Syair-Syair Budha

Di antara umat manusia hanya sedikit yang dapat mencapai pantai seberang;

sebagian besar hanya berjalan hilir mudik di tepi sebelah sini.

Mereka yang hidup sesuai dengan Dhamma yang telah diterangkan dengan baik,
akan mencapai Pantai Seberang;
menyeberangi alam kematian yang sangat sukar diseberangi.

Bagaikan hujan,yang dapat menembus rumah beratap tiris. Demikian pula nafsu,akan dapat menembus pikiran yang tidak dikembangkan dengan baik..

Aduh, tak lama lagi tubuh ini akan terbujur di atas tanah,dibiarkan saja, tanpa kesadaran

Janganlah menganggap remeh kebaikan dengan berkata, “Aku tidak dapat menjadi seperti itu.” Setetes demi setetes air air akan memenuhi belanga dan demikian pula sedikit demi sedikit orang bijaksana memenuhi diri mereka dengan kebaikan.
“Anak-anak ini milikku, kekayaan ini milikku,”demikianlah pikiran orang bodoh. Apabila dirinya sendiri sebenarnya bukan merupakan miliknya bagaimana mungkin anak dan kekayaan itu menjadi miliknya?

Walaupun seseorang hidup seratus tahun,tetapi tidak dapat melihat “keadaan tanpa kematian”,
sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang dapat melihat “keadaan tanpa kematian”.

14) Bagaikan hujan,yang tidak dapat menembus rumah beratap baik Demikian pula nafsu,tidak dapat menembus pikiran yang telah dikembangkan dengan baik.

‘Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya’

‘Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya’

“Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya.” Selama seseorang masih menyimpan pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir’

“Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya.” Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir”

“Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa, dalam pertengkaran mereka akan binasa; tetapi mereka, yang dapat menyadari kebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran”

“Mereka yang menganggap, ketidak-benaran sebagai kebenaran. dan kebenaran sebagai ketidak-benaran. maka mereka yang mempunyai, pikiran keliru seperti itu, tak akan pernah dapat, menyelami kebenaran”

Mereka yang mengetahui,

kebenaran sebagai kebenaran,

dan ketidak-benaran sebagai ketidak-benaran,

maka mereka yang mempunyai,

pikiran benar seperti itu,

akan dapat menyelami kebenaran.

“Di dunia ini ia bergembira. Di dunia sana ia bergembira. Pelaku kebajikan, bergembira di kedua dunia itu. Ia bergembira dan bersuka cita karena, melihat perbuatannya sendiri yang bersih”

“Di dunia ini ia menderita. Di dunia sana ia menderita. Pelaku kejahatan menderita di kedua dunia itu. Ia meratap ketika berpikir, “Aku telah berbuat jahat,”, dan ia akan lebih menderita lagi, ketika berada di alam sengsara”

“Pikiran itu sungguh sukar diawasi. Ia amat halus dan senang mengembara sesuka hati. Karena itu hendaklah orang bijaksana selalu menjaganya. Pikiran yang dijaga dengan baik akan membawa kebahagiaan”

“Bermacam luka (hal – hal yang menyakitkan) dapat dibuat oleh orang – orang yang saling bermusuhan dan membenci, namun sesungguhnya pikiran yang diarahkan secara salah akan jauh lebih berat melukai diri sendiri”

“Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri”

“Tidaklah seberapa, harumnya bunga tagara dan kayu cendana; tetapi harumnya mereka, yang memiliki sila (kebajikan), menyebar sampai ke surga”

“Apabila dalam pengembaraan seseorang tak menemukan sahabat yang lebih baik atau sebanding dengan dirinya, maka hendaklah ia tetap melanjutkan pengembaraannya seorang diri. Janganlah bergaul dengan orang bodoh (tidak bijaksana)”

“Bila orang bodoh dapat menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana; tetapi orang bodoh yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah yang disebut orang bodoh”

” Selama buah dari suatu perbuatan jahat belum masak, maka orang bodoh (tak bijaksana) akan menganggapnya manis seperti madu; tetapi apabila buah perbuatan itu telah masak, maka ia akan merasakan pahitnya penderitaan”

“Suatu perbuatan jahat yang telah dilakukan, tidak segera menghasilkan buah, seperti air susu yang tidak langsung menjadi dadih; demikianlah perbuatan jahat itu membara mengikuti orang bodoh, seperti api yang ditutupi abu”

“Biarlah ia memberi nasehat, petunjuk, dan melarang apa yang tidak baik, orang bijaksana akan dicintai oleh orang yang baik dan dijauhi oleh orang yang jahat”

“Pembuat saluran air mengalirkan air, tukang panah meluruskan anak panah, tukang kayu melengkungkan kayu, orang bijaksana mengendalikan dirinya”

“Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan oleh badai, demikian pula para bijaksana tidak akan terpengaruh oleh celaan maupun pujian”

“Bagaikan tanah, demikian pula orang suci. Tidak pernah marah, teguh pikirannya bagaikan tugu kota (indakhila), bersih tingkah lakunya bagaikan kolam tak berlumpur. Bagi orang suci seperti ini tak ada lagi siklus kehidupan”

“Daripada seribu kata yang tak berarti, adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat, yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya”

“Walaupun seseorang dapat menaklukkan ribuan musuh dalam ribuan kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri”

“Menaklukkan diri sendiri sesungguhnya lebih baik daripada menaklukkan makhluk lain; orang yang telah menaklukkan dirinya sendiri selalu dapat mengendalikan diri”

“Biarpun selama seratus tahun seseorang menyalakan api pemujaan di hutan, namun sesungguhnya lebih baik jika ia, walaupun hanya sesaat saja, menghormati orang yang telah memiliki pengendalian diri”

“Dalam dunia ini, pengorbanan dan persembahan apapun yang dilakukan oleh seseorang selama seratus tahun, untuk memperoleh pahala dari perbuatannya itu, semuanya tidak berharga seperempat bagian pun, daripada penghormatan yang diberikan kepada orang yang hidupnya lurus”

“Ia yang selalu menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, kelak akan memperoleh empat hal, yaitu: umur panjang, kecantikan, kebahagiaan, dan kekuatan”

“Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi malas dan tidak bersemangat, maka sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang berjuang dengan penuh semangat”

” Pembuat kejahatan hanya melihat hal yang baik,selama buah perbuatan jahatnya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk”

“Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk,selama buah perbuatan bajiknya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik”

“Apabila seseorang tidak mempunyai luka di tangan, maka ia dapat menggenggam racun. Racun tidak akan mencelakakan orang yang tidak luka. Tiada penderitaan bagi orang yang tidak berbuat jahat”

“Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung atau di manapun juga, dapat ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk dapat menyembunyikan diri dari akibat perbuatan jahatnya”

“Barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri dengan jalan menganiaya makhluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan, maka setelah mati ia tak akan memperoleh kebahagiaan”

“Kota (tubuh) ini terbuat dari tulang belulang yang dibungkus oleh daging dan darah. Di sinilah terdapat kelapukan dan kematian, kesombongan dan iri hati”

“Orang yang tidak mau belajar akan menjadi tua seperti sapi; dagingnya bertambah tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang”

“Sungguh mudah untuk melakukan hal-hal yang buruk dan tak bermanfaat, tetapi sungguh sulit untuk melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri”

“Barangsiapa dapat memandang dunia ini seperti melihat busa atau seperti ia melihat fatamorgana, maka Raja Kematian tidak dapat menemukan dirinya”

“Orang yang melanggar salah satu Dhamma (sila keempat, yakni selalu berkata bohong), yang tidak memperdulikan dunia mendatang, maka tak ada kejahatan yang tidak dilakukannya”

“Dari keinginan timbul kesedihan, dari keinginan timbul ketakutan; bagi orang yang telah bebas dari keinginan, tiada lagi kesedihan maupun ketakutan”

“Kalahkan kemarahan dengan cinta kasih dan kalahkan kejahatan dengan kebajikan. Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati, dan kalahkan kebohongan dengan kejujuran”

“Tidak pada zaman dahulu, waktu yang akan datang ataupun waktu sekarang, dapat ditemukan seseorang yang selalu dicela maupun yang selalu dipuji”

“Bagaikan karat yang timbul dari besi, bila telah timbul akan menghancurkan besi itu sendiri, begitu pula perbuatan-perbuatan sendiri yang buruk akan menjerumuskan pelakunya ke alam kehidupan yang menyedihkan”

“Seseorang tidak dapat dikatakan bijaksana hanya karena ia banyak bicara. tetapi orang yang damai, tanpa rasa benci dan rasa takut dapat disebut orang bijaksana”

“Apabila dengan melepaskan kebahagiaan yang lebih kecil orang dapat memperoleh kebahagiaan yang lebih besar, maka hendaknya orang bijaksana melepaskan kebahagiaan yang kecil itu, guna memperoleh kebahagiaan yang lebih besar”

“Barangsiapa menginginkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dengan menimbulkan penderitaan orang lain, maka ia tidak akan terbebas dari kebencian; ia akan terjerat dalam kebencian”

“Meskipun dari jauh, orang baik akan terlihat bersinar bagaikan puncak pegunungan Himalaya. Tetapi, meskipun dekat, orang jahat tidak akan terlihat, bagaikan anak panah yang dilepaskan pada malam hari”

“Orang yang lengah dan berzina akan menerima empat ganjaran, yaitu : pertama, ia akan menerima akibat buruk; kedua, ia tidak dapat tidur dengan tenang; ketiga, namanya tercela; dan keempat, ia akan masuk ke alam neraka”

“Sebaiknya seseorang tidak melakukan perbuatan jahat, karena di kemudian hari perbuatan itu akan menyiksa dirinya sendiri. Lebih baik seseorang melakukan perbuatan baik, karena setelah melakukannya ia tidak akan menyesal”

“Mereka yang merasa malu terhadap apa yang sebenarnya tidak memalukan, dan sebaliknya tidak merasa malu terhadap apa yang sebenarnya memalukan; maka orang yang menganut pandangan salah seperti itu akan masuk ke alam sengsara”

“Bergembiralah dalam kewaspadaan dan jagalah pikiranmu dengan baik; bebaskanlah dari cara-cara yang salah, seperti seekor gajah melepaskan dirinya yang terbenam dalam lumpur”

“Dalam diri makhluk-makhluk timbul rasa senang mengejar objek-objek indria, dan mereka menjadi terikat pada keinginan-keinginan indria. Karena cenderung pada hal-hal yang menyenangkan dan terus mengejar kenikmatan-kenikmatan indria, maka mereka menjadi korban kelahiran dan kelapukan”

“Orang bijaksana menyatakan bahwa belenggu yang terbuat dari besi, kayu, ataupun rami tidaklah begitu kuat. Tetapi ikatan terhadap anak-anak, istri, dan harta benda, sesungguhnya merupakan belenggu yang jauh lebih kuat”

“Orang yang pikirannya kacau, penuh dengan nafsu, dan hanya melihat pada hal-hal yang menyenangkan saja, maka nafsu keinginannya akan terus bertambah. Sesungguhnya orang seperti itu hanya akan memperkuat ikatan belenggunya sendiri”

Janganlah memperhatikan kesalahan orang lain saja, buat diri kamu lebih baik. – Siddharta Gautama (Budha)

Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu. Tidak ada sesuatu yang lebih beruntung daripada adab. Tidak ada kawan yang lebih bagus daripada akal. Tidak ada benda ghaib yang lebih dekat daripada maut.#Catatan Mahasiswa

kata – kata mutiara buddha Hidup adalah BELAJAR Belajar Berpuas Hati, Meski Tak Cukup. Belajar MeMahami, Walau Tidak SeHati. Belajar Ikhlas, Meski Belum Rela. Belajar BerSabar, Walau TerBebani. Belajar Setia, Meski Ada Godaan Pikiran. Belajar MeMaafkan, Walau Pernah DiSakiti… Hati itu seperti Laut, BerGelombang & BerOmbak, Selalu MengAlami Pasang & Surut, Sangat Mudah Terbawa Arus.. Namun Tetaplah Belajar, Tetap di Jalan yang Benar. Dengan KeYakinan Teguh, SeTegar Batu Karang. Belajar MenJadi Lebih Baik, Tuk Menjadi Diri Anda yang TerBaik. Rekomendasikan ini di G

Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga,
satu yojana terasa jauh bagi orang yang lelah;
sungguh panjang siklus kehidupan bagi orang bodoh
yang tidak mengenal Ajaran Benar.

Harumnya bunga,
tidak dapat melawan arah angin.
Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati.

Tetapi harumnya kebajikan,
dapat melawan arah angin;
harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru.
Harumnya kebajikan,
adalah jauh melebihi harumnya kayu cendana,

bunga tagara, teratai maupun melati.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum;
demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum;
demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.

Walaupun hanya sesaat saja orang pandai bergaul dengan orang bijaksana,

namun dengan segera ia akan dapat mengerti Dhamma,

bagaikan lidah yang dapat merasakan rasa sayur.

Orang bodoh, walaupun selama hidupnya bergaul dengan orang bijaksana,

tetap tidak akan mengerti Dhamma,

bagaikan sendok yang tidak dapat merasakan

Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga,
satu yojana terasa jauh bagi orang yang lelah;
sungguh panjang siklus kehidupan bagi orang bodoh
yang tidak mengenal Ajaran Benar.

Pelajarilah ini dari air. Di celah-celah pegunungan dan jurang-jurang,air mengalir dengan deras menuju anak sungai.
Namun sungai besar mengalir dengan tenang. Benda kosong
selalu membuat bersuara, namun benda yang berisi selalu
hening. Orang dungu adalah seperti belanga yang setengah terisi,

orang bijak seperti kolam yang dalam dan tenang

Seperti pegunungan Himalaya, perbuatan baik bersinar dari jauh. Seperti sebuah panah yang ditembakkan di malam hari, perbuatan buruk tidak terlihat jelas.

Pemain sandiwara memakai make up dan menggambarkan kecantikan dan keburukan; tapi ketika sandiwara telah usai, dimana letaknya kecantikan dan keburukan? Pemain catur bertanding demi kemenangan dan mencoba mengungguli lawannya dalam langkah-langkah mereka, tetapi ketika permainan berlalu dan bidak telah disingkirkan, mana pertandingannya?

Orang berbudi luhur mempunyai tujuan hidup, sedang
orang yang berhati picik menganggap hidup sebagai

tujuan.

Lahan batin manusia bagaikan sepetak sawah, bila
tidak ditanami dengan bibit yang baik, tentu tidak

akan bisa menuai hasil yang baik.

Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai, kumpulan butiran

beras bisa memenuhi lumbung. Jangan meremehkan hati nurani sendiri, lakukankalah

perbuatan baik meskipun kecil.

Janganlah menangis karena gagal dalam cinta, sebab manusia akan meninggalkan semua apa yang dicintainya. (Budha Gautama)

Kebencian tak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian.

Tetapi, kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci.

Ada 4 jenis orang yang terdapat dalam dunia ini. Apakah yang empat itu?

mereka yang tidak memperhatikan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain, mereka memperhatikan kebahagiaan orang lain tetapi tidak pada diri sendiri, mereka
yang memperhatikan kebahagiaan diri sendiri tanpa memperhatikan kebahagiaan orang lain dan mereka yang memperhatikan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain…

Dari keempat jenis orang ini, mereka yang memperhatikan kebahagiaan mereka sendiri dan orang lain merupakan terutama, tertinggi, terkemuka, dan terbaik.

Empat jenis orang bijaksana yang memberi:

Ia tidak memberi sesuatu yang tidak perlu jika yang lainnya masih baik, atau dengan memandang rendah berpikir: “mereka tidak pantas untuk ditawari” Ia juga tidak menurunkan nilai pemberiannya dengan mengharapkan balasan lebih.

jika memberi pada orang bijaksana(mulia), ia tidak merasa bangga berlebihan, jika memberi pada orang terhina Ia tidak merasa rendah..

ia memberi dengan iklas, tidak akan memandang tinggi dirinya dan memandang rendah yang lainnya.

Ia tidak memberi dengan maksud yang tidak baik,
ia tidak memberi tanpa cita-cita mulia..
ia tidak memberi dengan kemarahan..

juga tidak menyesali apapun yang telah diberikan..

Ia tidak memberi banyak jika dipuji atau sedikit jika tidak dipuji..

Ia tidak memberikan sesuatu yang merugikan atau menimbulkan prilaku tercerah.
~Paramitasamasa 1:36-40

”Apakah yang baik hingga usia tua?

Apakah yang baik ketika dimantapkan?

Apakah permata berharga bagi manusia?

Apakah yang sulit dicuri oleh pencuri?”
(Jawaban)
“Moralitas adalah baik hingga usia tua;

Keyakinan adalah baik ketika dimantapkan;

Kebijaksanaan adalah permata berharga bagi manusia;

Jasa adalah sulit dicuri oleh pencuri.”

Terkadang kita mesti melakukan sesuatu yang kita tidak sukai demi menciptakan sesuatu yang kita suka.

Tidak ada yang menarik dari sebongkah batu jika tidak ada yang mau mengolahnya menjadi emas.

Jika kita ingin mengubah suatu perilaku, kita harus mengubah cara berpikir kita terlebih dahulu.

(Syair Buddhis)

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu

ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat.

Waktu ,mengubah semua hal,kecuali kita.Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri

Sebagaimana ia mengajari orang lain,

demikianlah hendaknya ia berbuat.

Setelah ia dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik,

hendaklah ia melatih orang lain.

Sesungguhnya amat sukar

untuk mengendalikan diri sendiri.

Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung atau di manapun juga, dapat ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk dapat menyembunyikan diri dari kematian.

Mengapa tertawa, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar?

Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?

(380)Sesungguhnya diri sendiri

menjadi tuan bagi diri sendiri.

Diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri.
Oleh karena itu,

kendalikan dirimu sendiri,
seperti pedagang kuda menguasai kuda yang baik.

”Kejahatan yang dilakukan oleh diri sendiri,
timbul dari diri sendiri

serta disebabkan oleh diri sendiri,

akan menghancurkan orang bodoh,

bagaikan intan memecah permata yang keras.

(165)Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan,

oleh diri sendiri seseorang menjadi suci.

Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri.
Tak seseorang pun yang dapat mensucikan orang lain.

(25)Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin, dan pengendalian diri,

hendaklah orang bijaksana,

membuat pulau bagi dirinya sendiri,

yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.

Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak berbuat sesuai dengan ajaran, maka orang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain; ia tak akan memperoleh manfaat kehidupan suci.

Jangan khawatir orang lain tidak mengerti dirimu, khawatirlah kalau kamu tidak mengerti orang lain.