Renungan Mahabharata 2015

Dimana ada keterikatan maka akan ada perlawanan dan dimana ada perlawanan maka akan ada harapan untuk kemenangan, selalu ada harapan untuk kesuksesan. Namun dimana ada kehidupan pasti ada perang. Sukses dapat dimiliki hanya dengan bantuan dari tiga senjata, kebenaran, kesabaran dan keberanian. Di luar dari ketiga senjata itu hanyalah sarana saja …
Dan ketika ini saatnya manusia untuk menjadi angkuh, maka semua ciptaan akan memaksa dia untuk menjadi lengah, Raja Gandhara. Macam – macam kejadian yang terjadi berkaitan dengan seseorang yang sangat angkuh …
Drupadi: Bagimana tiba-tiba kau punya ide utk membuat layangan
Krishna: Setelah memperhatikan manusia, hati manusia juga slalu bergerak seperti layangan. Mengikuti angin keinginannya kalau benang pengendalinya lepas atau putus maka hatipun akan hancur, dan rusak terhantam angin keinginan.. Layangan itupun jadi kacau Heuheuheu Lihat, Itu layangan teman kita disebelah sana!
Drupadi: Kadang-kadang manusia bisa kehilangan kendali akan dirinya karena orang lain.
Semenjak awal mula dunia, nasihat orang yang paling bijak sekalipun tidak akan pernah bisa menghilangkan duka hati seorang perempuan yang kehilangan kekasih”. Penggalan ini saat Dewayani, putri dari Resi Sukra merasakan kesedihan mendalam karena kekasihnya, Kacha mati dibunuh oleh para raksasa.
“Perbuatan kita sendirilah yang membuat kita bahagia atau menderita, bukan kebajikan atau kejahatan orang lain”.
“Orang yang dapat menaklukkan dunia adalah orang yang sabar menghadapi caci maki orang lain. Orang yang dapat mengendalikan emosi ibarat seorang kusir yang dapat menaklukkan dan mengendalikan kuda liar. Hanya mereka yang tidak gentar menghadapi siksaan akan berhasil mencapai apa yang dicitakan. Mereka yang tidak pernah marah lebih mulia daripada orang yang taat menjalankan ibadah selama seratus tahun”. Sabar dan menahan amarah sangat sulit dilakukan tetapi selalu berbuah manis.
Semenjak awal mula dunia, nasihat orang yang paling bijak sekalipun tidak akan pernah bisa menghilangkan duka hati seorang perempuan yang kehilangan kekasih”. Penggalan ini saat Dewayani, putri dari Resi Sukra merasakan kesedihan mendalam karena kekasihnya, Kacha mati dibunuh oleh para raksasa.
“Perbuatan kita sendirilah yang membuat kita bahagia atau menderita, bukan kebajikan atau kejahatan orang lain”.
“Orang yang dapat menaklukkan dunia adalah orang yang sabar menghadapi caci maki orang lain. Orang yang dapat mengendalikan emosi ibarat seorang kusir yang dapat menaklukkan dan mengendalikan kuda liar. Hanya mereka yang tidak gentar menghadapi siksaan akan berhasil mencapai apa yang dicitakan. Mereka yang tidak pernah marah lebih mulia daripada orang yang taat menjalankan ibadah selama seratus tahun”. Sabar dan menahan amarah sangat sulit dilakukan tetapi selalu berbuah manis.
“Semangat adalah cikal bakal keberhasilan. Nasib baik akan menghampiri kita jika kita melakukan tugas dan kewajiban dengan sungguh – sungguh. Bahkan orang yang kuat pun bisa gagal jika ragu – ragu menggunakan kemampuan yang ia miliki”. Pendapat Arjuna tentang sikap yang harus ditunjukkan oleh seorang ksatria.
“Jika kau pikir tidak ada orang yang pernah mengalami kemalangan seperti yang kau alami saat ini, kau keliru. Setiap orang dengan cara dan perasaannya sendiri merasa bahwa ia adalah orang yang paling malang. Itu wajar karena apa yang dirasakan jauh lebih terasa daripada apa yang dilihat atau dengar”. Kata – kata penghiburan Resi Brihadaswa kepada Pandawa saat mereka harus menjalani masa pengasingan di hutan selama dua belas tahun.
“Pengetahuan harus meresap ke dalam setiap pikiran dan tindakan dalam hidup. Pengetahuan yang tidak diresapi hanya akan menjadi tumpukan keterangan yang membebani pikiran dan tidak menghasilkan keluhuran budi”. Mungkin hal ini yang menjadikan banyak orang pintar tetapi tidak bermoral. Pengetahuan yang didapatkan tidak diresapi.
Apakah ada yang lebih mengagumkan daripada kesabaran dan kesucian seorang perempuan? Ia melahirkan anak, setelah menantikan dan menjaga seperti nyawanya sendiri selama sembilan bulan. Ia melahirkan ke dunia dengan rasa sakit dan kecemasan yang luar biasa. Setelah itu, satu – satunya hal yang ia pikirkan hanyalah kesehatan dan kebahagiaan si anak, Dengan hati seluas samudra dan penuh pengampunan, seorang perempuan terus mencintai suami, meskipun jahat, menyia – nyiakan, membenci, dan membuatnya menderita. Betapa anehnya dunia ini!’. Saya teringat ibu..
“Manusia bisa mencapai kesempurnaan jika selalu tekun dan ikhlas menjalani setiap tugas yang diprcayakan kepadanya”
“Apakah yang lebih mulia dan lebih menghidupi manusia daripada bumi ini? Ibu yang melahirkan dan membesarkan anak – anaknya.
Apakah yang lebih tinggi daripada langit? Bapak.
Apakah yang lebih cepat daripada angin? Pikiran.
Apakah yang lebih berbahaya daripada jerami kering pada musim panas? Hati yang dilanda duka nestapa.
Apakah yang menemani seorang pengembara? Kemauan belajar.
Apakah kebahagiaan itu? Kebahagiaan adalah buah dari perbuatan baik.
Apakah yang jika ditinggalkan manusia akan membuatnya dicintai sesama? Keangkuhan.
Kehilangan apakah yang membuat orang bisa bahagia dan tidak sedih? Amarah.
Apakah yang harus ditinggalkan manusia supaya menjadi kaya? Hawa nafsu”
Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh Batara Yama kepada Yudhistira yang terkenal dengan kebijaksanaan dan keluhuran budinya.
“Kematian merupakan hukum kehidupan yang tidak bisa dielakkan dan memang dimaksudkan untuk kebaikan dunia. Tidaklah bijaksana menyesali kematian atau terlalu ;bersedih karena kematian seseorang. Tidak ada alasan untuk menyayangkan kepergian mereka yang telah pergi menghadap Yang Kuasa, Ada lebih banyak alasan untuk bersedih bagi mereka yang masih hidup”. Kata – kata penghiburan untuk Yudhistira yang berduka amat dalam setelah memenangkan Perang Bharatayudha di Kurusetra yang menewaskan sepupu – sepupunya, para Kurawa.
Banyak orang dikabulkan permintaannya, tapi tidak banyak orang mempunyai keberanian untuk meminta sesuatu sebagai tugasnya.#Santanu
Saat seseorang kehilangan harapan dan keinginannya hancur, hatinya pasti penuh dengan kemarahan. Dia akan berusaha menghukum orang yang menurutnya telah menghinanya, tapi setiap kita kehilangan harapan dan keinginan kita hancur haruskah kita menyalahkan orang lain. Ada banyak alasan kenapa keinginan kita tidak terpenuhi. Ada yang disebabkan karena itu takdir kita dan karena itu jalannya, dan terkadang bisa juga karena keinginan seperti itu tidak bisa diwujudkan tanpa memikirkan keadaannya lagi, tidak tepat kalau menyalahkan orang lain apalagi balas dendam. Dasar dari keadilan adalah rasa kasihan. Dan dasar dari dendam adalah kemarahan dan kesombongan. Artinya menjadi seorang yang marah tanpa punya rasa kasih atau bahkan menghukum seseorang bukankah itu adalah hal yang tidak adil. Pikirkanlah sendiri.#Krishna
Bila bicara perjuangan dari hidup dan saat manusia tidak bisa mengatasi dirinya sendiri, dan kehilangan keyakinan dalam kekuatannya sendiri, maka dia menggunakan berbagai cara dan mendapatkan apa yang diinginkannya. Dalam realitanya kejahatan itu lahir hanya dalam kehidupan manusia itu saja saat dirinya mulai kehilangan kepercayaan diri. Hanya kepercayaan diri yang bisa menanggung kebenaran. Apakah itu kepercayaan diri. Saat manusia menganggap perjuangan hidup membuatnya sangat lemah, maka dia sendiri pun kehilangan bhakti (kesadaran, iman) nya. Bukan menghadapi perjuangannya tapi dia mencari cara lain untuk membebaskan dirinya dari hal itu. Tapi kalau percaya kalau pergulatan hidup akan membuatnya menjadi lebih kuat, sama seperti tubuh yang diperkuat dengan sebuah latihan, maka semangat perjuangan akan memperkuat semangat yang dia miliki. Dengan kata lain, kepercayaan diri tidak lain adalah keadaan pikiran, itu sebuah cara untuk melihat hidup. Dan cara dalam melihat hidup itu ada pada manusia itu sendiri. Pikirkanlah itu … #krishna
Setiap kali manusia menghadapi keadaan yang berbahaya, dia pasti akan berdoa pada Yang Maha Kuasa. Dia akan memohon pada Ar Rahman untuk membantunya agar bisa mengatasi keadaannya. Tapi sebenarnya apakah arti dari doa itu. Apa kita pernah memikirkan hal itu. Arti dari sebuah doa adalah untuk merasakan keprihatian akan kekhawatiran akan pemecahannya atau pilihan – pilihan dan rencananya nanti dan menempatkannya di bawah kaki Yang Maha Kuasa. Dengan kata lain, daripada memperhatikan perilaku orang lain lebih baik bertindak dengan benar dan percaya pada rencana Yang Kuasa sebagai sebuah takdir. Bukan itu arti sebenarnya dari sebuah doa. Tapi bagaimana mungkin bisa mengerti rencana Yang Maha Kuasa. Rencana- rencana itu selalu berakhir dengan akibat dari semua tindakan kita. Tapi jika ada seseorang yang berhenti bertintak sama sekali dan tidak melakukan apa-apa, bisakah itu dianggap sebagai sebuah doa. Apa bisa dianggap seperti itu. Yang sebenarnya adalah tindakan untuk menentukan hidup dan untuk menjaga hasil yang lebih baik, itu adalah arti dari doa. Jika sebuah doa bisa mengubah tindakan dan mencegah apa yang terjadi pada manusia, apa itu sebuah doa atau sebuah kesalahan…pikirkanlah hal itu.#Kresna
Semua orang bisa memberi nasehat, tapi tidak semua orang bisa memberi bimbingan.#Bhisma
Seseorang yang hidup untuk masyarakat akan menjadi orang yang bermanfaat, tapi seseorang yang hidup semata-mata untuk dirinya sendiri merugikan bukan hanya dirinya sendiri tetapi juga seluruh masyarakat.#Krishna
Jika aku dapat mengangkat roda keretaku keluar dari lumpur, Arjuna. Maka waktu akan bisaku ubah, tapi aku akan berusaha untuk bisa mengeluarkan rodanya. Aku kesatria, berusaha sampai pada nafas terakhir dalam kewajibanku. Tapi matahari, terbenam sebentar lagi. Sebelum dewa surya bersembunyi, kau harus sudah menghabisiku. Sekarang, aku ingin pergi bersama dengan ayahku. #KARNA
Mengapdikan diri pada Sang Maha Kuasa dan bersatu dgn alam, adalah dasar kebahagian yg sebenarnya. #Krishna
Lebih mudah melihat kerikil di tengah – tengah gandum, tapi saat gandum ada di antara
kerikil sangat tidak mungkin untuk bisa melihatnya…#Arjuna
Seseorang yang duduk di balik pohon yang terlihat gelap, kegelapan itu menyimpan masalah
yang ada pada orang itu sendiri. Kalau kau tinggal dengan Putra Drstarastra disini, maka
kebenaran akan ikut ternoda, Karena itulah pembagian adalah jalan keluarnya….#Bhisma
Mendapatkan sesuatu bukan kemenangan, dan kehilangan sesuatu bukanlah kekalahan, itu
dampak dari waktu, Subadra. Perubahan adalah satu – satunya hal yang terus ada
dalam kehidupan…#kresna
Kemenangan adalah dimana kebenaran terungkap …#kresna
Antara dosa dan kebaikan ibarat seperti membuat kalung mutiara. Bagaimana mutiara
pertama dirangkai lalu yang kedua dan yang ketiga lalu seterusnya. Demikian pula adanya satu perbuatan baik berdampak ke yang lainnya dan satu dosa pun berdampak ke yang
lainnya. Penyebab dari dosa adalah kesombongan seseorang. Seseorang dapat menghindari
dirinya dari perbuatan dosa hanya saat dia melihat hukumannya. Tapi kadang kala dia dibutakan kesombongannya. Kebiasaan untuk berbuat zalim dan jahat akan membuatnya semakin sering melakukannya itu. Tindakan berbahaya dan perbuatan tidak adil masih bisa
ditoleransi, itu juga termasuk kejahatan yang masih bisa diampuni dalam lingkungan masyarakat itu. Itu hukuman yang dapat langsung diputuskan oleh mereka, masyarakat itu
yang memutuskan hukumannya. Tetapi dalam tatanan masyarakat ini hukuman atas sebuah kesalahan/kejahatan diputuskan oleh orang yang paling kuat …#kresna
Orang yang bisa melihat jiwanya, akan mampu melihat yang Maha Kuasa #Krishna
Kekuatan dan kebaikan seseorang, bisa berkumpul melalui perasaan,fikiran dan gerakan ucapan dalam berdoa #Begwan Byiasa
Baik gerobak atau pun kehidupan, saat bebannya melewati batasnya, saat itulah rodanya tenggelam dalam tanah #karna
Arjuna : Tapi bagaimana aku bisa berbhakti tanpa penglihatan terhadap Yang Maha Kuasa, Madhava … (S210)
Krshna : Untuk bisa mendapatkan penglihatan, terhadap Yang Maha Kuasa singkirkanlah keserakahan, kesombongan, kemarahan dan juga prasangka. Jika seseorang yang duduk dalam gelap berkata bahwa dia ingin melihat matahari apa yang akan kau sarankan. Tidakkah kau akan katakan untuk keluar dari ruangan itu dan berdiri di bawah langit terbuka, matahari sudah ada di sana sebelumnya. Sama halnya, Partha. Alam ini adalah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kuasa adalah segala sesuatu tidak ada sesuatu kecuali hanya Dia saja. Seseorang yang melihat jiwanya sendiri akan melihat Yang Maha Kuasa. Layaknya rasa dari sebutir garam tidak berbeda dengan rasa di lautan, sama halnya pula suatu jiwa tidak akan jauh berbeda dari Yang Maha Jiwa….