Ba De (八德) Delapan kebajikan

Ba De atau Delapan kebajikan dilambangkan dengan delapan jari tangan kiri dan kanan. Ibu jari tangan kiri melambangkan ayah, ibu jari tangan kanan melambangkan ibu.
Delapan ibu jari mulai dari jari telunjuk tangan kiri berturut-turut melambangkan:
1. Bakti 5. Menjunjung tinggi kesusilaan
2. Rendah hati 6. Menjunjung tinggi kebenaran
3. Setia 7. Menyucikan hati
4. Dapat dipercaya 8. Tahu malu
Delapan Kebajikan adalah sikap yang wajib kita pegang teguh sebagai manusia yang berbudi dan berbudaya.
Ada pun yang dimaksud dengan Delapan Program Pembinaan Diri adalah sebagai berikut.
a Meneliti hakikat tiap perkara atau Ge Wu ( 格 物 )
Manusia mempunyai pikiran, perasaan, dan panca indera gunanya untuk memahami alam dan benda sekitarnya, serta merumuskannya menjadi pengetahuan yang berguna. Nabi Kongzi menganjurkan kepada murid-muridnya, apabila mereka tidak memahami sesuatu harus bertanya kepada yang mengerti.
Belajarlah kepada siapa saja, yang baik diambil yang jelek diperbaiki. Xun Zi menekankan semua orang harus mendapat pendidikan yang baik dari guru yang berkualitas. Tanpa pendidikan, manusia menjadi bodoh dan jahat. Semua penderitaan manusia bersumber dari kelalaian generasi tua mendidik generasi muda (Zhang ,1993: 12).
b. Menguasai ilmu secara utuh atau Zhi Zhi ( 知 致 )
Orang yang mempelajari ilmu selayaknya dengan sistematika yang benar sehingga memperoleh ilmu yang jelas wujudnya. Ilmu yang diperoleh seyogyanya berguna untuk meringankan kehidupan manusia. Xun Zi sangat menghargai teknologi yang sudah ada pada waktu itu. Belajar ilmu yang tidak tuntas tidak dapat dimanfaatkan (Zhang, 1993: 21). Pendidikan yang hanya mengajarkan teori, tetapi kurang praktik tidak dapat membekali anak dengan pengetahuan yang lengkap. Pengetahuan yang hanya teoritis tidak berguna.
c. Tulus dan membulatkan tekad atau Cheng Yi ( 誠 意 )
Siswa yang telah menentukan pilihan untuk mendalami suatu ilmu perlu dilanjutkan sehingga keahliannya bisa diandalkan manfaatnya oleh orang lain. Siswa yang tidak tulus dan tidak mempunyai tekad yang kuat mudah tergoda untuk berpindah keahlian dan pekerjaan, dengan alasan penghasilan kurang atau tidak cocok. Orang yang suka berpindah pekerjaan biasanya tidak berhasil membina karir.
d Meluruskan hati atau Zheng Xin ( 正 心 )
Orang yang telah menguasai ilmu tertentu tidak boleh bersikap tidak adil dan emosional. Misalnya, ilmunya hanya untuk melayani orang yang mau membayar tinggi saja, atau hanya mau melayani golongan tertentu saja. Saat melayani orang harus bersikap jujur, jangan mencari keuntungan dengan cara yang tidak halal. Jangan malu atau marah apabila pekerjaannya dikritik atau dicela orang. Tingkatkan terus kemampuan diri agar tidak tertinggal oleh kemajuan zaman.
e. Membina diri atau Xiu Shen ( 修 身 )
Ajaran membina diri mengingatkan setiap siswa agar mempunyai cita-cita untuk menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Untuk itu, siswa wajib meraih posisi tertentu dalam masyarakat. Nabi Kongzi mengijinkan muridnya untuk menjadi pejabat negara apabila ia mampu. Xun Zi menganjurkan siswanya untuk menjadi pejabat yang professional, atau menjadi orang kuat, kaya, dan pandai agar dapat membantu orang lain yang mengalami kesulitan hidup. Orang yang lemah, miskin, dan bodoh biasanya menjadi beban orang lain dan masyarakat. Orang yang kuat dapat membantu orang lain yang lemah apabila telah dididik.
f. Mengatur rumah tangga atau Qi Jia ( 齐 家 )
Rumah tangga adalah bentuk masyarakat paling kecil, tempat anak berlatih untuk belajar hidup bermasyarakat. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang tidak teratur akan menghadapi banyak masalah dalam masyarakat. Pilar penyangga keluarga adalah laku bakti anak kepada orang tua, dan kasih sayang orang tua kepada anak. Apabila dua pilar tersebut sudah tidak ada, maka keharmonisan keluarga terancam runtuh.
Hubungan kemanusiaan dimulai dari keluarga, anak dilatih untuk patuh pada orang tua, suami istri saling menghargai, antar-saudara saling menyayangi, antar-tetangga saling membantu. Anak-anak yang tidak dilatih menjalin hubungan tersebut akan menjadi canggung dalam pergaulan umum, biasanya mereka menjadi terbelakang dalam kehidupan ekonomi.
g. Berpartisipasi membangun negara atau Zhi Guo ( 治 国 )
Setiap siswa diajarkan untuk berbakti kepada negara, diajarkan melaksanakan kewajibannya kepada negara. Antara lain, anak diajarkan berdisiplin, taat pada undang-undang, menghindari kebiasaan buruk, mencegah kejahatan dan kemaksiatan lain.
Mematuhi segala aturan yang dikeluarkan oleh negara selayaknya dipandang sebagai perilaku terhormat. Xun Zi menegaskan bahwa kejayaan negara adalah kehormatan warganya. Siswa wajib menyadari bahwa norma masyarakat dan undang-undang negara dibuat untuk melindungi warganya.
Selayaknya, semua warga menghormati undang-undang dan mentaatinya. Sumbangan individu kepada negara sekecil apapun tetap berguna. Orang sering salah persepsi, mengartikan pembelaan negara sama dengan berperang melawan musuh di medan perang.
h. Menjaga perdamaian dunia atau Ping Tian Xia ( 平 天 下 )
Setiap siswa perlu dididik menyukai perdamaian dengan siapa saja. Semua persoalan sebaiknya diselesaikan dengan musyawarah. Hindari permusuhan dengan siapa pun. Kerukunan dalam kelas, dalam rumah tangga, dan pemukiman selalu dijaga karena perdamaian dunia berasal dari perdamaian di lingkungan pemukiman.
Pendidikan bukan hanya menanamkan nilai, tetapi yang lebih penting adalah melatih dan membiasakan anak untuk mewujudkan nilai itu dalam kehidupan nyata. Orang tua sebagai pemimpin rumah tangga perlu bersikap tegas dan adil, tetapi penuh kasih sayang dalam mendidik anak.
Agar orang tua juga menjadi idola anak-anaknya, mereka perlu memberi contoh yang baik. Setiap anak perlu mempunyai tokoh yang menjadi idola sebagai teladan dalam membentuk kepribadiannya. Yang paling ideal, apabila idolanya itu orang yang dekat yaitu orang tuanya sendiri.
Untuk memperjelas kedudukan rumah tangga sebagai pusat perdamaian dunia, di bawah ini dipaparkan ayat-ayat dari kitab Da Xue bab IX.
Ayat 5 “Maka teraturnya negara itu sesungguhnya berpangkal pada keberesan dalam rumah tangga”
Ayat 7 “Dalam Kitab Sanjak tertulis: Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu. Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu. Dengan demikian baru dapat mendidik rakyat negara. Salam kebajikan