Kitab Liezi (列子) Bag. 10

Kitab Liezi atau Lieh Tzu merupakan buku filsafat Tao yang menjelaskan mengenai Tao dan perubahan-perubahannya sepanjang sejarah, serta menjelaskan tentang penciptaan alam ini. Kitab Liezi atau Lieh Tzu, juga dianggap sebagai kumpulan cerita dan hiburan-hiburan dalam filsafat. Kitab ini juga berisikan bahan-bahan yang ditulis selama 600 tahun (berkisar antara 300 SM sampai dengan 300 M).

Dalam karya yang aslinya, kitab ini terdiri dari 20 bagian. Dari ke-20 bagian ini kemudian dipadatkan menjadi 8 bagian seperti yang dapat dijumpai saat ini. Lebih kurang 100 tahun, kitab ini tidak mendapat perhatian banyak oleh para pengikut Agama Tao, sebagaimana layaknya Kitab Tao Te Cing dan Kitab Chuang-tzu.

Ajaran-ajaran yang tertuang dalam kitab ini dianggap hanya untuk memahami Agama Tao pada masa negeri-negeri yang berperang dan kebudayaan-kebudayaan yang berkembang pada awal kekuasaan dinasti Han.

Kitab ini sampai ke generasi kita sekarang ini karena jasa besar seorang Cendekiawan dari dinasti Chin Timur, yang hidup pada tahun 317 sampai dengan 420. Dialah yang berjasa menyunting dan memberi komentar kitab ini sehingga menarik untuk dibaca orang banyak. Jika tidak ada usaha keras dari dia, maka barangkali kita sudah tidak akan menemukan kitab ini dan selamanya tidak akan tahu isinya.

Liezi Ching
Bab 6:
Ayat 12 :
Si tua Bo Le merupakan ahli kuda yang mencari untuk Bupati Mu dari Qin.
Bupati Mu sering memujinya dan berkata : Sungguh sulit untuk menemukan orang ahli sepertimu, adakah orang lain yang dapat menggantikanmu ?
Tua Bo Le memperkenalkan Fung Gau kepada Bupati Mu dari Qin dan berkata : Ini orangnya, namanya setara denganku.
Bupati Mu berkata : Oh, bagus, suruhlah ia mencari kuda tangkas buatku.
Sesudah tiga bulan, Jiu feng Gao akhirnya menemukan seekor kuda yang sesuai, ia melaporkannya pada Bupati Mu dan berkata : Di Sha Qiu saya menemukan kuda yang sangat baik.
Bupati Mu berkata : Bagus sekali, jenis kuda apa ?
Jiu feng Gao berkata : Kuda betina kuning.
Bupati Mu berkata : Saya ingin lihat-lihat.
Ketika bupati Mu melihatnya, kuda itu berubah menjadi kuda jantan yang berwarna hitam.
Bupati Mu marah pada si tua Bo Le dan berkata : Anak buah yang kau kirim untuk mencari kuda itu sangat tidak jelas, tahu apa ia tentang kuda ?
Si tua Bo Le malah tertawa dan berkata : Jadi sekarang dia sudah ahli kuda ! Dia bernilai sepuluh ribu kali dari aku. Apa yang ia amati adalah dorongan di balik gerakan kuda itu, ia menangkap esensi dan melupakan bentuk, karena itu dia lupa warna dan jenis kelaminnya. Tetapi ketika kuda itu dipacu, terbukti memang kuda yang luar biasa.
Penjelasan
Seorang Tao menyerahkan dirinya pada esentesi, bukan sesuatu yang bukan penampilannya.
Misalnya : Lelaki muda cenderung memperhatikan penampilan seorang gadis, hanya orang tua yang menampilkan kebaikannya. Jadi di awali dengan penampilan baru di dekati, bila reaksinya positif baru di telusuri lebih lanjut.
Bila seorang gadis tidak merasa menyukai seorang pria, maka ia akan memberi syarat yang tidak mungkin di lakukan pria tersebut. Ia berbuat seenaknya dan berpakaian seenaknya serta bersikap yang tidak di sukai pria tersebut, ia seperti mau mengusir orang itu dan tidak menganggap orang tersebut.
Semuanya di buat rumit dan sulit, tak mau di dekati, tidak mau di sayang, tidak mau diperhatikan dan tidak mau menerima semuanya yang di berikan. Ia bagaikan orang yang sangat menyebalkan dan hanya mau membuat marah, serta tidak mau di dekati Bila di turuti, maka ia akan menuntut yang lebih tidak masuk akal, berbuat sejelek-jeleknya dan ia seperti terpaksa.
Bila kamu sudah melihat reaksi ini, kamu akan mengalami hubungan yang tidak ada hubungan denganmu. Semakin ingin tahu jelas dan mencari bukti dan kenyatan, semakin tidak ada bukti dan seperti mengejar usaha yang sia-sia.
Ada beberapa cara orang menarik perhatian orang lain :
1. Yang cantik menunjukan kecantikan, yang tampan menunjukan ketampanannya.
2. Yang bertubuh seksi menunjukkan tubuh seksinya, yang bertubuh kekar menunjukan tubuh kekarnya.
3. Yang gemuk menutup dirinya dengan kemanjaan dan perhatian, yang jelek menutupdirinya dengan tampilan hatinya yang lebih cantik.
4. Yang kaya menunjukan kekayaannya, yang miskin menunjukan apa yang bisa diberikannya.
Apa yang bisa di andalkan itu yang di keluarkan, yang menjadi kelemahannya di sembunyikan. Bila kita mulai tertarik pada penampilan seseorang, maka kita berusaha mendekatinya, bila kita mendapat respon positif kita akan tahu sebagian besar hatinya.
Ada pepatah berkata :Tidak ada yang tahu isi hati manusia, yang ada hanyalah bagaimana manusia itu menunjukkan maksudnya dari tingkah lakunya. Tidak ada dahan yang bergoyang sendiri tanpa hembusan angin. Tidak ada angin yang dapat mematahkan bambu.
Ayat 13 :
Liezi berkata : Seseorang dari bukit rubah berkata pada San Sun An : Ada tiga hal yang di benci orang, kamu tahu ?
San Sun An berkata : Katakanlah .
Orang tua dari bukit rubah itu berkata :
Jika pangkatmu tinggi, yang lain akan iri.
Jika jabatanmu besar, pangeran akan membencimu.
Jika gajimu besar, selalu timbul kebencian.
San Sun An berkata :
Makin tinggi pangkat ku, makin rendah hatiku.
Makin besar jabatan ku, makin cermat saya.
Makin besar gaji ku, makin murah hatiku.
Bertindak begini, mungkinkah saya terhindar dari tiga alasan kebencian orang ?
Ketika menjelang ajal San Sun An berkata pada anaknya : Setelah aku meninggal, raja akan menawarkan sebuah anugerah. Jangan menerima tanah yang secara strategis amat berguna, ada tanah tak berguna bernama bukit kuburan, tapi tempat itu dapat di miliki lama.
Setelah San Sun An wafat, raja menawarkan sejumlah tanah yang baik pada anak San Sun An, tapi anak San Sun An mofon maaf dan tidak mau menerimanya, hanya meminta bukit kuburan. Tanah di bukit itu akhirnya di berikan raja padanya dan keluarganya tetap tinggal di sana.
Penjelasan
Banyak yang berharga di dunia ini yang tidak dapat bertahan lama, jauhkan diri dari situasi tidak pasti semacam ini untuk mempertahankan keadaanmu. Jika kamu mempunyai kemasyuran, akan banyak orang akan merusak kemasyuranmu. Dengan menjelek-jelekkanmu, menundukkanmu, menguasaimu, mempengaruhimu atau berusaha memuji-mujimu agar kamu berubah menjadi sombong dan melanggar ajaranmu sendiri atau kamu berusaha mencari reputasi dan melakukan hal-hal diluar kewajaran dengan mengunakan ajaran jalan kebenaran sebagai alat, sehingga kamu semakin kehilangan reputasimu.
Ada pepatah yang berkata :Bila reputasi kamu kejar, maka kamu akan kehilangan reputasi.
Bila kamu mau membeli reputasi dengan kekayaanmu, maka kamu akan mendapat reputasi palsu.Bila kamu tidak memperdulikan apa itu reputasi, maka reputasi itu datang sendiri.
Bila orang yang mencari reputasi, kemasyuran, maka kamu akan berusaha membeli reputasi dengan kekayaanmu. Bila kamu mengunakan kekayaanmu untuk mencari reputasi, maka kamu akan mendapat reputasi palsu, kamu akan di sanjung dan di hormati tetapi karena melihat uang dan kekayaanmu.
Jika kamu merasa telah mendapatkan reputasi dengan cara membeli reputasi, maka kamu akan di puji-puji orang banyak dan merasa seperti raja, dengan begitu timbulah kesombongan dan kefanatikan, melihat orang lain adalah tidak benar dan bersalah, pada hal kamu sendiri yang berbuat salah.
Jika kamu mempunyai jabatan besar atau kekuasaan yang besar, maka orang-orang yang mendukungmu akan iri. Ia akan berpikir, tanpa aku kamu tidak mendapat apa-apa. Orang-orang itu akan menunggu kamu berbuat salah, bila ada kesalahan maka kekuasaanmu akan di ambil. Bila tidak ada kesalahan, maka orang -orang itu akan mulai menfitnah atau mengadu domba atau membuat kamu menjadi lupa diri atau memujimu sangat tinggi dan membuat dirimu menjadi arogan dan sebagainya.
Bila kamu memanfaatkan kekuasaanmu untuk menekan atau memaksa dan menghancurkan orang lain, maka itulah awal dari jatuhnya kekuasaanmu. Bila semakin tinggi kekuasaanmu, semakin cermat dan berhati-hatilah dalam berbuat, agar orang-orang tidak dapat memfitnahmu, mengadumu atau membuatmu lupa diri.
Jika kamu kaya, maka banyak orang yang iri padamu, yang sama kayanya merasa tersaingi, yang lebih kaya darimu menganggap kamu ancaman, yang lebih miskin darimu menganggapmu sebagai orang yang suka memamerkan kekayaanmu.
Bila kamu memamerkan kekayaanmu, maka kamu akan mendapatkan orang yang suka menjilat dan mengambil keuntunganmu. Bila kamu menyembunyikan kekayaanmu, maka kamu akan di anggap orang yang pelit. Bila kamu menekan dengan kekayaanmu, maka kamu akan mendapatkan orang yang hanya melihat kekayaanmu. Tidak ada yang tidak takut pada orang yang suka menekan orang lain.
Ayat 14 :
Liezi berkata : Niu Que adalah seorang Konfusius besar dari dataran tinggi, dalam perjalanannya ke kerajaan Zhao ia di hadang perampok. Semua pakaian dan hartanya di ambil, ia memberikan semuanya tanpa melawan.
Kepala perampok itu berkata kepada anak buahnya : Aneh ! Dia sudah di rampok, tapi kelihatan tenang, lalu para perampok itu mengejar Niu Que kembali.
Sang kepala perampok itu berkata : Kok kau tidak merasa menyesal di rampok.
Nu Que berkata : Orang yang baik tidak akan mempertahankan hidupnya demi harta untuk kesalamatannya.
Mendengar itu anak buah perampok itu berkata : Orang pandai semacam ini membahayakan kita bunuh dia !
Dan kemudian Niu Que di bunuh oleh para perampok itu.
Seorang dari Yan mendengar hal ini dan memanggil semua kerabatnya dan memperingatkan mereka dan berkata : Jika kamu berjumpa dengan perampok, janganlah berlaku angkuh seperti Niu Que.
Sesudah itu adiknya pergi ke Qin dan di tengah jalan, ia di cegat perampok.
Orang itu berpikir : Jika saya biarkan mereka merampokku, aku akan sengsara seperti nasib Niu Que.
Maka orang itu melawannya, tetapi perampok itu lebih banyak dan orang itu kalah. Uang dan barangnya di ambil dan a babak belur.
Tetapi orang itu malah mengejar perampok itu dan berkata : Jangan pergi, kembalikan barangku, kembalikan baju dan uangku.
Kepala perampok itu marah dan berkata : Membiarkan kau hidup saja sudah murah hati, malah kau mengejar kami, sekali menjadi perampok mana bisa berbuat kebaikan ? Matilah kau ! Sambil membunuh orang itu.
Penjelasan
Tindakan serupa tidak akan mendapat akibat yang sama, orang seharusnya bertindak sesuai dengan kebutuhan situasi dan jangan coba-coba memaksakan hasil tertentu dengan pasti.
Jika seseorang terlalu angkuh dan sombong, maka ia akan bertindak sesuai pikirannya dan egonya, tanpa melihat kenyataan dan situasi.
Bila kamu melakukan tindakan serupa terus-menerus, tetapi kamu tahu hal itu tidak berhasil dan membosankan, maka kamu seperti orang yang memaksakan diri sendiri. Bila kamu sudah menerima apa yang kamu inginkan, tetapi memaksa orang lain untuk menurutimu, meskipun kamu tahu hali itu belum saatnya, kamu akan kehilangan apa yang sudah kamu peroleh.
Bila kamu belum mendapat apa-apa, tetapi kamu memaksakan keinginanmu, maka kamu akan merugi dan menyesal. Bila kamu menerapkan rencanamu tanpa melihat keadaan dan situasi, maka rencanamu akan berantakan.
Bila apa yang kamu lakukan dan katakan tidak sesuai dengan pikiranmu, maka kamu tidak akan dapat mengendalikan dirimu. Bila tanpa sebab yang jelas, kamu marah, terus menangis, terus tertawa, terus mencari perkara, terus sedih dan marah lagi, orang yang mendekatimu akan celaka karenamu.
Jadi lihatlah situasi dan keadaan, bersabar adalah awal kemenangan, tidak sabar atau terlalu bersabar akan membawamu ke dalam masalah. Kebahagiaan ada di dirimu sendiri, keinginanmu akan terwujud, bila tingkah lakumu sesuai dengan apa yang ada di dalam hatimu.
Bila semua orang mengalami cara yang sama dalam memperoleh kebahagiaan, maka tidak ada orang yang kecewa, gagal, tertekan atau pun stres. Bila kamu menginginkan kebahagiaan dengan cara yang sama dengan orang lain, kamu akan seperti orang yang selalu bermimpi.
Bila kamu berusaha memaksakan kebahagiaan dengan cara orang lain, maka kamu akan menolak semua perhatian dan sayang dari orang tersebut. Bila semua perhatian dan sayang di tolak, maka orang itu akan bergerak mundur dan mulai mencari orang lain yang mau menerimanya.
Tidak ada yang sama dalam cara membuat orang bahagia, yang ada bagaimana kebahagiaan itu di terima sebagai kebahagiaan. Tidak ada peristiwa yang sama dalam setiap kejadian, yang sama adalah bagaimana kita mengatasi dan menerima peristiwa tersebut.
Bagaimana reaksi dan tindakan suatu peristiwa terjadi tergantung kita cara memikirkan dan mengatasinya. Jadi lihatlah keadaan dan sesuaikan apa yang kamu inginkan, bersabarlah dan cobalah menerima apa adanya maka kamu akan merasa bahagia.
Jangan paksakan apa yang belum saatnya, jangan berbuat yang aneh-aneh, jangan berusaha mencari yang tidak ada, jangan iri atau menginginkan kebahagiaan dengan cara yang sama dengan orang lain, jangan menolak apa yang membuatmu bahagia, jangan berubah menjadi orang lain.
Jadi semua peristiwa menghasilkan pelajaran, semua pelajaran merupakan pengalaman, setiap pengalaman baik atau buruk menambah kedewasaan. Jangan bersikap angkuh dan suka mencari perkara. Apapun tujuannya, bila kamu salah bereaksi maka orang akan berpikir jelek.
Bila orang berpikir jelek dan ia sudah mengalami kerugian, ia akan bersifat waspada dan hati-hati. Bila ia bersifat waspada dan hati-hati, ia akan mulai memeriksa peristiwa dan diri sendiri, bila ia memeriksa peristiwa dan diri sendiri, ia akan mencari kesalahannya sendiri.
Bila ia menemukan kesalahannya, ia akan merubah dirinya, bila ia sudahj merubah dirinya dan menerima kenyataan, tetapi kamu tetap memaksakan caramu, kamu akan melihat perubahan yang sangat besar.
Siapakah yang salah dalam hal ini ? Apakah salah orang itu karena ia merubah dirinya dan menerima kenyataan ? Apakah salahmu sendiri, karena kamu hanya sebatas itu ?
Tidak ada orang yang mau hidup menunggu terus-menerus tanpa kepastian dan kemajuan.
Tidak ada orang yang begitu akrab bila salah satunya hanya ingin sebatas itu ?
Bila keterbukaan dan kenyataan tidak terjadi, maka ia akan bertindak sesuai kenyataan dan bukti.
Ayat 15 :
Liezi berkata : Tuan Yu hartawan dari Liang, gemar berjudi. Ketika ia sedang bermain backgaman dengan beberapa orang temannya, seekor burung di luar jendela menjatuhkan tikus mati ke sekelompok tentara bayaran yang ada di bawahnya dan menimpa kepala pemimpinnya. Melihat itu tuan Yu dan teman-temannya tertawa keras.
Kepala pemimpin itu marah dan berkata : Berani betul orang kaya kurang ajar itu melempar tikus mati pada ku !
Suatu malam tentara bayaran itu datang ke rumah tuan Yu dan membabat seluruh keluarganya. .
Penjelasan
Berputar baliknya nasib sering mengakibatkan tragedi. Kesombongan dan keangkuhan mengakibatkan orang menjahuimu. Perkataan yang tidak seharusnya mengakibatkan orang tersinggung dan mendatangkan dendam. Pemaksaan kehendak dan tekanan yang kuat atau arogansi, akan membawa perlawanan yang sangat kuat dan dendam yang mendalam.
Memamerkan harta dan kekayaan mendatangkan orang jahat masuk. Berbuat sesuka hati mendatangkan penyesalan. Tidak melihat kenyataan dan suka bermimpi akan membuat dirimu menjadi gila atau hidup dalam alam pikiranmu sendiri.
Tidak bersikap seharusnya dan berbicara seenaknya membuat orang salah sangka.
Mencampuri urusan orang lain dan mengeluarkan pendapat yang tidak sesuai keadaan, membuat masalah berkembang ke mana-mana. Salah menilai orang dan memahami seseorang akan terjadi reaksi yang terbalik.
Bila hanya ingin memanfaatkan orang lain, maka orang lain akan memanfaatkanmu .
Bila kamu penuh tipuan dan berpura-pura, maka kamu di anggap tidak tulus dan di waspadai.
Bila kamu sok kuasa dan merasa paling, maka kamu berhadapan orang yang lebih darimu.
Bila kamu tidak mau kalah maka kamu akan kalah dengan memalukan.
Bila kamu tidak perduli dengan siapa kamu berbicara dan mengunakan segala cara agar sesuai orang tersebut, maka kamu bisa celaka.
Bila kamu tidak waspada, maka kamu akan kehilangan.
Bila kamu terlalu curiga, kamu akan di curigai.
Bila kamu terlalu baik, kamu akan tertipu.
Bila kamu terlalu sayang dan perhatian, kamu akan sakit hati.
Bila kamu terlalu menyimpan perasaan dalam hati, maka kamu terlalu menyimpan perasaan dalam hati, maka kamu akan bingung dan mudah sakit hati, pada hal tidak ada yang melukai mu.
Bila kamu tidak memanfaatkan waktu yang ada , maka kamu akan menyesal di kemudian hari.
Bila kamu mudah marah, maka kamu tidak bisa berpikir benar / salah.
Bila kamu ingin menguasai orang lain, maka kamu akan di kuasai orang lain.
Bila kamu tidak tahu apa maumu, maka kamu akan membingungkan orang lain.
Bila kamu ingin mencari perhatian, pada hal kamu sudah di perhatikan, maka kamu tidak akan mendapatkan perhatian orang tersebut.
Bila kamu terlalu ingin memiliki, maka kamu akan tidak pernah puas.
Bila kamu merasa tertekan, maka kamu akan tidak bisa tidur.
Bila kamu terlalu berencana, maka kamu akan menjadi sangat cerewet.
Bila kamu tidak pernah mau mencoba, maka kamu akan tidak pernah berhasil mencapai impianmu.
Bila kamu mencari-cari model yang cocok darinya, maka kamu jadi terpaksa dan tertekan.
Bila kamu berubah menjadi orang lain agar bisa menarik perhatian orang lain, tetapi pada hal awalnya dan bentuk pertamamu ia mau, maka kamu akan merasa di permainkan.
Bila kamu menginginkan dia seperti orang lain, maka kamu akan berusaha memaksakan kehendak.
Bila kamu memamerkan hartamu, maka hartamu akan di lihat.
Bila kamu memamerkan kecantikanmu, maka yang di lihat adalah kecantikanmu.
Bila kamu memamerkan tubuhmu, maka yang di lihat adalah tubuhmu.
Bila kamu memamerkan kebaikanmu, maka yang di lihat adalah kebaikanmu.
Bila kamu menunjukan perhatianmu maka yang di lihat adalah ketulusanmu.
Bila awalnya ia mau, tetapi kemudian ia tidak mau menurutmu, tanpa gangguan orang lain, maka koreksilah dirimu.
Bila kamu selalu membuat cara agar orang lain marah kamu akan di anggap pengganggu.
Bila kamu minta di kasihani, maka kamu akan merasa di tekan.
Bila kamu minta di marahi, maka kamu akan sangat membosankan.
Bila kamu meminta kebebasan dan maunya sendiri, maka orang lain akan semaunya sendiri.
Bila kamu tidak mau tahu dan tidak mau mengerti, maka kamu tidak akan di mengerti.Bila kamu maunya sendiri dan mau cara orang lain, maka kamu tidak mengerti arti sebuah kebahagiaan.
Bila kamu keras kepala, maka orang lain akan terasa lebih keras kepala.
Bila kamu sangat egois, maka orang lain akan terasa sangat egois.
Bila kamu mau menyakiti hati orang lain, maka kamu akan lebih sakit hati lagi.
Bila kamu merasa prinsip mu benar, tetapi nyatanya salah, maka kamu akan menderita.
Bila kamu menganggap remeh orang tuamu dan keluargamu, maka kamu akan di remehkan orang lain.
Bila tidak ada hubungan yang jelas dan kamu tidak pernah memberi bukti, maka kamu tidak bisa mengatakan itu milikmu.Bila kamu percaya pada orang yang kamu rasa baik dan perhatian, padahal itu hanya pura-pura, tipuan atau hanya mencari keuntungan, maka kamu akan menyesal seumur hidupmu dan hubunganmu akan berantakan.
Ayat 16 :
Liezi berkata : Seorang bernama Xing Mu mengembara dan jatuh pingsan karena lapar. Ia di tolong oleh orang dari Hu Lu dan di beri makan.
Ketika Xing Mu sadar dan ia berkata : Siapa kau !
Orang itu berkata : Saya Qiu dari Hu Lu.
Ketika Xing Mu mendengar itu ia berkata : Apa ? Bukankah kamu seorang penjahat ? Apa maumu memberiku makan ? Aku orang terhormat, aku tidak akan makan makananmu.
Sambil bicara, Ia menekan lehernya dengan kedua tangannya agar muntah, tapi makanan itu tersangkut di kerongkongannya, kemudian ia tergeletak dan mati.
Penjelasan
Orang Hu Lu adalah penjahat, tapi tidak ada kejahatan dalam makanan. Menyebut makanannya penjahat dan menolak makanannya karena orang yang menawarkannya adalah penjahat, sebenarnya sudah mengacukan antara nama dan relita.
Bila kamu terlalu fanatik, kamu akan menganggap ajaran lain sebagai musuh dan pengikutnya adalah aliaran sesat. Mungkin juga bila kamu di tolong orang itu, akan kamu tolak dan berkata aku adalah orang yang dilindungi Tuhan, tetapi kenapa kamu tidak berpikir kalau orang itu adalah utusan Tuhan.
Bila kefanatikan berlebihan, maka kamu akan mencari kelemahan ajaran tersebut untuk di jelek-jelekkan, sehingga kamu akan menjadi munafik dan kerjaannya menjelek-jelekkan orang lain. Bila ini terjadi, maka kamu akan terjebak dalam keegoisan dan kepercayaan semu serta tidak mengerti apa arti sebenarnya, yang akan mengakibatkan kamu sensitif dan mudah tersinggung.
Ada pepatah berkata :Ada ajaran kebenaran yang tidak mengajarkan kebajikan. Tidak ada guru yang tidak membenarkan ajarannya. Tidak ada ajaran kebenaran yang tidak bisa mendatangkan kemujizatan.
Tetapi bila kemujizatan di cari, maka ajaran kebenaran dan arti yang sebenarnya akan tertekan dan tidak diajarkan, karena orang akan melihat kemujizatan tanpa melakukan ajarannya. Bila ini terjadi, maka orang akan mengikuti siapa yang paling hebat dalam menunjukkan mujizat yang terbesar. Bila ini yang di anut, maka yang menjadi guru akan lebih di percayai dari pada sang nabi atau guru awalnya.
Apa kata sang guru adalah kata sang nabi. Apa kata sang Nabi merupakan peninggalan orang yang sudah mati. Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kamu percaya orang yang menjadi guru atau yang di tulis dalam buku ? Apakah kamu percaya orang yang berkata dan menerangkan isi buku atau percaya pada nabinya ? Bila kamu mau mencapai tujuan, jalanlah jalan yang kamu pilih, tanpa tergoda jalan lain. Apapun yang terjadi dan sulitnya jalan itu, tetaplah di jalanmu.
Ada pepatah berkata :Semakin tingi semakin sulit jalan yang di lalui. Semakin beriman semakin kuat cobaannya.
Bila kamu sering mencari-cari jalan yang lebih enak, maka kamu tidak akan pernah mencapai tujuanmu. Bila kamu merasa tertekan dan tidak adil dalam menjalani hidup, maka sebenarnya apa yang terjadi padamu hanyalah ujian dan cobaan. Setelah lulus, maka kamu akan naik satu tingkat lagi. Bila kamu terus-menerus di coba dan berhasil melewatinya, maka keimanan dan kebajikanmu semakin tinggi. Salam kebajikan
Bersambung ke : Bagian 11