Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 31 -32

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 31 : Xu Wu Gui

Ayat 1 ; Mempelajari Sifat-Sifat Anjing dan Kuda

Xu Wu Gui diperkenalkan oleh anggota keluarga istana Nu Shang kepada pangeran Wu dari Wei.

Pangeran Wu bertanya kepada Xu Wu Gui : Wajahmu sedih sekali, pasti karena hidup terpencilmu di hutan yang membuatmu mencari teman bicara.

Xu Wu Gui berkata : Sayalah yang tuanku perlukan, kesempatan apa yang dapat tuan berikan untuk saya kerjakan ?

Pangeran Wu berkata : Kau benar, memang benar bahwa aku merasa kecapean karena tanggung jawabku.

Xu Wu Gui berkata : Tuanku, saya bisa menilai watak dan penampilan anjing dan kuda.

Pangeran Wu berkata : Ya, saya ingin tahu.

Xu Wu Gui berkata : Ada tiga jenis anjing, jenis yang paling jelek adalah anjing yang hanya mampu mengisi perutnya saja. Jenis pertengahan ia setia dan waspada, kelihatannya berani dan kuat. Jenis yang paling baik adalah yang riang dan bebas, bahkan kita tak tahu apakah benar ia seekor anjing / bukan.

Pangeran Wu berkata : Ho ! Ho ! Ho ! Sangat pandai.

Xu Wu Gui berkata : Saya mengamati kuda lebih baik dari anjing. Ada dua jenis kuda, yang pertama adalah jenis kuda negara dan yang lain adalah kuda angkasa. Tubuh Kuda negara itu serasi dan ia maju / mundur menuruti perintah.

Pangeran Wu bertanya : Lalu kuda angkasa bagaimana ?

Xu Wu Gui berkata : Kuda angkasa mempunyai watak yang hebat. Apapun yang dilakukannya, ia melupakan dirinya. Kuda seperti itu selalu bergerak dan sibuk, tak menghiraukan debu dan tak perduli dimana ia berada.

Pangeran Wu berkata : Gambaran yang bagus sekali.

Anjing yang paling jelek adalah sama dengan orang yang suka menjilat, asal ia mendapatkan makanan ia akan mengikutimu, bila kamu sudah tak punya apa-apa dan tak menguntungkan lagi kamu akan ditinggalkannya.

Anjing jenis pertengahan adalah sama dengan orang yang bodoh tetapi setia , ia diberi makan dan akan membela tuannya tak perduli tuannya benar / salah .

Anjing jenis paling baik adalah sama dengan orang bijak ia akan riang dan bebas , ia akan mencari / memilih tuannya sendiri setia pada orang yang patut disetiai .

Kuda negara adalah sama dengan orang yang patuh dan ia akan menuruti perintah , serta memberi tanda bahaya kepada tuannya .

Kuda angkasa adalah orang yang melakukan sesuatu hal tanpa memikirkan dirinya dan apa yang ia peroleh .

Ayat 2 : Pembicaraan Yang Berarti dan Yang Sia-Sia

Setelah Xu Wu Gui meninggalkan pangeran Wu, Nu Shang bertanya kepadanya : Apa yang kamu bicarakan dengan benar ? Bagaimana beliau merasa begitu gembira ?

Xu Wu Gui berkata : Saya hanya mengatakan tentang seni watak dan penampilan anjing dan kuda.

Nu Shang berkata : Itu benar-benar aneh ! Sebelumnya saya biasa membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kesenian, dengan kegiatan yang menyenangkan dan kemeliteran dengan beliau. Tapi beliau tak pernah kelihatan sebahagia sekarang.

Xu Wu Gui berkata : Tak pernahkah kamu mendengar cerita tentang penjahat yang diusir dari negara Yue ? Baru saya beberapa hari ia keluar dari negara itu, ia gembira ketika berpapasan dengan teman-temannya. Setelah ada diluar negeri selama beberapa bulan, ia merasa gembira ketika bertemu dengan orang yang datang dari negerinnya. Setelah setahun ia gembira ketika bertemu dengan orang yang seperti penduduk Yue.

Xu Wu Gui berkata : Bagi para penjahat yang dibuang ketempat yang terpencil selama beberapa tahun mereka akan gembira walaupun hanya mendengar langkah kaki manusia. Apakah orang itu saudarannya / kerabatnya, tidaklah anda pikir mereka akan jatuh pingsan karena bahagiannya ? Tuanku tak mendengarkan kata-kata yang berarti untuk waktu yang lama, sebab sudah terlalu lama ia tak mempunyai teman orang Tao yang sejati.

Mendengarkan Tao sama menyenangkan dengan bersama orang yang terpercaya. Pembicaraan dunia tak berurusan dengan Tao, karena bila seseorang terlalu lama mendengarkan pembicaraan seperti itu ia akan kehilangan gairah. Terkadang orang yang terlalu banyak mendengarkan pembicaraan yang berarti, ia akan bosan dan sebaliknya bila ia terlalu banyak mendengarkan pembicaraan yang tak berarti ia pun akan bosan.

Jadi seriuslah berbicara bila orang yang diajak menuntut keseriusan dan tak serius bila orang yang diajak bicara tak serius. Jangan memaksakan dan mengunakan keahlian bicaramu untuk mengecoh / mencari sela agar ia diajak bicara, bila ini terjadi kamu akan melihat orang itu tak ada niat untuk bicara dan hanya mengimbangi pembicaraan saja.

Orang yang diajak berbicara sering mengalihkan pembicaraan / pergi dan kembali lagi itu tandanya ia tak mau diajak bicara / ia tak suka pada pembicaraanmu. Jangan berbicara berbelit-belit / penuh dengan sindirian kamu akan terbelit sendiri dan merasa disindir sendiri. Menyangkal apa yang dikatakan akan membuat orang tak percaya kepadamu.

Berbicara tetapi mengunakan arti yang tersembunyi kamu akan tak mencapai maksudmu. Berbicara dengan maksud yang saling berbenturan dari awal sampai akhir / berbolak-balik / Aliran filsafat kuda putih bukan kuda putih. Itu akan membuat dirimu dinilai buruk / kedokmu akan mudah terbuka. Tak membicarakan apa yang dihati akan membuatmu menyesal. Bicara penuh jebakan akan terjebak sendiri.

Berbicara dengan tinggi / sombong tetapi buktinya tak ada, kamu bisa di anggap sombong / egois / sok tahu.

Berbicara halus dan berliku-liku penuh intrik kamu bisa dianggap orang yang licik. Apa yang dikatakan harus dituruti kamu dianggap orang arogan.

Berbicara tak mau kalah dan terus memaksakan kehendak disebut minta maunya sendiri / minta menang sendiri. Berbicara tegas dan tak dapat dibantah itu bicara kenyataan. Bicara tak ada hubungannya dengannya dan menjelek-jelekkan orang lain itu sama dengan menfitnah.

Berbicara dengan orang lain tetapi menyerang orang yang disampingnya itu sama saja menyindir dengan kasar dan ia tak akan mempunyai teman. Bicara hal lain untuk mengalihkan pembicaraan, ia menghindari pembicaraan / tak mau diajak bicara soal itu.

Berbicara bagai dewa / nabi turun dari langit, biasanya orang tersebut sangat penjilat dan menyesatkan / penipu. Kadang halus dan kadang kasar dalam bicara orang itu suka memancing dan menekan orang lain.

Bicara sepertinya ia tahu arah pembicaraannya dan selalu mengunci / mematikan apa yang direncanakan, orang itu sudah tahu cara berpikir kita dan jangan coba-coba berpikir ia akan terjebak.

Ayat 3 : Kematian Kera Congkak

Ketika Raja Wu tiba dihutan untuk berburu kera. Ketika busur dilepaskan, kera-kera itu berlarian dengan panik. Tetapi ada kera yang berayun-ayun menunjukan ketangkasannya.

Raja Wu berkata kepada para prajuritnya : Aku harus menangkapnya, panahlah bersama-sama. Secara bersamaan para prajurit memanah kera tersebut, kera itu akhirnya mati terkena anak panah.

Raja Wu berkata : Kera ini mungkin saja sangat tangkas, tapi karena ia berani memamerkan ketangkasannya, ia mengalami akhir yang mengenaskan .

Janganlah congkak dan memamerkan kepandaian karena sering kali membahayakan, jadi sembunyikan watak aslimu yang mencolok. Orang sombong akan mudah dikalahkan, orang yang tinggi hati akan mudah direndahkan, orang yang suka menekan orang lain akan diremehkan. Orang yang suka menantang orang lain ia akan kalah telak dan tak mendapatkan apa-apa.

Ayat 4 : Tao Sebagai Faktor Senteral

Raja Xing, raja jaman dahulu memahami prinsip utama yang semua benda mengelilinginnya dan dengannya ia dapat mengikuti perkembangannya. Tak ada masa lalu, sekarang maupun masa depan, waktu adalah pikiran.

Menyatu dengan benda-benda tak ada yang terpisahkan mengikuti alam dan tak melakukannya dengan penuh tanpa konsep manusia. Bila seseorang menemukan watak sejatinya, akan ada kesatuan dengan benda. Ia tak melihat adanya awal dan akhir dan ia melalui waktu, tapi didalamnya tak ada perubahan. Ia dapat penuh maupun kosong.

Ada pepatah yang mengatakan : Bila hati bersatu dengan pikiran menjadi kemauan jika kemauan bersatu dengan tekat maka prilaku akan menyatu dengan hati dan pikiran.

Ayat 5 : Menangkap Ikan Paus

Putra Pangeran Ren dengan sebuah kail besar, tali yang kuat dan 50 ekor sapi jantan sebagai umpan berjongkok di gunung Hui Qi dan melemparkan kailnya kelaut timur.

Setelah satu tahun seekor ikan paus menelan kali itu dan ketika ikan itu berusaha melepaskan diri ombak pun menggelora, setinggi bukit. Pangeran mendapatkan ikan besar, memotongnya dan semua rakyat mendapat bagian.

Kejadian ini diceritakan oleh juru donggeng kepada yang lainnya dengan kekaguman, tetapi orang yang biasa memancing dengan tali pancing kecil untuk menangkap ikan kecil sama sekali tak mempercayainya.

Para pengejar ilmu takkan mengenal Tao, karena ia mengunakan pengetahuannya yang terbatas itu untuk memahami Tao yang tersembunyi dibalik pengetahuannya. Pembaca / pelajar yang baik mencari inti yang tersirat bukan menghafal tulisannya. Para guru dan pengajar yang baik memperbaiki apa yang ia ajari dan menerangkan isinya, meskipun tanpa diberi hadiah.

Bab 32 : BAHASA KIASAN

Ayat 1 : Kong Hu Cu mengubah pendapatnya

Kong Hu Cu pada umur 60 tahun telah mengubah pikirannya, apa yang dulu dianggap benar, tak lagi dianggapnya benar. Yang sekarang dianggapnya benar, tak dikatakannya bahkan ia pernah menganggapnya salah.

Hui Zi bertanya kepada Zhuang Zi : Apakah ia masih melaksanakan pengetahuannya dan melatih keinginannya ?

Zhuang Zi berkata : Tidak, ia telah meninggalkannya. Ia merasa bahwa mengatakan kepada orang lain, mana yang benar dan mana yang salah, hanya di terima dimulut dan tak dihati agar mereka menerima dihati, hanya keselarasan dengan Tao bisa mencapainya.

Pengetahuan hanya akan berkembang dalam pikiran bukan kebijakan, orang yang benar-benar bijaksana berada dibalik pengetahuan. Jadi orang yang masih menasehati berulang-ulang, orang yang tak bisa dinasehati adalah orang yang bodoh. Daripada menasehati orang yang fanatik / egois / munafik, lebih baik mengatur diri sendiri, orang hidup dengan tujuan masing-masing.

Daripada kita memaksakan tujuan kita kepada orang lain lebih baik mencari orang yang mempunyai tujuan yang sama dan cara berbikir yang sama. Daripada menghabiskan waktu untuk orang yang tak mempunyai tujuan yang sama lebih baik mencari orang yang mempunyai tujuan yang sama. Itulah kebajikan yang sebenarnya.

Ayat 2 : Kesedihan Yang Tak Perlu

Zeng Zi dua kali berkerja di kantor pemerintahan, tiap kali ia mempunyai pikiran yang berbeda. Zeng Zi berkata : Pertama kali aku berkerja hanya digaji 3 kantong beras, tapi aku gembira sebab orang tuaku bisa makan bersamaku. Sekarang pendapatanku 300 kantong beras, tapi aku sedih karena aku tak bisa menikmatinya bersama orang tuaku.

Murid Kong Hu Cu bertanya kepada Kong Hu Cu : Zeng Zi telah memperbaiki statusnya, seharusnya ia bebas dari kecemasan.

Kong Hu Cu berkata : Dalam Hal pendapatan, ia tak perlu mencemaskannya. Tapi ia mempunyai beban pikiran lain. Bisakah orang yang beanr-benar bebas merasa bahagia / sedih ? Karena beras sebanyak 3 / 300 kantung baginya yak lebih dari seekor bangau / nyamuk yang lewat dimukannya.

Zeng Zi mungkin tak memperdulikan pendapatnya, tapi sangat memperhatikan hubungan dengan orang tuanya. Karena itu merasa bahagia / sedih tak bebas. Terkadang manusia ada yang dipikirkan dan membuatnya sedih / bahagia. Orang miskin sedih tak punya uang, tapi ia bahagia karena dapat berkumpul dengan keluargannya. Orang kaya bahagia mempunyai banyak uang, tapi ia sedih karena ia tak dapat meluangkan waktu berkumpul dengan keluargannya.

Orang akan sedih kalau keluarganya ada yang meninggal / terkena musibah. Orang akan sedih bila orang yang disayanginya meninggalkan dirinya / tak membalas sayangnya. Orang tua akan sedih bila melihat anaknya membuat susah dan mempermalukan keluarganya. Orang kaya sedih bila keinginanya tak dipenuhi. Anak manja / sedih bila kemaunya tak dituruti. Tetapi bila ada orang yang punya cukup uang dan dimanja keluarganya serta orang yang disayanginya / dicintainya menyayanginya dean mencintainya, tetapi ia sedih karena kemauannya yang aneh tak dituruti. Apakah orang seperti itu patut dikasihani / dianggap sudah tidak waras ?

Ayat 3 : Tingkatan Tao

Yan Cheng Zi You berkata kepada Dong Guo Zi Qi :

Saya belajar tentang Tao dari tuan, pada tahun pertama saya menjadi seperti kuda liar.

Tahun kedua saya menjadi patuh.

Tahun ketiga saya bebas dari kecemasan.

Tahun keempat tak ada perbedaan antara saya dengan benda-benda.

Tahun kelima yang banyak menjadi satu.

Tahun keenam saya mendapat semangat.

Tahun ketujuh saya mengikuti kehendak alam.

Tahun ke delapan saya melupakan hidup dan mati.

Tahun kesembilan saya memperoleh kebahagian.

Orang tak boleh berpikir memperoleh kemajuan dalam Tao dengan sengaja, ikuti saja cara alam maka orang tak akan memikirkannya dirinya lagi. Bila seseorang terlalu berharap akan memperoleh hasil pada tahun pertama sampai kesepuluh pun, ia hanya akan menjadi kuda liar.

Bila seseorang terlalu merencanakan sesuatu dan harus sesuai rencananya, ia tak akan memperoleh apa-apa, cepat / lambat suatu rencana tergantung langkah dan hubungan tersebut. Bila pembukaan / awal saja tak terjadi / setatusnya saja tak jelas mengapa harus memaksakan dan mempercepat rencana, maka itu akan menghancurkan / membatalkan rencana yang telah disusun secara otomatis. Jadi awali dahulu langkah awal baru mengadakan kesepakatan, bila tidak 100 tahun lagi kamu tetap berada diawal yang tanpa tahu kapan berakhirnya. Ini benar-benar sangat membosankan !

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 33

Leave a comment