Kitab Liezi (列子) Bag. 11

Kitab Liezi atau Lieh Tzu merupakan buku filsafat Tao yang menjelaskan mengenai Tao dan perubahan-perubahannya sepanjang sejarah, serta menjelaskan tentang penciptaan alam ini. Kitab Liezi atau Lieh Tzu, juga dianggap sebagai kumpulan cerita dan hiburan-hiburan dalam filsafat. Kitab ini juga berisikan bahan-bahan yang ditulis selama 600 tahun (berkisar antara 300 SM sampai dengan 300 M).

Dalam karya yang aslinya, kitab ini terdiri dari 20 bagian. Dari ke-20 bagian ini kemudian dipadatkan menjadi 8 bagian seperti yang dapat dijumpai saat ini. Lebih kurang 100 tahun, kitab ini tidak mendapat perhatian banyak oleh para pengikut Agama Tao, sebagaimana layaknya Kitab Tao Te Cing dan Kitab Chuang-tzu.

Ajaran-ajaran yang tertuang dalam kitab ini dianggap hanya untuk memahami Agama Tao pada masa negeri-negeri yang berperang dan kebudayaan-kebudayaan yang berkembang pada awal kekuasaan dinasti Han.

Kitab ini sampai ke generasi kita sekarang ini karena jasa besar seorang Cendekiawan dari dinasti Chin Timur, yang hidup pada tahun 317 sampai dengan 420. Dialah yang berjasa menyunting dan memberi komentar kitab ini sehingga menarik untuk dibaca orang banyak. Jika tidak ada usaha keras dari dia, maka barangkali kita sudah tidak akan menemukan kitab ini dan selamanya tidak akan tahu isinya.

Liezi Ching
Bab 6 :
Ayat 17 :
Liezi berkata : Adik Yang Zhu, Yang Bu keluar rumah mengenakan jubah sutera putih. Pada saat pulang ia hujan turun dan ia melepas jubah putihnya dan kembali berpakaian hitam.
Anjingnya tidak mengenalinya dan menyalak ketika keluar. Yang Bu marah dan memukul anjingnya, tetapi anjing itu tetap menyalak.
Melihat itu Yang Zhu memeganginya dan berkata kepada Yang Bu : Kamu sendiri sama, andaikan sekarang anjing putihmu keluar dan kembali dengan bulu berwarna hitam tidaklah kamu terkejut ?
Penjelasan
Terlalu memperhatikan bentuk menyebabkan orang lupa pada esensi, status, kekuasaan dan kesejahteraan, sehingga sering menyebabkan orang lupa akan dirinya. Bila kamu merasa orang lain tidak mau mengertimu, pada hal dulu ia sangat memperhatikan dan menyayangi serta menurutimu, kenapa kamu selalu menyalahkan orang tersebut. Kenapa kamu tidak berpikir apakah kamu yang telah berubah, sehingga ia tidak mengenalimu ?
Bila kamu merasa tidak berubah, maka ia yang berubah. Bila kamu dapat membuat dirimu tenang, maka kamu dapat mengenal, mengendalikan, mengoreksi dan memperbaruhi dirimu.
Bila awalnya tanpa berencana dan berbuat apa-apa ia mendekatimu, tetapi begitu kamu mulai berencana dan berbuat aneh, maka ia akan menjauhi perbuatanmu yang tidak ia sukai.
Tidak ada orang yang tidak menolak dan terkejut, bila melihat perubahan yang 180 derajat.
Tidak ada orang yang tidak bereaksi dan waspada, bila ia pernah salah bersikap.
Tidak ada orang yang tidak bingung, bila kamu terus-menerus berubah.
Tidak ada orang yang tidak salah sangka, bila kamu tidak menentu dalam bersikap dan berkata-kata.
Tidak ada orang yang terus-menerus bersikap sama, pada hal ia tidak punya bukti, kenyataan dan harapan, untuk apa ia harus bersikap sama.
Tidak ada orang yang mau mendekati kamu, bila kamu sudah tidak menginginkan orang tersebut.
Tidak ada orang yang mau mencari masalah, yang seharusnya tidak ada masalah.
Tidak ada orang yang mau menerimamu, bila awalnya kamu tidak berbuat begitu.
Bila kamu masih ingin berubah-ubah atau mengikuti kata-kata orang lain, maka bersiap-siaplah menghadapi perubahan.
Bila kamu menolak perubahannya, maka bersiap-siaplah untuk mencari orang lain.
Bila kamu tidak ingin ia berubah, janganlah kamu mulai berubah.
Bila kamu tidak berubah dan ia yang berubah, maka berubahlah sesuai kehendaknya.
Hubungan manusia akan selalu berubah, tetapi mengapa ada pasangan manusia dan persahabatan. Karena mereka tahu cara menghindari perselisihan dan memandang kesamaan bukan perbedaan dan tidak saling menekan serta membuat perubahan yang terlalu menyolok sehingga tidak terjadi reaksi yang negatif.
Ayat 18 :
Liezi berkata : Ada seseorang yang mengaku tahu jalan untuk menjadi abadi. Raja Yan ingin mengenal laki-laki itu dan mengirim utusan untuk menjemputnya. Ketika utusan datang ke rumah orang itu, ia sudah mati.
Utusan itu melapor pada raja Yan dan Raja Yan berkata : Bodoh ! Seret dia keluar dan hukum dia !
Sang utusan itu ketakutan dan berkata : Yang mulia ! Ampunilah saya !
Seorang maju dan menasehati raja Yan dan berkata : Tidak ada satu pun dari seluruh perhatian manusia yang lebih penting dari kematian dan tidak ada sesuatu yang ia nilai lebih dari hidupnya. Petapa itu sendiri telah kehilangan hidupnya, bagaimana ia dapat membuatmu hidup abadi.
Raja Yan sadar dan berkata : Apa yang kamu katakan itu benar. Baik aku akan mengampuni nya.
Penjelasan
Menteri itu juga salah, orang yang tahu mengenai keabadian tidak perlu harus bisa menerapkan. Teori keabadian bukan umur panjang, tetapi cara menjalani kehidupan.
Bila kamu tidak melakukan apa-apa, maka kamu sama saja sudah mati.
Tidak ada yang abadi di dunia ini, tidak ada orang yang tidak mati, mau seratus tahun atau seribu tahun pun tetap mati. Tetapi bila hati telah mati, maka keegoisan akan menguasai, bila keegoisan dan harga diri lebih kamu dahulukan, maka kamu benar-benar telah mati.
Tidak ada orang yang mau mengurusi urusan yang tidak ada hubungannya dengan dirinya, juga tidak ada orang yang mau diurusi bila tidak ada hubungannya. Bila demi keegoisanmu atau orang kesayanganmu, kamu mengorbankan orang lain untuk memenuhi keegoisanmu atau keegoisan orang kesayanganmu, maka siap-siaplah untuk menghadapi masalah yang sangat besar.
Bila kamu menghukum orang lain demi memenuhi keinginan egomu atau keinginan orang kesayanganmu, maka hukuman itu akan membawamu ke dalam bencana besar.
Bila kamu menginginkan hal yang tidak mungkin terjadi, maka kamu akan menggunakan egomu dan mulai memaksakan serta menghancurkan orang lain.
Bila keegoan muncul, maka pembalasan akan terjadi.
Bila pembalasan terjadi, masalah pun terjadi.
Bila masalah terjadi, kewaspadaan akan timbul.
Bila kewaspadaan timbul, jarak aman di pasang.
Bila jarak aman di pasang, hubungan di batasi.
Bila hubungan saling membatasi, maka tidak perlu terlalu di pikirkan lagi. Apapun yang terjadi tidak ada masalah yang terjadi.
Ayat 19 :
Liezi berkata : Orang-orang Han Dan mempersembahkan merpati padaZhao Qian Zi, raja Ding dari Qin pada pagi hari tahun baru. Zhao Qian Zi sangat gembira dan memberi hadiah pada mereka.
Pembantunya bertanya : Mengapa orang menghadiahkan merpati padamu ?
Zhao Qian Zi berkata : Ho ! Ho ! Kita melepaskan merpati di tahun baru ini sebagai tindakan rasa kasih kita.
Pembantunya bertanya : Rakyat tahu kamu akan membebaskan merpati tersebut, maka mereka berlomba menangkapnya dan banyak merpati itu yang kemudian mati. Jika kamu ingin membiarkan mereka hidup, akan lebih baik melarang orang untuk menangkapnya. Ketika kamu membebaskan merpati sesudah menangkap mereka, maka rasa kasihan itu tidak menutup kesalahan kita.
Zhao Qian Zi berkata : Kata-katamu benar, saya akan mengikuti nasehatmu.
Penjelasan
Bila kebajikan berdasarkan motif, maka tidak ada kebajikan. Menangkap merpati dan kemudian membebaskannya, bukan hanya tidak dapat menebus dosa, tapi memperburuk siklus hidup atau menambah dosa karena banyak merpati yang mati karenanya.
Ada yang bilang melepas kura-kura atau penyu ke laut akan memperpanjang umur, tetapi apakah umurmu bertambah karena itu ? Apakah kamu tahu batas umurmu sebenarnya ? Tidakkah kamu berpikir, bila kamu melepaskan seekor penyu atau kura-kura ke laut, di tengah laut, akan ada jaring nelayan yang siap menangkap penyu tersebut dan memberinya pada orang lain untuk melepaskannya kembali ? Berapa lama penyu itu akan bertahan hidup, bila ia di lepas kemudian di tangkap kembali ?
Ada yang bilang kamu mau membuang atau mengurangi kesialan dalam setahun, maka kamu harus melepaskan seratus sampai seribu burung, tetapi apakah kesialanmu akan berkurang ?
Apakah kamu tahu kalau kesialan itu akan hilang ?
Tidakkah kamu pikir, bila kamu melepaskan sepuluh ribu burung, maka tidak lama lagi di tempat lain juga melepaskan sepuluh ribu burung. Berapa banyak burung di satu daerah bila sehari ada lima orang yang melakukan hal yang sama. Apakah burung yang kau lepaskan, tidak akan di tangkap oleh orang lain untuk di lepaskan kembali dan berapa burung yang tahan dalam jaring para penangkap burung tersebut?
Jadi bila kamu melepaskan hewan demi menebus atau membuang kesialan dan umur panjang, maka betapa egoisnya kamu, sebab apa yang seharusnya kamu tanggung kok di tanggung hewan tersebut dan apakah kamu ingin menunjukkan kasihmu atau kebesaranmu. Bila hewan-hewan itu mati pada waktu di tangkap, siapa yang menanggung dosanya. Apakah yang menangkap atau kamu yang menyuruh ?
Ada pepatah berkata :Bila satu jenis hewan di cari dan di hargai tinggi, maka orang akan mencarinya agar bisa mendapat keuntungan. Bila keuntungan menjadi dasar pikiran, orang tersebut mengunakan segala cara untuk menangkapnya. Bila orang mengunakan segala cara seperempat burung tersebut akan mati tersiksa. Bila tidak ada seorang pun menginginkan hewan tersebut, maka hewan itu tidak ada harganya, maka tidak ada orang yang berusaha menangkapnya. Hewan itu akan terbang bebas dan bertenger kemanapun tanpa di tangkap oleh manusia dan hidup matinya akan terjadi secara alamiah.
Begitu juga yang terjadi pada manusia, semakin ia menonjol maka semakin ia di akui.
Semakin di akui, maka semakin banyak orang yang ingin menguasainya. Semakin banyak orang yang ingin menguasainya, maka semakin tidak bebas orang itu bergerak. Semakin tidak bebas bergerak, maka ia akan kehilangan kebebasannya.
Bila ia kehilangan kebebasannya, maka ia akan tertekan dan stres.
Bila ia tertekan dan stres,makaia akan mudah marah dan banyak pikiran.
Bila ia mudah marah dan banyak pikiran,makaia akan berbuat diluar kewajaran.
Bila ia berbuat di luar kewajaran, maka ia akan pergi dan menghilang begitu saja.
Tidak ada orang yang tidak ingin menghindari masalah yang tidak bisa ia urai dan membuatnya stres, yang ada hanya orang egois dan tidak mau kalah, sehingga ia terus maju padahal itu akan membawa pada kerusakan atau masalah yang lebih besar lagi.
Ayat 20 :
Liezi berkata : Tian Qi sedang dalam perjalanan, ia mengadakan upacara korban pada Dewa penguasa jalanan di lapangan istana dan menjamu seribu tamu. Seorang pelayan sedang menghidangkan ikan dan bebek di kursi kehormatan.
Tian Qi melihat mereka dan berkata : Alangkah murah hatinya langit pada umat manusia, langit menumbuhkan lima batang padi dan mengembang biakkan ikan dan burung untuk manusia.
Ada anak kecil berkata : Ini bukan perkataan Tuhanmu, ribuan benda antara langit dan bumi di lahirkan dengan cara yang sama seperti kita, tidak berbeda dengan kita. Satu jenis makhluk hidup tidak ada yang lebih mulia dari lainnya.
Hanya yang lebih kuat dan lebih pandai, menguasai yang lemah dan lebih bodoh. Segalanya saling bergantian, tapi mereka tidak dilahirkan demi yang lainnya. Manusia mengambil sesuatu yang dapat di makan dan memakannya.
Mana bisa di katakan bahwa langit membuatnya hanya untuk kepentingan manusia. Di samping itu, nyamuk dan kutu menggigit kulit, harimau dan serigala memakan daging kita. Apakah langit memang membuat manusia dimakan nyamuk dan kutu serta harimau dan serigala ?
Tian Qi tidak dapat berkata lagi, setelah mendengar hal itu.
Penjelasan
Segala ciptaan datang dari sumber yang sama dan hidup berdampingan di dunia ini.
Perbedaannya hanya dalam bentuk dan bukan dalam nilainya. Kita semua adalah unsur-unsur di alam luas ini. Tidak ada yang di ciptakan demi sesuatu dan memang seharusnya menjadi korban untuk yang lainnya.
Yang ada adalah hukum yang berlaku di alam ini. Ada tiga hukum yang berlaku :
1. Hukum langit : Kebenaran adalah kebenaran, kesalahan adalah kesalahan. Yang di anggap benar oleh manusia, belum tentu di anggap benar oleh langit, yang dianggap salah oleh manusia, belum tentu di anggap salah oleh langit.
Kenapa begitu ? Karena manusia masih mengunakan ego, keberpihakan, rasa sayang dan untung – rugi, itu yang membuat manusia tidak bisa menentukan benar atau salah.
Ada pepatah berkata :Hukum langit hanya satu, Hukum langit tidak bisa di gugat. Semua agama mempunyai hukum langit yang sama, yang berbeda bagaimana cara menjalankannya.
2. Hukum manusia dengan timbal-balik:Untung-rugi, perbuatan – akibat, kasih – benci dan kehormatan – pelecehan. Semua itu akan terjadi pada semua manusia dan tidak dapat dihindari, yang ada hanya orang yang mampu mengendalikan dirinya sendiri.
3. Hukum bumi : Yang kuat memakan yang lemah, rantai makanan, kegunaan dan tidak kegunaan, di makan dan memakan, tumbuh dan mati, lahir dan tua, tidak ada makhluk hidup dan apapun yang di dalam alam ini yang bisa lolos dari hukum ini.
Ketiga hukum ini tetap pada jalannya, hanya manusia yang mengalami ketiga hukum ini.
Bila ada orang yang mengunakan satu hukum untuk tiga alam, maka ia akan menjadi egois.
Bila ada orang yang mengunakan secara terbalik ketiga hukum ini maka orang itu maunya sesuka hati atau membenarkan perbuatan yang ia lakukan meskipun salah.
Tidak ada yang dapat lolos dari ketiga hukum tersebut, hukum itu tetap pada jalannya dan berlaku sesuai jalannya. Jadi jangan coba-coba mengunakan hukum yang lain untuk menutupi kesalahanmu atau membenarkan tindakanmu yang salah.
Ayat 21 :
Liezi berkata : Ada seseorang yang miskin di Qi, yang selalu meminta-minta di pasar kota. Orang-orang sudah mulai bosan melihatnya dan tidak ada seorang pun yang memberinya sesuatu, sehingga ia pergi berkerja ke kandang kuda keluarga Tian dan hidup sebagai pembersih kandang.
Seseorang berkata padanya : Tidakkah kau anggap sangat jelek menjadi pembersih kandang ?
Orang itu berkata : Tidak ada pekerjaan di dunia ini yang lebih hina dari pada mengemis.
Bahkan jika mengemis bukan sesuatu yang hina, bagaimana saya bisa menjadi hina karena menjadi pembersih kandang ?
Penjelasan
Hina atau tidaknya pekerjaan tergantung pikiran kita. Mengemis adalah pekerjaan yang hina, selama kamu masih punya tenaga mengapa kamu harus mengemis. Mengemis mempunyai arti yang bermacam-macam dan cara yang tidak sama.
1. Ada pengemis di jalanan,iamencari sedekahdengan meminta belas kasihan orang lain.
2. Ada pengemis di keluarga, ia selalu bertampang sedih dan berkeluh-kesah setiap kali bertemu kepada keluarganya. Ia malas bekerja dan selalu berusaha berpura-pura miskin serta hidup susah.
3. Ada pengemis di kantor dan gedung tinggi, ia selalu membawa buku dan mengatakan ini untuk sumbangan yatim piatu, padahal uang itu di pakai untuk dirinya sendiri.
4. Ada pengemis tempat ibadah atau acara keibadahan, ia berpura-pura menjadi orang biasa, tetapi ia selalu berkeluh-kesah pada orang yang di sampingnya.
5. Ada pengemis cinta, ia selalu mengunakan tampang sedihnya dan minta di kasihani, tetapi bila ia di kasihani ia akan mulai memaksakan kehendaknya.
6. Ada pengemis egois, ini biasanya terjadi pada orang yang tidak tulus dalam berhubungan, ia akan mengemis kepada pasangannya dan pasangannya meminta pada orang tua atau orang lain, ketika ia di tanya oleh pasangannya maka ia bertampang sedih dan memelas serta terpaksa, tetapi bila di tanya orang tua atau orang lain ia bersikap egois dan sombong. Orang ini sangat berbahaya, sebab pasangannya bisa berbuat jahat dan di jadikan pelindung atau tameng dari rencana jahatnya.
7. Ada pengemis elite, ia berpakaian rapi dan berbicara halus, ibarat Dewa turun dari langit, tetapi bila diperhatikan dengan benar, ia seperti kaset rekaman dan bila di tanya lebih mendalam, ia akan perkata : Kamu dibilangi kok tidak percaya. Bila kamu percaya, ia akan mulai berperan dan mulai menuntut jasa yang di berikannya dengan imbalan yang berlebihan.
8. Ada pengemis berkah : Ini mungkin satu-satunya yang di perbolehkan, malah di anjurkan. Ini terjadi pada semua orang kaya dan orang miskin pun melakukannya. Mereka dengan tulus dan tidak boleh mengatakan ia mengemis. Biasanya ini terjadi, bila ada upacara keagamaan atau perayaan keagamaan. Ia sanggu[ tinggal di tempat yang tidak nyaman, tidur di lantai, makan seadanya, bahkan mungkin harus berjalan sangat jauh. Mengapa bisa begitu, pada hal di rumahnya lebih enak ? Hal itu, karena ia sedang mengemis berkah dan berusaha untuk mendapatkan berkah dan rejeki.
9. Pengemis berilmu : Ini adalah orang yang menjalani mengemis untuk memenuhi syarat sebuah ilmu.
10. Pengemis sombong : Ia selalu mengemis tetapi memasang target dan biasanya ia sangat sombong serta tidak mau menerima bila tidak sesuai target dan berkata : Saya tidak mengemis, tetapi saya meminta dermawan atau sumbangan. Ia melihat orang kaya saja dan tidak memandang orang menengah ke bawah, apalagi orang miskin.
11. Pengemis mata-mata : Ini biasanya di gunakan orang sebagai kedok dalam menutupi kegiatannya sebagai mata-mata, bisa mata-mata pihak berwajib, mata-mata penjahat, atau mata-mata musuh. Bila mengemis, ia akan malas. Bila dengan suatu sebab atau demi keluarganya, ia sampai membuang egonya, maka ia akan bekerja apapun juga asal benar, bila sejak muda ia pernah menjalani hidup susah, maka ia tidak pernah takut susah lagi.
Ada tiga jenis anak orang susah :
1. Ia berubah menjadi berpikiran jahat dan kerjanya ingin cepat-cepat kaya. Ia akan mencuri, merampok, menipu, membunuh, menjual diri, supaya hidupnya bersenang-senang dan seperti orang kaya. Sehingga ia hanya mencari kesenangan sesaat dan berpikiran pendek serta tidak perduli ajaran kebenaran.
2. Ia berubah menjadi penjilat dan menghormati orang kaya, menghina orang miskin. Ia sombong dan angkuh bila di kalangan orang miskin. Ia pintar berbicara, sabar, patuh, sangat sopan dan pintar merayu dan bermuka manis di depan orang kaya. Sehingga ia mengingkari bahwa ia masih miskin dan merasa kaya.
3. Ia berusaha menjadi orang yang sangat keras dan tidak bisa di kendalikan, ia hidup dengan tekad yang sangat kuat dan tidak pintar bicara. Tidak malu dengan pekerjaannya dan tidak berharap untuk mengambil jalan pintas. Ia tahu kondisi dirinya dan tidak akan mengulangi kesalahan yang kedua kalinya.
Mungkin di anggap orang lain tidak punya hanga diri dan perlu di ajari tata krama, tetapi apakah kamu cukup hebat sehingga bisa mengajari dan mengatur orang tersebut. Dengan apa kamu mau mengatur orang tersebut ? Dengan uangmu dan teori-teori yang kamu sendiri belum tentu pernah menjalaninya. Salam kebajikan
Bersambung ke : Bagian 12