Kitab Liezi (列子) Bag. 3

Kitab Liezi atau Lieh Tzu merupakan buku filsafat Tao yang menjelaskan mengenai Tao dan perubahan-perubahannya sepanjang sejarah, serta menjelaskan tentang penciptaan alam ini. Kitab Liezi atau Lieh Tzu, juga dianggap sebagai kumpulan cerita dan hiburan-hiburan dalam filsafat. Kitab ini juga berisikan bahan-bahan yang ditulis selama 600 tahun (berkisar antara 300 SM sampai dengan 300 M).

Dalam karya yang aslinya, kitab ini terdiri dari 20 bagian. Dari ke-20 bagian ini kemudian dipadatkan menjadi 8 bagian seperti yang dapat dijumpai saat ini. Lebih kurang 100 tahun, kitab ini tidak mendapat perhatian banyak oleh para pengikut Agama Tao, sebagaimana layaknya Kitab Tao Te Cing dan Kitab Chuang-tzu.

Ajaran-ajaran yang tertuang dalam kitab ini dianggap hanya untuk memahami Agama Tao pada masa negeri-negeri yang berperang dan kebudayaan-kebudayaan yang berkembang pada awal kekuasaan dinasti Han.

Kitab ini sampai ke generasi kita sekarang ini karena jasa besar seorang Cendekiawan dari dinasti Chin Timur, yang hidup pada tahun 317 sampai dengan 420. Dialah yang berjasa menyunting dan memberi komentar kitab ini sehingga menarik untuk dibaca orang banyak. Jika tidak ada usaha keras dari dia, maka barangkali kita sudah tidak akan menemukan kitab ini dan selamanya tidak akan tahu isinya.
Liezi Ching
Bab 3
Ayat 1 :
Liezi berkata : Pada pemerintahan Raja Mu dari Zhou, datanglah dari barat seorang tukang sulap yang dapat melalui api dan air serta menembus besi dan batu, berjalan di udara dan di atas air, membalik gunung dan mengubah aliran sungai.
Raja Mu kagum dan berkata : Tinggalah di kerajaanku, anda dapat tinggal di istana makan daging binatang yang dipelihara untuk korban dan aku akan menghadiahkan wanita sebagai pendampingmu.
Tetapi setelah tukang sulap itu ditempatkan di suatu istana, ia marah dan berkata : Singkirkan dan keluarlah, kalian bau dan jelek, makanannya tak enak dan istana ini terlalu rendah.
Raja kemudian membangun sebuah gedung besar dan indah yang disebut menara di tengah awan, yang membuat kas negara jadi kosong karena pekerjaan tersebut.
Sang tukang sulap itu berkata : Kutunjukan padamu tempat yang luar biasa .
Raja Mu berkata : Baik.
Dengan sekali hentakan, Raja Mu di tariknya terbang keatas langit dan dibawa ke istana langit dan Raja Mu berkata : Ah, inilah yang patut disebut istana.
Sang tukang sulap itu berkata : Pandanglah ke sini .
Sang Raja Mu melihat ke bawah dan ke atas sehingga ia ketakutan dan memaksa tukang sulap itu untuk membawanya kembali.
Tukang sulap itu berkata : Kau duduk di sini dan sama sekali tak ke mana-mana .
Raja Mu bertanya : Aku tak ke mana – mana ? Tapi aku yakin telah mengunjungi surga.
Tukang sulap itu berkata : Sri baginda telah bersamaku melakukan perjalanan Spiritual, mengapa tubuhmu harus bergerak ? Mengapa tempat yang anda kunjungi berbeda dari istanamu ?
Sri baginda merasa nyaman dengan kemampuan itu dan was-was akan hal yang baru dan sementara. Tapi dapatkah seseorang selalu mengukur berapa jauh dan berapa cepat sebuah tempat berubah dan menjadi lain.
Raja Mu sangat senang, sehingga iamengabaikandirinya dari urusan kenegaraan dan kenikmatan selir-selirnya dengan menghabiskan waktunya dalam perjalanan-perjalanan yang jauh. Ia juga berkunjung ke pegunungan Kun Lun untuk melihat istana kaisar kuning dan ibu suri barat.
Sang Raja Mu berkata : Ooh ! Aku seorang Raja yang telah mengabaikan kebajikan demi kenikmatan, akankah generasi mendatang akan melihat ke belakang dan menghukumku atas kesalahan-kesalahanku !
Mendengar itu, kelompok Filsafat confusius berkata : Ia raja yang sangat bodoh dan mudah tertipu serta tak punya moral, ia sangat egois dan tak mengerti kebajikan dan hidup untuk dirinya sendiri.
Kelompok Tao berkata : Raja Mu sedang menjalani jalan Tao secara sembarangan, tetapi ia tak menyadarinya.
Kelompok Legalis berkata : Raja Mu sangat egois dan ia tertipu oleh musuh politiknya, ia menelantarkan rakyat dan turunannya.
Kelompok Mo Zi berkata : Apakah Raja Mu mencintai rakyatnya? Ia hanya membuat rakyatnya semakin menderita. Membuang-buang uang dan waktu untuk dirinya sendiri dan tak mempunyai cinta kasih bagi rakyatnya.
Kelompok Yin-Yang berkata : Raja Mu ingin menjadi Dewa dan sedang mencari jalan ke istana langit.
Kelompok sains berkata : Raja MU ingin meneliti yang tak berguna dan tak ada manfaatnya.
Ayat 2 :
Liezi berkata : Lao Cheng Zi belajar sulap pada Yin Wen yang tak mengajarkan apa-apa selama tiga tahun.
Lao cheng zi bertanya : Telah tiga tahun aku di sini dan anda tak mengajarkan apapun, mungkin aku tak pantas menerima petunjukmu dan lebih baik aku pergi.
Yin wen berkata : Sebelumnya aku ingin mengatakan, dahulu ketika Lao Zi berangkat ke barat ia menoleh ke belakang dan berkata kepadaku : Napas semua yang hidup, rupa semua yang berbentuk adalah ilusi, apa yang diawali oleh proses penciptaan dan diubah oleh Yin dan Yang dikatakan lahir dan mati.
Hanya ketika kau menyadari bahwa ilusi dan transformasi kebatinan adalah tak berbeda dari lahir dan kematian. Itulah yang menjadikan sulap berguna untuk dipelajari, kau dan aku juga adalah ilusi. Apa yang dipelajari di sana ?
Lao Cheng Zi pulang untuk merenungkan segala perkataan Yin Wen. Setelah tiga bulan medetasi, ia mampu menghilang dan muncul sekehendak hatinya. Ia dapat mengubah musim dan memanggil petir dan halilintar di musim dingin.
Ia dapat membuat es di musim panas, Ia dapat menerbangkan binatang yang berjalan dan membuat jalan bintang yang terbang. Tetapi ia tak pernah membeberkan kemampuan sulapnya, sehingga tak seorangpun mewarisnya.
Kenapa Lao Cheng Zi berbuat demikian, apakah ia merasa tak ada murid yang cocok atau ia merasa ilmunya tak berguna bagi dunia ini, juga para orang yang memiliki seni mengubah kerajaan melaksanakan jalannya dalam kerahasiaan. Siapa yang mengerti mereka ?
Ayat 3 :
Lie Zi berkata : Ada delapan cara membuktikan kesadaraan ? Semua adalah peristiwa dan tindakan, keuntungan dan kerugian, kesedihan dan kegembiraan, kelahiran dan kematian .
Semua terjadi saat tubuh menghadapi sesuatu.
Apa arti enam percobaan mimpi ? Ada mimpi biasa dan mimpi karena kegelisahan, pikiran, ingatan, kegembiraan dan ketakutan. Keenamnya terjadi saat jiwa berhubungan dengan sesuatu.
Orang yang tak mengenali asal perubahan dalam diri mereka, dibingungkan oleh alasannya ketika peristiwa berlangsung. Orang yang mengenali asalnya, akan mengerti alasannya ketika peristiwa berlangsung, tiada yang akan mengejutkanmu.
Ketika energi Yin kuat, kamu ditakutkan oleh mimpi berjalan di air yang bergelombang.
Ketika energi Yang kuat, kamu dibakar mimpi berjalan di atas kobaran api.
Ketika energi Yin-Yang sama-sama kuatnya, kamu mimpi membunuh / melakukan kekerasan.
Ketika merasa kosong, kamu mimpi mengambang di udara.
Ketika merasa tertekan dan sesak, kamu bermimpi tengelam.
Ketika tidur dengan sabuk tebal dan berat, kamu bermimpi dibelit ular.
Ketika orang yang sedang murung, kamu bermimpi minum anggur.
Ketika setelah menangis, kamu bermimpi bernyanyi dan menari.
Imajinasi / pikiran kita sepanjang hari, maka pada malam hari akan menjadi mimpi kita.
Di bagian selatan dan wilayah barat ada sebuah negeri bernama Gu Mang. Matahari dan bulan tidak bersinar disana, sehingga tidak ada perbedaan siang dan malam. Penduduknya tak makan, tapi tidur sepanjang waktu. Mereka menyangka bahwa apa yang mereka kerjakan dalam mimpi adalah nyata, dan apa yang mereka lihat saat sadar adalah tak nyata.
Kemudian ada suatu tempat di sebuat kerajaan tengah. Di sana Yin dan Yang sangat seimbang sehingga ada pengantian panas dan dingin. Gelap dan terang terpisah jelas, sehingga ada perbedaan siang dan malam. Mereka bangun dan tidur bergantian, mereka berpikir bahwa apa yang mereka kerjakan saat sadar adalah nyata dan apa yang mereka lihat dalam mimpi adalah tak nyata.
Di negeri Fu Le selalu panas. Penduduknya memakan apa saja tanpa dimasak. Mereka selalu bangun dan tidak pernah tidur. Secara alamiah, mereka keras dan galak, yang kuat menekan yang lemah. Jadi mereka tak tahu apa mimpi karena makanan adalah satu-satunya kenyataan.
Bermimpi dan bangun, mana yang nyata dan mana yang tidak nyata ? Sesuatu yang jauh di dalam permahaman manusia biasa. Hidup seperti mimpi, dalam keterkaitan antara kenyataan dan ilusi, bagaimana kamu yakin bahwa sekarang sedang tak bermimpi dan peristiwa yang dilihat selama mimpi lebih mendekati kenyataan.
Ada orang yang melihat, bahwa ketika ia sadar dan melakukan sesuatu, itulah kenyataan dan waktu ia tidur itulah mimpi.
Ada orang yang melihat bahwa ketika ia tidur adalah kenyatan dan ketika ia sadar adalah mimpi.
Ada orang yang berusaha membuat orang lain bermimpi dan mengikuti keinginannya, dengan ulah yang aneh dan janji-janji setinggi langit. Ia berusaha untuk membuat orang lain bermimpi, itulah disebut penipu ulung.
Ada orang yang melakukan sesuatu yang diluar kebiasaannya dan ia merasa orang lain miliknya, meskipun ia belum melakukan apa-apa. Ia berbicara sendiri tetapi merasa berbicara dengan temannya.
Ia hidup normal bila sadar memikirkan apa yang direncanakannya.
Ketika diam dan tak ada kerjaan ia melamun hal yang tak terjadi.
Ketika ia berada di kerumunan orang ia merasa dirinya sendirian.
Ketika kerja, ia tak memusatkan pikirannya.
Apa yang belum terjadi dipikirkan, apa yang terjadi di sangkal.
Didekati baik-baik ia malah menjauh, dijauhi malah mendekat.
Dilarang malah melakukan, tak dilarang malah mengikuti.
Dimarahi malah membantah, tak dimarahi malah minta di marahi.
Berpikir ia sudah menunjukkan, tetapi ia malah melakukan terbalik.
Yang ditunggui datang ia malah pergi, ketika yang ditunggu pergi ia malah menunggui.
Menolak kenyataan menerima impian.
Cepat marah sampai tak ada apa-apa ia marah.
Berganti-ganti sifat tak mengunakan sifatnya sendiri.
Menganggap mimpi adalah kenyataan, kenyataan adalah mimpi.
Sebentar tertawa, sebentar marah, sebentar sedih, sebentar baik, sebentar jahat, sebentar melamun, sebentar mencari perhatian, sebentar cari perkara.
Disayang tak mau, tak disayang minta disayang.
Dituruti tak mau, tak dituruti minta dituruti.
Diperhatikan tak mau, tak diperhatikan minta diperhatikan.
Hidupnya memikirkan suatu masalah, tetapi ia tak mau menyelesaikan masalah.
Ia hidup seperti di alam lain, tak bisa dimengerti dan dipahami, tetapi memaksa orang lain untuk mengikuti impiannya, kekutan pikiran menguasai dirinya. Kelakuan tak sesuai apa yang diimpikan. Inilah awal orang menjadi gila / kurang waras.
Jadi jangan terlalu bermimpi bila ingin bahagia.
Lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan.
Katakan apa yang seharusnya kamu katakan.
Jalani apa yang seharusnya kamu jalani.
Tak ada rencana tetapi menerima apa adanya.
Semakin lama semakin terbuka.
Tak mengunakan alasan sebagai senjata.
Tak meminta di dekati agar bisa bermain kembali.
Tak memaksakan kehendaknya kepada orang lain.
Tak berpikir apa yang belum terjadi.
Jangan menginginkan / meniru apa yang terjadi pada orang lain.
]angan berpikir ia milikmu, bila bukan milikmu.
Kenali, kendalikan, koreksilah dan perbaruhi dirimu.
Bila ini kamu lakukan secara benar maka kebahagian akan datang sendiri.
Orang mempunyai pengalaman dan sifat sendiri-sendiri, bila ia dapat menerima orang lain dengan begitu ia dapat menerima orang lain. Kekurangan dan kelebihan dapat diterima. Tak menunjukan kekurangan dan kelebihan sebelum waktunya, mengerti mana yang boleh di lakukan dan mana yang tak boleh, tak minta diajari tetapi tahu apa yang boleh dilakukan dan pa yang tak boleh dilakukan, maka kamu akan merasa bahagia, meskipun kamu harus mengurangi kebebasan dan keinginanmu, tetapi bila kamu lakukan terbalik, maka kamu akan merasa tak bahagia dan jauh dari bahagia.
Apakah itu bahagia ? Yang bisa menjawab adalah orang yang menjalani apa adanya.
Semua orang mempunyai pendapat sendiri-sendiri, tak ada kesamaan pendapat, tetapi merasakan hal yang sama. Tak ada yang mampu menerangkan, tetapi harus dirasakan sendiri.
Ada orang yang mengatakan ia bahagia, tetapi apakah ia benar-benar bahagia.
Ada orang yang mengatakan ia tak bahagia, tetapi apakah ia benar-benar tak bahagia.
Ada orang yang terlihat bahagia, tetapi apakah ia benar-benar bahagia.
Ada orang yang terlihat tak bahagia, tetapi apakah ia benar-benar tak bahagia.
Hati manusia sedalam lautan yang paling dalam, pikiran manusia bagaikan awan dilangit.
Bila angin bertiup ia akan mengikuti arah angin tersebut, itu sebabnya pikiran manusia bisa datang dan pergi sesukanya.
Tetapi manusia dibekali kekuatan mengenal, mengendalikan, mengoreksi dan memperbaruhi diri sendiri.
Ia dapat menunjukan hatinya dan ia dapat menyembuyikan hatinya.
Ia dapat mengendalikan pikirannya dan ia dapat membebaskan pikirannya.
Ia dapat mengisi pikirannya dan ia dapat mengeluarkan pikirannya.
Ia dapat menambah isi pikirannya dan ia dapat menghapus isi pikirannya.
Jadi tak ada orang yang bisa memahamimu, bila kamu terus berubah dan menyembunyikan hatimu. Berpikir ia tahu / berpolitik untuk menundukanmu, berpikir ia paham tanpa kamu tunjukan dan katakan, berpikir dengan berulah / mencari masalah kamu bisa dipahami.
Berpikir ia melakukan / sabar menunggunmu, meskipun kamu tak menunjukan perkembangan, berpikir dengan menekan dan mengurung agar ia terpaksa menerimamu. Berpikir kamu memahami orang lain, meskipun kamu tak yakin dan mempunyai bukti itu nyata / mimpi.
Apakah kamu dapat melawan / menandingi Tuhan. Jika kamu tak mendekati dan hidup bersama, mana mungkin kamu tahu sifat sebenarnya orang tersebut. Jika kamu tak punya bukti dan berjalan bersama, mana mungkin ada harapan untuk dilanjutkan.
Apakah kamu mau menunggui orang yang tak kamu tahu ia mau / tidak seumur hidupmu,
Bila kamu lakukan itu bukan kebahagian, tetapi keegoisan dan membuat kamu menjadi gila.
Jadi lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan dan katakan apa yang seharusnya kamu katakan.
Tunjukan perhatianmu, tunjukan sayangmu dan tunjukan apa yang kamu mau. Diterima / ditolak itulah resikonya, tetapi bila kamu menunjukan perasaanmu pada orang lain dan orang tersebut tak menerima / tak menolaknya malah melakukan hal yang tak boleh dilakukan. Lebih baik tak perlu kamu lakukan lagi, sebab jodoh dan takdir Tuhan yang mengaturnya, tetapi asal kita tak merusak / menjadia alasan orang lain, maka kita akan terbebas dari rasa bersalah dan tak bisa disalahkan.
Ayat 4 :
Lie Zi berkata : Tuan Yin dari Zhou memiliki perkebunan yang sangat luas. Para pelayan sibuk melayani tanpa istirahat dari subuh sampai petang. Ada seorang pelayan tua yang lemah yang diperlakukannya sangat keras. Setiap hari ia bekerja sambil mengerang, malamnya ia rubuh nyaris lumpuh kecapaian. Setiap malam ia bermimpi menjadi raja, ia melakukan segala yang menyenangkan tanpa batas.
Seorang pelajar heran dan Si pelayan tua itu berkata : Masa manusia adalah 100 tahun, terbagi siang dan malam, setiap hari aku adalah pelayan dan hidupku sungguh pahit,
tapi pada malam hari aku menjadi pangeran dan kegembiraanku tiada bandingnya.
Kesal dengan urusan duniawi, saat tidur tuan Yin bermimpi menjadi buruh gudang. Ia menceritakan hal tersebut kepada temannya dan Temannya berkata : Dengan derajat dan kekayaan kamu menyangka berada diatas orang lain. Mimpi sebagai budak, kembali dari kesenangan pada kerja keras adalah keberuntungan itu sendiri. Dapatkah kamu mengharapkan memiliki keduanya, mimpi dan kenyataan ?
Setelah mendengar nasehat temannya, tuan Yin memenuhi kebutuhan pelayan-pelayannya,
ia juga mengurangi kewajiban yang mengkhawatirkannya. Hasilnya keharmonisan dalam rumah tangganya dan penyakitnya beransur-ansur sembuh.
Apapun yang menganggu pikiran selalu terbawa dalam mimpi. Bila pikiran tenteram selama sadar akan tenteram, juga pikiran selama tidur.
Ada pepatah berkata : Pikiran dan rencana adalah impian, kelakuan dan perkataan adalah kenyataan. Pikiran berasal dari otak, otak adalah raja dari segala pengaturan.
Huang Di Nei Jing berkata :
Kalau orang marah Qi akan meningkat.
Kalau orang gembira Qi akan mudah mengalir.
Kalau orang sedih Qi akan enggan bergerak.
Kalau orang cemas Qi terlemahkan.
Kalau orang ketakutan Qi akan kacau.
Kalau orang banyak berkerja Qi banyak terpakai.
Kalau orang banyak merenung dan berpikir Qi tersumbat.
Ini adalah sejumlah alasan kekacauan Qi.
Dalam kedokteran China berprinsip : Organ tubuh tak pernah rusak, yang tak berfungsi adalah saraf pengendali yang tak berkerja semestinya.
Dengan prinsip :
Terlalu sering marah menghancurkan hati.
Terlalu sering gembira dan tertawa menghancurkan jantung.
Terlalu sering menghancurkan limpah.
Terlalu sering merenung menghancurkan lambung.
Terlalu sering sedih dan meratap mempengaruhi paru-paru.
Terlalu cemas menghancurkan ginjal.
Teori ini berkaiatan dengan penjelasan awal atas terjadinya perubahan organ-organ dan asal mula penyakit, diawali dengan menimbulkan perasaan tak nyaman, lalu nyeri dan sampai gangguan fungsional / perubahan organ tubuh.
Jika kita tak berusaha tenang, maka kita tak dapat menyelesaikan masalah.
Bila kita ragu-ragu, maka kita akan terkena masalah baru.
Bila kita terlalu bermain-main kita tak akan tahu bagaimana kebahagiaan itu .
Bila kita terlalu serius, maka kita mudah tersinggung .
Bila kita terlalu berpikir dan merencanakan, maka kita tak melihat kenyataan .
Bila apa yang dipikirkan dan dirasakan serta dilakukan tak diungkapkan / ditunjukan, maka kita seperti membawa beban yang sangat berat.
Bila kita mengatakan apa yang kita pikirkan, maka kita akan menjadi tenang .
Jadi kita harus tahu kapan kita maju dan kapan harus mundur. Bukan sebentar maju dan sebentar mundur, kita harus tahu situasi dan kondisi serta berprinsip tak akan melakukan kesalahan dua kali. Dengan begitu kita berbuat dan berkata harus tahu waktunya.
Bila kita melakukan kesalahan yang berulang-ulang orang akan bosan .
Bila tak ada kenyataan dan bukti ia akan malas untuk melakukan sesuatu .
Bila merasa ada masalah tetapi tak ada bukti, kalau terjadi masalah itu sama saja tak ada masalah.
Bila terus-menerus menghantam tembok, orang yang paling bodoh pun akan akan berhenti melakukannya.
Bila terus-menerus mendapat masalah dan tak bisa bergerak dengan bebas, maka kita harus keluar dari keadaan yang tak menguntungkan.
Jadi ada orang yang hanya bermimpi, tetapi tak melakukan apa-apa. Ada orang yang berbuat tanpa bermimpi. Ada juga orang yang mewujudkan mimpinya. Dari pada kita bermimpi terus-menerus, lebih baik melihat kenyataan yang ada.
Ayat 5 :
Liezi berkata : Adalah seorang pencari kayu bakar di Zheng. Ketika dia melihat seekor rusa, ia menghampirinya dan memasang ancang-ancang untuk menyerang dan membunuhnya. Namun dia ketakutan dan khawatir orang akan melihat rusa tersebut, sehingga ia menyembunyikannya. Tapi ia lupa tempat menyimpan rusa itu dan menyimpulkan bahwa ia bermimpi, sambil berjalan pulang ia berbicara sendiri.
Ada pemburu yang mendengar perkataan sang pencari kayu itu. Ia mencari rusa itu dan menemukannya. Lalu ia membawa rusa itu ke rumahnya dan berkata pada istrinya : Pemotong kayu bermimpi menangkap rusa, tapi ia lupa tempat menyimpannya. Aku menemukannya,ternyatamimpinya benar.
Istrinya berkata : Bukankah memang kamu yang bermimpi tentang penebang kayu menangkap rusa ? Mengapa harus ada penebang kayu ? Karena kamu memang memilki rusa, bukankah mimpimu menjadi kenyataan ?
Pemburu itu berkata : Yang ku katakan hanyalah rusa ini, aku tak perduli siapa yang bermimpi.
Malam harinya, pencari kayu itu bermimpi tentang tempat ia menyembunyikan rusanya. Ia juga bermimpi bahwa seseorang telah mengambil rusanya. Ketika ia bangun, si pencari kayu itu berpikir : Apakah itu mimpi / kenyataan ? Akan kulihat apakah aku dapat menemukan rusa tersebut berdasarkan mimpiku. Sang pencari kayu itu akhirnya berhasil menemukan rusa dan pemburu itu.
Persoalan itu di bawanya ke pengadilan. Kemudian hakim itu memutuskan dan berkata : Pertama rusa adalah milikmu dan kemudian kamu katakan itu adalah mimpi. Kemudian kamu bermimpi tentang rusa dan menjadi kenyataan. Yang kuketahui hanyalah rusa yang ada di sini, jadi ku sarankan kalian untuk membagi dua rusa ini.
Sesuatu keberuntungan, kelupaan dan mimpi sang penebang kayu tentang rusa sama seperti keberuntungan dan kerugian kita dalam kehidupan sehari-hari, yang menyesatkan seperti mimpi. Tapi apakah pencari kayu itu yang bermimpi membunuh rusa atau pemburu itu yang bermimpi mendengar pencari kayu itu berkata bahwa ia telah membunuh rusa.
Mungkin jika kita melakukan sesuatu hanya dengan mengandalkan perasaan dan tak menerima kenyataan, maka itulah yang sebenarnya mimpi. Tetapi, bila kita menggangap kenyataan adalah mimpi, maka kita mengunakan mimpi sebagai kenyataan. Maka dari itu, apa gunanya perasaan bila tak ada kenyataan. Apa gunanya bermimpi / merencanakan bila tak ada bukti.
Kamu tak dapat menuntut / memaksa kehendakmu kalau hanya berdasarkan mimpimu. Kamu tak dapat berteman / hidup dengan orang yang tak kamu mengerti dan tak tahu ia serius / bermain-main. Kamu tak dapat di mengerti orang lain bila kamu tak terbuka. Kamu tak akan menerima seseorang, bila tak ada kecocokan dan berkomunikasi serta terlalu suka memaksakan kehendakmu.
Ayat 6 :
Liezi berkata : Di negeri Song adalah seorang bernama Hua Zi yang hilang ingatan pada usia pertengahan. Ia selalu lupa jalan pulang. Ia melupakan hari kemarin, besok ia akan melupakan hari ini.
Istrinya berkata : Jika ada orang dapat menolong mengembalikan ingatannya, akan kuberi hadiah.
Seorang pendeta confusius mendekatinya dan berkata : Akan ku coba memperbaiki jiwanya dan meluruskan pikirannya.
Tiada seorang pun yang mengetahui cara yang dipakai pendeta tersebut, tapi ia berhasil mengembalikan ingatan Hua Zi. Tetapi Hua zi sangat marah ketika sadar, istrinya diusir dan ia memberontak dan memukul anaknya tanpa alasan. Dengan pisau daging ia mengusir sang pendeta itu.
Seorang tetanggannya memeganginya dan berkata : Tenang , kau nyaris membunuh orang, mengapa kamu menjadi sadis setelah menemukan ingatanmu ?
Hua Zi berkata : Ketika aku lupa, tiada yang kupikirkan sama sekali. Aku tak perduli apakah langit dan bumi ada. Sekarang aku tersentak mengingat segala kemalangan dan kesembuhan,
keberuntungan dan kerugian, kegembiraan dan penderitaan, Cinta dan benci. Selama 20 / 30 tahun lalu, Aku seperti benang kusut. Aku ngeri semua hal terus berdatangan dan menghancurkan benakku. Akankah aku menemukan kembali saat kelupaanku ?
Konsep keberuntungan dan kerugian, kegembiraan dan penderitaan, baik dan buruk adalah buatan manusia. Jika ingin hidup dalam kebebasan orang tak boleh bimbang / ragu. Jadi jangan coba-coba memaksakan pikiranmu apalagi kamu hanya bermain-main .
Bila kamu terus melakukan apa yang seharusnya tak dilakukan, maka kamu akan dijauhinya.
Bila kamu tahu orang itu tak bermain-main, tetapi kamu malah bermain-main. Apakah yang kamu cari ? mau cari pekara / mau dipermainkan.
Ada pepatah berkata : Anak kecil tahu siapa yang akan diajak main, ia mungkin memaksa tetapi kalau yang diajak tak mau main, ia pun tak akan memaksa juga.
Bila ia sudah sering bermain dengan orang tersebut, ia tahu bagaimana harus bermain dengan orang itu, juga bisa memahami kapan ia bisa bermain dan kapan ia harus patuh. Jadi bila kamu suka memaksakan kehendakmu dan mengharuskan dengan caramu sendiri, carilah orang yang mau bermain dengan cara mu ?
Ayat 7 :
Liezi berkata : Tuan Pang dari negara Qi berputra seorang yang abnormal. Putih dibilang hitam, hitam dibilang putih, bau dibilang harum, harum dibilang bau.
Seorang temannya berkata : Pendeta-pendeta confusius di negara Lu berpengetahuan luas, mungkin mereka dapat menolong.
Mendengar hal itu sang ayah berangkat bersama anaknya ke negara Lu. Tapi ketika melintas negara Chen, ia bertemu dengan Lao Zi.
Lao Zi berkata : Bagaimana kamu tahu anakmu abnormal ? Sekarang setiap orang di dunia terpedaya dengan benar dan salah. Bingung tentang laba dan rugi, karena begitu banyak orang mengidap penyakit ini. Tiada yang melihat bahwa itu adalah penyakit, seandainya pikiran setiap orang di dunia seperti anakmu, maka kamulah yang akan di sebut abnormal .
Kebajikan dan kejahatan, hitam dan putih tunduk pada definisi manusia. Semua itu tak memiliki sandaran obyektif. Jadi manusia mempunyai sifat pengalaman dan keadaan yang berbeda-beda.
Dengan tiga hal tersebut kita mempunyai tujuan, keinginan dan cara yang tak sama. Bila kita tak mau tahu / tak menerima / memaksakan kehendak kita tanpa mau memahami orang lain, maka kita tak akan punya teman sejati / teman hidup yang baik.
Jadi pahamilah orang lain, cobalah menerima apa adanya, tunjukan bahwa kamu mau menerima apa adanya, kurangi egomu dan koreksilah apakah kamu ditekan dan terpaksa.
Di dunia ini tak ada orang yang sama persis dalam menjalani hidupnya dan berpengalaman sama. Tak ada orang yang mau menjalani hidup selamanya tanpa kebahagiaan dan merasa tertekan. Tak ada orang yang tahu apa maumu bila kamu tak mengatakan dan berbuat yang seharusnya. Yang ada adalah impian dan itu sangat membosankan.
Bila kamu terus-menerus meminta, tanpa memberi.
Bila kamu terus memberi, tanpa mendapat apa-apa.
Bila kamu terus menunggu, tanpa tahu pasti ia mau / tidak.
Bila kamu terus mengorbankan diri, tetapi ia tetap pada prinsipnya.
Bila dengan segala cara kamu lakukan, tetapi ia tetap menutup diri.
Bila kamu serius, tetapi ia tetap ingin bermain-main.
Bila kamu tak melihat apa yang ia punya, tetapi ia berpikir yang kupunya lebih banyak darimu.
Bila Kamu ingin menghilangkan jurang pembatas, tetapi ia malah membuat jurang pembatas baru.
Apakah semua itu akan membuatmu bahagia ?
Apakah kamu mau melakukan hal itu terus-menerus ?
Apakah kamu mau menunggu hal yang tak pasti ?
Apakah kamu mau bermimpi dan tak menerima kenyataan ?
Apakah demi egomu kamu akan bertahan sampai menyesal ?
Apakah kamu mau hanya sebegitu saja tanpa ada kemajuan ?
Apakah kamu tak menyadari kalau kamu sudah keluar batas yang seharusnya ?
Ada pepatah yang mengatakan : Bila kamu berjalan dijalan lurus dan tahu tujuannya, meskipun jauh kamu tak akan merasa bosan. Semakin dekat semakin bersemangat. Bila kamu berjalan di jalan yang berputar-putar dan tak tahu tujuannya, meskipun dekat, kamu akan bosan dan kelelahan.
Jadi buanglah egomu dan jangan berkhayal, lakukan apa yang harus dilakukan, katakan apa yang harus dikatakan. Lebih baik berjalan jauh tapi pasti tujuannya, dari pada dekat tetapi tak tahu mau kemana.
Ayat 8:
Lie Zi berkata : Ada seorang yang dilahirkan di negeri Yan dan dibesarkan di Chu. Diusia lanjutnya ia kembali ke kampung halamannya. Ketika melintasi negara Qin, teman seperjalannya bercanda. Ia berkata dan menunjukan sikap bersungguh-sungguh : Inilah ibu kota Yan . Si kakek terkejut.
Mereka berjalan masuk ke dalam kota dan berhenti di depan kuil, temannya berkata : Inilah kuil di kampungmu. Si kakek itu menarik napas dalam-dalam. Mereka berjalan dan melawati rumah tua, si temannya berkata : Inilah rumah leluhurmu dan lihatlah. Si kakek itu mulai sedih,
Mereka berjalan lagi dan mereka melawati kuburan yang tak diurus, temannya berkata : Inilah kuburan ayahmu. Mendengar hal itu sang kakek menangis.
Temannya tertawa dan berkata : Ha, Ha , Ha , Benar-benar lucu . Aku membohongimu, kau masih di Qin.
Sang kakek itu pergi dan berkata : Dasar badut .
Ketika mereka tiba di Yan dan benar-benar melihat ibu kota dan kuil dikampungnya, rumah leluhur dan kuburan ayahnya, ia merasa tak terlalu sedih.
Kesedihan adalah keadaan pikiran belaka dan tak tergantung pada kenyataan, kesedihan / bukan ada dalam pikiran kita. Bila kita suka bermain-main dan suka mempermainkan orang lain, meskipun terkadang maksud kita baik, tetapi bila tak melihat waktu dan kondisi serta terus-menerus, mungkin pertama kali orang akan terpancing. Kedua kali orang akan marah, ketiga kali orang akan terbiasa, keempat kali orang tak akan merasakan apa-apa lagi.
Jadi kamu jangan bermain-main / suka mempermainkan orang lain secara terus-menerus. Bila di dalam hatimu kamu ingin menunjukan hatimu, ini akan menyebabkan dirimu merasa tak diperhatikan lagi.
Kenapa bisa begitu? Bila kamu terus bersikap main-main, maka orang itu akan teracuni oleh sikapmu, sehingga ia akan menerima kenyataan dan tak menganggap mu lagi. Ia akan terbiasa dan melihatmu seperti orang lain, ia akan membatalkan niatnya dan menganggapmu tak mau. Jika itu terjadi, maka kamu akan kecewa dan berpikir dipermainkan saja.
Tetapi siapa yang sebenarnya membuat orang itu membatalkan niatnya. Jadi jangan terlalu bermain-main dan lupa kalau waktu terus berjalan. Mungkin kamu senang, tetapi orang lain bosan. Mungkin kamu amu menghiburnya, tetapi malah dianggap kamu hanya bersikap sesuka hati.
Ada pepatah mengatakan : Di dunia ini ada berapa orang yang bersikap sama terhadap orang yang berbeda-beda. Yang ada hanyalah orang yang terpengaruh perasaannya, yang dapat menunjukan / mengistimewakan orang lain. Bila ia ditolak ia akan bersikap sewajarnya dan tak memaksa.
Seperti Hukum alam berkata : Bila kamu baik, saya juga baik. Bila kamu jahat, saya juga jahat.
Tak ada pemaksaan dan tekanan. Yang ada adalah tujuan dan kebahagiaan. Bila ia ditolak paling kamu ditinggal pergi. Bila kamu menerimanya, ia akan berusaha membahagiakanmu.
Bersambung ke : Bagian 4