatah berkata :Bila aku tetap di sini, maka aku akan tertinggal. Bila aku mengulangi kesalahanku di masa lalu, aku akan kembali ketempat semula. Akan kucari dan kupelajari semua hal untuk menambah pengetahuan dan wawasanku dan kuperbaruhi diriku menjadi lebih baik. Maka kepada siapapun juga dan bertemu siapapun, akan kupelajari dengan seksama. Yang penting dan berguna untuk kelak ku simpan dan pergunakan. Yang tak berguna dan tak sesuai, apa lagi menyesatkan, akan ku pakai sebagai pengalaman.
Ayat 6 :
Leizi bercerita : Ada seorang laki-laki dari Song yang membuat daun dari batu jade untuk di persembahkan kepada pangeran. Di perlukan waktu tiga hari untuk menyelesaikannya, hasilnya benar-benar seperti daun asli. Ia mempersembahkan karya seninya itu kepada pangeran dan dalam waktu yang singkat ia jadi terkenal. Dengan keahlian itu ia memperoleh gaji tetap dari pemerintah dan ia pun hidup mewah.
Leizi berkata : Jika surga dan bumi menumbuhkan sesuatu dengan lambat. Sekitar tiga tahun untuk menumbuhkan selembar daun, maka tidak akan banyak pohon yang berdaun. Sehingga orang bijak tidak akan percaya proses transformasi dalam Tao dan percaya pada kecerdikan dan ketrampilan.
Penjelasan
Bukan tidak menghargai ketrampilan atau karya seni, tetapi bila seseorang terlalu membanggakan keahliannya dan ia tak tahu arti kegunaan yang sebenarnya, maka ia hanya pandai membual dan pintar bicara, serta mencari alasan agar ia bisa di benarkan.
Orang yang belajar darinya akan merasa dirinya paling dan sombong, tetapi bila ia hanya mengajarkan hal-hal yang membuatmu bangga, tetapi tidak mempunyai apa-apa yang bisa di pelajari dan di gunakan di kehidupanmu.
Ada pepatah yang mengatakan :Dari seratus orang yang belajar buku kuno hanya delapan puluh orang yang berhasil membaca sampai habis. Dari delapan puluh orang yang membaca isinya, hanya empat puluh orang yang mengerti artinya.
Dari empat puluh orang yang mengerti artinya hanya dua puluh orang yang tahu intinya. Dari dua puluh orang yang tahu intinya hanya sepuluh orang yang menerapkannya. Dari sepuluh orang yang menerapkannya hanya lima orang yang menyesuaikan dan mengunakan sesuai kondisi dan kenyataan serta sifat dirinya.
Dari lima orang tersebut hanya tiga orang yang mau mengajarkannya. Dari tiga orang itu mempunyai cara dan teori dalam mengajarkannya. Dari tiga guru itu mereka mengajarkan melihat sifat dan watak para murid-muridnya.
Maka dari itu suatu ajaran akan berbeda, bila di terapkan oleh orang yang berbeda pula.
Tidak ada yang asli dalam dunia ini yang ada hanya inti yang asli dengan berbagai bentuk yang berbeda-beda.Bila bentuk dan cara di anggap penting dan di jadikan prinsip, maka terjadi pertengkaran yang tak akan habis meskipun dunia telah hancur akibat hal itu.
Tak ada yang tidak berguna di dunia ini, yang ada hanya orang yang belum menemukan kegunaannya. Ada yang cuma ingin memanfaatkannya demi mencari keuntungan dan ada yang membaginya secara cuma-cuma.
Dalam satu buku akan menghasilkan beberapa kegunaan. Dalam beberapa kegunaan menghasilkan berpuluh-puluh arti, dalam berpuluh-puluh arti menghasilkan beratus – ratus pikiran, dari beratus – ratus pikiran menghasilkan berjuta-juta model dari berjuta-juta model menghasilkan bermilyat-milyat keadaan, dari bermilyat=milyat keadaan akan menghasilkan bertilyun-tilyun kegunaan.
Jadi semua itu tergantung keutuhan dan kondisi serta kenyataan yang terjadi. Jadi tidak ada kemungkinan yang sama dari bertrilyun-trilun kegunaan untuk menerapkan teori yang digunakan oleh orang lain dalam menyelesaikan masalahnya.
Ada pepatah yang berkata :Orang mempunyai pengalaman yang tak sama, hidup di lingkungan yang tak sama, apa yang di pelajari tak sama, kebiasaan yang tak sama. Jadi tak ada orang yang sama.
Di dunia ini cetakan benda yang menghasilkan benda yang sama pun hanya mirip tetapi tak akan sama persis. Apakah kamu sudah gila memaksakan sikapmu dan menganggap semua orang sama ? Apakah kamu mau di anggap sama dengan orang lain ?
Jad,i kenyataan lebih bisa di percaya dari pada impian. Bukti dan tindakan lebih di percaya dari pada kata-kata dan janji. Tingkah laku lebih di percaya dari pada keahlian bicara.
Bila ketulusan dan timbal balik di utamakan, maka apapun yang terjadi akan menyelesaikan masalah. Berkata-kata yang tak tentu arah dan saling memaksa akan menimbulkan masalah.
Dengan membedakan bentuk dan bayangan, maka kita tahu membedakan mimpi dan kenyataan, berguna dan tak berguna, cara dan arti. Salam kebajikan
Bersambung ke : Bagian 9