Filsafat Mencius, Buku Keenam Tentang Gao Zi .

Bab 1 :Yang alami bagi manusia.

Gao Zi berkata:Laki-laki menyukai makanan dan mengagumi wanita cantik itu biasa. Cinta biasanya datang dari dalam hati, ia tidak berasal dari luar. Kebenaran muncul dari luar, bukan dari dalam hati.

Mencius bertanya:Apa yang membuatmu mengatakan bahwa cinta datang dari dalam hati dan kebenaran dari luar ? Gao Zi menjawab:Saya menghormati orang sebagai tetua jika ia lebih tua dariku, bukan karena saya sudah memiliki rasa hormat baginya dari dalam hati.

Sama seperti saya menyebut sesuatu putih jika pada bagian luarnya ia tampak putih. Karena itu kebenaran datangnya dari luar.

Mencius bertanya:Tentu saja, putihmya kuda putih sama dengan putihnya orang putih. Tapi apakah kesukaan kita kepada kuda tua sama dengan penghormatan kita kepada orang tua ? Selain itu, apakah yang menjadikan kebenaran ? apakah umur manusia menjadikan kebenaran ? atau penghormatan kepada orang tua yang menjadikan kebenaran ?.

Gao Zi menjawab:Aku mencintai adikku tapi tidak mencintai adik orang Qin. Cinta ini datang dengan sendirinya dalam hati, maka saya katakan cinta datang dari dalam diri manusia. Saya menghormati orang tua dari Chuseperti saya menghormai tetua sendiri. Usianya menimbulkan rasa hormatku. Maka kukatakan oerilaku yang benar berasal dari keadaan luar.

Mencius berkata:Saya suka daging panggang dari Qin seperti menyukai daging panggang dari rumah sendiri, karena apa yang kau katakan juga berlaku umtuk hal seperti makanan. Apakah kamu katakan cinta pada daging panggang adalah keadaan luar ?.

Mencius berkata:Semua tindakan hanya tampak dari luar, tapi manusia bertindak karena kehendak hatinya seperti cinta. Kebenaran juga datang dari dalam hati.

( Ini sindiran bagi orang yang selalu menyalahkan orang lain karena tindakannya sendiri / selalu merasa ia telah berbuat akibat pengaruh luar padahal apa yang ia katakan dan apa yang ia lakukan adalah dorongan dari hatinya. Itu sebabnya dengan mengenal diri kita sendiri, mengenal kelebihan dan kekurangan kita sendiri, mengkoreksi apa yang kita lakukan, tidak mengulangi kesalahan kita, mengendalikan diri sendiri dan memahami, belajar, mengerti orang lain ini sudah cukup untuk menjadi anti dari orang-orang yang ingin berbuat jahat kepada kita )

Bab 2 : Jika saya tidak bisa mendapatkan keduanya.

Mencius berkata:Saya suka makan ikan. Saya juga suka kuku beruang. Jika saya tak bisa dapatkan keduanya, saya akan melupakan ikan dan mengambil kuku beruang.

( Ini sindiran bagi orang yang suka makan-makanan yang mahal dan enak saja, dan ia tidak mau tahu apakah ia mempunyai uang / tidak pokoknya ia makan yang ia anggap paling ia sukai dan tidak makan yang ia anggap tidak enak ( Pilih-pilih makanan ), meskipun ia tidak pernah mencobanya / lebih bergisi dari pada makanan kesukaannya karena ia terpengaruh oleh orang yang lebih pintar / oleh temannya dan ia lebih baik tidak makan bila tidak ada makanan kesukaannya / membuangnya. Hal ini sangat berbahaya kalau kita tiba-tiba tidak bisa membeli makanan kesukaannya dan hanya bisa membeli makanan yang biasa saja / jatuh sakit ).

Mencius berkata:Saya mencintai kehidupan, juga kebenaran. Jika tak bisa memiliki keduannya akan kulupakan hidupku dan mempertahankan kebenaran.

Mencius berkata:Saya mencintai kehidupan, tapi lebih cinta kebenaran. Karena itu saya takkan kehilangan kebenaran walaupun harus hidup saya untuk mempertahankannya.

( Ini prinsip orang bijak yang akan melupakan kekayaan dan keuntungan yang ia peroleh, ia akan mempertahankan prinsipnya pada jalan kebenaran )

Bab 3 : Hati yang hilang.

Mencius berkata:Biasanya hati manusia yang sesungguhnya adalah cinta. Biasanya jalan manusia adalah kebenaran. Betapa menyedihkan bila seseorang meninggalkan jalan yang mulia selamanya / kehilangan hati nurani dan tidak mencarinya.

Mencius berkata:Jika seseorang kehilangan ayam / anjingnya, ia pasti mencarinya. Tetapi bila kehilangan hati nuraninya, ia tidak tahu bahwa ia harus menemukannya kembali. Tujuan belajar tidak lain dari menemukan hati yang hilang.

Mencius berkata:cari dulu hati nuranimu sebelum melakukan sesuatu. Kemudian kembangkanlah hingga jiwamu bercahaya dan kebenaranmu jelas bagi semua.

( Ini sindiran bagiorang yang tidak mau mencari / mengenali dan mengendalikan dirinya sendiri dan selalu mencari apa yang ia sukai tanpa mau tahu apa hal itu sesuai / tidak dengan tata-krama ).

Bab 4 : Apakah seseorang tahu bagaimana mengembangkan hidupnya ?

Mencius berkata:Semua orang tahu bagaimana memelihara dan mengembangkan pohon muda yang rimbun hingga tumbuh. Tapi ia tidak tahu mengembangkan hidupnya sendiri. Apakah ia lebih mencintai pohon rimbun daripada hidupnya sendiri ? Atau hanya tidak mempunyai keinginan mempelajari bagaimana melakukannya ?

Mencius berkata:Sebagian kecil orang melihat kenyataan dan kondisi mereka dan sedikit yang dapatmenemukan jalan karena mereka dibutakan oleh subyektivitas mereka sendiri.

( Ini sindiran bagi orang yang hanya pedoman pada suatu ajaran dan percaya apa kata sang guru / buku yang ia pelajari tanpa ia menyelidiki, meneliti dan mempraktekkan ajaran itu dan mencari kebenaran ajaran itu dan bukan merasa benar / salah dari pendapat orang lain / dirinya sendiri tetapi memang benar dan memang salah menurut hati nuranimu ).

Bab 5 : Memadamkan segerobak kayu yang terbakar dengan secangkir air.

Mencius berkata:Cinta mengalahkan kebencian seperti air memadamkan api. namun akhir-akhir ini orang yang mencoba menyelamatkan segerobak kayu yang terbakar dengan hanya secangkir air. Tentu saja apinya takkan padam. Jadi mereka menyimpulkan Api tidak dapat dipadamklan dengan air.

Mencius berkata:Kalau demikian, kilatan kebencian akhirnya tumbuh dan menghancurkan segalanya, bahkan cinta yang sedikit itu. Daripada mengatakan kebencian tidak dapat dikalahkan oleh cinta , lebih baik berusaha untuk lebih mencintai.

( Ini sindiran bagi orang yang berusaha memadan kebencian tetapi dengan mengunakan cara-cara yang menurutnya ia sudah berusaha tetapi ia tidak melakukan apa-apa dancenderung memaksakan pendapatnya kepada orang lain / menggunakan cara lama yang menurutnya akan berhasil tetapi malah menambah kebencian ).

Bab 6 : Peraturan.

Mencius berkata:Ketika Yi mengajar memanah ia membuat peraturan agar busur ditarik sepenuhnya. Muruidnya harus mengikuti peraturan itu. Ketika ahli tikang kayu mengajarkan ilmunya , ia mengunakan meter dan kompas. Muridnya juga harus mengikuti cara yang sama.

Mencius berkata:Ada peraturan dalam segala hal. Dalam ilmu yang kecil maupun besar, baik guru maupun murid harus maju sesuai peraturan ini.

( Ini sindiran bagi guru yang mengajarkan tanpa peraturan dan menuruti apa kemauan muridnya dan muridnya dibiarkan berbuat sesuka hati serta memberikan janji-janji yang kosong / guru yang hanya berkata-kata tetapi ia sendiri tidak melakukan apa yang ia katakan serta ia berbuat diluar tata-krama dan membuat peraturan yang ia buat sendiri dan ia tidak pernah tahu apa arti peraturan tersebut.

Ini juga sindiran bagi murid yang berpikir bahwa dirinya dapat mengalahkan gurunya dan lebih hebat dari gurunya padahal ia mungkin lebih hebat dalam teori tetapi ia belum tentu lebih hebat dalam praktek dan pengalaman / yang lebih gawat lagi ia hanya merasa paling pintar / hebat dan paling bisa padahal ia hanya belajar bentuk dan belum mengerti isinya dan terus ia berusaha menjadi guru sendiri dan melawan gurunya serta mengatakan ajaran gurunya itu salah dan ia pikirkan itu yang benar, hal ini akan menjadi bencana kepada siapapun yang menjadi muridnya yang akan membuat muridnya semakin jauh dari ajaran yang benar dan menjadi fanatik pada hal yang tidak benar ).