Kitab Liezi (列子) Bag. 9

Kitab Liezi atau Lieh Tzu merupakan buku filsafat Tao yang menjelaskan mengenai Tao dan perubahan-perubahannya sepanjang sejarah, serta menjelaskan tentang penciptaan alam ini. Kitab Liezi atau Lieh Tzu, juga dianggap sebagai kumpulan cerita dan hiburan-hiburan dalam filsafat. Kitab ini juga berisikan bahan-bahan yang ditulis selama 600 tahun (berkisar antara 300 SM sampai dengan 300 M).

Dalam karya yang aslinya, kitab ini terdiri dari 20 bagian. Dari ke-20 bagian ini kemudian dipadatkan menjadi 8 bagian seperti yang dapat dijumpai saat ini. Lebih kurang 100 tahun, kitab ini tidak mendapat perhatian banyak oleh para pengikut Agama Tao, sebagaimana layaknya Kitab Tao Te Cing dan Kitab Chuang-tzu.

Ajaran-ajaran yang tertuang dalam kitab ini dianggap hanya untuk memahami Agama Tao pada masa negeri-negeri yang berperang dan kebudayaan-kebudayaan yang berkembang pada awal kekuasaan dinasti Han.

Kitab ini sampai ke generasi kita sekarang ini karena jasa besar seorang Cendekiawan dari dinasti Chin Timur, yang hidup pada tahun 317 sampai dengan 420. Dialah yang berjasa menyunting dan memberi komentar kitab ini sehingga menarik untuk dibaca orang banyak. Jika tidak ada usaha keras dari dia, maka barangkali kita sudah tidak akan menemukan kitab ini dan selamanya tidak akan tahu isinya.

Liezi Ching
Bab 6 :
Ayat 7 :
Lie Zi hidup miskin di negeri Zheng, sehingga di wajahnya tergurat penderitaan.
Seorang menteri berkata kepada perdana menteri Zi Yong : Liezi di kenal sebagai orang yang memiliki jalan. Jika ia terdesak oleh kebutuhannya, sementara ia tinggal di negerimu, bukankah kau akan dianggap sebagai pelindung yang tak murah hati ?
Mendengar pertanda itu menteri Zi Yang berkata : Kirimkan beras kepadanya.
Ketika prajurit itu mengirim dan membawa beras kepada Liezi. Liezi menolak dan berkata : Maafkan saya, sampaikan terima kasihku kepada perdana menteri Zi Yang, saya tak dapat menerima beras ini.
Ketika prajurit itumembawa beraskembali, istri LIe Zi berkata : Kita ini miskin dan penderitaan tergurat di wajah kita. Bupati mendengar tentang keadaanmu dan mengirim makanan untukmu tapi kamu tolak, kita pasti di takdirkan sengsara.
Liezi berkata : Bupati tidak mengenal saya secara pribadi, dia mengirim aku beras karena perkataan orang lain, jika dia mengutukku itu juga karena kata orang lain. Saya tak ingin berurusan dengannya.
Pada akhirnya rakyat melakukan pemberontakan dan membunuh Zi Yang.
Penjelasan
Perubahan alam bukanlah hal yang tidak bisa di mengerti manusia, tapi untuk persoalan -persoalan hubungan manusia, seorang Tao dapat menilai bagaimana persoalan -persoalan itu berawal dan berakhir.
Bila kamu membantu orang atas saran orang lain, maka kamu akan mengutuk orang atas saran orang lain juga. Ini dapat mengacukan penilaianmu sendiri, bila penilaianmu kacau maka kamu tak bisa menilai orang dengan baik. Bila kamu tak bisa menilai dengan baik, maka kamu akan berbuat seperti saran orang lain. Bila ini terjadi, maka kamu bagaikan boneka atau pun robot yang di jalankan orang lain dan kamu akan mengarah ke arah yang sangat berbahaya.
Ada pepatah berkata :Terbitnya matahari di awali dengan terangnya sebelah timur. Hujan akan terjadi bila ada awan yang datang. Surut yang berlebihan akan sangat berbahaya. Binatang liar turun akan menandakan gunung akan meletus.
Perbuatan yang tak seharusnya akan membawa penolakan. Perkataan yang menyakitkan akan membawa pembalasan. Penekanan yang terlalu kuat akan membawa penghindaran.
Kecurigaan yang berlebihan akan membuat kamu tak di percaya. Permainan yang keterlaluan akan membuat kamu tak memiliki ketulusan.
Semua hal mempunyai tanda, sebenarnya tanda dapat di lihat semua orang, tergantung ia mau melihat atau tidak tanda tersebut. Bila kamu melakukan berulang-ulang, walaupun menambahkan variasi, tanda itu sudah di mengerti orang tersebut, maka kemana kamu mengarahkannya. Bukankah kamu akan berbuat sia-sia ?
Ayat 8 :
Liezi berkata : Tuan Shih dari Lu punya dua putra, yang satu suka belajar dan yang lain suka berperang. Putranya yang suka belajar itu mengabdikan dirinya menjadi guru pada raja dari Qi, yang menugaskannya di istana untuk mengajar anaknya. Sedangkan putranya yang suka berperang, merantau ke daerah Chu dan menjadi ahli strategi perang raja yang sangat menyukainya dan mengangkatnya menjadi komandan pasukan tentara kerajaan.
Tetangga Tuan Shih, Tuan Meng juga punya dua putra yang di beri pelajaran yang sama.
Tuan Meng bertanya kepada tuan Shih : Mengapa anakmu begitu sukses.
Tuan Shih berkata : Karena kedua putraku memakai kemampuannya untuk meraih kedudukan tinggi.
Kemudian Tuan Meng menyarankan anak-anaknya untuk mengikuti jejak anak Tuan Shih. Akhirnya salah satu dari putra Tuan Meng yang juga suka belajar pergi ke Qin dan menghadap raja dan menerangkan ajarannya yang memerintah dengan moral.
Raja Qin marah ketika mendengarnya dan berkata : Sekarang ini para pangeran negeri sedang bertikai, mereka sibuk mempersenjatai dan memperkuat pasukannya. Jika aku memerintah negara dengan ajaran moral, maka negaraku akan hancur.
Raja Qin kemudian mengkebiri laki-laki itu dan membuangnya. Putra tuan Meng yang lain, merantau ke daerah We dan mengaku sebagai ahli strategi pada raja Wei.
Sang raja Wei marah dan berkata : Negaraku lemah, jika aku tergantung pada kekuatan militer aku tak akan bertahan lama.
Raja Wei khawatir jika ia biarkan laki-laki itu pergi ke negara lain, maka akan menyeretnya ke pertikaian serius, sehingga ia memotong kedua kakinya dan mengirimkannya kembali ke Lu.
Ketika Tuan Meng bertemu Tuan Shih, ia berkata : Bagaimana mungkin kedua anakku bisa gagal dan anakmu sukses ?
Tuan Shih berkata : Pilih waktu yang tepat dan berkembanglah, kehilangan waktu yang tepat akan binasa. Di mana pun tak ada prinsip yang benar, baik di semua lingkungan atau pun salah satu lingkungan. Metode yang kita pakai kemarin mungkin harus di buang hari ini dan di gunakan kembali di masa depan. Tak ada yang benar atau salah, yang pasti bisa memutuskan apakah kita akan mengunakannya atau tidak.
Penjelasan
Tidak ada yang benar atau salah dan pasti dalam prinsip-prinsip manusia. Kemampuan beradaptasi pada perubahan waktu adalah kebijaksanan yang sebenarnya. Tidak ada orang yang berpikiran sama persis dengan kita, yang ada hanya prinsip dan tujuan hidup yang sama.
Tidak ada orang yang mempunyai pengalaman sama dengan orang lain, yang ada adalah garis besarnya yang mirip. Tidak ada orang yang sama dalam menjalani hidup, yang ada adalah semangat hidup yang sama.
Ada pepatah berkata :Suatu buku atau ajaran yang menghasilkan dua kelompok murid atau dua golongan, maka yang satu bentuk dan cara dan yang lainnya bentuk dan arti. Dari dua kelompok ini masih di bagi dua lagi, yang menerapkan dengan gaya halus dan yang menerapkan dengan gaya ketegasan.
Dari dua gaya ini masih di bagi dua lagi, yang menerangkan dan yang menjalankan.
Dari dua terapan ini masih di bagi dua lagi, yang memanfaatkan dan yang menggunakan.
Dari dua cara mengunakannya masih ada dua lagi, yang di buat untuk mencari keuntungan dan yang di buat untuk menerangkan kebenaran. Dari dua cara ini masih di bagi dua lagi, yang menyesuaikan dengan keadaan dan yang bersikeras pada ajaran tanpa melihat kenyataan.
Bila seseorang yang mempunyai pengalaman, cara hidup, berpikir dan lingkungan yang berbeda, tentu ia akan mempunyai prinsip hidup yang berbeda. Bila ia belajar membaca buku, maka ia akan mempunyai banyak kemungkinan :
1. Ia tidak percaya dan menganggap remeh atau ketinggalan jaman .
2. Ia percaya dan menjalankan semua persis yang di tulis dan di baca di buku, tanpa penyesuaian dengan dirinya dan kenyataan yang terjadi.
3. Ia percaya dan menyesuaikan dengan dirinya dan kenyataan.
4. Ia berpikir ini bisa mendatangkan keuntungan baginya dan tidak perlu mempercayainya, tapi bisa membuat orang percaya kepadanya dan akan dapat memperoleh keuntungan.
5. Ia berpikir bahwa ini sangat mudah digunakan untuk mengalahkan atau menundukkan orang lain sehingga akan menaklukkan semua orang dengan cara ini serta tidak akan ada yang bisa mengalahkannya, setelah itu kemasyuran dan nama besar akan diperoleh dan semua orang akan menuruti kemauannya.
Dari lima pikiran itu akan membuat orang mempunyai lima sikap yang berbeda.
1. Yang menganggap remeh menjadi munafik.
2. Yang mempercayai dan menjalani sama persis menjadi fanatik.
3. Yang mempercayai dan menyesuaikan dengan dirinya dan kenyataan yang terjadi di anggap orang aneh oleh orang lain atau orang bodoh.
4. Yang mengunakan demi keuntungan akan menjadi penipu yang hanya bisa bicara tapi tidak melakukan.
5. Yang mengunakan untuk mengalahkan dan menaklukkan orang lain akan menjadi egois dan sombong dan cenderung sok pintar dan arogansi.
Ada pepatah berkata :Buku adalah peninggalan orang mati, bila kita tidak dapat mengerti dan mengambil arti sebenarnya dan memanfaatkan serta menyesuaikan dengan keadaan kita dan kenyataan yang terjadi, maka Buku yang kamu baca dan pelajari benar-benar peninggalan orang mati.
Jadi carilah orang yang sesuai dengan dirimu, carilah orang yang sepikiran denganmu, carilah orang yang dapat menerimamu. Lihatlah keadaan, lihatlah situasi, kenali dirimu, kendalikan dirimu, koreksilah dirimu dan perbaruhilah dirimu menjadi lebih baik.
Kenali orang lain, selidikilah sifat orang itu, pancinglah apa yang di pikirkan, perhatikan apa yang di lakukan orang tersebut, ambilah kesimpulan tentang orang tersebut, berusahalah belajar cara berpikir orang tersebut dan cocokkan dengan dirimu, putuskan apa yang kamu akan lakukan.
Jangan memanfaatkannya, jangan terpengaruh dengannya, jangan terlalu memaksakan dirimu, jangan berusaha mengalahkan, menaklukkan, menguasai, menekan, mengikuti, mengangap remeh, mempermainkan, memaksakan kemauanmu, minta di turuti hal – hal yang aneh bagi nya.
Tak ada hal yang pasti di dunia ini, tak ada yang benar atau salah yang baku dalam situasi yang berbeda. Ada jutaan jalan di dunia ini dan ada milyaran perempatan yang harus kamu pilih.
Tak ada waktu yang bisa di ulangi, kita tetap harus maju karena di paksa oleh waktu.
Di setiap perempatan kita hanya boleh ke kiri, ke kanan dan lurus. Bila kita ragu-ragu, maka waktu akan menyeret dan mendesak kita ke salah satu arah. Oleh karenatak bisa mundur,mau tak mau harus maju.
Ayat 9 :
Liezi berkata : Bupati Wen dari Qin bertemu dengan sekutu-sekutunya dan berusaha menyerang daerah Wei. Tetapi pada waktu bupati Wen dari Qin menerangkan maksudnya, seorang menterinya Gong Zi Chu tertawa dengan kerasnya.
Dengan suara keras, bupati Wen bertanya : Gong Zi Chu, kenapa kamu tertawa ?
Gong Zi Chu berkata : Saya mentertawakan tetangga saya, yang mengantarkan istrinya untuk mengunjungi keluarganya. Dia kemudian melihat wanita yang sangat menarik di tengah jalan, tetapi ketika dia berpaling kembali ke istrinya, ada laki-laki yang bermain mata dengan istrinya dan saya bebas menertawakannya.
Bupati Wen berkata : Saya menangkap maksudmu hentikan penyerangan ke Wei, mari kita pulang.
Bupati dan tetangganya pulang, tapi sebelum sampai, negara lain sudah menyerang perbatasan utara negaranya.
Penjelasan
Orang tak boleh hanya melihat ke depan untuk memperoleh keuntungan, tapi juga harus memperhatikan bahaya yang mengikutinya dari belakang. Bila kita terlalu egois dan memaksakan kehendak, berarti kita memaksakan tanpa tahu bahaya yang akan terjadi.
Bila kita melakukan ini, ketika tujuan kita tercapai maka kita akan menimbulkan masalah baru.
Jika masalah baru muncul, maka perselisihan akan berakhir dengan peperangan yang tidak dapat di hentikan lagi.
Jadi apakah kamu mencari kebahagiaan sesaat dan terus berakhir dengan cepat atau kebahagiaan selamanya. Sebenarnya tidak ada yang tidak cocok, yang ada hanya tidak dapat menemukan persamaan.
Tidak ada perselisihan, yang ada saling memaksakan kemauannya. Tidak ada perpisahan atau perceraian, yang ada adalah saling egois dan merebutkan kekuasaan serta memikirkan dirinya sendiri.
Tidak ada yang dapat mencuri dari kita, bila kita tidak memberi kesempatan. Tidak ada yang dapat melukai kita, bila kita tidak lengah. Tidak ada yang dapat memusingkan kita, bila kita tidak memikirkan hal tersebut.
Bila kita menekan orang lain karena takut kepada orang lain, maka kita akan menemui masalah. Bila kita tidak tahu sebenarnya dan mengambil kesimpulan, maka kesimpulan itu akan menjadi masalah baru.
Ada pepatah yang berkata :Apa yang kita lihat dan dengar belum tentu yang sebenarnya,
masalah orang lain adalah hanya cermin dan bukan sebenarnya.Tanpa melihat dan mendengar dari dua sisi, kita tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa merasakan dan berpikir seperti kedua orang tersebut kita tidak akan tahu mana yang benar atau salah, berguna atau tak berguna.
Tidak ada orang yang tidak membela dirinya sendiri. Tidak ada orang yang tidak menambahi suatu cerita untuk membela dirinya. Tidak ada orang yang tidak takut bila ia salah. Tidak ada orang yang mau mencari masalah di masa depan.
Bila kamu menyalahkan orang lain yang tidak pernah berbuat salah padamu.
Bila kamu menuduh orang lain yang tidak berbuat dan bermaksud jahat padamu.
Bila kamu menekan dan ingin mengatur orang yang belum punya hubungan resmi denganmu.
Bila kamu menghukum orang lain, akibat mendengar atau melihat masalah orang lain.
Bila kamu memanfaatkan dan menuntut orang lain, tetapi tidak ada hubungan denganmu secara resmi dan jelas.
Kamu akan berhadapan dengan kenyataan, orang itu akan melawanmu dan bila ia tidak punya maksud lain, ia akan seperti naga yang turun dari langit yang sangat ganas dan tidak dapat di kalahkan serta menakutkan.
Di tekan malah menekan balik, di serang kelemahannya ia malah menyerang kelemahanmu, di marahi malah memarahi kembali, di sindir malah menyindir balik, di ikuti malah mengikuti, di biarkan malah pergi jauh, di kepung malah mencari jalan keluar, Ia bagai tahu kamu mau berbuat apa, ia selalu bereaksi terbalik dengan rencanamu.
Apakah salahnya ia berbuat begitu ? Kenapa kamu menuduhnya, tetapi ia tak berbuat apa-apa ? Apakah kamu mau di lakukan seperti itu ?
Tidak ada orang yang mau di tuduh, di salahkan, di tekan, di hukum, di manfaatkan, di tuntut yang bukan ia lakukan, bahkan di pikirkan saja tidak.Yang mau menerimahal ini bila kamu lakukan adalah orang yang punya maksud lain. Tidak ada orang yang mau meneruskan hubungan, bila belum apa-apa ia sudah di tekan.
Jangan berusaha memaksakan kehendakmu, bila kamu tidak ingin mempunyai masalah di masa depan. Jangan terlalu melihat ke depan, tanpa waspada dengan belakangmu. Jangan berpikir aku akan mendapat keuntungan darinya atau yang kuperoleh darinya bisa kumanfaatkan orang tersebut. Bila kamu berpikir begitu, maka kamu akan di manfaatkan.
Ayat 10 :
Liezi berkata : Zhao Xiang Zi mengutus Xin Zhi Mu Zi untuk menyerang negara Di. Sang jenderal menang dan berhasil merampas dua kota utama.
Seorang utusan dari garis depan melaporkan kepada Zhao Xiang Zi : Tentara kita menang, kita sudah rebut kota Cun Ren dan Zhang Ren.
Zhao Xiang Zi berkata : Oh.
Lalu Zhao Xiang Zi berkata lagi : Sungai Chang Jiang dan sungai Huang, pasang hanya selama tiga hari. Angin badai dan hujan lebat berakhir tidak sampai pagi. Terik matahari di siang hari hanya sebentar. Aku tidak pernah melakukan perbuatan mulia pada masa lalu. Tidak sangka dua kota jatuh di pagi hari, kehancuran segera akan menghampiriku.
Ketika Konfusius mendengarnya dia berkata : Penguasa kerajaan ini akan bertambah kuat, keprihatinannya akan membawa kejayaan dan kepauasan hatinya akan membawa kehancuran.
Penjelasan
Menang tidaklah sulit, yang sulit adalah mempertahankan kejayaan. Mengalahkan orang lain adalah mudah, tetapi membuat ia sepenuh hati melayanimu itu adalah hal yang sangat sulit.
Berbicara dan berteori adalah paling mudah, melaksanakan dan melakukan adalah hal yang paling sulit. Bila keinginan egois dan aneh di turuti, maka orang itu akan menginginkan yang lebih egois dan aneh.
Ada pepatah berkata :Hujan tak mungkin tak akan berhenti, mendung tidak mungkin selalu mendung, kesusahan tidak mungkin tanpa akhir.
Bila kita tidak egois dan memaksakan kehendak, maka kita akan mengerti dan berbuat yang seharusnya. Bila kita tahu apa yang harus kita perbuat, maka kita hanya melakukan apa yang sesuai kenyataan.
Tidak perlu mencari reputasi, tidak perlu menjadi terkenal, tidak perlu menjadi nomor satu, tidak perlu merasa diri paling. Tidak perlu orang itu milikku dan ia harus menjadi milikku.
Bila semua itu akan menjadi milikmu, maka tanpa sadar kamu sudah memilikinya. Bila kamu ingin menekannya, maka ia akan menjauhimu. Bila kamu berusaha memaksanya, maka kamu seperti mengejar matahari. Bila kamu melakukan, mengatakan dan memikirkan sesuai kenyataan, tentunya kamu dapat mendapatkan apa kemauanmu.
Ayat 11 :
Liezi berkata : Ada seorang pengembara dari Song yang memperlihatkan kemampuan akrobatnya pada raja Yuan. Sesudah selesai, pengembara itu di beri hadiah oleh raja Yuan.
Raja Yuan berkata : Saya menikmati kemampuanmu. Ini hadiah emas dan sutra bagimu.
Suatu ketika, ada pengembara lain yang juga bisa bermain akrobat, ia memperlihatkan kebolehannya pada raja Yuan. Ketika selesai, pengembara itu menghadap pada raja Yuan,
tetapi pengembara itu bukan di beri hadiah, malah raja Yuan berkata dengan marah.
Raja Yuan berkata :Kemarin seseorang datang padaku dengan keahlian luar biasa. Kebolehannya tidak terlalu aneh, tapi pada saat itu aku sedang dalam suasana gembira, sehingga kuberi dia emas dan sutra. Kau pasti datang karena mendengar peristiwa itu dan mengharapkan imbalan.
Akhirnya pemain akrobat itu di masukan dalam penjara selama sebulan.
Lie Zi berkata : Kedua pengembara tersebut berkeahlian yang sama, tapi nasibnya berbeda. Hal itu menunjukan, pentingnya tempat dan waktu yang sama.
Penjelasan
Segala sesuatu akan berubah terus-menerus, keadaan berubah, waktu pun berubah, reaksi manusia juga berubah. Jika manusia melakukan suatu hal tanpa melihat keadaan dan suasana hati seseorang, maka ia akan terkena masalah.
Bila orang itu sedang pusing dengan masalahnya, kamu malah mencari masalah maka kamu akan mendapat masalah. Bila orang itu sedang berusaha tenang kamu membuatnya marah, maka kamu akan celaka.
Bila kamu tahu orang itu sedang susah, kamu malah menambah kesusahannya, maka kamu akan susah sendiri. Bila kamu tahu orang itu sedang memperhatikan dan berusaha mendekati, tetapi kamu pura-pura tak mau di perhatikan dan di dekati, maka kamu akan di tinggal pergi.
Bila kamu tahu ia sedang berusaha menerima kenyataan dan kamu malah berusaha mengaburkan kenyatan, maka kamu akan di anggap orang yang tidak punya perasaan.
Jadi lihatlah orang itu dan rasakan serta perhatikan orang tersebut. Bila ia sedih, hiburlah ia menjadi gembira, bila ia bingung terangkan dan cobalah pecahkan masalahnya, bila ia mau mendekati dan memperhatikan dirimu, terimalah bila kamu mau.
Ada pepatah berkata :Marahlah pada waktu seharusnya kamu marah. Tertawalah pada waktu seharusnya kamu tertawa. Hiburlah bila kamu ingin menghiburnya. Tunjukan perhatianmu dengan benar, bila tahu orang itu lagi susah.
Kalau kamu sering di perhatikan orang tersebut dan kamu merasa bahagia, cobalah membalas perhatian orang tersebut. Bila kamu mau membalas apa yang kamu terima, maka kamu akan mendapat perhatian yang lebih dan tidak akan di sia-siakan. Bila kamu hanya mau di perhatikan dan di sayang, tapi tidak mau mengerti dan menyayangi orang itu, maka kamu akan di tinggalkan.
Lelaki punya hak untuk memilih dan wanita punya hak untuk menolak. Lelaki mengunakan instingnya dalam memilih dan wanita mengunakan perasaannya untuk menerima. Bila kenyataannya, apa yang di inginkannya di tolak, maka lelaki itu akan mencari wanita lain yang mau menerimanya. Bila perasaan dan perhatiannya tidak ada dan tidak sesuai dengan hatinya, maka wanita berhak menolaknya.
Bila seseorang lelaki memaksakan kehendaknya, maka ada kemungkinan wanita itu menerimanya karena perhatian dan sayangnya, mungkin juga wanita itu menerimanya karena terpaksa. Bila seorang wanita memaksakan kehendaknya pada lelaki dengan perhatian dan kasih sayangnya, maka lelaki itu akan mungkin menerimanya.
Tetapi bila lelaki atau wanita memaksakan kehendaknya dengan cara membuatnya marah atau apa yang tidak di sukainya, maka tidak ada yang mau menuruti hal tersebut. Bila kamu menganggap hubungan sebagai mainan, maka kamu akan di anggap anak kecil dan tidak perlu di anggap serius.
Bila kamu hanya bisanya, sebentar mau, sebentar tidak mau, semakin di dekati semakin jauh, semakin di jauhi, semakin mendekati, maka tidak ada wanita atau pria yang mau di begitukan. Bila berbicara saja tidak bisa menyambung dan ingin memang sendiri, lebih baik jangan di teruskan.
Yang dicari pria adalah kedekatan dan ketulusan, sedangkan yang di cari wanita adalah perhatian dan kasih sayang. Bila Pria mendekati wanita dengan mengandalkan perhatian dan sayangnya, maka wanita akan membalasnya dengan kedekatan dan ketulusannya.
Bila kedua-duanya mengerti hal ini, maka saling mengerti akan terjadi. Sehingga tanpa di suruh pun, wanita akan mengurangi atau segan berdekatan dengan pria lain dan ketika melihat hal itu, maka sang pria juga akan berusaha menjaga jarak dari wanita lain.
Tidak ada kekangan dan larangan, tak ada kesengajaan dan membuat masalah, semuanya terjadi secara alami dan saling menghargai. Salam kebajikan
Bersambung ke : Bagian 10