Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 7 – 8

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 7 : ALAM INI BAGAIKAN HERCULES

Ayat 1 : Alam Ini Bagaikan Hercules

Alam ini bagaikan hercules, berkerja tanpa henti.

Alam memberiku tubuh, ia memperkerjakanku untuk mempertahankan hidupku, ia membawaku pada ketuaan dengan waktu, ia memberikan istirahat yang kekal dengan kematian.

Alam bisa berubah, bila manusia menyesuaikan dengan perubahan itu, ia bisa terbebas dari kegembiraan dan ketakutan dan tak melihat perbedaan antara hidup dan mati.

Ayat 2 Tao Yang Dilupakan

Zi Gong bertanya kepada Kong Hu Cu : Guru, mengapa anda berkeliling negeri serta membuatmu terikat dengan praktik ritual dan pendidikan ?

Kong Hu Cu berkata : Kita bisa menarik diri dari dunia ini sementara waktu !

Zi Gong bertanya : Caranya ?

Kong Hu Cu berkata :

Ikan berada dalam unsurnya di air, manusia berada dalam unsurnya dengan praktek Tao.

Ikan yang berenang dengan bebas di sungai lupa bahwa ia hidup di air, selama hidup di alam, manusia yang melaksanakan Tao amat bahagia dan senang hingga melupakan keberadaan Tao. Ikan bertanya dimana air itu, manusia bertanya dimanakah Tao itu.

Manusia bukan unsurnya jika hatinya dipenuhi segala pengetahuan yang berkotak-kotak, menembus pengetahuan dan melewatinya itu penting. Maka dari itu pengertian segala ilmu pengetahuan itu adalah sama yaitu membuat manusia lebih mengenal dirinya sendiri, lingkungan dan orang lain.

Ayat 3 : Nyanyian Zi Sang Tentang Kemiskinan

Zi Yu dan Zi Seng bersahabat karib. Suatu hari setelah hujan selama berbulan-bulan Zi Yu mengunjungi Zi Shang untuk memberi beras.

Waktu itu Zi Sang lagi mengeluh dan berkata : Oh Ayahku ! Oh ibuku ! Surga ! Manusia !

Zi Yu bertanya : Apa yang terjadi.

Zi Sang berkata : Aku sakit berhari-hari aku berpikir siapakah yang membuatku miskin ? Orangtuakukah ? surga dan bumikah ? Orang tuaku tak menentangku, juga surga dan bumi. Kemiskinan ini pasti memang nasibku.

Semua di luar jangkauan manusia disebut nasib. Apakah kamu dilahirkan sebagai pengemis / pangeran ? itu diluar jangkauan kehendakmu. Manusia harus menerima nasib dan hidup sesuai dengan Tao yang terus berubah.

Ayat 4 : Menggali Sungai Dibawah Laut

Jian Wu menemui Jie Yu dan bertanya : Apa yang Ri Zhong Shi katakan padamu ?

Jie Yu berkata : Ia bilang penguasa harus memerintah sesuai dengan hukum dan norma yang diterapkannya agar rakyat rela. Itu kekeliruan, bukan kebenaran. Memerintah dengan cara itu seperti menggali sungai di bawah laut / menyuruh nyamuk memikul gunung.

Hukum buatan manusia hanya sementara saja / transisi saja. Untuk mencapai perdamaian, manusia harus menjalankan hukum alam ( Tao Agung ).

Ayat 5 : Apakah Kaki Bebek Terlalu Tinggi

Apa yang panjang secara alami tak akan terlalu panjang, sebaliknya apa yang pendek secara alami tak akan terlalu pendek.

Kaki bebek tampak sangat pendek, tapi kamu tak bisa memperpanjangnya, kalau dipaksa bebeknya menderita.

Kaki bangau tampak amat panjang tapi kamu tak bisa memperpendeknya, kalau dipaksa bangaunya menderita.

Bebek berkaki pendek mempunyai paruh pendek. Bangau berkaki panjang memiliki leher panjang, yang satu melengkapi yang lain.

Jangan mengukur panjang dengan standar manusia. Perhatikan penggunaan alami, maka kamu akan tahu bahwa yang panjang tak terlalu panjang dan yang pendek tak terlalu pendek. Jangan mengukur / berperinsip dengan prinsipmu saja bila mau berteman, itu akan tak mempunyai teman baik.

Ayat 6 : Gembala Kehilangan Dombanya

Zhang dan Gu menggembala dombanya bersama-sama, tetapi keduanya kehilangan dombanya.

Zhang berkata : Dombaku pasti hilang waktu aku membaca di rumput.

Gu berkata : Dombaku pasti hilang waktu aku berjudi. Apa yang dilakukan Zhang dan Gu tak sama, tapi keduanya kehilangan domba.

Di dunia ini orang pandai kehilangan hidupnya, karena mengejar ketenaran dan orang picik kehilangan hidupnya karena memburu harta. Pejabat senior mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan dunia, orang bijak kehilangan hidupnya untuk memelihara dunia. Alasan mereka berbeda tapi mereka kehilangan hidupnya.

Ayat 7 : Ada Tao Dalam Perampok

Dao Zhi adalah pencuri terkenal dijaman dahulu.

Suatu kali anak buahnya bertanya : Yang mulia, apakah pencuri seperti kita ini juga melakukan Tao ?

Dao Zhi menjawab : Tentu saja. Pemimpin bisa meramalkan dimana barang berharga disembunyikan.

Kita menyebutkannya Kebajikan. Ia memimpin pembongkaran rumah, kita menyebutnya keberanian.

Ketika selesai berkerja, ia yang terakhir meninggalkan tempat, kita menyebutnya kesetiakawanan.

Ia mempertimbangkan situasinya dengan hati-hati sebelum bertindak, kita menyebutkan akal.

Ia membagi hasil curian dengan adil, kita menyebutnya kebajikan.

Tak seorang pun cocok menjadi pemimpin tanpa melakukan lima etika ini !

Orang bijak tak bisa melakukan kebaikan jika ia belum mendapatkan kebajikan orang bijak.

Orang jahat mengunakan etika orang bijak sebagai jimat. Mereka tak bisa sukses menjadi penjahat tanpa meminjam etika tersebut.

Tapi orang jahat lebih banyak dari orang bijak, jadi Tao orang bijak lebih membahayakan daripada menguntungkan bagi orang banyak.

Jadi orang jahat juga tak bisa berbuat kejahatan bila tak memiliki kebajikan orang bjak, jadi berhati-hatilah kebajikan orang bijak juga dapat disalah gunakan oleh orang jahat. Jadi tidak ada ilmu yang baik dan yang jahat yang ada hanya orang yang menyalah gunakan ilmu tersebut.

Ayat 8 : Anggur Yang Baik Dari Negeri Zhou.

Raja Chu membuat pesta untuk para raja dan tuan tanah dari seluruh negeri. Negara Lu dan Zhao menawarkan anggur terbaiknya.

Ada petugas anggur yang ingin mencicipinya lalu berkata : Anggur dari Zhao enak, boleh saya mencicipinya.

Petugas penjaga anggur berkata : Tidak.

Petugas anggur tersinggung dan marah ia menukar anggur dari Lu dan Zhao, dan ia melapor kepada tuannya dan berkata : Yang mulia negara Zhao sengaja mengirim anggur jelek. Sang raja terpengaruh dan marah.

Ketika raja Chu kembali ke negaranya, ia mengepung Han dan ibu kota Zhao .

Walaupun anggur bisa menyenangkan orang ia bisa membawa bencana. Berbuat baik memang baik, tetapi kadang dianggap ancaman dan malah membuat bencana.

Bab 8 : MENCARI TAO

Ayat 1 : Kaisar kuning berkonsultasi kepada Guang Cheng Zi tentang Tao.

Selama 10 tahun Huang Ti membimbing rakyatnya. Ketika didengarnya Guang Cheng Zi telah mencapai Tao agung, ia mengunjunginya di gunung.

Huang Ti Bertanya kepada Guang Cheng Zi : Aku ingin menggunakan inti surga dan bumi untuk menyelaraskan Yin dan Yang guna mematangkan tanaman dan membentuk watak rakyatku.

Guang Cheng Zi berkata : Keinginanmu mematangkan tanaman dengan Tao bisa menghancurkan, tahukah kau bahwa kebijakan manusia untuk mengubah sesuatu bagaikan menarik tunas untuk mempercepat tumbuhnya ?

Mendengar ini hati Huang Ti hancur, ia turun tahta dan menjadi pertapa di tempat terpencil.

Ia berpikir dalam hati : Bagaimana aku menjaga jiwaku untuk hidup lama ? Tao agung dari alam kekacauan, tak terang / gelap.

Jangan melihat dengan matamu, jangan mendengar dengan telingamu / berpikir dengan hatimu. Satukan tubuh dan pikiran, capai tahap mati raga, ikuti jalan alam dan menyatulah dengannya. Inilah inti Tao yang tertinggi yang tak dapat dicapai oleh sembarang orang .

Ayat 2 ; Teman Alam

Zhuang Zi berkata :

Inti manusia sempurna yang mengikuti kebijaksanaan alam bagaikan hubungan antara tubuh dan bayangannya dan hubungan antara suara dan gema bagikan pertanyaan yang dijawab dan perasaan yang ditanggapi.

Karena tubuh dan alam adalah satu, ketika berhenti ia tak bersuara. Ketika bergerak ia tak berjejak. Namun demikian ia mampu membawa dunia yang berada dalam kebingungan kembali ke Tao agung.

Mereka yang percaya pada keberadaan diri adalah orang yang hidup dari tiga dinasti ke depan. Mereka yang tak percaya adalah teman alam.

Sikap tak mementingkan diri sendiri sesuai dengan Tao alam. Tubuh manusia merupakan perubahan alam. Jika kamu mencoba memilikinya, berarti mementingkan diri sendiri dan sangat pribadi.

Ayat 3 : Orang Tua Yang Membuat Roda

Dulu ketika adipati Huan sedang membaca di aula, Pian si pembuat roda membuat roda di halaman.

Setelah tugasnya selesai Pian mendekati Adipati Huan dan bertanya : Boleh kutahu buku apa yang anda baca ?

Adipati Huan berkata : Aku membaca kata-kata orang bijak.

Poan bertanya lagi : Masih hidupkah mereka ?

Adipati Huan Berkata : Tidak.

Pian berkata sambil tertawa : Ha! Ha! Ha! Jadi yang anda baca adalah buangan orang meninggal.

Sang adipati itu marah dan berkata : Apa katamu ? Katakan alasanmu kalau tidak kamu akan kuhukum mati.

Pian berkata : Jangan marah yang mulia. Saya seorang pembuat roda dan mengunakan proses pembuatan roda sebagai kiasan. Ketika saya memahat roda dengan cepat, saya menghemat tenaga tapi rodanya tak bundar. Kalau lambat saya menggunakan lebih banyak tenaga tapi rodannya bundar. Keahlian membuat roda terbaik bukan cepat / lambatnya, tapi dengan kekuatan yang benar. Tapi saya tak bisa menurunkan keahlian ini pada putraku, karena itu saya masih membuat roda di usia 70 tahun.

Jadi kebijakan orang bijak tak bisa diturunkan, karena itu bukankah buku yang anda baca merupakan buangan dari yang mati ?

Seniman hanya bisa mengajarkan anturan dasar, bukan rahasia suksesnya.

Ahli pedang hanya mengajarkan gaya dasar bukan keahliannya.

Orang pandai selalu menilai kata-kata dalam buku dan tak mengetahui bahwa yang tersirat lebih berharga,

Itulah sebabnya orang yang mengingat cerita bukanlah pembaca yang baik.

Jadi guru dan kitap hanya sebuah teori dasar sebagai arahan, tetapi inti dan kebenaran serta keahliannya harus dipelajari dan ditemukan serta dibuktikan sendiri. Tak ada Guru / kitap yang meskipun dikatakan bisa menjadikan orang menjadi dewa, tak akan bisa. Karena itu semua teori dan dasarnya saja, yang bisa adalah dirimu sendiri.

Ada pepatah yang menyatakan : Orang yang mempelajari bentuk dan kulitnya saja ia takkan tahu rasa dan intinya, ia akan berkata-kata meniru orang lain tanpa tahu bagaimana sebenarnya. Seperti anak gadis yang memegangi jeruk dan tak pernah mau mencicipinya. Kalau ia bertanya bagaimana rasa jeruk itu, ia akan berkata seperti pedagang jeruk itu dan tak pernah sekalipun mencicipinya. Jadi guru yang baik adalah guru yang membiarkan para muridnya mencari sendiri kebenaran dari ajarannya, bukan memaksa muridnya mempercayai apa yang dikatakan tanpa mencari kebenarannya.

Ayat 4 : Langit dan Bumi, Matahari dan Bulan

Zhuang Zi berkata :

Apakah langit bergerak ? Apakah bumi diam ? Apakah matahari dan bulan bergantian bersinar ? Apa yang mengatur langit dan bumi ? Matahari dan bulan ? Apakah awan untuk membuat hujan ? Atau sebaliknya ? Semua itu alami.

Alam bergerak alami dan tak pernah berpura-pura itulah Tao alam yang sebenarnya.

Ayat 5 : Burung Camar dan Burung Gagak

Kong Hu Cu mengunjungi Lao Zi untuk berduskusi tentang kebaikan dan kebenaran.

Kong Hu Cu bertanya kepada Lao Zi tentang konsep kebaikan dan kebenaran.

Lao Zi berkata : Putihnya burung camar bukan karena ia mandi setiap hari. Hitamnya burung gagak bukan karena ia dicelup setiap hari. Hitam dan putih adalah alami, kamu tak bisa mengatakan ini bagus dan itu tidak bagus. Kamu membedakan baik dan buruk dengan konsep kebenaran. Bagi manusia yang mengerti Tao, kamu membuat kesalahan seperti burung gagak dan burung camar.

Jadi bila kamu mengunakan pikiranmu sebagai konsep dasar mencari teman dan tak mau tahu dengan pikiran orang lain, maka kamu harus mencari orang yang sama dengan cara berpikirmu. Jangan coba-coba memaksakan pikiranmu kepada orang yang tak berpikiran sama ini karena akan membuatmu dianggap egois dan selalu memaksakan kehendak. Meskipun kamu dan orang itu saling mencintai bila tak ada persamaan pikiran dan saling memahami ini tak akan berlangsung lama dan tak lama lagi terjadi saling memaksa dan terjadi perpisahan.

Ayat 6 : Kong Hu Cu Melihat Naga

Setelah bertemu Lao Zi, Kong Hu Cu tetap tinggal selama tiga hari.

Para muridnya bertanya kepada Kong Hu Cu : Guru, apa yang anda ajarkan kepada Lao Zi ?

Kong Hu Cu berkata : Aku melihat naga, ia mengikuti arah Yin dan Yang dan tak pernah berubah. Aku terpesona, bagaimana aku bisa mengajarnya.

Bagi Kong Hu Cu, Lao Zi telah mencapai Tao alam dan memiliki kapasitas tak terbatas untuk berubahan. Kata-kata menjadi tak berarti bila berhadapan dengan orang Tao, karena Orang Tao tak melakukan perbuatan yang tak benar dan ia hanya mengikuti alam yang sebenarnya .

Itu sebabnya ada pepatah yang mengatakan : Orang Tao tak dapat dikalahkan dan tak pernah menang , ia dapat kelihatan mudah terkalahkan tetapi sangat sulit dikalahkan. Yang berusaha mengalahkan akan kalah, yang berusaha memaksakan kehendaknya malah mengikuti. Bagaikan berhadapan dengan bayangan diri sendiri. Merasa kenal dengan baik ternyata yang dilawan adalah bayangan dari dirinya sendiri. Merasa sangat dekat tetapi bila diserang merasa sangat jauh. Inilah ajaran Tao yang seperti bulan memantulkan cahaya matahari. Ia tak menambah dan mengurangi cahaya pantulan matahari kepadannya.

Ayat 7 : Jangan Mencocok Hidung Sapi Jantan

Zhuang Zi berkata :

Dewa sungai kuning bertanya kepada dewa laut utara : Apakah alam ? Apakah perbuatan manusia ?

Dewa laut utara berkata : Sapi jantan dan kuda memiliki empat kaki, ini alam. Kuda diberi pelana, tali kekang dicocokan ke hidung sapi jantan, itu perbuatan manusia.

Pengetahuan, etika dan hukum buatan manusia bertentangan dengan alam. Sama dengan mencocok hidung sapi jantan dan mempelanai kuda. Manusia aslinya dapat tahu kalau perbuatannya salah, tetapi harus dengan pengalaman pahit dulu ia baru sadar. Maka dibuatlah etika, pengetahuan dan hukum agar manusia tak perlu mengalami hal tersebut.

Ayat 8 : Angin dan Ular

Zhuang Zi berkata :

Nao adalah makhluk berkaki satu dan Xian mempunyai seratus kaki.

Nao bertemu Xian dan berkata : Aku lebih cocok berjalan dengan satu kaki, bagaimana caranya mengatur kaki yang banyak itu ?

Xian berkata sambil pergi : Aku meluncur dengan bantuan alam, mudah saja.

Ketika itu Xian bertemu ular dan bertanya : Aku bergerak dengan banyak kaki, tapi masih tertinggal oleh kamu yang tak berkaki, mengapa ?

Ular itu menjawab : Aku bekerja sesuai cara alam, aku tak perlu kaki. Angin tak berbentuk, tapi datang dan pergi seenaknya, hebat bukan ?

Angin itu berkata : Ya, aku bergerak cepat dengan cepat, tapi mata lebih hebat dariku. Mereka hanya melihat dan sampai ketujuan. Tapi hati lebih hebat, hanya berpikir dan sampai ketujuan, tapi aku bisa merobohkan pohon dan rumah, inilah aku.

Alam mempunyai kegunaan yang berbeda bagi kita, tak ada yang lebih besar / lebih kecil. Dari alam kita dapat mendapatkan sesuatu yang tak ada dimanapun yaitu kebersamaan dan keteraturan.

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 9 – 10

One thought on “Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 7 – 8

Leave a comment